"Bagaimana hyung?" Tanya jihyun pada takuya.
"Kita akan ke apartemen nya." Jihyun dan takuya pun bergegas pergi dari rumahnya.
Di dalam mobil pikiran jihyun kalut. Kenapa jadi seperti ini? Jika saja dia tak menyalahkan jimin atas kepergian ke dua orang tuanya semua ini tak akan terjadi dan tanpa ia tahu apa yang sebenarnya terjadi pada sang kakak.
Tak berapa lama mereka pun sampai di depan sebuah gedung apartemen di mana sepupu takuya tinggal.
𝙏𝙞𝙣𝙜 𝙏𝙤𝙣𝙜
Takuya membunyikan bel pintu apartemen sepupunya. Dia dan jihyun sudah sampai di depan pintu apartemen milik sepupunya setelah menaiki lift dahulu hingga ia sampai pada lantai 7 itu.
𝘾𝙚𝙠𝙡𝙚𝙠
"Eoh? Takuya? Kau sudah sampai rupanya. Masuklah!" Pria tampan itu pun mempersilahkan masuk pada takuya dan jihyun.
"Duduklah. Kalian mau minum apa?"
"Air putih saja tuan." Ucap jihyun dan mendapat kekehan dari pria itu.
"Panggil hyung saja. Baiklah sebentar aku ambilkan dulu." Jihyun dan takuya pun segera duduk di atas sofa setelah pria tadi pergi ke arah dapur.
Tak berapa lama pria itu pun tiba dengan nampan yang berisi dua gelas air putih dan setoples kue kering untuk di suguhkan.
"Silahkan. Ah ya, kenalkan aku cho kyuhyun sepupu takuya."
"Park jihyun."
"Baiklah kalian minta bantuan untuk mencari siapa?" Ucap kyuhyun langsung pada topik utama.
"Aku ingin mencari hyung ku. Sudah tiga hari ini dia tak ada kabar sama sekali bahkan aku sudah mencarinya melalui teman-teman nya tapi, tidak ada yang tahu dia dimana." Jelas jihyun sambil memperlihatkan raut sedihnya.
"Begitu rupanya. Bagaimana ponselnya? Apa bisa di hubungi?"
"Tidak juga hyung, kami tak bisa menghubunginya sama sekali karena ponselnya tidak aktif." Ucap takuya
"Boleh aku meminta fotonya dan siapa namanya?"
"Namanya Park Jimin." Ucap jihyun sambil memperlihatkan sebuah foto yang ia ambil dari tasnya.
Kyuhyun begitu terkejut setelah melihat foto yang kini berada di tangannya.
"Sepertinya aku pernah melihatnya... kemarin?" Ucap kyuhyun ragu namun ia sangat yakin pernah melihatnya.
Jihyun dan takuya seketika menatap ke arah kyuhyun tak percaya, "kau yakin melihatnya?" Ucap jihyun antusias.
"Entahlah... Tapi, kurasa... aku memang pernah melihatnya. Tapi, dimana ya?" Ucap kyuhyun yang kini beranjak berdiri sambil mondar mandir di tempat. Hingga...
"Oh!" Kyuhyun langsung berlari ke arah kamarnya sedang jihyun dan takuya saling tatap kemudian menaikan bahunya acuh.
"Hei kalian berdua kemari lah!" Teriak kyuhyun dari dalam kamarnya. Takuya dan jihyun beranjak dari sofa dan melangkah ke arah kamar kyuhyun. Keduanya melihat kearah kyuhyun yang ada di balkon.
"Ada apa hyung?" Tanya takuya.
"Kemari lah!" Takuya dan jihyun pun mendekat ke arah balkon menatap gedung apartemen di depan mereka.
"Kalian liat kamar apartemen di depan kita itu?" Tanya kyuhyun sambil menunjuk kearah kamar apartemen di depannya.
