"Ayah kita masih punya harapan." kata Shadow,
Peperangan besar sedang terjadi antara Azeroth melawan Belarus, Belarus Kingdom yang dipimpin Disonius Khan sedang melakukan ekspansi skala besar dan menguasai kerajaan yang berada dihadapannya. "Ya kita masih punya harapan yaitu dirimu, segera mundur dan pergi dan medan perang ini." kata King Dainosius of Azeroth pada pria berambut hitam, "Ayah memang punya rencana apa?" tanya Shadow, "Kau lah rencananya, selama kau masih hidup Azeroth tidak akan sepenuhnya hilang." kata King Dainosius, "Perang ini kan dimulai oleh paman Disonius, kenapa kita yang harus yang menderita?" tanya Shadow, "Semua ini salah kakekmu, karena kesalahan kecil kakekmu menghukum pamanmu dengan sangat kejam. Ingatlah Shadow, jangan lakukan kesalahan yang sama seperti kakemu." kata King Dainosius of Azeroth. King Dainosius segera memukul perut Shadow dengan cukup keras dan perlahan Shadow mulai kehilangan kesadaran. King Dainosius memerintahkan salah satu kesatrianya menaikan tubuh shadow keatas kuda dan mememukul pantat kuda tersebut.
Shadow terbangun dari mimpi tersebut, tubuhnya berkeringat dan gemetar. "Mimpi yang sama....ayah...." kata Shadow sambil melihat kalung yang menjadi tanda keluarga kerajaan, "Sudah 2 tahun sejak saat itu, King Disonius beruntung tidak menemukanku dan mengira aku tewas dalam Battle of Dark Clift." kata Shadow pelan sambil melihat kalung tersebut. Shadow segera berdiri dan mandi pagi, pagi ini memang cukup cerah dan Town of Marry cukup rama. Shadow segera memakai armor bajanya yang sengaja di cat berwarna hitam serta juba hitamnya, setelah itu dia mengambil deathshycte miliknya dan melihat pada deathshycte tersebut sambil mengingat sesuatu. "Thanathos Deathshcyte, tanpa senjata ini aku tidak akan bisa bertahan hidup." kata Shadow sambil melihat senjata andalannya, seorang pria berkerudung hitam memberikan deathshycte tersebut disaat Shadow tersesat di Dark Forest of Malebolge. Shadow segera keluar dari penginapan tersebut dan berjalan menuju ke Hunter Guild.
Sepanjang perjalanan, banyak sekali anak kecil berlarian dan saling mengejar, kekejaman Belarus hanya berfungsi pada negara jajahannya saja dan bukan negara asal Dinosius Khan. Walau Shadow melihat sang paman sebagai pembunuh keluarga kerajaan tetapi sang paman ternyata sangat baik pada rakyatnya terutama pada Zeroth yang sudah berubah menjadi Belarus. Shadow tersenyum pada semua orang yang dia temui, banyak orang yang senang karena Shadow berada di Town of Marry karena Shadow berhasil menumpas dan menangkap kepala bandit yang meneror kota tersebut. "Shadow, kau mau ke adventure guild?" tanya seorang wanita berambut pirang, wanita tersebut bertubuh langsing dan berpakaian merah. "Marrie, tidak kusangka kita bertemu disini. Seperti biasanya sambil mencari tugas." kata Shadow sambil tersenyum, mereka pun berjalan bersama. "Kau dengar rumor? Katanya Prince of Azeroth masih hidup loh." kata Marrie, "Aku juga dengar rumor tersebut, tetapi faktanya semua anggota Royal Family of Azeroth sudah terbunuh disaat perang terakhir." kata Shadow, "Jadi hanya rumor ya? Sudah kuduga berita itu tidak benar, jika sepenuhnya benar ditakutkan terjadi perang lagi." kata Marrie, "Sudah jangan dipikirkan, nanti cepat tua loh." kata Shadow, Marrie langsung cemberut lalu menginjak sepatu Shadow dan segera berjalan cepat menuju Adventure Guild. "Ouch....maaf, aku kan hanya bercanda." kata Shadow sambil menyusul Marrie.
Sesampainya di Adventure Guild, Marrie segera bertugas di bagian resepsionis, Shadow segera duduk di kursi dan memesan sarapan. Tidak lama sekelompok penduduk dari kota lain tiba dan segera mendaftarkan sebuah tugas yang mungkin akan diambil oleh para petualangan yang sedang mampir ke Town of Marry, Shadow yang sedang sarapan memperhatikan penduduk tersebut dan dengan cepat menghabiskan sarapannya. Penduduk tersebut menyerahkan sekantung uang dan segera pergi, tidak lama Shadow mendekati Marrie. "Marrie sepertinya ada pekerjaan baru dan bayarannya juga lumayan, memangnya pekerjaan apa?" kata Shadow, "Sekelompok Goblin menyerang Alkania Village dan melakukan perusakan yang parah pada rumah penduduk, kau tertarik?" kata Marrie, "Goblin ya? Boleh juga, lagi pula jaraknya hanya 1 hari perjalanan kan? Aku terima pekerjaan bayarannya ini." kata Shadow, "Baiklah kalau begitu, kau secara resmi mengambil pekerjaan ini." kata Marrie sambil memberi stempel pada form permintaan tugas lalu membetulkan kaca mata.
