Panci tepat mengenai kepala hantu penjudi. Seperti gerak lambat dan terpatah patah. Kepala hantu penjudi menoleh kesamping melihat hantu tukang jagal yang memangkongnya.
Ketika berhenti bergerak senyum tersimpul disana. Memamerkan gigi taringnya kepada hantu tukang jagal. Detik berikutnya sedikit demi sedikit hantu penjudi mulai terlihat buram. Akhir tidak terlihat dan menghilang.
Berhasil k?
Leo sedikit memiringkan kepala dan mulai bingung. Sekian menit menunggu kartu tidak kunjung muncul. Namun Leo terus menunggu, tapi tetap saja kartu tidak ada. Dengan kata lain saat ini Leo telah gagal.
Kok bisa?
Leo mulai menggaruk kepala dan menoleh kiri dan kanan. Dia telah menggunakan panci sebagai kelemahan. Jika itu juga tidak berhasil berarti ada syarat tertentu yang harus dipenuhi.
Segera Leo memanggil hantu pencuri untuk mencari hantu penjudi ini. Tidak lama berlalu akhirnya Leo menemukan keberadaan hantu penjudi. Seperti semula hantu penjudi tengah duduk diteras rumah. Lagi lagi dia menghadap kotak kartu yang tergeletak dihadapannya.
Sekarang Leo tidak langsung menyerang. Melainkan mulai berfikir sejenak. Sebanyak apapun Leo memanggil bahkan berteriak. Hantu ini tidak bergeming dari tempatnya. Jika harus dipukul Leo khawatir akan menghilang lagi.
Jangan jangan....
Leo mulai sedikit curiga melihat kota kartu ini. Untuk memastikan Leo mulai mengambil tempat dan duduk bersila didepan hantu penjudi.
Kletak! Kletak!
Hantu penjudi mulai memiringkan kepala 90 derajat kearah kiri kanan sampai patahnya tulang leher kedengaran. Matanya yang memandang kartu kini mulai bergerak melirik ke arah Leo. Sambil tersenyum dia memandangi Leo dengan tajam.
Leo pikir dia sudah mulai terbiasa dengan semua ke angkeran ini. Tetap saja dibawah lampu remang remang teras rumah ini Leo begetar ketakutan dipandangi oleh hantu penjudi. Tatapan itu serasa bisa melakukan apapun dalam waktu singkat kepada dirinya.
Memecah keheningan kartu remi keluar dengan sedirinya dari kotak. Melayang terbang ditengah antara mereka dan mulai membagi kartu ke Leo 2 dan ke hantu penjudi 2 secara bergantian.
Membuka kartu ditangan Leo mendapat A pakau dan Q love. Waktu berikutnya kartu membuka 3 lagi dilantai, A kelayang, K pakau, A love. Berlagak seperti penjudi hebat kepala Leo mengangguk, sekarang ditangan dia mendapat three of kind. Untuk pembukaan ini merupakan awal yang sangat bagus.
Plok!
Hantu penjudi membuka kartu didepan, 3 keriting dan 4 love.
Wkwkwkwkw!
Leo tertawa melihat kartu hantu itu. Leo membutuhkan A satu lagi untuk menjadi 4 of kind, jatuh Q dan K membuat dia full house. Dia memiliki banyak pilihan ditangan. Sedangkan hantu penjudi memiliki kartu buruk menurut Leo. Paling besar kartu menjadi 3 of kind ataupun straight. Masih ada 2 kartu lagi, itu membuat persentasenya menjadi kecil. Leo juga akhirnya membuka kartu didepan.
Plok!
5 kelayang!
Sekarang Leo tidak bisa tersenyum. Kemunculan 5 kelayang membuat pilihan straight kartu hantu penjudi menjadi nyata.
Plok!
2 kelayang!
Benar saja kartu terakhir yang muncul adalah kartu straight milik hantu penjudi.
Kikikikikiikikik!
Hantu penjudi tertawa sinis, dengan pandangan merremehkan perlahan menatap Leo. Sebelum akhirnya menjadi buram dan menghilang sekali lagi. Leo masih terdiam sambil memandangi kartu A miliknya. Benar kata orang, kartu A terkadang membawa sial.
