Tangan Suzy bergerak menutupi wajahnya saat sinar matahari menerobos masuk dari sela-sela jendela kaca yang tertutup gorden putih.
Kelopak matanya bergerak sebelum akhirnya terbuka sempurna, ia menghembuskan nafasnya kasar saat ia sadar di mana ia sedang berada, ia melirik ke segala arah mencari sosok lelaki yang semalam menidurinya dan mencapai puncaknya beberapa kali yang ia sendiri tidak bisa menghitungnya, apakah semua lelaki bisa mencapai puncak berkali-kali dalam berhubungan seks dengan wanita? Pikir Suzy.
Ternyata lelaki itu sudah pergi, apa yang ia pikirkan? Bagaimana mungkin lelaki itu mau menghabiskan harinya hanya untuk wanita murahan seperti Suzy?
Suzy melirik meja nakas yang berada tak jauh dari situ, terdapat amplop di sana, Suzy meraih amplop itu lalu membukanya, dari dalam sana keluarlah 2 lembar cek dengan nominal 100juta di setiap ceknya.
"Dia benar-benar membayarku sesuai dengan harga yang ia tawarkan"
Suzy meringis kesakitan saat ia merasakan nyeri dari daerah kewanitaannya, sangat sakit sampai rasanya ia tak sanggup melangkahkan kakinya untuk berjalan, bahkan pergelangan tangannya pun masih merah karena pria itu terus menarik tangan Suzy yang ia ikat dengan kasar.
Lelaki iblis itu benar-benar iblis, Suzy tak salah lagi, bagaimana bisa ia bermain sangat kasar tadi malam, bahkan setelah Suzy menangis dan berteriak memintanya untuk lebih lembut lelaki itu tak peduli dan terus mendominasi seperti lelaki kesetanan.
Mengingat kejadian itu membuat Suzy sebal dan sangat menyesal bertemu lelaki iblis itu.
Ting ting
Suzy menatap pintu saat ia mendengar bel yang berbunyi, di iringi oleh suara wanita dari luar sana, siapa yang bertamu? Pikir Suzy
"Siapa?" Tanya Suzy.
Ia berdiri dari ranjang mencoba mencari baju yang ia kenakan kemarin, tapi hasilnya nihil, baju itu robek serobek-robeknya bahkan pakaian dalamnya pun ikut robek, ia tidak sadar jika lelaki itu merobek pakaiannya tadi malam.
"Saya pegawai hotel ini nona, ini jadwal kami membersihkan kamar anda" mendengar suara wanita itu membuat Suzy merasa sedikit lega, ia tak punya sehelai pakaian sedikitpun untuk menghadap orang lain, ya walaupun ia tidak kenal dengan pegawai itu tapi paling tidak ia tau jika yang bertamu adalah orang hotel.
Suzy menarik selimut yang tadi ia gunakan, memperlihatkan bercak merah di atas kasur tempatnya tidur membuat ia tersenyum tipis.
Ia tidak pernah menyangka akan kehilangan keperawanannya dengan cara seperti ini.
Ia mempergunakan selimut tadi untuk menutupi tubuh telanjangnya dengan sempurna, hanya menyisahkan kepala serta sedikit tangannya yang mungkin saja akan berguna.
Cklik
Suzy membuka pintunya sedikit, ia menuturkan kepada pegawai wanita tersebut jika ia sedang tidak memakai baju, pegawai wanita itu tersenyum tipis lalu mengangguk mengerti, entah apa yang wanita itu fikirkan melihat seorang gadis bangun di kamar hotel tanpa mengenakan pakaian sehelaipun, Suzy tidak tau dan 'sedikit tidak peduli' bagaimanapun ia memang tidak memiliki pakaian.
Pegawai wanita itu masuk membawa banyak alat kebersihan yang ia dorong dengan tempatnya *semoga kalian mengerti karena aku tidak bisa mendiskripsikannya*
Wanita itu mengeluarkan setumpuk kain yang ternyata adalah pakaian, ia memberikannya kepada Suzy.
