#FLASHBACK
"Arrgggh... tu...an... hen..ti...kan...ini.....geli" dengan susah payah Suzy menahan pergelangan tangan Myungsoo karena tangannya yang terikat berharap pria itu menghentikan aktifitasnya.
"Diamlah sayang, cukup pejamkan matamu dan rasakan kenikmatannya"
Myungsoo yang semakin penasaran dengan dua benda bulat yang dari awal sudah menyita perhatiannya akhirnya ia menarik lengan dress Suzy sehingga membuat bajunya terbuka di bagian atasnya, memperlihatkan payudara Suzy yang masih terbungkus bra tapi Myungsoo bisa melihat sedikit payudara Suzy yang keluar dari perlindungan bra.
Payudaranya tidak terlalu besar memang tapi itu sudah lebih dari cukup untuk membuat Myungsoo semakin terangsang.
Ia menurunkan bra Suzy tak mempedulikan tangan Suzy yang berusaha menutupinya dengan lengan tangannya, seolah ia sedang menikmati prosesnya dalam membuka sebuah harta karun.
Ia membukanya perlahan-lahan sampai bra tersebut turun dengan sempurna memperlihatkan payudara Suzy yang tidak terlalu besar tapi sedikit lebih besar dari ukuran payudara wanita korea dan sedikit lebih besar dari ekspektasi Myungsoo dengan bentuk bulat yang cantik yang Myungsoo asumsikan walaupun gadis itu pergi keluar tanpa mengenakan bra sekalipun tidak akan ada orang yang sadar karena payudaranya sudah memiliki bentuk yang indah.
Suzy yang malu mencoba menutupi kedua payudaranya dengan tangannya yang langsung di singkirkan oleh Myungsoo.
"Ssstttt"
Myungsoo menyentuh puncak payudara Suzy yang sudah semakin mengeras membuat Suzy mendesah dengan tubuh yang bergetar karena terkejut merasakan sentuhan langsung kulit antar kulit tanpa penghalang apapun.
Myungsoo meremas payudara Suzy pelan lalu mengulum puncak payudara Suzy dan sedikit memainkan lidahnya di sana yang sukses membuat tubuh Suzy semakin bergetar hebat dengan desahan tertahan.
Myungsoo sedikit melirik wajah Suzy sekedar penasaran dengan ekpresi gadis itu, Suzy memiringkan kepalanya dengan bibir yang menggigit bibir bawahnya sendiri dengan mata terpejam serta ekspresi mengawang yang sangat menggoda.
Saat jari tangannya yang berada di bawah sana semakin mempercepat temponya serta mulutnya mengigit pelan puncak payudara Suzy yang sedang berada dalam mulutnya Suzy reflek menutup mulutnya dengan punggung tangannya yang terikat, mungkin agar ia tidak menghasilkan suara terlalu keras walaupun Myungsoo masih bisa mendengar desahan Suzy yang tertahan dan itu semakin membuatnya terangsang.
Myungsoo menarik tangannya yang sedari tadi bermain di kewanitaan Suzy saat ia merasakan tangannya yang sudah basah oleh cairan Suzy, ya gadis itu mencapai klimaksnya.
Seolah tak memiliki kesabaran lagi, ia melepas bajunya dengan paksa, membuat beberapa kancing bajunya lepas berceceran di atas lantai, ia juga menarik paksa gaun yang Suzy kenakan, membuat gadis itu berteriak histeris.
Ia menarik kedua paha Suzy dengan kasar agar terbuka, tanpa ba bi bu atau perkataan manis lainnya lagi Myungsoo langsung mendorong miliknya untuk memasuki liang kenikmatan yang sudah ia dambakan sedari tadi, ia sedikit kesusahan saat memasukkannya tidak seperti biasanya.
"Apa ia benar-benar masih virgin?" Pikir Myungsoo
"Pelan... pelan...tu..an" Suzy berusaha menghentikan Myungsoo tapi tetap saja itu tidak membuahkan hasil.