Bangkit berdiri lagi Leo mulai mencari hantu penjudi. Diteras rumah ujung sana Leo kembali berduel kartu dan sekali dia kalah. Tidak sampai disitu, Leo telah mengalami 4 kali kekalahan. Masuk putaran kelima hantu kembali kerumah pertama. Sekali lagi Leo mulai berduel.
Sial!
Bamm!
Leo memukul salah satu dinding rumah. Sudah belasan kali dia berduel. Tetap saja dia dikalahkan terus. Leo mulai pusing, bangaimana cara buat dia bisa menang. Dengan tangan didagu Leo duduk ditangga teras rumah warga. Entah kenapa Leo merasa kartu itu telah dimanipulasi. Selalu saja dia diberi harapan tinggi diawal dengan kartu bagus. Namun kartu pembukaan akhir berakhir tragis bagi dia. Ini berlaku disetiap ronde.
Semua penjudi memang pengakal!
Leo mulai marah, memaki sana sini mengomel tidak tentu rudu.
Bentar?
Beberapa menit kemudian Leo mulai berfikir. Sontak dia mengunjungi setiap rumah yang menjadi tempat mereka berduel. Benar saja, rumah itu selalu sama, dengan urutan yang sama, lebih lagi kartu sudah ada dilantai teras.
Kepala Leo terasa panas ketika dia mulai membuka kotak kartu. Jika dibagi sesuai urutan, Leo dipastikan kalah. Merasa kurang yakin Leo segera menuju rumah lainya. Ternyata semua sama.
jancuk!
Kemudian timbul pikiran licik dikepala. Leo dengan senyum sinis mulai mengotak atik urutan kartu. Namun Leo tidak bisa merubah kartu pada rumah pertama, hantu penjudi menghalanginya. Tidak masalah menurut Leo, jika menang 4 kali dari 5 sudah tergolong bagus.
Sekali lagi putaran duel dilakukan, sesuai harapan Leo meraih 4 kemenangan dan 1 kekalahan. Permasalahannya hantu kembali lagi kerumah pertama dan seperti tidak ada perubahan apa apa. Mencoba memukul memakai panci malahan hantu kembali kerumah urutan kedua.
Apa aku harus menang 5 kali?
Tapi macam mana!
Kemdian Leo mulai kepikiran, jika memang ada urutan maka ada waktu reset ulang. Bisa jadi rumah pertama adalah awal dari rentetan ini. Karena itu sebelum memasuki duel kelima Leo sudah memerintahkan hantu tukang jagal berjaga dirumah pertama.
Dengan memperhatikan jeda dan timing yang tepat. Ketika Leo kalah dan hantu penjudi mulai menghilang, hantu tukang jagal telah merubah kartu dirumah pertama sedetik sebelum hantu penjudi tiba.
Setelah kalah Leo tidak bergegas ke rumah pertama. Melainkan merubah kartu di rumah ke 5 ini. Kemudian pergi kerumah 2 sampai ke 4 untuk merubah kartu juga.
Leo kembali berduel lagi, namun kali dengan keyakinan tingkat dewa, pasti menang. Saking sombongnya, kartu baru juga dibagi lagnsung dibuka oleh Leo. Kekalahan pertama muncul raut muka yang tidak senang dari hantu penjudi. Sampai kekalahan kelima emosinya memuncak, mata merah terang, gigi taring dipamerkan, rambut yang tipis mulai bekibar menjadi merah juga.
Ini merupakan hal yang baru. Leo yakin dia berada pada jalur yang benar. Namun hantu penjudi malah mengulurkan tangan dan dadu seukuran kepalan tangan muncul. Ditambah dengan ember ukuran sedang berserta penutup ember.
Leo sudah mundur kebelakang menjaga jarak disertai hantu tukang jagal yang sedang siap siaga disamping. Leo mengira hantu itu akan menyerang dia, malahan dia memasukan dadu kedalam ember dan mengocoknya.
Pangg!
Menghempaskan ember berisi dadu kelantai teras.
A...ang...angka B...ber...berapa!
Terbatah batah berkata sambil mematahkan leher ke kiri dan kanan. Hantu penjudi memandang Leo menunggu jawaban.
Leo mulai terdiam, bagaimana bisa dia menebak angka itu. Dadu seharusnya ada angka 1 - 6. Walaupun tahu akan angka itu, bukan berarti dia bisa menebak apa angka didalam. Itu gila namanya dengan peluang sangat kecil.
