Pagi harinya di panti asuhan Kasih Bunda. Ruby keluar dari kamarnya setelah mandi dan berganti pakaian.Dia mengambil tongkatnya dan berjalan menuju ke meja makan.Bu Rani pun langsung membantu Ruby duduk dikursi.
"Pagi Bu," sapa Ruby sambil tersenyum
"Pagi juga nak bagaimana kamu tidurnya sayang?" tanya Bu Rani
"Nyenyak kok Bu," jawab Ruby
"Baiklah ayo kita sarapan bersama," ajak Bu Rani
Mereka pun sarapan bersama dimeja makan. Bu Rani memperhatikan Ruby yang makan dengan pelan mengingat keterbatasannya yang tidak bisa melihat dan Bu Rani memakluminya.Selesai sarapan Ruby hendak membereskan piring kotornya namun Bu Rani menghalanginya.
"Sayang biar ibu saja yang membereskannya," ucap Bu Rani dengan lembut
"Iya bu," ucap Ruby dengan lesu
Bu Rani membawa piring kotornya kedapur lalu mencucinya.Setelah itu dia menghampiri ruby yang kini duduk disofa bersama para adiknya.
"Bu kenapa kedua orang tuaku membuangku?" tanya Ruby dengan sendu
"Kenapa sayang apakah kamu merindukan mereka?" tanya Bu Rani
"Tidak bu aku tidak merindukan mereka. Apakah aku gadis pembawa sial bagi mereka hanya karena aku buta bu?" tanya Ruby
Bu Rani menitikkan air matanya begitu juga dengan adik angkat Ruby mendengar ucapan Ruby.Dia langsung mengenggam tangan Ruby dengan erat.
"Sayang kamu jangan berkata seperti itu dan ingatlah kamu bukan pembawa sial sayang," tegur Bu Rani
"Tapi bu apa yang aku katakan memang nyata adanya karena aku tidak bisa melakukan apapun selain duduk dan menunggu," ungkap Ruby sambil menitikkan air matanya
"Kak Ruby jangan berbicara seperti itu lagi kami tidak suka," ujar adik adik panti secara bersamaan
Ruby langsung menangis histeris dan Bu Rani langsung memeluknya dengan erat.Beberapa menit kemudian Bu Rani melepaskan pelukannya dan menghapus air mata Ruby.
"Sayang kamu masih ada ibu dan semua adik panti disini jadi jangan bersedih lagi," ujar Bu Rani
"Maafkan Ruby ya Bu karena Ruby hanya bisa menyusahkan ibu," sesal Ruby
"Sayang jangan berbicara seperti itu ya kamu adalah anak ibu sekarang," ungkap Ibu Rani dengan lembut.
Ruby tersenyum mendengar ucapan ibu Rani tersebut.Semuanya tersenyum melihat Ruby tersenyum senang..
"Anak anak kalian ajak kakak kalian duduk diluar ya," ujar Bu Rani
Anak anak pun mengangguk lalu mereka menuntun Ruby berjalan keluar dari panti. Mereka semua langsung duduk diteras dan menghibur Ruby agar tidak bersedih lagi
"Kakak aku akan menceritakan kisah puteri tidur dan pangerannya bagaimana kak?" tanya Faris
"Iya Faris ayo ceritakan kakak sangat penasaran," ungkap Ruby dengan antusias
Faris pun menceritakannya hingga akhir. Selesai bercerita Faris tersenyum melihat kakaknya ikut tersenyum senang.Setelah itu giliran anak yang lain berusaha menghibur Ruby dan membuatnya tersenyum.
"Ayah, Ibu sebegitu bencikah kalian padaku hingga kalian membuangku sejak aku berusia 5 tahun," batin Ruby
"Kak Ruby kakak kenapa?" tanya Faris
"Enggak papa kok Ris," elak Ruby
Anak anak panti yang lain pun bermain dihalaman sementara Faris memilih menemani Ruby.
"Faris kamu kok enggak bermain?" tanya Ruby
"Enggak kok kak, aku cuma ingin menemani kakak agar kakak enggak sedih lagi," ujar Faris
Sebuah mobil mewah berhenti dihalaman panti.Faris yang melihatnya pun langsung mendekat.Seorang pria keluar dari mobil dan dia mengeluarkan berbagai banyak hadiah. Pria tersebut langsung menghampiri Faris dan jongkok.
