Selamat membaca
°•°•°
Saat ini aku tengah duduk di bangku parkiran yang terbuat dari kayu. Entah sejak kapan bangku ini tercipta dan sekarang kududuki, aku baru sadar. Kesibukan yang membosankan.
"Gilaaa... si Diya betah banget di kelas...!" Kulirik jam tangan yang melingkar di tangan kiriku.
"Dari tadi kok nggak dateng-dateng ya...?" lalu menggigit bibir bagian bawah. Kesal, khawatir, capek, semua rasa itu jadi satu. "Samperin nggak ya..." sudah dua puluh menit lamanya aku menunggu kembaranku.
"Hai..." sapa seeorang. Tanpa melirik, aku tahu suara siapa itu. Dia Elisa, pacar Sean.
Dan tidak tahu kenapa, tenggorokanku mendadak kering. Bak seabad terdampar di padang pasir. Ngomong-ngomong, ngapain dia ke sini?
Oke, mengatur napas dulu sebelum menjawab si cantik milik sahabatku. Setelah betul-betul tenang, aku menunjukkan senyum kecil ke arahnya yang ternyata juga tengah menatapku dengan melengkungkan bibirnya ke atas. "Hai, kok masih di sini...?"