Chereads / Le P.A.C.S (Pacte Civil De Solidarité) / Chapter 9 - Le Pacs - Part 8

Chapter 9 - Le Pacs - Part 8

Tok Tok

Myungsoo mengetuk pintu ruang baca yang juga menjadi ruang kerja Papanya, sebelum akhirnya ia masuk saat Papanya menyahuti dari dalam.

"Sejak kapan kamu sampai di rumah?" tanya sang papa sesaat setelah ia melihat putranya yang baru saja masuk.

"Baru lima menit yang lalu pa, Myungsoo melihat mama dulu sebelum ke sini" kata Myungsoo sembari berjalan menuju sofa di mana papanya berada lalu duduk tepat didepan papanya.

"Bagaimana kuliahmu Soo?" Tanya papa Myungsoo, Soo adalah panggilan masa kecil Myungsoo dan hanya keluarganya yang memanggilnya dengan panggilan itu.

"Lancar pa, 3 minggu yang lalu Myungsoo juga baru saja wisuda seperti yang Myungsoo kabarkan ke papa"

"Jadi .. seperti yang sudah papa bicarakan di telfon saat itu kalau perusahaan kita sedang mengalami krisis karena rencana peluncuran produk K For W yang papa impikan, papa pikir kamu pasti bisa menggantikan papa Soo" K For W *bacanya key for doubleyu* adalah nama produk elektronik kepanjangan dari Korea For The World yang sedang perusahaan papa Myungsoo kembangkan, produk yang sudah papa Myungsoo impikan sejak masa muda, karena perusahaan Myungsoo sudah merambah kesemua bidang kecuali elektronik, dan inilah kali pertama perusahaan mereka mengembangkan sayapnya ke bidang elektronik.

"Myungsoo akan berusaha dengan keras pa untuk menghentikan krisis ini" jawab Myungsoo tenang tapi masih tersirat nada tegas dalam ucapannya, ia dari lahir memang sudah di pastikan akan menjadi ahli waris keluarga Kim, salah satu keluarga terkaya di daratan Korea dan karena alasan itu juga ia pergi ke LA untuk menuntut ilmu guna memperluas wawasannya yang nantinya mungkin akan berguna untuk perusahaannya.

"Baiklah kamu persiapkan dirimu, satu minggu lagi upacara pengangkatanmu, nanti papa akan memberikan beberapa berkas perusahaan serta K For W yang bisa kamu pelajari" Myungsoo mengangguk mengerti.

"Dan pesan papa Soo, bagaimanapun juga K For W harus rilis, karena itu impian papa, papa mempercayakannya padamu" Myungsoo mengangguk. Ia tau kalau papanya sangat ambisius sama sepertinya, mungkin kalau tidak karena beberapa minggu yang lalu penyakit maag papanya kambuh karena kelelahan memikirkan krisis di perusahaannya papanya akan bersikeras untuk melanjutkan jabatannya sampai K For W rilis.

"Apa masih ada yang perlu di bicarakan lagi pa?" Papa Myungsoo menggeleng pertanda tidak.

"Baiklah kalau gitu ayo kita turun pa, mama memintaku mengajak papa turun untuk makan malam" papa Myungsoo ikut berdiri mengikuti Myungsoo lalu mereka berjalan beriringan menuju meja makan, menghasilkan pemandangan epic antara sepasang anak dan papa yang tengah berjalan beriringan menuju meja makan.

Di sana sejumlah makanan sudah tersaji di atas meja makan, tidak lupa gimbab kesukaan Myungsoo juga sudah tersaji di atas meja tepat di depan kursi Myungsoo.

"Sudah selesai nak? Ayo cepat sini keburu makanannya dingin" kata mama Myungsoo saat ia melihat sepasang papa dan anak itu turun dari tangga lantai satu. Mama Myungsoo berjalan menghampiri anaknya lalu meraih pundaknya, sedikit menariknya agar berjalan sedikit lebih cepat.

"Sayang, kau juga cepat kesini, kenapa jalanmu lambat sekali sih seperti siput" Myungsoo hanya tersenyum mendengar celotehan mamanya ,sedangkan papanya hanya mencibir mendengarnya.

"Kakak kemana?" Tanya Myungsoo saat ia tidak mendapati kehadiran Young Kwang dimeja makan.

"Entahlah, katanya ia masih ada janji jadi tidak bisa makan malam di rumah__sudah lupakan kakakmu tadi mama sudah menelfonnya ia sedang makan diluar sepertinya sama pacarnya deh" Myungsoo tersedak makanannya sendiri untung mamanya dengan sigap memberikan segelas air yang langsung diterima oleh Myungsoo.

"Kau ini kenapa makan seperti anak kecil sih? Makan gini aja masih tersedak" omel mama Myungsoo sembari mengusap pelan punggung anaknya.

"Tadi mama bilang kakak keluar makan malam dengan pacarnya? Sejak kapan ia memiliki pacar?" Tanya Myungsoo terkejut, setaunya kakaknya sangat dingin dan juga pendiam, a tidak tau jika kakaknya sudah berani berpacaran.

"Mereka sudah pacaran sejak lama, sepertinya tahun ini sudah 3 tahun, iya kan sayang?" Tanya mama Myungsoo kepada papa Myungsoo memastikan perkiraannya itu benar.

"Iya sepertinya"

"Kenapa aku tidak tau?" tanya Myungsoo lagi, ia sedikit tidak terima karena tidak ada yang memberitahu tentang hubungan kakaknya.

"Kau saja yang tidak pernah pulang, bagaimana kau tau, kau sendiri dimana pacarmu?" Myungsoo menghempuskan nafas jengah, pertanyaan yang sangat Myungsoo hindari akhirnya terdengar juga oleh telinganya.

