Pak Pok Pak Pok
Pengeroyokan pun terjadi di sekitar toko. Tumbal kali ini adalah hantu kikir. Walaupun begitu senyum masih terukir diwajah hantu kikir. Tidak perduli apa yang terjadi. Akibatnya hantu kikir berubah menjadi asap.
Apa mungkin selama ini dia berada dibalai?
Leo benar benar lagi terfokus kepada siluman anak kecil. DI malam pertama Leo pernah meneriakinya untuk mencari ibu dia ke balai desa. Waktu itu Leo hanya ngomong sembarangan saja. Namun sekarang dia kepikiran.
Hantu selalu muncul pertama kali setiap malam ditempat yang sama. Sepertinya itu tidak berlaku bagi siluman. Bagaimanapun juga Leo telah mengerahkan hantu mencari tempat tempat yang memungkinkan, tapi itu tidak ditemukan. Bahkan suatu malam Leo pernah berlintas di disekitar penampungan air. Suara itu juga tidak terdengar lagi.
Untuk mendapat kepastian memang harus mengecek kesana. Bangkit berdiri Leo mengambil kartu hantu kikir. Tidak ada lagi yang tersisa di perkampungan. Selain dari beberapa hantu yang belum ditangkap serta bos siluman. Beserta rombongan seperti preman pasar Leo melangkah ke balai desa.
Bersembunyi dibalik pohon rambutan tidak jauh dari balai desa. Leo melirik kearah balai desa. Dari jauh tidak ada yang berbeda dengan gedung ini. Suara juga tidak ada kedengaran.
Leo melirik kearah hantu remaja dan menunjuk ke arah balai desa. Paham dengan maksud Leo hantu remaja mulai bergerak. Merangkak pelan dan hati hati mulai mendekati balai. Karena terlalu hati hati pergerakan hantu remaja di tanah terbuka ini terlihat sangat pelan.
Kening Leo mengkerut melihat ini.
Swuzzzzhhh
Sebuah batu dilempar dan menembus kepala hantu remaja. Melihat batu yang berguling didepan dia hantu remaja berbalik kebelakang.
Dibelakang tangan Leo melambai sambil menunjuk nunjuk ke arah balai. Bisa dilihat raut wajah yang kesal disana. Melihat itu hantu remaja bangkit berdiri. Mulai berlari pelan dan menempel pada dinding.
Kepala mulai menembus melalui dinding balai. 5 detik berlalu kepala hantu remaja kembali dan menatap Leo sambil geleng geleng kepala. Ruangan yang diperiksa hantu remaja merupakan ruang pertemuan. Ruang terbesar yang ada dibalai dilengkapi dengan kursi dan meja.
Melihat hantu remaja hanya memeriksa 5 detik saja membuat Leo naik pitam. Tangan kembali menunjuk nunjuk ruangan pertemuan. Hantu remaja tampak sedikit enggan tapi wajah marah Leo membuat dia terpaksa memeriksanya lagi. Kali pemeriksaan agak lama, mencapai 3 menit.
Kenyataan pahit yang tidak diketahui Leo adalah hantu remaja tidak benar benar mencari siluman. Kepala masuk kedalam dengan mata tegas melirik kiri dan kanan. Semua itu demi mencari potensi potensi bahaya. Jika ada sedikit saja tanda bahaya, dia akan segera menghilang dari tempat.
Dengan tegas tangan Leo menujuk kearah belakang gedung. Hantu remaja mulai berpindah dengan menempel didinding menuju belakang. Merapat pelan bagai ninja hantu remaja mendekati jendela belakang. Bukan berarti hantu remaja tidak bisa langsung menembus dinding dan mencari kedalam. Hanya saja dia tidak mau terekspos.
Menyelamkan kepala dari jendela, mata hantu remaja mulai tajam menatap dapur balai ini. Ruangan ini jauh lebih kecil dari ruang pertemuan. Tidak ada apa apa selain beberapa meja dan lemari. Di sudut ujung ada sebuah WC.
Sekali lagi hantu remaja memandang Leo disertai geleng geleng kepala. Kening Leo mulai mengkerut.
Lalu dimana?
