Chereads / Le P.A.C.S (Pacte Civil De Solidarité) / Chapter 3 - Le pacs - Part 3

Chapter 3 - Le pacs - Part 3

Myungsoo berjalan dengan langkah sombongnya memasuki sebuah hotel yang sudah sangat ia hafal seluk beluknya, walaupun ia belum lama kembali ke Korea dari studynya di LA tapi tempat ini sudah menemaninya sejak 5 tahun yang lalu.

Sepanjang jalannya beberapa pegawai hotel yang sudah mengenalnya menundukkan tubuhnya atau sekedar menyapanya, menanyakan kabar sekedar basa-basi.

Sedangkan beberapa pegawai wanita yang terlihat baru di mata Myungsoo terus memperhatikan langkah Myungsoo dengan senyum yang menyampir di bibir mereka, tak sedikit yang memukau dan terus berkata 'waow' setiap kali berpapasan dengan Myungsoo, sedangkan untuk pegawai lama hanya menatap Myungsoo biasa karena itu bukanlah pemandangan baru bagi mereka.

Mereka sudah sangat hafal dengan tabiat buruk Myungsoo yang sering membawa wanita ke hotel ini, bahkan hampir tiap hari ia ke sini dan saat itu pula ia akan datang dengan wanita yang berbeda lagi.

Myungsoo akhirnya sampai di depan kamarnya, menekan beberapa kata sandi dan segera masuk setelah terdengar bunyi bip

Kamar dengan nuansa silver, hitam dan putih itu terlihat sangat elegan dan mewah, ini bukanlah sembarang kamar karena ini adalah kamar VVIP yang sudah Myungsoo beli sejak 5 tahun yang lalu, kamar yang selalu menemani malam indahnya bersama wanita murahan yang ia pakai, ah malam indah? Bukan bukan, hanya malam mengasyikkan yang Myungsoo alami, karena selama ini ia tidak benar-benar menikmati seks yang ia lakukan , ia melakukannya hanya untuk penyalur hasrat birahinya yang sering kali memuncak sekaligus untuk mencari pasangan yang bisa memberikan kepuasan untuknya.

Tapi selama ia memakai wanita mulai dari di Korea, LA, Toronto atau bahkan Jepang sekalipun ia tak pernah menemukan wanita yang bisa membuatnya puas, mungkin saja saat ia menemukan wanita yang bisa memuaskannya ia akan berhenti untuk berkelana dan terus menantang penyakit seksual yang mungkin saja akan ditularkan oleh wanita-wanita yang telah ia pakai, walaupun ia sendiri tidak yakin kalau ia bisa berhenti.

Myungsoo keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang melingkar di pinggangnya, sedangkan tangan lainnya mengusap kepalanya yang basah dengan handuk

G

R

E

P

Myungsoo sedikit terkejut tapi tidak lama ketika ia tau siapa seseorang yang tiba-tiba memeluknya.

"Kau sudah datang sayang" rayu Myungsoo kepada wanita yang sedang berada dalam pelukannya.

Ia mendorong handuknya kebelakang sehingga bisa menatap wajah wanita itu, tapi tangannya masih setia mengusap kepalanya dengan handuk.

Wanita itu menengadah, menatap Myungsoo karena perbedaan tinggi mereka yang lumayan mencolok dengan senyum merekah.

Ia menjijitkan kakinya lalu mencium bibir Myungsoo kilat.

"Apa kau baru saja selesai mandi?" Bukannya menjawab pertanyaan wanita itu Myungsoo malah melemparkan handuknya jauh entah kemana , ia juga menarik handuk yang melingkar di pinggangnya dengan kasar lalu melemparkannya , membuat junior yang sudah berdiri dengan kerasnya terlihat dengan nyata di depan mata wanita itu, membuat wanita itu hanya melongo melihat betapa gagahnya junior milik lelaki sexy itu, apa yang tidak lelaki itu miliki? Pikir gadis itu.

Myungsoo hanyalah pria biasa yang mempunyai libido seks tinggi, dengan kondisi tubuhnya yang hanya tertutup oleh sehelai handuk sedangkan di depannya ada wanita sexy yang memakai gaun tipis kekurangan bahan yang bahkan untuk menutupi payudaranya sendiri yang ukurannya ugal-ugalan tak tau aturan saja tidak bisa, bagaimana bisa Myungsoo menahan hasratnya untuk tidak menerkam wanita didepannya ini?

Myungsoo mengangkat wanita itu lalu wanita itu melingkarkan kakinya pada pinggang Myungsoo.

