Pendeta itu, Freed, menatapku dan asia. Aku tidak ingin asia tahu.... Karena lebih baik dia tidak tahu. Aku sudah berencana tidak menemuinya lagi. Aku cuma ingin dia menganggapku sebagai seorang siswa SMU baik hati biasa. Tetapi bagaimana dengan sekarang? Ya ampun, sial sekali. Takdir yang buruk. Mata asia membuatku merasa bersalah. Maafkan aku, maafkan aku karena aku adalah seorang Iblis.
"Ahahahaha! Iblis dan manusia didak akan pernah bisa bersama! Khussnya manusia yang adalah milik gereja yang bagi mereka Iblis adalah musuh terbesarnya! Dan lagi kami adalah kelompok murtad yang ditinggalkan [Kami]. Asia dan aku adalah manusia yang tidak bisa hidup tampa dukungan [Da-Tenshi].
[Da-Tenshi]? Apa maksudnya? Bukankah pendeta dan suster-gereja bekerja untuk [Kami]?
"Lagipula aku tidak terlalu memusingkan hal itu. Tetapi aku tetap harus membunuh sampah ini untuk menyelesaikan pekerjaanku. Kamu sudah siap?"
Pendeta itu menikamkan pedangnya kearahku lagi. Kalau sampai dadaku tertusuk itu, aku bakal terbunuh.... Walaupun masih bisa bertahan hidup, akau akan bernasib sama seperti mayat itu. Tubuhku langsung merinding memikrkan hal itu. Ini tidak bagus! Benar-benar situasi buruk! Aku tidak bisa menggerakkan tubuhku dan aku akan dibunuh! Ketika aku memikirkan hal itu, Suster-Gereja itu berlari kearahku dan si pendeta. Dia berdiri di depanku dengan kedua tangannya terlentang seperti dia melindungiku. Ekspresi wajah pendeta itu langsung berubah seketika melihat hal ini.
"Hey, hey.... Kamu serius? Asia-tan, Sadarkah kamu apa yang kamu lakukan?"
"Ya, Bapa Freed. Saya sadar. Saya mohon, ampunilah orang ini. Biarkan dia pergi."
Aku langsung terdiam melihat hal itu. Asia? Kamu melindungiku?
"Saya sudah tidak tahan lagi..... Anda seharusnya tidak boleh membunuh manusia hanya karena terpedaya Iblis. Dan anda juga tidak boleh begitu saja membunuh Iblis. Ini salah!"
"Haaaaaaaaah!? Jalang! Jangan bicara ngawur! Kamu sudah mempelajari di gereja kalau Iblis adalah sampah bukan!? Otakmu pasti sudah bermasalah!"
Freed menujukan ekspresi kesal.
"Bahkan diantara Iblis, saya yakin ada orang baik!"
"Dasar bodoh, tentu saja tidak ada!"
"Sampai seperti kemarin Saya juga berpikir demikian..... Tetapi Ise-san adalah orang baik. Hal itu tetap tidak berubah walaupun sekarang Saya tahu kalau dia adalah Iblis! Membunuh seseorang adalah hal buruk! [Kami] tidak akan membiarkan tindakan seperti ini."
Dia melihat mayat itu. Dia mengetahui kalau aku adalah Iblis. Seharusnya dia terkejut. Tetapi Asia tidak undur dan menyatakan kepercayaanya kepada Pendeta itu. Benar-benar perempuan tegar. Perempuan ini luar biasa.
PLAK
"Kyaaa!"
Pendeta sialan itu memukul pipi asia dengan pistolnya. Asia jatuh ke lantai.
"Asia!"
Aku berlari ke arah asia yang terhempas. Ada luka memar diwajahnya..... Sialan itu benar benar memukulnya.
"[Da-Tenshi] wanita itu terus mengatakan kalau aku tidak boleh membunuhmu. Tetapi aku sangat kesal. Aku memang tidak boleh membunuhmu, tetapi aku boleh memperkosamu kan? Kalau tidak hatiku ini tidak akan bisa disembuhkan. Tetapi sebelumnya aku harus segera membunuh sampah itu."