Leo bergumam dengan dirinya sendiri, bingung mau cari dimana. Memanggil hantu remaja untuk kembali. Dari situ dia mulai bertanya kepada hantu remaja apa yang telah dia lihat didalam. Hantu remajapun mulai menjelaskan bahwa tidak ada apa apa didalam.
Leo mulai merenung, apa mungkin firasat dia salah, atau mungkin saja siluman itu sudah berpindah. Karena tidak menemukan apapun yang dicari dibalai. Leo mulai melangkah menjauh untuk mencari ditempat lain. Namun sesuatu terjadi.
Ibu! Ibu!
Ibu dimana!?
Hiks hiks hiks
Sekali lagi Leo mendengar suara yang familiar. Sontak Leo menoleh kebelakang. Berusaha tenang untuk menentukan dari mana suara itu berasal.
Ibu! Ibu!
hiks! hiks! hiks!
Mata Leo tertuju kearah belakang balai. Dengan wajah kecut Leo memandang hantu remaja. Merasa diplototi hantu remaja pura pura buang muka seolah olah tidak tahu apa apa. Namun ketika dia merasa ada bahaya, baru kemudian hantu remaja bercerita kalau ada satu ruangan lagi. Ruangan yang tidak diperiksa olehnya, WC.
Tidak ada kata yang terucap, namun tangan menunjuk ke arah belakang balai. Hantu remaja pura pura tidak tahu. Tapi situasi sekarang tidak seperti ketika dia belum bertuan. Setiap detik yang berlalu, alarm bahaya terus berdentang di kepala.
Hantu remaja tidak bisa menahan lagi. Hantu yang lain ikutan memandang dirinya. Daripada menghadapi banyak lebih baik menghadapi satu. Kali ini dia benar benar harus extra hati hati. Merapat kedinding dekat WC. Hantu remaja hanya bisa melirik pintu WC.
Bergerak pelan mendekati pintu, namun kepala dengan cepat menembus melalui dinding. Detik pertama melihat WC kosong, detik berikutnya kepala ditarik kembali. Saking takutnya gerakan mengintip hantu remaja terlalu ceapt, dia sendiri bahkan agak ragu apa benar kosong. Namun dia tidak menyadari ada mata yang menatap dari atas.
Kali ini hantu remaja mencoba lagi. Tidak secepat pertama, kali ini agak sedikit lama. Bahkan mata sempat melirik kiri kanan. Dari atas sebuah tangan mungil yang berkuku tajam disetiap cari sudah mendekati kepala.
Slashh!
Tangan itu mencoba mencakar kepala hantu remaja namun hantu remaja cukup beruntung. Kepalanya sudah ditarik kembali. Dia yakin tidak ada apa apa disana. Kaki mulai melangkah untuk kembali, ketika perasaan ragu masih ada. Hantu remaja kembali mencoba melihat lebih jelas kedalam WC yang gelap itu.
Tapi kali ini hantu remaja melalui pintu. Kembali kepala menembus kedalam menoleh kekiri. Benar, tidak ada apa apa disana, tapi ketika menoleh kekanan dan menengok agak ke atas. Sepasang mata merah dengan kuku merah sedang menatap kebawah menunggu sesuatu. Menempel tenang disudut WC bagian atas.
Langsung kepala ditarik kembali. Berdesut hantu remaja kembali ke Leo. Mendengar cerita hantu remaja, Leo mulai terlihat serius. Ini adalah mini bos, tidak boleh diremehkan sama sekali.
Segera beberapa lubang di buat disekitar pintu belakang balai. Ukuran lubang dibuat cukup kecil, sesuai perkiraan ukuran siluman ini. Mengingat tidak ada pepohonan didekat balai, hanya lubang ini yang bisa digunakan. Namun didasar lubang ditambah pasak tajam.
Untuk antisipasi Leo juga memberi instruksi memasang perangkap tali di pohon sekitar sini. Hanya jika rencana ini gagal, paling tidak perangkap tali dapat memberi sedikit waktu.
Hantu mulai disebar dan mengepung bagian belakang balai sambil menunggu instruksi Leo selanjutnya. Hantu kakek sedang bersama dirinya disudut pohon tidak jauh dari balai. Leo belum mengetahui status dari siluman ini. Mengingat ini bos, Leo tidak mau mengambil resiko.
Hantu lain akan menjadi penghalang sementara hantu kakek memindai siluman ini. Tentu saja Leo tidak memasuki mode kerasukan, jika terjadi apa apa hantu kakek dapat menjadi tumbal.