"Om baik datang lagi dan sekarang bawa apa om?" tanya Faris
"Ini om bawa banyak hadiah untuk kamu dan anak anak yang lain ayo masuk kedalam Faris," ujar Jullian
Ruby yang mendengar suara asing pun berjalan sambil menggunakan tongkat menghampiri Faris.
"Faris kamu dimana kakak khawatir sama kamu?" tanya Ruby cemas
Faris dan Julian langsung menoleh kearah Ruby.Jullian langsung berdiri dan terpesona dengan kecantikan Ruby.Sementara Faris langsung menghampiri kakaknya itu dan lalu memegang tangan Ruby.
"Kak Ruby jangan khawatir aku baik baik saja kok tadi bukan orang jahat kok kak," ungkap Faris
"Siapa dia Faris jika kalau bukan orang jahat?" tanya Ruby sambil membelai wajah Faris
"Dia om baik kak dan setiap hari dia datang ke sini dan sekarang om baik membawakan hadiah untuk kita," ucap Faris panjang lebar
"Baiklah kakak masuk kedalam saja," ujar Ruby
Ruby berbalik dan melangkahkan kakinya sambil menggunakan tongkat untuk berjalan.Sementara Jullian yang melihatnya pun mengerutkan dahinya lalu dia melirik kearah Faris.
"Dia siapa Faris?" tanya Jullian
"Namanya Ruby om dia kakakku dan mata kak Ruby buta makanya jalannya pakai tongkat. Meskipun begitu kak ruby gadis yang baik om," jelas Faris.
Jullian pun terkejut mendengar ucapan dari Faris.Dia merasa kasihan dengan keadaan Ruby saat ini.Setelah itu dia memanggil semua anak anak panti dan membagikan hadiahnya.Lalu diapun langsung masuk kedalam panti dan duduk disofa.Bu Rani merasa senang dengan kehadiran Jullian. Sementara Ruby duduk disebelah ibu Rani dan Jullian memperhatikannya dengan intens.
"Selamat pagi nak Jullian," sapa Bu Rani
"Pagi bu dan oh ya siapa gadis yang ada disebelah anda Bu?" tanya Jullian penasaran
"Namanya Ruby Jenette Aleandra pangilbsaja Ruby nak," ujar Bu Rani
"Sayang kenalin ini Jullian, pria baik yang sering membantu panti ini nak," ungkap Bu Rani
Ruby mengulurkan tanganya dan Bu Rani membenarkannya.Jullian langsung menjabat tangan Ruby sambil tersenyum tipis.
"Saya ruby pak dan terimakasih telah membantu panti ini," ucap Ruby sambil tersenyum
"Aku jullian," balas Jullian sambil tersenyum
Ruby melepaskan jabat tangan mereka dan Jullian terus memperhatikannya.Sementara Bu Ratih berdiri dan berjalan kedapur. Beberapa menit kemudian Bu Ratih kembali menaruh minumannya diatas meja.
"Silahkan diminum nak Jullian," tawar bu Rani
"Iya Bu terimakasih," ucap Jullian tersenyum manis
Selesi minum Jullian menaruh cangkirnya kembali keatas meja.Setelah itu dia melirik arlojinya memunjukkan angk 08.00 pagi.
"Bu Rani, Ruby aku permisi dulu ya mau kembali ke kantor," ujar Jullian
"Iya tuan hati hati ya," tegur Ruby
"Iya terimakasih Ruby," ungkap Jullian
Jullian keluar dari panti dan berpamitan pada anak anak.Setelah itu diapun masuk ke mobil dan melajukannya kencang meninggalkan panti.Didalam mobil Jullian tersenyum sendiri mengingat wajah cantik Ruby dan juga tegar.
"Ruby kamu gadis yang tegar dan kuat dalam kondisi mata kamu yang buta dan aku kagum padamu," batin Jullian
Setelah itu Jullian kembali fokus menyetir.45 menit kemudian dia sampai didepan kantornya.Setelah memarkirkan mobilnya Jullian hendak turun dari mobilnya namun dia urungkan karena perutnya kembali sakit.
"Kenapa perutku sering kali terasa sakit ya sebenarnya apa yang terjadi pada perutku," gumam Jullian
Jullian membuang nafasnya secara perlahan. Beberapa menit kemudian perutnya sudah tidak terasa sakit lagi.Setelah itu dia keluar dari mobil dan berjalan masuk kedalam kantor. Para Karywan seperti biasa menyambut kedatangannya dan Jullian membalasnya tersenyum tipis.
tbc