"Mama.. berhentilah menanyakan pertanyaan konyol seperti itu"

"Pertanyaan konyol apa maksudmu? Jangan bilang kau masih bermain-main dengan wanita sembarangan ya Soo" bukannya menjawab Myungsoo hanya menggedikkan bahunya sembari kembali memasukkan potongan daging kedalam mulutnya, ya mamanya sudah tau jika Myungsoo sering bermain-main dengan banyak wanita, walaupun semua wanita itu tidak pernah ia bawa pulang, tapi mama Myungsoo tau semuanya karena temannya -Minseok- dulu pernah menceritakan kenakalan Myungsoo padanya.

"Kau ini Soo, sudah berapa kali mama bilang berhenti bermain dengan wanita yang seperti itu, mau sampai kapan kau seperti ini? Kau sudah berumur 28 tahun mau sampai kapan kau bermain-main terus? Kau ini persis seperti papamu" Papa Myungsoo seketika tersedak makanannya sendiri saat mendengar istrinya kembali mengungkit masa lalunya, istrinya memang tidak salah karena ia *papa Myungsoo* memang sering bergonta-ganti pasangan waktu muda dulu, sebelum ia bertemu mamanya Myungsoo pastinya, sedangkan Myungsoo menegak air minumnya sampai habis, saking muaknya mendengar ocehan mamanya yang masih tetap sama seperti 10 tahun lalu, dan masih tetap sama disetiap panggilan telfon yang terhubung di antara mereka.

"Sudahlah ma, aku pulang tidak ingin mendengar nasehat mama, Myungsoo tidak akan menjalin hubungan dengan wanita manapun sampai Myungsoo bisa mendapatkan wanita yang ingin Myungsoo lindungi" mama Myungsoo membuang nafasnya kasar, anaknya masih tetap saja keras kepala.

"Terserah kau lah, tapi jangan lama-lama, mama sudah ingin menimang cucu darimu" Myungsoo mendesis sebal, jangankan memiliki anak, menikah saja tak pernah terfikirkan olehnya.

***********

Myungsoo mengendarai mobilnya menuju hotel, ia tidak ingin pulang kerumahnya.

Sesaat setelah ia sampai pegawai hotel yang bertugas di resepsionis memanggilnya, membuat Myungsoo mau tak mau menghampirinya.

"Tuan, ini ada titipan dari nona yang tuan bawa kemarin malam, ia meminta kami untuk menyampaikan ini pada tuan" Myungsoo menatap amplop putih itu dengan pandangan bertanya, apakah gadis itu meninggalkan surat untuknya? Myungsoo tersenyum sinis membayangkannya hingga akhirnya ia membawa amplop itu ke kamarnya.

Sesampainya di kamarnya ia membuang amplop itu ke tempat sampah tanpa membuka isinya terlebih dahulu, palingan itu hanyalah sejenis surat cinta yang pada akhirnya wanita itu meminta Myungsoo menghubunginya lewat nomor yang sengaja ia tinggalkan.

Myungsoo seketika merebahkan tubuhnya diatas kasur empuknya, tapi entah kenapa ia tiba-tiba mencium aroma tubuh wanita yang tidak lain adalah aroma tubuh Suzy. Seketika ia menarik wajahnya yang terbenam di atas kasur dengan wajah heran, ia menciumi kasurnya dibeberapa bagian memastikan jika spreinya sudah di ganti atau tidak.

"Aneh, padahal spreinya sudah di ganti kenapa aku masih mencium tubuh gadis itu? Sepertinya hidungku sudah bermasalah" Myungsoo kembali membenamkan kepalanya namun kali ini dengan mata tertutup, tapi entah kenapa tiba-tiba di kepalanya terputar memory dimana Suzy mendesah dengan wajah merah madamnya, ekspresi mengawangnya yang sangat kontras dengan wajah polosnya sampai pada teriakan Suzy yang memanjakan telinganya semalam, dan hanya karena hal itu junior Myungsoo tiba-tiba terbangun membuatnya mendesis kesal.

"Sialan, kenapa aku malah mengingat gadis itu, dan kau pula kenapa malah terbangun di malam hari seperti ini sih?" Myungsoo bangun dari posisinya merubah posisinya menjadi duduk di tepi ranjang, tanpa sengaja matanya menangkap sebuah benda yang berkerlip dari bawah sofa membuatnya penasaran dan mengechecknya, dan ternyata itu adalah sebuah kalung, sekelebat ia ingat jika semalam Suzy mengenakan kalung tersebut, membuat myungsoo tersenyun tipis.

"Sepertinya aku harus mengembalikan ini" Myungsoo teringat dengan amplop tadi dan akhirnya mengambilnya lagi dari tempat sampah, sumpah baru kali ini seorang Kim Myungsoo the hottest man from Asia mengambil barang yang sudah ia buang sendiri dari tempat sampah, sungguh siapapun yang melihat hal ini pasti tidak akan mau mengenal seorang Kim Myungsoo lagi.

Ia menyobek amplop tersebut memperlihatkan isi dari amplop tersebut yang tidak lain adalah cek, membuat ekspresi wajahnya seketika berubah .

"Inikan cek yang aku berikan kemarin?" Kata Myungsoo sembari memegang selembar cek bertuliskan 100 juta lengkap dengan tanda tangannya.

"Kenapa ia mengembalikannya padaku? Apa ini triknya untuk menarikku? Agar aku mencarinya dan memberikan cek ini padanya?" Myungsoo tersenyum sarkas 'wanita tetaplah wanita'

Myungsoo meraih jaketnya, memasukkan kalung serta ceknya kedalam saku jaketnya lalu berlalu pergi.