Hantu tukang jagal berdiri tidak jauh dari salah satu lubang didekat dinding dengan balok kayu ditangan. Jika siluman termakan umpan dan menembus dinding. Hantu tukang jagal ada disana jika siluman terperosok dalam lubang. Hantu gadis, pencuri, pemabuk telah berjaga disekitar.
Hantu penjudi dan kikir tidak dipanggil. Yang satu support yang lain ramalan. Belum sempat Leo mengetahui secara rinci bagaimana ramalan ini bekerja. Sedangkan hantu nyawer masuk daftar antrian tumbal.
Malam smakin larut, rencana telah disusun. Leo melirik kearah hantu remaja. Kini dai mulai bergerak guna memancing siluman keluar dari persembunyian. Keadaan mulai terasa sunyi senyap ketika hantu remaja menembus dinding balai.
Brackkkk!
Kiiiiiiikkkkkkkkk!
Dari luar Leo mendengar sebuah hantaman keras seperti pintu didobrak paksa. Tidak lama berseling teriakan melengking bisa didengar. Berikutnya dengan wajah ketakutan hantu remaja mulai berlari kencang dan terlihat keluar balai.
Leo melirik semua hantunya pertanda siap siaga. Ketika siluman menembus dinding mereka diharuskan segerak bergerak.
Prankkk!
Bingkai jendela dapur balai pecah. Sosok kecil merangkak seperti ciciak terlihat berada didepan jendela. Kulit yang putih, dengan gigi taring semua memandang mereka dengan mata merahnya. Namun ukurannya kecil seperti anak berumur 5 tahun dengan kepala botak. Kulitnya yang pucat tanpa busana membuatnya terlihat seperti boneka.
Gertekan gigi bisa terdengar walau Leo berdiri dari jauh. Kepala siluman terus berputar memandangi semua hantu disekitar. Ini bukan dalam rencana, Leo tidak menyangka siluman ini mendobrak jendela bukan menembus dinding.
ANAK SIMA [P] D
HP : 260 / 1000
MP : 300 / 1000
A : 55 / 100
D : 15 / 100
S : 50 / 100
SK : Gelombang Suara ( MP 100 )
Kemampuan untuk menciptakan gelombang suara yang dapat melumpuhkan target selama 10 menit.
WK : Ibu.
Setelah dipindai oleh hantu kakek, Leo mulai tertegun melihat status siluman ini. Terutama untuk serangan dan kecepatan yang jauh diatas rata rata hantunya. Belum lagi kemampuan yang bisa melumpuhkan selama 10 menit. Benar benar layak disebut siluman.
Serangg!
Walaupun anak sima tidak masuk perangkap, tetap saja dia sedang terkepung. Segera hantu hantu Leo menyerang dari segala sisi.
Kiiikkkkk!
Kedatangan hantu yang hendak menyerang dirinya, membuat anak sima menjadi marah. Terlihat dari mata yang semakin merah padam, disertai teriakan melengking. Memamerkan gigi yang merupakan taring semua.
Pengeroyokan pun terjadi. Ada yang berusaha menangkap kaki anak sima, namun kecepatannya terlalu tinggi. Karena itu mereka melakukannya bersama sama dari semua sisi.
Anak sima bukannya melarikan diri, merasa diri semakin terpojok akhir dia mulai membalas. Dengan cakar yang panjang mulai menempel pada hantu pemabuk dan menggigit leher. Setelah beberapa gigitan akhirnya hantu pemabuk berubah jadi asap.
Anak sima melompat dan menempel pada hantu pencuri. Dibantu hantu gadis yang berusaha menangkap anak sima dan mencoba melepaskannya. Tapi itu tidak berhasil, anak sima terus menempel pada leher lawan sampai mati. Hantu gadis yang memegang anak sima akhirnya menjadi target juga setelah hantu pencuri menjadi asap.
Melihat semua itu, Leo memberi instruksi apda hantu tukang jagal. Sebelum hantu gadis mati juga, hantu jagal sudah mulai melancarkan serangan ke arah kepala hantu gadis dari belakang.
Bang!
Pukulan tepat mengenai kepala anak sima ketika hantu gadis berubah jadi asap.