Pendeta itu mengarahkan pedangnya kearahku lagi. Aku tidak bisa lari meninggalkan Asia disini.... Aku tidak bisa meninggalkan Asia bersamanya yang baru saja mengatakan akan melakukan hal buruk pada Asia. kalaupun harus lari, aku harus membawa Asia. jadi aku harus melawannya... Bisakah aku berkelahi dengan [Sacred Gear] ku? Walaupun aku tidak tahu fungsinya? Aku juga adalah Bidak terlemah, "Pion" Aku hanya punya kemungkinan kecil untuk mengalahkannya. Tetapi aku harus melakukannya....
"Aku tidak bisa meninggalkan perepuan yang telah melindungiku. Jadi majulah!"
Aku memasang pose berkelahi didepan pendeta itu. Kemudian pendeta itu bersiul dan kelihatan sangat senang.
"Hah? Sungguhan? Kamu akan melawanku? Kamu akan mati lo? Kamu akan mati dengan banyak rasa sakit lo? Aku tidak akan membunuhmu dengan sedikit rasa sakit lo? Kalau begitu. Coba kita lihat apakah aku bisa memecahkan rekor memotong daging terkecil didunia!"
Lagi-lagi dia mengatakan hal menyeramkan. tetapi aku tidak boleh menunjukan sisi tidak kerenku didepan Asia! Pendeta itu melompat tinggi... Kemudian aku melihat lantai bercahaya biru putih.
"Apa ini?"
Pendeta itu bingung dan lantai tempatnya berdiri juga bersinar. Cahaya biru membentuk suatu gambar. Itu adalah lingkaran sihir. Dan aku pernah melihat lingkaran sihir itu. Lingkaran sihir keluarga Gremory.
SHIING
Lingkaran sihir yang muncul dilantai bersinar terang. Kemudian muncul orang-orang yang aku kenal. Maksudku Iblis-Iblis.
"Kami datang untuk menyelamatkanmu, Hyoudo-kun."
Kiba tersenyum kearahku.
"Ara, buruk sekali."
"Pendeta....."
Akeno-san dan Koneko-chan! Ya, teman-temanku. Mereka datang menolongku! Aku tersentuh sampai-sampai hampir menangis! Hebat! Sesuatu seperti ini sungguh-sungguh terjadi!?
Woooooof!
"Ini hadiahku untuk sekelompok Iblis!"
Pendeta itu mulai mulai menebaskan pedangnya.
TRANG
Suara besi bergema diseluruh ruangan. Kiba menahan serangan pendeta itu dengan pedangnya.
"Maaf. Tetapi dia salah satu dari kami. Kami tidak bisa diam melihatmu menyerangnya!"
"Wow, wow! Kata kata menyentuh hati keluar dari mulut Iblis! memangnya siapa kalian? Ranger Iblis? Bagus. Aku bisa rasakan semangatmu. aku sangat bersemangat! Jadi bagaimana? Siapa yang Uke? Siapa yang Seme[1]? Jadi hubungan kalian seperti itu?"
Mereka beradu pedang tetapi pendeta itu dengan sombong menjulurkan lidahnya. dia menggoyangkan lidahnya beserta kepalanya. Dia benar-benar meremehkan kami! Bahkan Kiba menunjukan ekspresi kesal. Ya orang itu memang menjijikan.
"Mulut yang kotor..... Sulit kupercaya kamu adalah pendeta... Oh, jadi itulah sebabnya kamu menjadi "[Ex-Eksorsis]", kan?"
"Ya, Ya! Aku kotor! Maaf saja! Karena aku adalah [Ex]! Aku terusir! Itulah sebabnya aku membenci Vatican! Tetapi tidak apa-apa asalkan aku masih bisa membunuh Iblis sesuka hatiku!"
Mereka berdua masih beradu pedang sambil berbicara. Ekspresi Kiba tenangm tetapi matanya benar benar terpaku pada lawannya. Pendeta remaja itu, Freed, masih tertawa menikmati pertarungan mereka.
