Saat tengah malam.
Aku diatas di sepedaku menuju sebuah rumah. Bukan rumah besar atau apartemen, tetapi hanya sebuah rumah biasa. Ini adalah pertama kalinya, apa yang harus kulakukan? Klienku kali ini tidak tinggal sendiri, bukankah keluarganya akan melihatku? Karena aku benar-benar harus mengunjungi rumah dan mengadakan kontrak. Sebelumnya, aku diberitahu kalau manusia biasa tidak akan menyadari keberadaanku, tapi apakah juga berlaku untuk situasi seperti ini juga? Aku jadi khawatir, tetapi ketika aku hampir menekan bel, aku sadar kalau pintu rumah ini sudah terbuka. Tidak apa-apa nih?, meninggalkan pintu terbuka di tengah malam....
DEG
Tiba-tiba aku merasa gelisah. Apa ini? Aku mendapat firasat yang sangat buruk. Tapi kakiku sudah melangkah masuk kedalam rumah. Aku melihat ke dalam dari pintu masuk. Lampu di lorong rumah padam. Ada sebuah tangga menuju lantai dua. Dan hanya ada satu ruangan di ujung lantai pertama yang lampunya menyala, tetapi dengan cahaya redup. Ya,pasti ada sesuatu yang tidak beres.... Aku tidak merasakan keberadaan satu manusiapun. Apakah mereka tertidur? Mustahil. Kalau begitu aku tidak akan merasa setidak nyaman ini. Aku mengambil sepatuku di pintu masuk dan membawanya di tangan. Aku berjalan menuju ruangan dengan tidak bersuara. Aku inu Iblis, bukan pencuri. Aku memikirkan alasan seperti itu. Aku melihat ke dalam ruangan dari pintu yang sedikit terbuka. Ada sebatang lilin yang membuat ruangan itu terang.
"Permisi.....? Saya adalah Iblis dari keluarga Gremory.... Umm, apakah anda disini?"
Aku bertanya dengan suara pelan, tapi tidak ada jawaban. Mau bagaimana lagi, jadi aku memasuki ruangan. Ruangan itu adalah ruang tamu dan ada sebuah televisi, sofa, meja dan lainnya. Ruangan itu tampak seperti ruang tamu biasa. Lalu napasku terhenti. Pandanganku tertuju ke suatu hal di dinding. Ada mayat yang dipaku ke dinding secara terbalik. Ini adalah mayat manusia... Mayat laki-laki..... Apakah dia yang tinggal di sini? Tapi kenapa....? Mayat itu dipotong - potong dengan sadis. Dan sesuatu yang tampak seperti daging keluar dari lukanya.
"Ohok"
Aku langsung muntah di tempat. Padahal aku tidak muntah saat aku melihat monster itu, tapi melihat mayat... Man, aku tidak tahan melihat lagi.... Mayat dipaku ke dinding dengan sekrup, membuat bentuk salib terbalik. Ada sekrup besar dan tebal dipakukan ke kedua telapak tangan, kaki, dan di tengah-tengah tubuh nya. Hal ini tidak normal. Tidak normal sama sekali! Manusia dengan pikiran yang normal tidak mungkin membunuh orang seperti ini. Ada genangan darah di lantai dari tetesan darah yang jatuh dari mayat itu. Dan ada semacam tulisan di dinding.
"A, apa....?" ini
"Disitu tertulis "Hukuman bagi mereka yang melakukan perbuatan buruk!". Aku hanya meminjam kalimat dari orang penting."
Tiba-tiba aku mendengar suara seorang laki-laki muda di belakangku. Ketika aku berbalik aku melihatnya, dia adalah seorang pria dengan rambut putih. Dia masih muda dan dia tampak seperti orang asing dan masih remaja. Dia berpakaian seperti seorang pendeta. Dia juga tampan. Pendeta itu tersenyum jahat begitu dia melihatku.
"Hmmm. Wah wah. Nah, Ternyata seorang Iblis-kun!"
Dia kelihatan sangat senang. Kemudian aku teringat hal yang pernah Buchou katakan padaku.
"Jangan pernah terlibat dengan orang-orang dari gereja Terutama para [Eksorsist]. Mereka musuh terbesar kita.. Mereka dengan mudah dapat memusnahkan kita karena kekuatan mereka didukung oleh doa [Kami]."
Sial dia seorang pendeta. Kalau begitu dia orang Gereja. Dia bahkan tahu kalau aku Iblis. Lagi-lagi aku berada dalam situasi yang serius...
"Saya seorang pendeta. Pendeta mudai. Pekerjaankui memotong Iblis. Dan menertawainya saat aku memotong kepala Iblis. Lalalala."
Pendeta itu mulai bernyanyi. Ada yang salah dengan orang ini!?
"Nama saya Freed Zelzan. Saya adalah anggota suatu kelompok Eksorsisme tertentu. Oh, hanya karena saya memperkenalkan diri, Anda tidak perlu memperkenalkan diri. Harap jangan. Karena mengingat nama Iblis hanya memubang buang ingatan saya. Tidak apa-apa. Anda akan segera mati. Aku akan memastikan itu. Mungkin sakit pada awalnya, tetapi kemudian Anda akan merasa nyaman sampai Anda akan menangis. Sekarang mari kita buka pintu baru!"
Aku belum pernah bertemu seseorang seperti dia sebelumnya. Dia gila. Jadi ia adalah [Eksorsis]. Aku dalam kesulitan sekarang. Tapi ada sesuatu yang ingin kukatakan padanya. Aku menelan ludahku dan bertanya.
"Hei, kau. Apakah kau yang membunuh orang ini?"
