Chereads / HIGH SCHOOL DXD(indonesia) / Chapter 26 - Life.4: Menyelamatkan Teman!.(02)

Chapter 26 - Life.4: Menyelamatkan Teman!.(02)

Langit sudah gelap, dan sudah waktunya lampu penerangan di pingir jalan untuk menyala.

Kami bertiga, Aku, Kiba dan Koneko-chan, memantau gereja dari tempat dimana kami masih bisa melihatnya. Tidak ada seorangpun yang keluar masuk ke gereja itu.

Tetapi semakin dekat kami dengan gereja, semakin kuat hawa firasat buruk yang kami rasakan.

Banyak keringat dingin bercucuran dari tubuhku.

Ketika aku bertanya pada Kiba, dia mengatakan, "Dari auranya", aku yakin ada [Da-Tenshi] didalam sana".

Jadi Final Boss nya ada di dalam.

"Coba lihat peta ini."

Kiba membuka denah bangunan gereja itu. Peta denah gereja? Dari mana dia....?

"Ini adalah hal dasar yang harus dilakukan sebelum menyerang markas musuh."

Laki-laki ganteng ini tersenyum. Wow, asistensi yang cekatan. Aku bahkan tidak berpikir sejauh itu, dan malah berpikir untuk langsung menerobos masuk. Sekali lagi aku menyadari betapa naif nya diriku.

"Disebelah ruang-kudus, ada asrama. Tetapi ruang-kudus ini tampak mencurigakan."

Kiba menunjuk lokasi ruang-kudus.

"Jadi kita bisa mengabaikan bagian asrama."

"Sepertinya begitu. Kebanyakan dari para [Ex-Eksorsis] membuat beberapa perubahan pada ruang-kudus. Mereka biasanya melakukan ritual aneh di sana."

"Kenapa?"

Aku bertanya padanya, tetapi kiba tersuyum pahit.

"Itu adalah ruang untuk berdoa kepada [Kami] dan dianggap sebagai ruangan yang suci, dan dengan melakukan hal yang mencela [Kami] disana, mereka merasa puas karena seakan - akan telah menghina [Kami]. Kerena mereka dulunya dikasihi, namun sekarang ditolak oleh [Kami], mereka sengaja melakukan ritual jahat diruang-kudus untuk menunjukan kemarahan mereka pada [Kami]."

Mereka memang sudah gila. Tidak, aku rasa [Kami] yang memolak penganutnya yang setia juga salah. Saat ini aku membenci [Kami] karena insiden dengan Asia. Karena itulah aku berpikir seperti itu.

"Ruang-kudus ada dibalik gerbang itu. Aku rasa kita bisa langsung masuk. Masalahnya adalah bangaimana menemukan pintu masuk ke ruang bawah tanah setelah sampai di ruang-kudus, dan juga bagaimana kita mengalahkan para musuh yang menunggu kita."

Musuh... Ketika aku mendengar kata itu aku langsung mendapat firasat buruk. Kami sekarang ada didepan gereja dibawah sinar rembulan.

Kami sudah mantap! Sekarang tinggal masuk kedalam! Tunggu kami Asia!

Kami memasuki pintu dan berlari kedalam menuju ruang-kudus. Aku yakin saat ini para [Da-Tenshi] sudah menyadari kedatangan kami.

Dengan kata lain, pihak lawan sudah tahu kami memasuki wilayahnya.

Dari sini tidak ada kata kembali.

Yang tersisa adalah maju terus!

Kami membuka pintu, dan masuk keruang-kudus. Ada altar dan kursi panjang. ini seperti ruang-kudus biasa. Lilin ditenga ruangan dan lampu ruang menerangi ruang-kudus itu.

Oh ternyata ada sesuatu yang tidak biasa..... Kepala patung orang dipantek di sebuah salib hancur. Benar-benar tempat yang mengerikan.

CLAP CLAP CLAP CLAP CLAP CLAP CLAP CLAP CLAP

Suara tepuk tangan bergema diseluruh ruang-kudus ini.

Seseorang yang kelihatan seperti pendeta muncul dari balik tiang.

Ketika melihat wajahnya, aku langsung merasa muak.

"Pertemuan kembali! Sebuah reuni! Sungguh emosional!"

