Chereads / HIGH SCHOOL DXD(indonesia) / Chapter 16 - Life.2: Awal Sebagai Iblis.(08)

Chapter 16 - Life.2: Awal Sebagai Iblis.(08)

Saat malam hari

"Jangan pernah mendekati gereja lagi."

Aku ditegur oleh Buchou di ruang klub. Ekspresi Buchou tampak lebih serius dari biasanya. Dan sepertinya, aku sering sekali dimarahi.

"Bagi kita para Iblis gereja adalah wilayah musuh. Hanya dengan mendekatinya saja dapat menimbulkan keretakan antara Iblis dan [Kami]. Karena kamu telah melakukan hal baik dengan mengantar Suster-Gereja itu ke gereja mereka tidak menyerangmu. Tapi [Tenshi] selalu waspada dan kamu berada dalam situasi di mana tidak akan aneh bagi mereka untuk menyerangmu dengan tombak cahaya."

Serius nih? ....Aku baru saja mengalami situasi gawat seperti itu? kalau dipikirkan rindingan yang kurasakan tadi memang tidak normal. Rasa takut waktu itu. Jadi itu naluri mengetahui bahaya. Naluri Iblisku memang memberitahuku bahwa itu adalah situasi yang berbahaya.

"Jangan pernah terlibat dengan orang-orang dari gereja, terutama [Eksorsis][6]. Mereka adalah musuh terbesar kita. Mereka dengan mudah bisa menghilangkan kekuatan kita karena mereka didukung oleh doa kepada [Kami]. Lebih dari itu, jika mereka [Eksorsis] yang mempunyai [Sacred Gear]. Itu akan sama artinya berada di batas kematian, Ise."

Buchou menatapku langsung dengan mata birunya sambil melambaikan rambut merah nya. Matanya serius jadi dia tidak sedang bercanda.

"Ba, baik."

"Kamu telah menghindari kematian sebagai manusia dengan dibangkitkan kembali sebagai Iblis. Tetapi Iblis yang dibasmi akan benar-benar musnah. Mereka kembali ke tiadaan. Tidak ada yang tersisa dan kamu tidak akan merasakan apa-apa. Sekarang kamu tahu seberapa serius hal ini?"

Ketiadaan? ...Sejujurnya aku kurang mengerti. Buchou menggelengkan kepalanya setelah melihat wajah bingungku.

"Maafkan aku, aku terlalu emosi. Pokoknya, mulai sekarang hati-hatilah. "

"Ya."

Percakapanku dengan Buchou berakhir sampai disitu.

"Oh, apakah Anda sudah selesai memarahinya?"

"Wow!"

Akeno-san berdiri di belakangku dan aku bahkan tidak menyadarinya. Dia tersenyum seperti biasa.

"Akeno apakah sesuatu terjadi?"

Ekspresi Akeno-san berubah setelah Buchou menanyakan hal itu.

"Kita menerima perintah berburu dari Bangsawan Besar."