Tangannya yang terikat tidak memberikan ia ruang untuk leluasa bergerak, ditambah lagi Myungsoo yang terus memegang dasi yang ia gunakan untuk mengikat tangan Suzy, menahan agar tangan Suzy tidak turun dan mengganggu aktifitasnya.
"Arrghhhhhh" desahan itu akhirnya keluar juga dari mulut kedua insan manusia yang sedang bercinta itu.
Myungsoo tertegun dengan mata mengerjap saat ia melihat darah tertempel di juniornya saat ia menggerakkan tubuhnya, ia memaki dirinya sendiri dalam hati.
"Shit dia benar-benar masih virgin" umpatnya terus dalam hati, tapi Myungsoo tetaplah Myungsoo, naluri manusiawi ya tetaplah naluri manusiawi yang harus di salurkan juga, apalagi gadis itu sudah dibayarnya kan? Dan gadis itu juga yang memberikan kevirginannya kepada Myungsoo. So, tidak ada yang salah di sini.
"Arrrggghh, sa...kit tuan, sa..kit... pelan... sa...kit" Suzy terus berteriak agar Myungsoo menurunkan ritmenya karena ia merasakan perih dari selangkangannya tapi seolah kesetanan Myungsoo tidak mendengarkan sedikitpun perkataan suzy.
Tanpa sadar cairan bening menetes dari sudut mata Suzy, entahlah rasanya ingin sekali Suzy marah atau memaki pria yang sedang bergerak memaju mundurkan tubuhnya dengan ritme sangat cepat di atasnya itu tapi ia sadar jika ia tidak patut untuk marah, tapi mengingat alasannya melakukan hal ini bukankah tidak seharusnya ia diperlakukan seburuk ini walaupun ia mendapatkan bayaran atas ini? Bukankah ini simbiosis mutualisme?
Myungsoo tau jika Suzy yang berada di bawahnya itu sedang menangis, tapi ia tak menghiraukannya karena baginya wanita murahan harus diperlakukan seperti itu.
"Gadis j**ang sepertimu tidak pantas untuk menangis, bukankah ini yang kau mau?" Dengan wajah datar serta mendiskriminasi Myungsoo mengucapkan kalimat kejam itu kepada Suzy yang sedang menangis, kalimat yang tidak ia sadari akan terus terngiang di ingatan Suzy.
#FLASHBACK END
Tubuh Suzy beringsut, membuatnya terduduk di atas lantai sembari memeluk lututnya sendiri di bawah rintikan air yang keluar dari shower yang masih menyala.
Ia menangis di bawah sana. Seperti sebuah film, ingatan semalam masih terus terputar di ingatannya, membuatnya jijik dengan dirinya sendiri.
"Nona, apakah nona ada masalah?" Tanya wanita kebersihan dari luar, nada bicaranya terdengar khawatir setelah ia melihat Suzy yang tidak kunjung keluar dari kamar mandi, ini sudah lebih dari 1 jam, tapi Suzy belum keluar juga.
"Nona, apakah anda perlu bantuan saya?" Karena tidak mendapat jawaban juga dari Suzy, ia mengetuk pintu kamar mandi dengan ritme cepat dan sangat keras, membuat Suzy kembali tersadar dan mematikan showernya.
"Iya, ada apa?" Wanita itu menghembuskan nafasnya lega, ternyata gadis itu tidak apa-apa.
"Apa nona perlu bantuan? Saya khawatir karena nona tidak kunjung keluar dari dalam"
"Tidak, saya tidak apa-apa" teriak Suzy dari dalam.
"Baiklah, jika nona perlu bantuan nona bisa memanggil saya, oh iya sarapan anda saya letakkan di meja anda, serta obat nyeri anda juga ada di sebelahnya, nona harus meminumnya kalau tidak tuan akan memarahi saya" wanita itu akhirnya pergi setelah mendengar jawaban Suzy yang menyanggupi pasti akan meminum obatnya.
Suzy menatap pantulan tubuhnya dari kaca besar yang ada di dalam kamar mandi lagi, ia menarik kedua ujung bibirnya dengan jari telunjuknya.
"Tidak apa-apa Suzy, kamu pasti bisa___yang kamu lakukan tidak salah, ini demi ibu"