10 menit berlalu Leo masih terdiam. Dia bisa saja menebak angka, kalau benar ya bagus, jika salah tidak tahu apa yang akan terjadi. Yang pasti tidak akan ada hal yang bagus.
Masuk dalam dilema tangan hantu penjudi muncul dadu lain. Melihat itu Leo merasakan ini tidak akan bagus. Benar saja, dadu tadi masuk juga kedalam ember dan hantu penjudi mulai mengocoknya lagi.
A...ang...angka B...ber...berapa!
Jantung Leo terasa menyusut. Satu dadu saja sudah susah, sekarang ditambah 2 dadu.
Apa 10 menit lagi menjadi 3 dadu?
Kemungkinan itu ada, Leo harus segera menjawab. Mata terus memandang kearah ember. Semakin lama Leo memandang semakin Leo merasa ember itu cukup besar. Sekali lagi Leo mulai senyum sinis.
Ndak ngakal bukan judi namanya!
heheheheh!
Leo segerah memanggil hantu remaja. Dari semua hantunya, dia yang paling cepat lari dari bahaya ditambah kepalanya cukup kecil. Mulai membisikan sesuatu ke hantu remaja yang dibalas dengan anggukan.
Sementara itu Leo mulai menatapi hantu penjudi yang menatapi dia juga. Sedikit basa basi Leo mulai mengalihkan perhatiannya. Sedangkan hantu remaja mulai bergerak dibawah kolong.
Waktu berikutnya hantu remaja menembuskan kepala melalui lantai teras dan mengintip sedikit ke arah dadu. Walaupun tidak bisa melihat bagian atas dadu, selama diketahui bagian sisi dan bagian bawah, Leo bisa menebak angka apa itu.
2... 5...
Ember dibuka, angka 2 dan 5 tampak disana.
Kiaaakkkk!
hantu penjudi mulai semakin marah dan mengambil dadu lagi.
4... 3...
Kiaakkkkk!
Marah lagi dan lagi, hantu penjudi pantang menyerah dan terus mengocok. Sedangkan Leo sambil bersiul menebak angka dadu. Sampai kepada putaran kelima dan lima kali kalah telak. Hantu penjudi terlihat lemah dan menundukan kepala kelantai.
Ckckckckcck!
Perlu banyak belajar pak tua!
wkwkwkwkwwk!
Ada rasa kesombongan dalam kalimat sindiran Leo. Melihat hantu penjudi yang lemah seperti orang kalah judi. Le melirik ke arah hantu tukang jagal.
Klentang!
Panci menghantam kepala hantu penjudi dan detik berikutnya berubah jadi asap. Kartu hantu penjudi berhasil didapatkan.
Fiuh!
WKwkwkwkwkkw!
Dewa judi dilawan!
Melihat kartu hantu penjudi Leo merasa bermain game rpg, sekarang dia memiliki hantu support. Ada tambahan atribut untuk sementara waktu. Tidak begitu hebat dari hantu wanita yang penambahan 10 point atribut. Namun penambahan ini berlaku untuk hantu lain kebalikan dengan hantu wanita.
Kembali Leo membuka buku catatan. Setelah jumlah hantu berkurang Leo mulai kepikiran. Hantu hanya tersisa 2, hantu kikir dan hantu wanita. Sedangkan siluman belum diketahui. Tapi sekarang Leo telah berdiri didepan toko kelontong kampung.
Terlihat sosok hantu gendut, sulah, mata sipit, mondar mandir disekitar toko seperti satpam. Namun Leo sepertinya memikirkan hal lain.
Apa siluman selama ini suara dari anak kecil itu?
Kelemahan hantu kikir adalah uang. Tidak tahu bagaimana caranya atau prasyarat apa yang harus dilakukan. Leo hanya memberi perintah mencari uang kertas dan menyuruh hantu tukang jagal mendekati toko. Meletakan uang itu didekat toko.
Seperti seseorang yang kelaparan hantu kikir nongol dari toko. Hidungnya kembang kempis mencium aroma wangi uang. Kemudian melotot kearah uang seratus ribuan ditanah. Dengan cepat mengambilnya dan memainkannya. Seperti anak kecil yang terlihat bahagia diberi sebuah hadiah.
Hantu kikir benar benar terpesona oleh uang. Terus memainkan uang tanpa perduli sekitar. Leo sempat menoleh sedikit tapi tidak terlalu bersemangat seperti biasanya.
Hajar!