Chapter 9 - 9

Ia meraih ponselnya, Dengan lihai jarinya mengutak atik ponsel kesayangannya..

Matanya sedikit memicing melihat ada sebuah pesan disana

'Pulang tanpa pamit, itu bukan teman yang baik namanya'

Itulah isi dari pesan itu yang tak lain dari Vino, orang yang baru ia pikirkan

Agatha mengembungkan pipinya melihat isi pesan itu.

"Gw takut kalau Rasa sesak di hati semakin menjadi, itu juga gak baik buat kesehatan, jadi gw pergi sebelum nanti gw sakit" gumamnya menulis pesan balasan.

Tak berselang lama, pesan balasan dari Vino kembali masuk

'Itu gak ada Hubungannya' isi pesan singkat dari Vino

Agatha menggaruk tengkuk kepalanya yang tak gatal

"Memang gak ada Hubungannya yah?" tanya Agatha pada dirinya sendiri

Ia menghela nafas panjang..

"Tapi disini memang sesak rasanya, takut nanti kalau jadi sakit gimana?" ujar Agatha kini dengan konyolnya bermonolog.

Sedikit lama ia memikirkan hal yang tak penting itu.

Ponselnya kini kembali menunjukkan pesan masuk dari Vino

'Hari ini gw mau ke taman tulip, gw mau lu ikut, lu dimana sekarang?'

Agatha berbinar saat melihat isi pesan Vino yang mengajaknya ke taman tulip. Itu taman besar yang begitu indah dengan berbagai bunga indah..

Namun, raut wajahnya berubah muram..

"Gw gak bisa.. Gw mau pergi hari ini, maaf" gumam Agatha menulis pesan balasan

Tak berselang lama, Audrey kini datang, menarik dua koper besar…

"Eh.. kakak udah selesai mandinya? Cepet amat?" tanya Agatha kini beranjak membantu Audrey membawa salah satu koper besar itu

"Lupakan saja soal mandi! Ayo kita berangkat sekarang!" ujar Audrey benar benar tergesa

Agatga membolakan matanya mendengar ucapan Ika

"Kakak gak mandi?!!" seru Agatha

"Aish! Udah ah, ayo berangkat!" ujar Audrey tak menjawab pertanyaan Agatha

Audrey mengangkat bahu.. Menyerah, menurut mengikuti Kakaknya.

Ponsel Agatha kembali berderit saat mereka tengah berada dalam perjalanan. Kembali, pesan dari Ridho

'Pergi kemana?'

Agatha dengan segera menulis pesan balasan..

'Bandara.. Udah dulu yah, ponsel gw udah lowbat. Gw gak bisa pergi sama lu. Dan buat yang kemarin, maaf kalau gw gak bisa jadi teman yang baik dan sama sekali gak ngucapin selamat buat lu'

Dengan segera ia mengirim serentet kalimat untuk Vino. Bersamaan dengan terkirimnya pesan itu, ponselnya kini mati. Benar benar lowbat.

"Bajunya udah semua kan dek?" Tanya Audrey

Agatha hanya mengangguk meng-iya-kan. Ia kini menyimpan ponselnya dalam tas kecil. Pandangannya beralih kearah jendela, memaku pandang pada jalanan yang lumayan ramai lewat kaca mobil.

"Maaf kalau gw gak bisa jadi temen yang baik buat lu.." ujar Agath lirih mengingat Vino

"Tapi itu memang bener bener sakit rasanya.. Bukannya lebih baik kalau gw pergi? Gw gak bakalan ngerasa sakit karena gw" imbuhnya miris kembali mengingat kejadian semalam.

Masih terngiang jelas saat Vino memuji Wanda, menyuruh Wanda naik ke panggung, dan juga saat benar benar mengatakan sayang pada Wanda.

"Agatha.." panggil audrey

Agatha menoleh

"kenapa Dek?" tanya Audrey

Agatha mencoba tersenyum, menggeleng lemah..

"Vino tadi bilang mau ngajak gw ke taman tulip hari ini" ujar Agatha

"udah bilang sama Vino kalau mau pergi hari ini kan?" tanya Audrey sedikit serius

Agatha mengangguk lemah.. Tersenyum simpul

"udah bilang sama Vino kok kak.." jawab Agatha