"Sebelum berangkat berangkat aku perlu melakukan persiapan, kau mau menemaniku?" tanya Shadow, "Tapi kan aku sedang bekerja, aku takut kalau aku meninggalkan tempat aku akan dimarahi oleh Guild Master." kata Marrie, "Ow Shadow mau mengajak Marrie keluar? Boleh. Sesekali tidak masalah sih, Alice segera kemari dan gantikan Marrie sebentar." kata seorang pria paruh baya dengan rambut perak, pria tersebut memakai pakaian seperti bangsawan tetapi lebih simple. "Guild Master." kata Shadow menunduk, "Sudah sana Marrie, kau sendiri sudah bekerja keras." kata Guild Master, Marrie pun terkejut senang lalu mengangguk. Shadow segera meninggalkan Adventure Guild bersama Marrie, Shadow dan Marrie segera menuju ke Potion Shop dan masuk ke toko tersebut.
"Linda....aku mau beli beberapa potion untuk pekerjaan besok, apa semua potion dan elixir sudah ada?" tanya Shadow ke seorang wanita berambut cokelat, wanita tersebut mempunyai mata berwarna amber dan memakai pakaian maid dengan rok mini berwarna hitam. "Tentu saja lah, stok baru dari desa Gold Moon tiba kemarin." kata Linda, "Kalau begitu begitu aku perlu 20 botol Potion of Health XL, 50 Light Health Potion, 10 Potion on Awakening, 5 Haste Pill, 5 Thunder Potion dan Scroll of Invisible." kata Shadow sambil memberikan 1 kantong kecil uang. "Baiklah, tunggu dulu ya~" kata Linda menerima uang tersebut lalu masuk ke dalam toko. Marrie berkeliling melihat toko dan melihat beberapa botol potion, dan tertarik pada 1 botol kecil potion. "Ini dia semua pesananmu Shadow, kau kuberi 1 bonus potion apapun yang kau pilih." kata Linda, " Kau saja yang pilih, akan kutunggu diluar." kata Shadow keluar Potion Shop.
"Ini potion apa ya? tanya Marrie, " Potion of Good Luck? Potion itu sangat kuat efeknya loh. Siapaun yang meminum satu tetes potion tersebut akan menjadi orang paling beruntung didunia." kata Linda, "Aku ambil yang ini, kan tadi Shadow kau beri bonus 1 botol kan? Bonusnya potion ini saja." kata Marrie, "Baiklah kalau begitu, bonus Shadow sudah impas." kata Linda, Marrie pun keluar menemui Shadow yang menunggu di
"Sudah selesai ya? Berikutnya ke blacksmith, paman Gulark seharusnya selesai memperbaiki gaunletku yang rusak." kata Shadow, Marrie hanya mengangguk. Shadow berjalan bersama Marrie menuju ke blacksmith, Marrie memeluk lengan Shadow. "Kita seperti sedang berkencan." kata Shadow, "Benar~" kata Marrie sambil memeluk tangan Shadow, tidak sadar mereka sudah tiba di blacksmith dan segera masuk ke rumah tersebut.
"Paman Gulark, apa sudah selesai?" tanya Shadow, "Ah Shadow.....kebetulan sudah selesai, kerusakannya cukup parah jadi aku memperbaiki gaunlet ini dengan bahan yang lebih kuat." kata seorang Dwarf dengan janggut hitam, Dwarf tersebut datang bersama Shadow ke Town of Marry 2 tahun yang lalu. "Coba aku lihat dulu...." kata Shadow sambil memeriksa gaunlet tersebut, "Aku memakai sebuah metal unik bernama Alumunium, cukup kuat tetapi sangat ringan." kata Gulark, "Bisa pesan untuk armor ku?" tanya Shadow, "Boleh saja, asal ada biayanya." kata Gulark sambil tertawa, "Paman, kau bisa mengasah Deathshycte ini?" kata Shadow sambil memberikan Deathshycte hitam miliknya, "10 menit dan akan bisa mencabut nyawa orang lain." kata Gulark sambil mengambil Deathshycte tersebut dan mulai mengasah Deathshycte tersebut.
10 menit berlalu dan Gulark kembali dengan deathshycte milik Shadow, wajahnya terlihat terkejut bercampur kagum. "Sudah selesai, dan harus aku akui deathshycte ini ternyata sangat ringan dan punya enchanment yang sangat kuno." kata Gulark, "Dari mana paman tahu?" tanya Shadow, "Goresan rune pada Deathshycte ini menjadi bukti, bahkan sangat kuno sekali." kata Gulark, "Ya sudah kalau begitu paman, ini biayanya." kata Shadow sambil memberi uang. Shadow segera memakai gaunlet tersebut dan dibantu oleh Marrie, setelah itu Shadow dan Marrie pergi dari tempat itu.