Dia adalah pendeta berengsek berambut putih! Aku ingat namanya adalah Freed. Ternyata dia. Dia adalah salah seorang musuh kami. Dia masih punya senyum aneh seperti biasa.

"Sebelumnya aku belum pernah bertemu Iblis yang sama dua kali! Kenapa? Karena aku sangat kuat, aku memotong-motong lawanku ketika pertama kali kami bertemu! Kalau berteemu Iblis langsung aku potong dia ditempat! Kemudian aku mencium mayatnya dan mengucapkan selamat tinggal! Itulah cara hidupku biasanya! Tetapi sejak kalian merusak kebiasaanku, aku jadi resah! Ini tidak benar! Tidak baik merusak gaya hidup orang lain! Karena itulah aku jengkel sekali pada kalian! Aku harap kalian bisa mati! Tidak, Matilah kalian para Iblis Sampaaaaaaah!"

Dia marah sekali dan mengeluarkan pedang dan pistolnya.

BOOOM.

Muncul pedang cahaya. Akan merepotkan kalau tertebas pedang itu. Juga pistolnya juga sangat mengerikan. Tetapi kali ini berbeda dengan waktu itu. Sekarang kami bertiga melawan dia sendiri.

"Kalian kesini untuk menyelamatkan Asia-tan, kan? Hahahaha! Kalian Iblis-sama punya hati yang sangat besar untuk datang menyelamatkan wanita jalang sepertinya yang bisa menyembuhkan Iblis! sepantasnya karena telah bergaul dengan Iblis, suster-gereja itu layak mati!"

Mati? Apa maksudnya!?

"Hey, dimana Asia!?"

"Ada tangga rahasia di bawah altar itu. Kamu bisa menuju ke tempat mereka mengadakan ritual dengan tangga itu."

Orang ini langsung mengatakan tempat rahasia menuju ruang bawah tanah dengan menunjuk pada altar. Apakah dia tahu kalau seharusnya dia menghentikan kami? Atau apakah dia terlalu percaya diri dan berpikir tidak apa-apa mengatakannya asalkan pada akhirnya dia membunuh kami?

"[Sacred Gear]!"

Selaras dengan teriakanku, sarung tangan merah muncul di lengan kananku. Selesai memasang [Sacred Gear]! OK! Kiba mencabut pedang dari sarungnya, dan Koneko-chan...

Koneko-chan melempar bangku ke arah pendeta itu!

Koneko-chan melempar bangku ke arah pendeta itu!

Aku sangat terkejut sampai mataku rasanya mau lepas.

Koneko-chan bisa mengangkat bangku panjang yang ukurannya beberapa kali lebih besar dari tubuhnya.

"...Hancurlah."

Koneko-chan melempar bangku itu kearah pendeta! Perempuan super! Itu adalah cara menyerang yang tidak kusangka!

"Wow! Oh yeah!"

Pendeta itu berdansa sedikit dan memotong bangku itu menjadi dua dengan pedang cahayanya. Kursi yang terbelah dua itu jatuh ke lantai.

"Disana."

SWIFT.

Aku pikir kiba mau maju tetapi tiba-tiba dia menghilang. Dia cepat sekali sampai aku tidak bisa melihatnya!

KATCHING.

Muncul kilatan karena benturan pedang Kiba dan pedang cahaya pendeta. Apakah pedang cahaya itu padat? Walapupun kiba mencoba menebas pendeta itu, aku hanya bisa mendengar suara dua besi sanling beradu satu sama lain.

"Hmmm! Hmmm! Menyebalkan sekali! Kenapa kelian sungguh berisik? Maaf kalau aku berbicara dalam bahasa kematian! Maafkanlah aku kalau kalian sudah mati!

Kiba menghindari peluru yang ditembakkan si pendeta tidak bersuara dengan kecepatannya, Sambil terus menyerang. Kiba sungguh luar biasa, dia bisa menghindari semua serangan si pendeta. Tetapi pendeta itu juga tidak kalah hebat, karena bisa bertarung seimbang dengan Iblis.

Lagi-lagi pendeta itu menghentikan serangan Kiba! Bahkan akupun tidak sanggup mengikuti gerakan Kiba, tetapi sepertinya pendeta itu bisa. Pendeta berengsek itu pastilah bukan lawan yang bisa kuhadapi sendiri. Kiba dan pendeta itu bertarung dengan sengit. Keduanya saling melotot satu sama lain.