"Nde hyung, kenapa dengan kamar apartemen di sana?"
"Aku melihatnya di sana. Aku melihat jimin di ayunan itu."
𝙁𝙡𝙖𝙨𝙝𝙗𝙖𝙘𝙠 𝙤𝙣
"𝘈𝘩.. 𝘓𝘦𝘭𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢~"
𝘚𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘣𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢 𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘯𝘵𝘰𝘳 𝘱𝘰𝘭𝘪𝘴𝘪 𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘯𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢 𝘴𝘦𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪 𝘱𝘦𝘭𝘢𝘵𝘪𝘩 𝘢𝘯𝘫𝘪𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘭𝘢𝘤𝘢𝘬. 𝘗𝘦𝘬𝘦𝘳𝘫𝘢𝘢𝘯 𝘬𝘶 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘭𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘴𝘬𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘬𝘢 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘶𝘬𝘢𝘪 𝘢𝘯𝘫𝘪𝘯𝘨. 𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘪𝘫𝘪𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘴𝘰𝘳𝘦 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘭𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘪𝘯𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘯𝘵𝘶𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘪𝘫𝘪𝘯 𝘪𝘵𝘶.
"𝘈𝘩.. 𝘓𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘬𝘰𝘱𝘪 𝘴𝘢𝘫𝘢." 𝘈𝘬𝘶 𝘱𝘶𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘯𝘫𝘢𝘬 𝘬𝘦 𝘥𝘢𝘱𝘶𝘳 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘤𝘢𝘯𝘨𝘬𝘪𝘳 𝘬𝘰𝘱𝘪. 𝘚𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘰𝘱𝘪 𝘴𝘦𝘭𝘦𝘴𝘢𝘪 𝘥𝘪 𝘣𝘶𝘢𝘵, 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘸𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘦 𝘬𝘢𝘮𝘢𝘳 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘵𝘢𝘬𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘮𝘦𝘫𝘢 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘪𝘯𝘨 𝘱𝘪𝘯𝘵𝘶 𝘣𝘢𝘭𝘬𝘰𝘯. 𝘒𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘱𝘢𝘯𝘢𝘴, 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘴𝘪𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘥𝘶𝘭𝘶. 𝘈𝘬𝘶 𝘱𝘶𝘯 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘮𝘢𝘴𝘶𝘬 𝘬𝘦 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘬𝘢𝘮𝘢𝘳 𝘮𝘢𝘯𝘥𝘪.
𝘚𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 10 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘭𝘢𝘭𝘶, 𝘢𝘬𝘶 𝘱𝘶𝘯 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘢𝘮𝘢𝘳 𝘮𝘢𝘯𝘥𝘪 𝘬𝘦𝘮𝘶𝘥𝘪𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘢𝘬𝘢𝘪𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘶𝘯𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘢𝘩 𝘴𝘸𝘦𝘢𝘵𝘦𝘳 𝘣𝘦𝘳𝘸𝘢𝘳𝘯𝘢 𝘤𝘳𝘦𝘢𝘮 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘢𝘸𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘵𝘳𝘢𝘪𝘯𝘪𝘯𝘨 𝘩𝘪𝘵𝘢𝘮. 𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘤𝘢𝘯𝘨𝘬𝘪𝘳 𝘬𝘰𝘱𝘪 𝘬𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘭𝘶𝘮𝘢𝘺𝘢𝘯 𝘩𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘬𝘢𝘭𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘴𝘢𝘱𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘣𝘢𝘭𝘬𝘰𝘯. 𝘔𝘦𝘯𝘪𝘬𝘮𝘢𝘵𝘪 𝘪𝘯𝘥𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘪𝘵 𝘥𝘪 𝘴𝘰𝘳𝘦 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘦𝘮𝘣𝘶𝘳𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘸𝘢𝘳𝘯𝘢 𝘫𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢 𝘵𝘢𝘮𝘱𝘢𝘬 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘥𝘢𝘩.