"Ya. Ya, aku yang membunuhnya. Itu karena dia adalah seorang penjahat yang telah memanggil Iblis. Jadi aku harus membunuhnya."
Alasan macam apa itu?
"Hah? Kamu terkejut? Mau lari? Aneh? Aneh memang. Maksudku manusia yang membuat kontrak dengan Iblis adalah sampah. Ya sampah. Tidak bisakah kau mengerti? Tidak? Begitukah? Ya itu karena Iblis juga adalah sampah."
Orang ini gila! Aku bahkan tidak bisa berbicara normal dengannya. Tapi aku akan mengatakan apa yang seharusnya kukatakan.
"Kalau begitu bagaimana mungkin manusia membunuh sesamanya!? Bukankah hanya Iblis yang harus kau bunuh?"
"Hah? Apa-apaan itu? Sebuah Iblis seperti dirimu mau megkuliahiku? Hahaha. Aku akan menertawakan ini. Kamu mungkin bisa mendapatkan penghargaan untuk yang terlucu. Oke kalau begitu. Dengarkan baik-baik, hai Iblis yang menyebalkan. Iblis memanfaatkan keserakahan manusia untuk bertahan hidup. Kalau seseorang hidup dengan mengadndalkan perjanjian dengan Iblis, berati dia bukan lagi manusia. Artinya tamat. Itu sebabnya aku membunuhnya. Aku hidup dengan membunuh Iblis dan orang-orang yang mengadkan kontrak dengan Iblis. Itulah pekerjaanku."
"Bahkan Iblis tidak akan bertindak sejauh ini!"
"Hah? Apa yang kamu bicarakan? Iblis adalah sampah. Itu sudah hal umum. Apa kau tidak tahu? Yang benar saja, Kamu harusnya mengulangi hidupmu dari balita. Tunggu sebentar, tidak ada gunanya memberitahukan hal ini kepada Iblis reinkarnasi seperti kamu. Lagipula, seharusnya aku membunuhmu. Hahahaha. Hebat, bukan?"
Pendeta itu mengeluarkan pedang yang tidak ada bagian bagian pisaunya dan dan sebuah pistol.
BOOOM. Sebuah suara bergetar di udara. Pedang yang hanya memiliki pengangan itu berubah menjadi seperti pedang sinar. Apa itu? itu terlihat seperti pedang sinar dari "Gundam".
"Kau sedikit menjengkelkanku, jadi bolehkah aku menebasmu? Bolehkah aku menembakmu? Tidak apa - apa? Kalau begitu bailkah. Sekarang aku akan menikam jantungmu dengan pedang cahaya ini, dan aku akan meledakkan kepalamu dengan senjata ini Keren! Man, aku benar benar jatuh cinta!"
SWIFT. Pendeta itu berlari ke arahku! Dia menebaskan pedangnya kearahku. Sial! Aku bisa menghindari itu, tapi aku merasakan sakit pada kakiku. Asap keluar dari pistol pendeta itu. Apakah aku tertembak? Tapi aku tidak mendengar ada suara tembakan. Lalu tiba-tiba aku merasakan lagi tembakan lain dan rasa sakit di kakiku.
"Gwaaaaah!"
Aku mengerang di tempat dan jatuh berlutut. Kali ini aku ditembak pada betis kiriku! Sakit! Tapi aku pernah merasakan rasa sakit ini!
"Bagaimana!? Itu peluru khusus yang terbuat dari cahaya yang khusus dibuat untuk mengusir Iblis! Dan hebatnya ini tidak mengeluarkan suara apapun. Karena pelurunya terbuat dari "cahaya". Situasi ini membuat kita berdua bersemangat, bukan?"
Rasa sakit karena "cahaya". Ya, ini adalah rasa sakit karena cahaya. Bagi Iblis, cahaya adalah racun. Sekali terkena, rasa sakitnya akan menjalar keseluruh tubuh.
"Mati! Matilah Iblis! Jadilah debu dan musnahlah! Ini semua untuk hiburanku!"
Pendeta itu tertawa gila-gilaan dan akan menamatkanku.
"Tolong hentikan!"
Lalu ada suara yang kukenal. Pendeta itu terdiam sesaat sebelum dia akan menyerangku, dan menoleh ke arah asal suara itu. Aku juga melihat ke arah yang sama. Berdiri seorang perempuan di sana dan aku mengenalnya.
"Asia."
Ya, Suster-gereja berambut pirang itu ada di sana.
"Wah ternyata asistenku, Asia-chan. Ada apa? Apakah kamu selesai memasang pelindung?
"Ti...Tidaakkkk.....!"
Asia berteriak setelah melihat mayat yang dipaku ke dinding.
"Terima kasih untuk teriakannya yang menggemaskan! Oh yeah, ini adalah pertama kalinya kamu melihat mayat seperti ini kan, Asia-chan? Kalau begitu lihatlah dengan jelas. Ini adalah nasib manusia yang terpedaya oleh Iblis."
"Tidak, tidak ...."
Dia lalu menatap kami dan terkejut karena melihatku.
"Bapa Freed, orang itu....."
Asia menatapku.
"Orang? Tidak, tidak. Sampah di sini ini adalah Iblis. Hahahahaha. Kenapa kamu bisa sampai salah?"
"Ise-san adalah Iblis....."
Dia tampaknya terkejut untuk mengetahui fakta ini, dan tidak bisa berkata apa-apa.
"Apa, apa? Kalian sudah saling mengenal satu sama lain? Wow. Ini adalah kejutan besar. Apakah ini cinta terlarang antara Iblis dan seorang Suster-Gereja? Sungguhan nih? Kalian serius?"