Setelah selesai mengurus semua berkas yang club berikan, Myungsoo segera pergi meninggalkan club.
Ia meraih pinggang Suzy yang bebas dari kain merah polos yang ia kenakan, sebelum pergi Minseok menggodanya untuk tidak bertindak kasar, sedangkan Myungsoo hanya mencibir seolah mengatakan ia mengerti.
Di dalam mobil mereka hanya diam, begitupun dengan Suzy yang terus menatap keluar dengan memainkan jari-jarinya.
"Apa kau sudah makan?" Suzy mengalihkan pandangannya ketika Myungsoo membuka suaranya, Suzy menggeleng, ia tidak bohong karena memang ia belum makan sedari kemarin.
Myungsoo mengangguk mengerti lalu memutar arah mobilnya.
"Kita mau kemana tuan?" Tanya Suzy memeberanikan diri membuat Myungsoo tersenyum, senyum yang lagi-lagi membuat bulu kuduk Suzy berdiri.
Myungsoo menghentikan mobilnya saat traffic light menunjukkan warna merah, ia mendekatkan tubuhnya ke tubuh Suzy , sangat dekat membuat Suzy reflek memundurkan tubuhnya
"Kita akan pergi makan terlebih dahulu sayang, apa kau tak sabar ingin segera aku makan?" Tubuh Suzy beringsut, ia sangat takut tapi dengan sekuat tenaga ia melawan rasa takutnya sendiri, Myungsoo tersenyum tipis saat melihat Suzy menggerakkan kepalanya ke kanan dan kekiri, lalu ia meraih surai Suzy yang sedikit berantakan, menyelipkannya ke daun telinga gadis itu, sehingga memperlihatkan telinga putihnya.
"Kamu adalah gadisku malam ini, jadi jangan panggil aku tuan" ucap Myungsoo pelan, suaranya sangat pelan hampir tidak terdengar oleh Suzy kalau saja ia tidak berbicara dengan jarak sedekat itu dengan Suzy.
"Lalu saya harus memanggil anda apa?" Sudut bibir Myungsoo kembali terangkat.
"Sayang.. tapi jika kamu lebih nyaman memanggilku tuan aku tidak keberatan" Suzy menimbang perkataan Myungsoo sebelum akhirnya ia menjawab.
"Saya akan tetap memanggil anda tuan" jawab Suzy pada akhirnya, Suzy rasa Myungsoo bukanlah pria sembarangan, mana pantas Suzy memanggil Myungsoo dengan sebutan sayang.
Myungsoo mendekatkan mulutnya ke telinga Suzy, menjilatinya dengan gerakan pelan membuat Suzy tersentak dan reflek meremas lengan Myungsoo.
"Tuan" Suzy tak mampu mengatakan apapun kecuali memanggil nama Myungsoo.
Myungsoo terus menjilati telinga Suzy sampai basah, ia menggigitnya pelan membuat gadis itu berteriak kesakitan, sebelum akhirnya ia mengakhiri kegiatannya.
"Baiklah, sesuai permintaanmu aku adalah tuanmu" kata Myungsoo dengan senyum yang Suzy tak mengerti maksudnya, sampai akhirnya pria itu kembali berkonsentrasi mengendarai mobilnya menuju restoran.
Myungsoo memarkirkan mobilnya, ia berjalan membukakan pintu untuk Suzy, padahal gadis itu sudah mau membukanya sendiri.
Myungsoo meraih pinggang Suzy untuk merangkulnya, mereka berjalan dengan posisi seperti itu.
Tak jauh dari tempat mereka terdapat 3 pria dengan pakaian berantakan, sepertinya mereka baru selesai mabuk-mabukan.
"Kau lihat tubuh gadis itu? Aku sungguh sangat ingin memakannya" kata salah satu dari mereka, mendengar itu tangan Myungsoo mengeras, baru saja ia akan mendekati pria itu untuk memukulnya, tapi Suzy menahan lengannya membuat langkahnya terhenti.
"Biarkan saja tuan" mendengar perkataan Suzy membuat Myungsoo heran.
"Apa kau tidak marah mendengar mereka berkata seperti itu?"
"Untuk apa? Tidak ada gunanya" Myungsoo tersenyum tipis, ia hampir lupa jika wanita itu menjual tubuhnya demi uang, ia hampir lupa karena selama perjalanan wanita itu selalu menunjukkan wajahnya yang polos, hampir saja ia tertipu oleh casing Suzy.
Sesampainya mereka di restoran, mereka memesan makanan dan memakannya dalam diam, Suzy tidak banyak makan walaupun dia lapar, di lain karena dia merasa tidak sopan jika makan terlalu banyak juga karena ia tidak terbiasa makan di tempat mahal.
"Sudah?" Tanya Myungsoo, Suzy mengangguk.
"Kau tunggu aku di luar, aku akan membayar billnya" Suzy mengangguk, ia berjalan keluar sedangkan Myungsoo menuju kasir.
Selama ia menunggu Myungsoo ia berkali-kali mengusap punggungnya yang polos, hari semakin malam dan udara semakin dingin, itu membuat tulang Suzy nyeri saking dinginnya.
P
L
U
K
Suzy kaget, tiba-tiba ada jaket yang menyampir di pundaknya, membuat rasa hangat menyalur ke tubuhnya, ternyata Myungsoo yang menyampirkannya, perasaan Suzy menghangat, ia tak tau jika Myungsoo lelaki seperti itu.
