"Gw mohon jangan pergi Agatha! " ujar Vino lalu kembali menambah kecepatan laju mobilnya. Satu tujuannya, tepat waktu sampai di bandara sehingga dia dapat menghentikan Agatha yang akan pergi.
Perasaannya begitu kacau saat Agatha mengatakan kalau ia tak dapat pergi bersamanya karena akan pergi. Sangat amat tak ingin Agatha pergi jauh darinya saat ini.
"Maaf kalau gw nyakitin hati lu Agatha... Tapi gw bener bener gak bisa biarin lu pergi gitu aja Sekarang" ujarnya
Selang berapa lama kemudian, ia sampai di sebuah bandara.
Hati Vino kian berdegup kencang saat melihat sekitar. Begitu banyak orang yang memang hendak pergi, namun Vino tak ingin Agatha adalah salah satu dari mereka.
Ia kini berlari, memasuki bandara.. Pandangannya dengan gelisah mencari sosok perempuan cantik berjilbab yang selama ini menjadi teman baiknya.
"Agatha. Ayolah.. Gw mohon, jangan pergi.." gumam Vino masih dengan menyapu pandang dari banyak orang disana
Ia menghentikan langkah melihat seorang gadis berjilbab tengah menarik koper besar
"Agatha!" panggil Vino berseru
Gadis itu menoleh..
Benar, Itu Agata. Dengan segera Vino berlari menghampiri gadis manis yang memandangnya.
"Agatha.." lirih Vini kini memeluk Agatha dengan erat
"Eh.."
Sedikit kaget gadis ini mendapat pelukan dari Vino yang tiba tiba
"Gw mohon.. Gw mohon jangan pergi.. Gw gak mau kau pergi dari gw . Gw gak mau sendirian tanpa lu" ujar Vino menenggelamkan wajahnya.. Mempererat pelukannya
"Vino.." lirih Agatha hendak melepas pelukan Vino
Vino menggeleng lemah..
"Gw mohon.. Gw gak mau lu pergi. Gw minta maaf kalau gw nyakitin lu. Semalam gw memang sengaja lakuin itu karena gw mau tau lu sayang apa enggak sama lu. Gw udah bilang sama semuanya termasuk Wanda. Gw gak suka sama Wanda.. Gw sayang nya sama lu Agatha. Gw sayang sama lu.. Gw mohon jangan pergi.. Gw mohon.." tutur Vino
Agatha terdiam mendengar apa yang di ucapkan oleh Vino