Selamat membaca
°•°•°
Aku berjalan melewatinya yang saat ini benar-benar tengah berdiri di depanku. Cekalan di pergelangan tanganku membuat langkahku terhenti. Aku pun menoleh ke arah laki-laki yang membuatku merasa gelisah, takut, cemas, dan sedih secara bersamaan.
"Kamu nggak ada salah apa-apa Sean... udah ya, aku mau pulang. Tolong lepasin...."
Sean menggeleng kuat. "Kayaknya kita perlu ngobrol."
Mengeleng-gelengkan kepala dan kujawab mantap, "enggak. Nggak ada yang perlu diomongin... aku mau pulang, oke?"
"Oke. Kalau gitu, kenapa kamu menghindar?" Aku menatapnya dalam diam. "Dari pagi kamu udah aneh ya Dea... selama di kelas kamu juga beda, maksudnya apa?"
Aku masih bungkam, menunggu perkataannya yang akan kujawab 'ya' dengan lantang. "Kalau kamu memang enggak mau aku boncengin itu bilang aja... kalau kamu enggak mau nemenin aku lagi, juga bilang. Jangan buat aku bingung kayak gini De...."