Shadow dan Marrie berjalan berkeliling kota sambil melihat banyak tempat menarik, Marrie yang selalu sibuk sangat senang dan terlihat bahagia. "Jadi bagaimana? puas melihat kota?" tanya Shadow, Marrie hanya mengangguk senang. "Marrie, rencanamu masa depan apa?" tanya Shadow, "Apa ya? Mungkin menjadi istri dari petualangan dan ikut berpetualang bersama suamiku. Kalau kamu?" balas Marrie, "Aku? Impianku ada di masa lalu, kedepan mungkin hanya bertualang melihat dunia." kata Shadow, "Ah sudah petang, aku akan mengantarkanmu pulang ke Adventure Guid." kata Shadow, Marrie hanya menggelengkan kepala. "Kau mau kemana?" tanya Shadow, "Ketempat kau menginap, aku mau melihat seperti apa tempatmu." kata Marrie, "Boleh, tapi kalau jelek jangan protes ya." kata Shadow, Shadow lalu mengajak Marrie ke penginapan tempatnya istirahat.
"Ini dia, kecil dan nyaman." kata Shadow sambil membuka pintu, Marrie pun masuk dan Shadow menutup pintu tersebut. "Cukup nyaman dan cukup senyap." kata Marrie, "Biasa saja, aku pernah menyewa komoditas lebih baik." kata Shadow, "Apa kau pernah merasa sendiri?" tanya Marrie, "Terkadang sih memangnya kena...." kata shadow tetapi terpotong karena Marrie mencium bibir Shadow. Shadow menikmati ciuman tersebut dan memeluk Marrie, tanpa sadar tangan Shadow mulai meraba tubuh Marrie. Shadow perlahan melepaskan pakaian Marrie sambil tersenyum mencium Marrie, Marrie hanya tersipu malu dan melepas pakaian da armor Shadow. Shadow menindih Marrie di ranjang dan mulai menjilat dada Marrie dan mulai menjilat turun, Marrie mulai mendesah nikmat. "Shadow kumohon~" kata Marrie, Shadow segera memasukkan penisnya ke kemaluan Marrie dan mulai maju mundur pelan. Marrie mendesah nikmat dan memeluk Shadow, Shado menggerakkan pinggangnya perlahan dan desahan Marrie semakin kuat. "Aaaaahhhh~~~ Shadow~~" desah Marrie, "Marrie kau sangat cantik." kata Shadow sambil menggerakkan pinggangnya mulai cepat. Desahan Marrie semakin kuat dan kecepatan Shadow semakin cepat, Marrie semakin erat memeluk Shadow. "Sha~~ Shadow~ aku~~ AAAAAAAANNNNNGGG~" desah Marrie, "Marrie aku juga mau keluar." kata Shadow dengan sangat cepat menggerakkan pinggangnya. Shadow segera melepaskan semua muatannya dan sebuah gelombang besar keluar, Marrie mendesah sangat kuat dan memeluk Shadow sangat erat. Shadow segera berbaring disamping Marrie lemas dan memeluk Marrie, Marrie yang masih lemas mendekat ke Shadow. "Marrie apa kau tidak takut kalau aku tidak kembali?" tanya Shadow sambil membelai pipi Marrie, "Sebetulnya sangat takut, tapi karena dirimu sangat kuat aku percaya kau akan kembali." kata Marrie dengan wajahnya merona, "Akan aku usahakan bisa kembali dengan utuh." kata Shadow, Marrie segera tertidur dipelukan Shadow dan Shadow juga ikut tertidur.
Paginya Marrie bangun terlebih dahulu dan mulai memakai pakaiannya, Shadow bersiap dan mulai armornya. Marrie melihat kalung milik Shadow, Marrie melihat sebuah lambang di kalung tersebut dan terkejut sambil menjatuhkan kalung tersebut. "Kau sudah melihatnya ya? Sudah kubilang kan impianku ada dimasa lalu." kata Shadow, Shadow segera mengambil kalung tersebut dan memakai kalung itu. "Jadi selama ini....Shadow kenapa?" kata Marrie, "King Dionisius adalah pamanku, kekalahan Azeroth salah kakekku." kata Shadow, "Maaf pangeran, selama ini aku kadang berlaku tidak sopan." kata Marrie, "Sudahlah Marrie, aku bukan lagi pangeran....yang sekarang adalah melindungi kerajaan dari ancaman monster dan melihat dunia." kata Shadow, Marrie memeluk mencium Shadow. "Tolong kembali dengan selamat....Pangeran Shadow" kata Marrie sambil mengedipkan mata, Shadow mengangguk dan memakai armornya. Shasow dan Marrie sarapan bersama di penginapan itu, setelah sarapan Shadow menuju ke kandang kuda dan menyewa seekor kuda. Shadow menunggangi kuda tersebut dan membantu Marrie naik juga, Shadow segera mengantarkan Marrie kembali ke Adventure Guild.
"Besok laporan pekerjaan akan kukirim, goblin cukup pintar tapi mereka belum tahu apa yang mereka temui." kata Shadow sambil membantu Marrie turun dari kuda, Marrie mengangguk dengan senyuman cantik. Shadow segera memacu kudanya menuju ke Alkania Village.