"Jadi Ruby kamu harus bersemangat untuk bisa melihat lagi dunia ini sangat indah dan apakah kamu tidak ingin melihatnya sayang," ujar Jullian sambil tersenyum
"Iya Lian aku janji akan semangat menjalani hidup sampai aku bisa melihat lagi," balas Ruby sambil tersenyum manis
"Ruby, bagaimana kalau kita jalan jalan hari ini," tawar Jullian
"Tapi aku takut Lian, takut semua orang akan mengejekmu karena kamu berjalan bersama gadis buta sepertiku," keluh Ruby
"Seharusnya kamu bersama dengan gadis yang sempurna dan juga cantik tanpa ada kekurangan apapun," ujar Ruby
Jullian mengerti dengan ketakutan yang dialami oleh Ruby.Dia mengenggam tangan Ruby lalu mengecupnya sekilas.Setelah itu dia kembali memandang wajah cantik kekasihnya tersebut.
"Jangan hiraukan perkataan orang lain Ruby meskipun kamu mempunyai kekurangan namun hatimu lebih cantik daripada mereka yang sempurna namun memiliki hati jahat," ucap Jullian sambil tersenyum memandang wajah Ruby
"Jadi cantik itu bukan hanya dilihat dari fisiknya sayang namun karena hatinya.Kamu memiliki hati yang baik dan tulus dan juga kamu sangat tegar menerima keadaanmu," ungkap Jullian
Ruby yang mendengar ucapan Jullian menjadi terharu karena masih ada orang yang baik sama seperti Bu Rani.Dia merasa beruntung memiliki kekasih seperti Jullian yang mau menerima dirinya apa adanya tanpa memandang fisiknya.Dari dalam panti Bu Rani mendengarkan semua percakapan keduanya dan hal itu membuatnya bahagia.
"Ibu harap kamu akan bahagia Ruby sayang dan nak Jullian lah salah satu alasan kamu semangat meskipun hidupmu dalam kegelapan," batin Rani
"Terimakasih Lian kamu memberi semangat untukku dan aku akan terus bersemangat meskipun aku buta," ujar Ruby sambil tersenyum
Jullian tersenyum sumringah mendengarnya dan lalu dia membawa Ruby kedalam dekapannya.Sementara Ruby merasa sangat nyaman berada didalam pelukan Jullian. Beberapa menit kemudian Jullian melepaskan pelukannya.
"Jadi kamu mau kan kita jalan jalan," ujar Jullian
"Baiklah aku mau Lian asalkan bersamamu aku akan merasa tenang," ujar Ruby
"Aku pamit pada Bu Rani dulu ya?" tanya Jullian
Ruby tersenyum lalu mengangguk kemudian Jullian berdiri dan masuk kedalam panti dan meminta izin pada Bu Rani.Setelah mendapatkan izin Jullian segera menuntun Ruby berjalan menuju ke mobilnya dengan pelan.Lalu keduanya masuk kedalam dan Jullian melajukan mobilnya menuju ke taman.
"Lian kita akan kemana?" tanya Ruby
"Aku akan mengajak kamu ketaman dan kamu bisa merasakan suasananya disana," ujar Jullian sambil menyetir
Setelah itu hanya keheningan melanda keduanya didalam mobil.30 menit kemudian mereka telah sampai ditaman dan Jullian segera memarkirkan mobilnya.Setelah itu dia keluar dari mobil dan menuntun Ruby keluar dari mobil.Jullian merangkul pundak Ruby dan menuntunnya menuju ke bangku taman. Mereka langsung duduk ditaman tersebut dan Jullian melepaskan rangkulannya.
"Ruby taman ini sangat indah banyak bunga dan tentunya tempatnya sejuk dan udaranya kamu pasti merasakannya bukan?" tanya Jullian
"Iya aku merasakannya dan udara disini begitu menyejukkan dan membuatku betah disini," ujar Ruby sambil tersenyum cerah
"Aku ingin selalu melihatmu tersenyum Ruby dan aku tidak akan membiarkanmu bersedih," ungkap Jullian
Ruby mengangguk lalu dia meraba tangan Jullian lalu mengenggamnya dengan erat dan Jullian membalasnya.Mereka pun bercerita banyak hal ditaman tersebut dan banyak orang melihat keduanya dengan tatapan kasihan dan juga menatapnya rendah.
"Abaikan ucapan mereka Ruby," ujar Jullian
"Iya Jullian dan aku juga tidak mempermasalahkan dengan ucapan orang lain yang menghinaku," ujar Ruby tersimpul
Jullian semakin kagum sekaligus mencintai Ruby meskipun mereka baru saling mengenal.
Namun tiba tiba perutnya kembali merasakan sakit dan tanpa sengaja dia mencengkram tangan Ruby.Ruby pun merasakan keanehan dengan Jullian yang memegang tangannya erat.
