"Dan.. Saat ini.." lirih Vino kembali memegang kedua pipi Agatha, menatapnya begitu intens.
"Kita bakal jadi teman hati yang memang benar benar saling menemani, entah itu dalam suka ataupun duka, gw mau.. Lu selalu ada untuk gw.." ujar Vino yang belum mendapat respond apapun dari Agatha
Vino mengerjap malas..
"Belum paham?" tanya Vino
Agatha mengangguk lemah..
Vino menghela nafas panjang,
"gw mau lu jadi pacar gw" ujar Vino to the point
Agatha terkesiap..
"A..apa yang–"
"gw udah bilang, gw sayang sama lu" sahut Ridho
Agatha kembali bungkam, memandang Vino dengan lekat.. Vino tersenyum, ia kini beralih mendekat, mengecup kening Agatha dengan lembut
'DEG!'
"Ekhem!" dehem seseorang
Spontan Agatga mendorong Vino, menjauh.. Terlebih saat melihat sang kakak tengah berdiri menatap ke arahnya dengan tatapan dingin
"K..kakak.."
Vino menelan salivanya dengan tercekat saat melihat Audrey. Dia baru saja mencium kening Agatha tanpa izin..
"Oke Vino, apa tadi lu bilang? Hem?!" tanya Audrey
Vino menghela nafas..
"Gw sayang sama Agatha kak" ujar Vino kini dengan lantang
Agatha spontan menoleh.. Kali ini baru ia tau kalau Vino benar benar serius dan tak bohong.
Audrey tersenyum.. Berjalan ke arah Agatha , merengkuh pundak sang adik..
"Kalau lu bener bener sayang sama lu, lu bakal jagain Agatha kan?" ujar Audrey kini bertanya
Vino tersenyum..
"Gw bakal jaga Agatha selama Kakak pergi" ujar Vino dengan yakin
Agatha beralih pada adiknya
"Sekarang, lu baik baik yah.. Ada Vino yang bakal jaga lu. Teman hati lu.." ujar agatha
Agatha memeluk Audrey ,
"Kakak jangan lama lama.." ujar Agatha
Audrey mengangguk, membalas pelukan sang adik, mengangguk lemah..
"Jangan lupa tiap hari harus video call sama gw kak" ujar Agatha melepas pelukannya
Audrey kembali mengangguk..
"Vino, jaga Agatha baik baik, kakak percaya sama lu" ujar Audrey serius
Vino mengangguk..
Audrey menghela nafas, menarik kopernya
"Kakak berangkat yah" pamit nya
Agatha mengangguk, melambaikan tangannya, tanda perpisahan pada sang kakak.
Sejenak, terdiam kedua insan ini memandang sosok perempuan yang kini sudah tak terlihat lagi dari kejauhan.
Vino melangkah, merangkul Agatha..
"Jadi.. Tempat mana yang akan jadi tempat kencan pertama kita?" tanya Vino
Agatha mengangkat wajah, memandang Vino.
"Kencan? Memang kita pacaran?" tanya Agatha
Vino menghela nafas panjang.. Namun ia tersenyum mendengar ucapan Agatha. Baginya, inilah yang membuat dirinya bisa jatuh cinta. Sebuah sifat yang tak dibuat buat menjadi orang lain
"Kita kan teman hati.. Jadi lebih dari pacar" jawab Vino
"Teman hati?"
Vino mengangguk..
"Tapi.. Apapun itu, i love.. I love yourself.." lirih Vino pada Agatha
Agatha tersenyum, menjatuhkan pandangannya..
"Baik.. Ayo kita pergi, teman hatiku" ujar Vino menggandeng tangan Agatha berjalan keluar dari bandara. Entah apa nama yang mereka sandang. Teman hati, sahabat, pacar, itu tidaklah jelas. Namun Satu yang jelas, mereka bahagia bila mereka bersama.
THE END