"Kamu adalah jenis yang paling sulit dihadapi. Seseorang yang merasa hidup dengan menebas Iblis.... Bagi kami kamu adalah jenis yang paling berbahaya."
"Haaah!? Aku tidak mau diajari Iblis! Aku hanya berusaha hidup seperti orang lain! Aku bukan diposisi dimana hama sepertimu bisa merendahkanmu!"
"Bahkan dalam kalangan Iblis juga punya peraturan."
Akeno-san tersenyum, tetapi tatap matanya serius, Dia menunjukan tanda siam menghadapi Freed.
"Bagus. Aku suka mata dengan ambisi seperti itu. Nee-san, kamu sungguh luar biasa, aku bisa merasakan niat membunuhmu. Apakah ini bentuk cinta? Tidak aku rasa ini adalah semangat membunuh! Ini Hebat! Aku suka perasaan ingin membunuh dan akan terbunuh!"
"Kalau begitu musnahlah."
Yang muncul disebelahku adalah perempuan berambut merah. Rias-buchou!
"Ise, Maafkan aku. Aku tidak pernah menyangka [Eksorsis] akan datang ke rumah klien."
Buchou, yang meminta maaf padaku, menyipitykan matanya setelah melihat lukaku.
"Ise.... Kamu terluka?"
"Ah, maaf..... aku tertembak."
Aku mencoba membohonginya dengan tertawa. Sepertinya setelah ini aku akan dimarahi. Maaf karena aku lemah, Buchou. Tetapi Buchou tidak mengatakan apa-apa padaku dan melihat kearah pendeta itu dengan tatapan dingin.
"Sepertinya kamu sudah mengurus pelayanku yang imut ini"
Intonasi suaranya rendah dan menakutkan. Wow, Buchou kesal. Apakah karena aku?
"Ya, ya. Aku tadi bermain sebentar dengannya. Sebenarnya aku berencana untuk memotong-motong tubuhnya tetapi terganggu. Berakhir seperti sebuah mimpi."
BANG!
Sebagian dari perabotan dibelakang pendeta itu meledak. Buchou menembakkan bola sihir.
"Aku tidak akan pernah memaafkan yang menyakiti pelayanku. Terlebih lagi sampah sepertimu yang merusak milik pribadiku."
Amarahnya seakan membekukan seluruh ruangan. Disekitar tubuh Buchou, seperti muncul gelombang energi sihir.
"Buchou! Sepertinya sekelompok [Da-Tenshi] menuju rumah ini. Kalau begini kita akan berada diposisi yang tidak diuntungkan."
Akeno-san sepertinya merasakan sesuatu dan memberitahu kami. [Da-Tenshi] kesini? Orang-orang dengan sayap hitam itu? Buchou menatap lagi pendeta itu.
"....Akeno, bawa ise dan siapkan perpindahan. Kita kembali ke markas."
"Siap"
Setelah setelah Buchou mengatakan itu, Akeno-san tampak seperti merapal mantra. Perpindahan? Kita lari? Kemudian aku melihat ke arah Asia.
"Buchou! Kita harus membawa Suster-Gereja itu juga!"
Aku mengatakannya pada Buchou.
"Itu tidak mungkin. Hanya Iblis yang bisa menggunakan lingkaran perpindahan. Dan lagi lingakaran sihir ini hanya bisa memindahkan aku dan pelayanku."
Ti...Tidak.... Mataku dan mata Asia bertemu. Kemudian dia tersenyum padaku.
"Asia!"
"Ise-san, mari kita bertemu lagi nanti."
Itu adalah kata-kata terakhirya. Sesaat kemudian, Akeno selesai merapal dan lingkaran sihir yang muncul dilantai mulai bersinar biru.
"Aku tidak akan membiarkan kalian lolos!"
Pendeta itu datang mengayunkan pedangnya kearah kami, tetapi Koneko-chan melemparkan sofa kearahnya. Pada saat pendeta itu menghindari sofa itu kami sudah berada di ruang klub. Aku tidak sempat menikmati pengalaman perpindahan pertamaku. Hanya senyum Asia lah yang aku ingat.