"Jullian kamu kenapa sayang?" tanya Ruby panik sambil meraba wajah kekasihnya
Sementara Jullian menahan rasa sakit pada perutnya juga dia sering berkeringat pada malam hari.Dia berusaha menenangkan dirinya agar perutnya kembali stabil.Dia tidak ingin Ruby mencemaskan dirinya saat ini. Setelah dirasa sudah baikan dia pun mulai mengendurkan pegangan tangan pada tangan Ruby.
"Aku enggak apa apa kok sayang jadi jangan khawatir ya," elak Jullian tersenyum tipis
Ruby merasa lega mendengarnya ucapan dari kekasihnya.Sementara Jullian merasa aneh pada kondisi tubuhnya.Namun dia segera menepis semua pikiran buruknya yang ada dikepalanya.Jullian melirik arlojinya menunjukkan angka 02.00 sore.Lalu dia kembali memperhatikan Ruby yng menikmati udara di taman ini.
"Sayang bisakah kita pulang sekarang," pinta Ruby
"Baiklah ayo aku antar pulang," ujar Jullian
Jullian membantu Ruby berjalan dan mereka masuk kedalam mobil.Jullian langsung melajukan mobilnya menuju ke Panti.Jullian melirik kearah Ruby dan tersenyum tipis.
"Sayang besok kamu ceritain tentang kamu ya apapun itu termasuk makanan favorit kamu," ujar Jullian
"Baiklah besok aku akan bercerita padamu Jullian," ucap Ruby dengan lembut
Setelah itu Jullian kembali fokus menyetir.40 menit kemudian mereka telah sampai diPanti. Jullian segera mengantarkan Ruby masuk kedalam panti.Setelah itu dia masuk ke mobil dan melajukannya dengan kencang. Didalam mobil dia masih memikirkan gejala gejala yang 2 minggu ini dia alami.
"Kenapa aku mudah sekali lelah, terus setiap malam pasti berkeringat dan juga sering batuk," gumam Jullian
"Mungkin aku kecapekan karena sering lembur dikantor," ujar Jullian
Beberapa menit kemudian dia telah sampai didepan Mansionnya.Jullian keluar dari mobil dan berjalan masuk kedalam mansion.Dia melihat orang tuanya yang ada diruang tamu.
"Nak kamu baru pulang sayang?" tanya Mommy
"Iya mommy tadi aku mampir dulu ke panti," ungkap Jullian sambil tersenyum
"Baiklah aku ke kamar dulu ya," pamit Jullian
Mommy mengangguk dan Jullian segera menaiki tangga menuju ke kamarnya.Cklek pintu kamar terbuka dan dia langsung masuk kedalam.Jullian memutuskan membersihkan tubuhnya dikamar mandi.30 menit kemudian dia keluar dan segera memakai kaos dan celananya.Setelah itu Jullian duduk diatas ranjang sambil melamun.
"Aku bahagia bisa mengenal kamu Ruby dan aku janji akan selalu mengenalkan dunia ini agar kamu ada semangat hidup untuk bisa melihat lagi sampai ada pendonornya," batin Jullian
"Bersama denganmu selalu membuat aku nyaman Ruby dan aku sangat yakin kalau aku benar benar mencintaimu sayang," ungkap Jullian sambil tersenyum membayangkan wajah Ruby
Jullian bangkit dari ranjang dan keluar dari kamarnya lalu menuruni tangga.Dia berjalan menuju ke ruang tamu dan bergabung bersama kedua orang tuanya.Mommy dan Daddy yang melihat putera mereka tersenyum pun mengerutkan dahinya.
"Lian, sepertinya kamu sangat bahagia memangnya ada apa nak?" tanya Mommy bingung
"Aku tadi pagi bertemu dengan seorang gadis cantik di Panti Mommy.Dia sangat cantik, baik, ramah dan juga tentunya tegar dalam kondisinya seperti itu," ungkap Jullian sambil tersenyum
"Maksud kamu bagaimana nak?" sahut Daddy
"Gadis itu bernama Ruby dan kedua matanya buta sejak dia kecil," ujar Jullian
Kedua orang tua Jullian terkejut mendengar ucapan puteranya dan keduanya saling melirik satu sama lain.Setelah itu mommy kembali menatap putranya.
"Kasihan sekali gadis itu dia hidup dalam kegelapan dan pasti hal itu tidak mudah baginya," ujar Daddy
"Lalu dimana orang tua kandung gadis itu sayang?" tanya Mommy
"Aku juga belum tahu mommy dan besok Ruby akan menceritakan semuanya padaku," ucap Jullian
"Baiklah kamu harus selalu menghiburnya nak dan jangan pernah membuatnya sedih," tegur Mommy
"Memangnya mommy dan Daddy tidak malu jika putera kalian ini berteman dengan seorang gadis buta?" tanya Jullian memastikan
Mommy pun menggelengkan kepalanya mendengar pertanyaan Jullian.Jullian tersenyum melihat mommynya yang tidak malu.
"Kami tidak malu lagian gadis itu juga manusia bukan sama seperti halnya kita," ujar Mommy tersenyum tipis
tbc