Dengan posisi sang wanita yang berada dalam gendongannya Myungsoo mencium bibir wanita itu dengan ganas, ia melumat habis-habisan bibir tebal merah merona yang wanita itu miliki, Muungsoo tau wanita itu memasang filler pada bibirnya tapi bukan itu pointnya, bagi myungsoo wanita itu tetaplah wanita yang sexy.

Dengan wajah oriental, kulit putih, dan tubuh langsing yang sedikit kelewat langsing bagi Myungsoo tapi karena aset yang ia miliki sangat sensasional itu menutupi kekurangan berat badannya di mata Myungsoo.

Setelah bosan berciuman sembari berdiri, Myungsoo berjalan mendekati ranjang perlahan dengan wanita itu yang masih berada dalam gendongannya, ia masih setia menciumi wanita itu bahkan sampai ia menjatuhkan wanita itu ke atas ranjang king sizenya.

Setelah wanita itu terjatuh dengan posisi Myungsoo di atasnya, Myungsoo menatap wanita itu dengan dalam, bibir tebalnya semakin tebal karena ulah Myungsoo, ia tersenyum tipis sebelum melanjutkan untuk mencium leher wanita itu, semakin lama semakin ia turun dan turun dan aksinya itu membuat wanita yang berada di bawahnya terus mendesah .

****

Kling kling

Myungsoo menarik selimut yang menutupi tubuh telanjangnya, lalu berdiri mendekati sofa di mana ia membuang ponselnya sembarangan tadi.

Ia membuka pesan masuk yang ternyata dari temannya menanyakan keikut sertaannya malam ini.

Ia melihat kalendernya lalu mengangguk, ia lupa jika malam ini akan ada pelelangan di maxime.

Ia mengetikkan balasan 'lihat saja nanti' mengirimnya lalu kembali melempar ponselnya di atas sofa, lalu ia beranjak pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan bekas wanita itu, sebelum ia masuk ke dalam kamar mandi ia menoleh menatap wanita yang sedang tertidur lelap di atas ranjang empuknya, sepertinya ia sangat kelelahan setelah 2 jam ia terus berteriak berkali-kali dan puncaknya 5 menit yang lalu, teriakan melengkingnya sangat memekakan telinga memenuhi ruangan kamar hotel kedap suaranya

"Wanita murahan"

***

Myungsoo mengendarai mobil sportnya dengan santai mengitari jalanan seoul yang sudah mulai gelap, ia bersenandung pelan menikmati udara yang sangat bagus malam ini.

Myungsoo meminggirkan mobilnya ketepian, ia menatap hamparan sungai dari atas jembatan di mana mobilnya berhenti.

"Sial, aku tak tau harus menghabiskan malam ini kemana" kata Myungsoo kesal sembari memukul setir mobilnya sendiri.

"Ku kira wanita tadi oke, ternyata ia lebih murahan dari yang ku kira" 10 menit yang lalu Myungsoo baru saja keluar dari kamar hotelnya, meninggalkan wanita tadi yang masih tertidur di ranjangnya, ia meninggalkan cek senilai 10juta won di sampingnya dengan note yang bertuliskan 'jangan temui aku lagi'

Ya... Myungsoo selalu seperti ini saat lawannya mengecewakan, wanita tadi memang sexy, sangat sexy malah, tidak ada bagian tubuhnya yang minus , hanya saja bagi Myungsoo ia sangat longgar dan tidak sama seali mencengkramnya menandakan betapa murahannya wanita itu dan itu sangat tidak memuaskan baginya, di tambah lagi dengan teriakan tidak santainya membuat Myungsoo ingin sekali menyumpal mulutnya dengan beton.

Myungsoo akhirnya berdiam diri di dalam mobil, ditemani beberapa batang rokok yang terus ia hisap selama sejam ini.

Ia bukan type orang yang betah untuk terus diam di rumah, ia tinggal sendiri di apartment yang sudah ia beli, tidak ada siapapun yang menemaninya, ia tak mau pulang karena ketika ia pulang ia tidak akan bisa kemanapun yang ia suka karena pasti ibunya akan melarangnya.

Kling kling

Myungsoo membuka ponselnya dengan salah satu tangan yang masih memegang rokok.

'Kau ada di mana? Apa urusan dengan wanita kemarin belum selesai?'

Kling kling

Satu pesan belum Myungsoo jawab, tapi sudah ada satu pesan lagi yang masuk.

'Apa kau benar tidak ingin datang ke maxime, katanya gadis pelelangan sangat cantik, apa kau serius tidak penasaran seperti apa gadis itu?'

Myungsoo tersenyum tipis, ia mematikan bara rokoknya yang masih tinggal setengah lalu membuangnya.

'Ok'

Myungsoo menekan tombol send , lalu mengendarai mobilnya menuju maxime.

"Akhirnya aku punya kegiatan malam ini"