Diruangan kantornya kini Jullian tengah duduk dikursi kerjanya.Dia terus tersenyum mengingat pertemuannya dengan Ruby di Panti.Dia merasa kagum dengan Ruby yang begitu menerima keadaannya dengan tegar.
"Pasti ini sangat berat untukmu Ruby kamu hidup dalam kegelapan," gumam Jullian
"Aku janji aku akan selalu ada untuk kamu dan memberi warna dalam hidupmu yang gelap," ujar Jullian
Setelah itu Jullian kembali bekerja dan memeriksa setiap laporan yang diberikan asistennya.2 jam kemudian Jullian meregangkan tubuhnya dan dia hendak berdiri namun tiba tiba perutnya kembali sakit.
"Sebenarnya ada apa dengan perutku," gumam Jullian sambil memegangi perutnya
Jullian menghembuskan nafasnya pelan dan berusaha tenang.Setelah meras perutnya tidak kembali kram dia melirik arlojinya menunjukkan angka 11.00 siang.
"Aku akan ke panti lagi tapi apa ya kira kira hadiah yang cocok untuk Ruby," batin Jullian
Jullian langsung berdiri dan keluar dari ruangan kerjanya.Dia bergegas keluar dari kantornya dan masuk kedalam mobil.Setelah itu dia langsung melajukan mobilnya kencang.Jullian menghentikan mobilnya didepan sebuah toko bunga.Dia keluar dari mobil dan berjalan menuju ke toko bunga.
"Mau beli bunga apa mas?" tanya penjual bunga
"Saya mau membeli bunga Mawar dengan berbagai macam warna 10 tangkai," ujar Jullian
"Tunggu ya mas," ucap penjual bunga
Beberapa menit kemudian penjual bunga pun memberikan 10 tangkai mawar dengan berbagai macam warna dan Jullian segera memberi uangnya.Setelah itu diapun kembali ke mobil dan menaruh bunganya disebelahnya setelah itu melajukan mobilnya menuju ke Panti.
"Aku harap ruby akan menyukai bunga ini meskipun dia tidak bisa melihat," ungkap Jullian
30 menit kemudian Jullian telah sampai didepan panti Kasih Bunda.Dia keluar dari mobil dan mengambil bunganya.Setelah itu Jullian berjalan mendekat kearah panti.
"Om baik mencari kak Ruby ya?" tanya Faris sambil memperhatikan Jullian
"Iya Faris tolong panggilin dia ya," ucap Jullian
Faris mengangguk lalu dia berbalik dan berlari kedalam panti.Dia menghampiri kakaknya yang duduk disofa.
"Kak Ruby ayo keluar kakak dicariin oleh Om baik," ungkap Faris
"Ayo Faris," ucap Ruby bingung
Ruby langsung berdiri dan berjalan mengunakan tongkatnya dan dituntun oleh Faris.Mereka berdua pun keluar dan duduk diteras.Jullian tersenyum melihat Ruby dan diapun langsung duduk disebelah Ruby.
"Ruby ini aku Jullian," ucap Jullian
"Eh iya pak Jullian ada apa ya?" tanya Ruby
"Panggil nama aku saja karena umur kita tidak terlalu jauh," tegur Jullian
"Baiklah Jullian jadi ada apa kamu memanggilku?" tanya Ruby lagi
Jullian tersenyum lalu dia memegang tangan Ruby dan memberikan 10 tangkai bunga mawar dengan warna bermacam macam. Ruby pun merasa bingung mengapa Jullian memberinya bunga.
"Kenapa kamu memberiku bunga Jullian?" tanya Ruby bingung
"Aku memberimu 10 tangkai mawar dengan warna berbeda karena aku ingin hadir dalam hidupmu yang gelap supaya menjadi berwarna seperti mawar mawar ini," ujarJullian
"Maksud kamu bagaimana Jullian?" tanya Jullian
Jullian memegang kedua tangan Ruby dan diapun menatap kearah Ruby dengan tatapan intensnya.
"Izinkan aku Ruby untuk selalu berada disampingmu, membuat hidupmu yang gelap menjadi berwarna jadi maukah kamu menjadi kekasihku Ruby?" tanya Jullian
"Tapi Jullian kita baru saling mengenal apakah ini tidak terlalu cepat.Kamu masih bisa mendapatkan gadis yang sempurna daripada gadis buta sepertiku," ungkap Ruby
"Aku jatuh cinta pada pandangan pertama padamu Ruby dan masalah kita belum terlalu mengenal.Kita bisa menjalin hubungan sambil mendekatkan diri masing masing agar kita saling mengenal secara perlahan," bujuk Jullian
Ruby menghela nafas lalu diapun mengangguk menyetujui pernyataan dari Jullian.Hal itu membuat senyum terbit dibibir Julian.
"Aku Mau jadi kekasihmu Jullian," ucap Ruby sambil tersenyum
Jullian tersenyum mendengar jawaban Ruby.Dia mendekatkan wajahnya dan mencium kening Ruby lalu melepaskannya. Sontak hal itu membuat Ruby malu dengan tindakan Jullian.Tangan kanan Ruby terangkat dan dia meraba raba hendak memegang wajah Jullian dan Jullian dengan sigap memposisikannya dengan benar.Ruby membelai wajah Jullian dengan lembut.
"Andaikan aku bisa melihat pasti aku akan selalu memandangi wajah tampanmu Lian. Namun percuma tidak ada pendpnor yang cocok untuk mataku," ucap Ruby dengan lirih
"Ruby kamu jangan memyerah dulu sebelum kita berusaha mencarinya.Aku yakin kelak kamu akan bisa melihat lagi," ucap jullian
"Jullian menurut kamu di Panti ini ada apa saja?" tanya Ruby.
"Ada tenpat bermain, pohon besar yang ada disebelah kiri dan juga suasannya sejuk dan tidak terlalu panas.Jadi aku mohon Ruby jangan mudah menyerah dan kamu harus selalu bersemangat jadikan kekuranganmu sebagai kelebihanmu oke," tegur Jullian
"Terimkasih kamu telah memberiku semangat Lian dan aku beruntung kamu telah hadir dalam hidupku," ucap Ruby
tbc