Ia kembali mengingat kegiatannya seharian ini. Ia benar benar tak bisa menolak Vino yang memintanya menemaninya. Dia juga merasakan jantungnya berdetak lebih cepat saat Vino menatapnya dengan lekat
"Dan yaa.. Kita bakal kesal, bahkan sakit kalau kita tau dia tengah bersama orang lain. Itu namanya cemburu" ujar Audrey mengimbuhi
Agatha kembali terdiam.. Ia juga sangat merasa kesal saat Vino membicarakan Wanda , bahkan itu masih terasa sampai sekarang.
"Tapi apapun itu.. Masalah perasaan gak bakal mudah diatasi sayang, menjatuhkan hati pada orang yang salah bisa membuat kita merasa terpuruk. Lu harus kuat.. Jatuhkan hatimu pada orang yang juga sayang sama kamu, karena dia bakal jaga hati dan cinta lu, dia gak bakal biarin lu jauh.." ujar Audrey dengan serius
Agatha terdiam.. Memperhatikan ucapan kakaknya dengan seksama. Orang yang juga sayang? Vino bahkan tak peduli dengannya. Apa iya dia jatuh cinta dengan orang yang salah?
"Jadi… Siapa orang itu? Siapa orang yang udah buat adik kakak ini jatuh cinta?" tanya Audret kini merangkul adiknya yang masih saja diam.
Dia masih berusaha mencerna apa yang diutarakan sang kakak. Takut. Ya.. Mungkin itu kata yang tepat untuk Agatha saat ini. Takut bila ia telah menjatuhkan hati pada orang yang salah. Vino.... Temannya sendiri.
Semilir angin malam kini berhembus, cukup dingin menusuk tulang berhasil disadari dua orang kakak beradik ini.
"Kita masuk aja yuk, dingin.. Gak baik buat kesehatan kamu" ujar Audrey kini mengajak Agatha untuk masuk ke dalam rumah
Agathaa mengangguk, menurut. Dan melangkah beriringan dengan sang kakak memasuki rumahnya.
"Gw mau langsung tidur aja deh kak, capek" ujar Agatha
Audrey menganggu meng-iya-kan. Kini Agatha beralih melangkah memasuki kamarnya, matanya sedikit memicing melihat sebuah kotak berukuran besar diranjang tempat tidurnya.
"Apa ini? Perasaan tadi gak ada" gumamnya lalu membuka kotak itu.
Matanya berbinar, senyuman kembali tercipta dari bibir soft pink nya saat melihat apa yang ada di dalam kotak besar itu.
"Keropi!!" serunya lalu mengambil boneka keropi memeluk itu. Boneka itu sama persis dengan boneka yang ia lihat di toko bersama Vino tadi.
"Ah.. Lucu banget" lirihnya senang memeluk boneka itu dengan erat. Pandangannya kini beralih pada kotak tadi, masih ada sesuatu disana.
Agatha duduk di bibir ranjang, meletakkan boneka keropinya, dan kembali mengambil isi dari kotak besar itu.
"I..ini.." gumamnya tercekat saat melihat gaun biru muda panjang dengan hiasan manik juga bunga kecil. Itu baju yang juga sama ia lihat di toko tadi. Senyumnya kian mengembang..
Pandangannya kini tertuju pada sebuah kertas yang masih ada di dalam kotak, dengan segera Agatha meraih secarik kertas itu,
*Ini buat yang udah nemenin aku hari ini*
Sederet kalimat singkat berhasil membuat Agatha kian tersenyum senang, ia tau betul siapa yang mengirim ini meski tak ada nama yang tertera disana
"Vinoo.." gumamnya tersenyum kembali meraih boneka keropi itu, memeluknya dengan erat.
'Jelek'
'Boneka kodok? Seleramu begitu buruk'
Ucapan Vino kembali terngiang. Padahal ia sangat mengkritisi pilihannya tadi. Tak akan menyangka bila Vino sendiri yang memberikannya,.
"Terimakasih.." lirihnya Kian mempererat pelukan pada boneka keropi itu