Chapter 14 - 14

"Dan.. Saat ini.." lirih Vino kembali memegang kedua pipi Agatha, menatapnya begitu intens.

"Kita bakal jadi teman hati yang memang benar benar saling menemani, entah itu dalam suka ataupun duka, gw mau.. Lu selalu ada untuk gw.." ujar Vino yang belum mendapat respond apapun dari Agatha

Vino mengerjap malas..

"Belum paham?" tanya Vino

Agatha mengangguk lemah..

Vino menghela nafas panjang,

"gw mau lu jadi pacar gw" ujar Vino to the point

Agatha terkesiap..

"A..apa yang–"

"gw udah bilang, gw sayang sama lu" sahut Ridho

Agatha kembali bungkam, memandang Vino dengan lekat.. Vino tersenyum, ia kini beralih mendekat, mengecup kening Agatha dengan lembut

'DEG!'

"Ekhem!" dehem seseorang

Spontan Agatga mendorong Vino, menjauh.. Terlebih saat melihat sang kakak tengah berdiri menatap ke arahnya dengan tatapan dingin

"K..kakak.."

Vino menelan salivanya dengan tercekat saat melihat Audrey. Dia baru saja mencium kening Agatha tanpa izin..

"Oke Vino, apa tadi lu bilang? Hem?!" tanya Audrey

Vino menghela nafas..

"Gw sayang sama Agatha kak" ujar Vino kini dengan lantang

Agatha spontan menoleh.. Kali ini baru ia tau kalau Vino benar benar serius dan tak bohong.

Audrey tersenyum.. Berjalan ke arah Agatha , merengkuh pundak sang adik..

"Kalau lu bener bener sayang sama lu, lu bakal jagain Agatha kan?" ujar Audrey kini bertanya

Vino tersenyum..

"Gw bakal jaga Agatha selama Kakak pergi" ujar Vino dengan yakin

Agatha beralih pada adiknya

"Sekarang, lu baik baik yah.. Ada Vino yang bakal jaga lu. Teman hati lu.." ujar agatha

Agatha memeluk Audrey ,

"Kakak jangan lama lama.." ujar Agatha

Audrey mengangguk, membalas pelukan sang adik, mengangguk lemah..

"Jangan lupa tiap hari harus video call sama gw kak" ujar Agatha melepas pelukannya

Audrey kembali mengangguk..

"Vino, jaga Agatha baik baik, kakak percaya sama lu" ujar Audrey serius

Vino mengangguk..

Audrey menghela nafas, menarik kopernya

"Kakak berangkat yah" pamit nya

Agatha mengangguk, melambaikan tangannya, tanda perpisahan pada sang kakak.

Sejenak, terdiam kedua insan ini memandang sosok perempuan yang kini sudah tak terlihat lagi dari kejauhan.

Vino melangkah, merangkul Agatha..

"Jadi.. Tempat mana yang akan jadi tempat kencan pertama kita?" tanya Vino

Agatha mengangkat wajah, memandang Vino.

"Kencan? Memang kita pacaran?" tanya Agatha

Vino menghela nafas panjang.. Namun ia tersenyum mendengar ucapan Agatha. Baginya, inilah yang membuat dirinya bisa jatuh cinta. Sebuah sifat yang tak dibuat buat menjadi orang lain

"Kita kan teman hati.. Jadi lebih dari pacar" jawab Vino

"Teman hati?"

Vino mengangguk..

"Tapi.. Apapun itu, i love.. I love yourself.." lirih Vino pada Agatha

Agatha tersenyum, menjatuhkan pandangannya..

"Baik.. Ayo kita pergi, teman hatiku" ujar Vino menggandeng tangan Agatha berjalan keluar dari bandara. Entah apa nama yang mereka sandang. Teman hati, sahabat, pacar, itu tidaklah jelas. Namun Satu yang jelas, mereka bahagia bila mereka bersama.

THE END