"Ini pakaian dan handuk nona, nona bisa memakai pakaian ini menggantikan pakaian anda yang kemarin dan juga bisa memakai handuk ini ketika nona mandi" Suzy menerima pakaian itu malu-malu.
"Terima kasih" pegawai wanita itu tersenyum tulus.
"Tuan meminta saya memberikan pakaian ini kepada nona, dan sebelum nona pergi nona bisa sarapan terlebih dahulu, tadi tuan juga membelikan nona obat dan meminta saya memastikan bahwa nona pasti meminumnya, nanti akan saya kirimkan ke sini setelah saya selesai membersihkan kamar anda" Suzy mengangguk mengerti, ia tak menyangka di balik sikap kasar Myungsoo pria itu juga memiliki sisi yang hangat, tapi tetap saja ia iblis.
"Kalau boleh tau saya sedang di mana?"
"Ini di Hotel W nona, sedangkan kamar ini adalah kamar VIP yang sudah dibeli tuan" Suzy melongo mendengar jawaban pegawai itu, seberapa kaya pria itu?
Suzy melangkahkan kakinya pelan karena masih merasa nyeri, tangan kirinya memegang setumpuk pakaian serta tangan lainnya yang berusaha menutupi tubuhnya menggunakan selimut.
Ia melepas selimut sesampainya di dalam kamar mandi lalu menatap pantulan tubuhnya sendiri di cermin.
Matanya fokus ke bekas merah yang Myungsoo tinggalkan hampir menyebar di seluruh tubuhnya dengan pandangan jijik, saat ia menatap ke bawah ia melihat bekas darah yang sudah mengering di paha sampai perutnya.
di usapnya sebentar bercak itu lalu ia menghela nafasnya panjang sebelum akhirnya ia berjalan menuju shower dan menghujani seluruh tubuhnya dibawah guyuran shower, ia terdiam dengan mata yang terpejam di bawah shower.
"Gadis j**ang" lirih Suzy
tiba-tiba ingatannya mengingat kembali apa yang ia dan Myungsoo lakukan kemarin malam.
Myungsoo menatap wajah merah padam Suzy sebentar dengan wajah yang sulit di artikan, ia mencium aroma rambut Suzy dalam seolah ingin mengingat aroma tubuh gadis itu, sedangkan Suzy hanya memejamkan salah satu matanya dimana letak Myungsoo sedang mencium aromanya.
Melihat ekspresi itu membuat Myungsoo tersenyum tipis, perasaan ingin memangsa gadis itu semakin tinggi dalam diri Myungsoo.
Tak menunggu waktu lama lagi Myungsoo langsung mencium bibir Suzy dengan penuh nafsu, di masukkannya lidahnya kedalam bibir Suzy lalu memainkannya di dalam sana, sedangkan Suzy masih membalasnya dengan kaku walaupun sudah tidak sekaku tadi.
Setelah puas dengan bibir ranum Suzy ia menurunkan ciumannya ke leher jenjang Suzy. Menyesapnya serta beberapa kali menggigitnya membuat bercak merah tertinggal di sana menandakan teritori Myungsoo.
Tangan kirinya dengan nakal meremas payudara Suzy yang masih terlindungi bra serta dressnya, sesekali ia memainkan puncak payudara Suzy yang terasa dari luar.
"Arrrghh, tuan" Suzy menggerang lirih merasakan permainan tangan nakal Myungsoo, tangan Myungsoo yang lainnya turun mengusap paha mulus Suzy, mengusapnya semakin lama semakin ke atas sampai akhirnya jari-jarinya menemukan daerah terhangat dari diri Suzy yang sudah sedikit basah di balik celana dalamnya.
Ia memasukkan tangannya menerobos celana dalam Suzy, dengan lihai ia langsung menemukan g-spot dari gadis itu dan memainkannya membuat tubuh gadis itu bergetar seperti orang yang sedang tersetrum dengan suara desahan yang semakin membabi buta merasakan sensasi yang baru kali ini ia rasakan, entah seperti ada ratusan kupu-kupu di perutnya yang menggelitik menimbulkan sensasi geli yang membuatnya candu.