"Apa yang kau tunggu, apa kau ingin kumakan di sini?" Tanya Myungsoo lantang sembari menatap Suzy yang masih mematung di tempatnya, membuat gadis itu sedikit berlari menuju Myungsoo.
****
B
R
A
K
Tubuh Suzy tersentak saat Myungsoo tiba-tiba mendorongnya sesaat setelah mereka sampai di kamar hotel milik Myungsoo, bahkan kaki Suzy belum melangkah masuk, mereka baru sampai di depan pintu.
Myungsoo mencium bibir ranum Suzy dengan penuh nafsu, Suzy yang terkejut merasa takut dengan apa yang akan di lakukan lelaki ganas di depannya itu, ini pertama kali buatnya.
Myungsoo terus menjejali bibir Suzy dengan bibirnya, membiarkan lidahnya dengan lihai mengeksplore seisi mulut gadis cantik itu, sedangkan Suzy yang baru pertama kali berciuman mencoba membalas ciuman ganas lelaki itu dengan kaku.
Myungsoo melepaskan ciuman mereka, ia berdecak pelan.
"Kaku banget sih, kamu mendapatkan bayaran 200 juta tapi pelayananmu mengecewakan seperti ini? Tidak sesuai dengan bayaranmu" Suzy menunduk takut dengan tangan meremas ujung bajunya
*awalnya harga Suzy dari lelang tersebut adalah 250 juta, tapi 20%nya di bayar di club dan di berikan kepada Maxime saat Myungsoo mengurus berkas-berkas untuk Suzy, jadi 50juta sudah Myungsoo bayar untuk maxime sedangkan sisanya untuk Suzy*
"Maaf tuan, ini yang pertama kalinya buat saya, sehingga saya tidak tau bagaimana caranya, saya akan berusaha lebih keras lagi" Myungsoo menarik dagu Suzy membuat gadis itu mendongak menatap Myungsoo yang jauh lebih tinggi darinya
"Berhenti bersikap sok polos di depanku, walaupun semua yang akan aku lakukan padamu adalah yang pertama kali buatmu, tapi jangan lupakan fakta jika kamu menjual tubuhmu demi uang" mendengar perkataan Myungsoo yang sadis membuat hati Suzy mencelos, baru beberapa jam yang lalu lelaki itu bersikap manis dan baik padanya tapi sekarang lelaki itu bersikap sadis dan tidak berperikemanusiaan? Suzy menyesal telah berfikir jika ia beruntung pelelangan itu Myungsoo menangkan.
"Julurkan lidahmu" Suzy menjulurkan lidahnya seperti yang Myungsoo minta.
"Kau hanya perlu menggerakkan lidahmu mengikuti alurku" Suzy mengangguk mengerti, dan setelahnya Myungsoo kembali menyerbu bibir Suzy tanpa ampun, Suzy melakukan apa yang Myungsoo katakan, ia mengikuti ritme lidah Myungsoo yang awalnya pelan menjadi memburu dan begitu cepat, membuat Suzy kuwalahan, Myungsoo menarik pinggang Suzy sedangkan gadis itu meletakkan kedua tangannya di atas dada bidang Myungsoo membuat tubuh mereka menyatu , mereka terus berciuman dengan posisi yang intim sampai akhirnya Myungsoo melepaskannya, myungsoo menatap tubuh Suzy dari bawah sampai atas, matanya tertuju pada dada Suzy yang terlihat lumayan besar dan sangat segar membuat tubuhnya memanas.
Suzy mengatur nafasnya yang hampir habis, bagaimana bisa lelaki itu menciumnya selama itu, apa ia lupa jika Suzy masih noob dalam hal ini?
Myungsoo mengangkat tubuh Suzy dengan mudahnya, meletakkannya di atas bahunya.
"Apa yang tuan lakukan, turunkan saya" Suzy terus bergerak tanpa henti, berharap Myungsoo mendengarkan perkataannya, tapi bukanlah Myungsoo namanya jika tidak dominan.
Lelaki itu menjatuhkan tubuh Suzy di atas ranjang king sizenya dengan kasar, lalu meninggalkan Suzy menuju ke lemarinya, ia menarik salah satu dasi dari sana lalu berjalan mendekati tubuh Suzy yang sudah meringsut di pinggir ranjang dengan wajah takut.
Seolah tak memiliki rasa iba atau sejenisnya, Myungsoo menatap Suzy dengan senyum menyeringainya.
Setiap ia mendekat tubuh Suzy semakin mundur sampai akhirnya Myungsoo menarik paksa tangannya lalu mengikatnya dengan dasi navy polkadot yang ia bawa.
"Apa yang akan tuan lakukan pada saya? Kenapa anda mengikat saya?" Myungsoo tersenyum menyeringai membuat Suzy merasa bergidik , lelaki itu mendekatkan mulutnya ke telinga Suzy membisikkan sesuatu.
"Bukankah ini pilihanmu? Aku adalah tuanmu" tepat setelah mengatakan kalimat itu Myungsoo menarik dasi yang ia ikatkan di pergelangan tangan Suzy yang otomatis membuat tangan Suzy juga terangkat ke atas, Myungsoo menciumi telinga Suzy dengan rakus, mencoba menggoda Suzy yang ternyata sangat sensitif 'gadis yang sangat sensitif' batin Myungsoo.