𝘚𝘢𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘴𝘪𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘬𝘮𝘢𝘵𝘪 𝘴𝘶𝘢𝘴𝘢𝘯𝘢 𝘴𝘰𝘳𝘦 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘯𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯, 𝘯𝘦𝘵𝘳𝘢 𝘬𝘶 𝘵𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘯𝘨𝘢𝘫𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘵𝘢𝘱 𝘱𝘦𝘮𝘢𝘯𝘥𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘪𝘯𝘥𝘢𝘩 𝘥𝘪 𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘯𝘢. 𝘚𝘰𝘴𝘰𝘬 𝘤𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘵𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘺𝘢𝘱 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘶𝘥𝘶𝘬 𝘥𝘪 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘢𝘺𝘶𝘯𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘵𝘢𝘱 𝘬𝘦 𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘭𝘢𝘯𝘨𝘪𝘵. 𝘈𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘵𝘶 𝘬𝘢𝘨𝘶𝘮 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘰𝘴𝘰𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘨𝘪𝘵𝘶 𝘪𝘯𝘥𝘢𝘩 𝘥𝘪 𝘱𝘢𝘯𝘥𝘢𝘯𝘨. 𝘏𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢 𝘵𝘢𝘯𝘱𝘢 𝘴𝘢𝘥𝘢𝘳 𝘮𝘶𝘭𝘶𝘵𝘬𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘯𝘤𝘢𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘱𝘢 𝘴𝘰𝘴𝘰𝘬 𝘤𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬 𝘪𝘵𝘶.
"𝘏𝘢𝘪 𝘮𝘢𝘯𝘪𝘴! 𝘚𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘱𝘢?" 𝘒𝘶𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘥𝘪𝘢 𝘯𝘢𝘮𝘱𝘢𝘬 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘦𝘫𝘶𝘵 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘱𝘢𝘢𝘯 𝘬𝘶. 𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘪𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘵𝘢𝘯𝘱𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣 𝘴𝘢𝘱𝘢𝘢𝘯 𝘬𝘶.
"𝘏𝘦𝘪 𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘵𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘸𝘢𝘣? 𝘠𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘥𝘪 𝘴𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘬𝘢𝘶 𝘵𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵𝘬𝘶." 𝘋𝘪𝘢 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘥𝘪𝘢𝘮 𝘥𝘢𝘯 𝘦𝘯𝘵𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘱𝘢 𝘪𝘢 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘪𝘭𝘪𝘩 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘢𝘴𝘶𝘬 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘬𝘦 𝘬𝘢𝘮𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢. 𝘈𝘩.. 𝘚𝘦𝘥𝘪𝘬𝘪𝘵 𝘬𝘦𝘤𝘦𝘸𝘢 𝘯𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘱𝘦𝘯𝘢𝘴𝘢𝘳𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢.
"𝘏𝘶𝘮... 𝘔𝘦𝘯𝘢𝘳𝘪𝘬. 𝘈𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘰𝘣𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘬𝘢𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢." 𝘜𝘤𝘢𝘱𝘬𝘶 𝘴𝘢𝘮𝘣𝘪𝘭 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘦𝘯𝘺𝘶𝘮 𝘭𝘦𝘣𝘢𝘳 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘥𝘦𝘬𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢.
𝙁𝙡𝙖𝙨𝙝𝙗𝙖𝙘𝙠 𝙤𝙛𝙛
"Benarkah hyung? Kau tak salah lihat kan?" Tanya takuya pada kyuhyun.
"Memangnya kau pikir aku buta hingga kau tak yakin aku melihatnya. Heol.. Kalau menyangkut sesuatu yang indah aku tak akan pernah salah."
"Aish.. Kau tahu? Yang kau maksud indah itu mantan kekasih ku.." Ucap takuya sambil menatap datar pada kyuhyun.
"Ck, ternyata sudah menjadi bekas mu." Cibir kyuhyun.
"Tapi hyung kenapa terlihat sepi sekarang? Mungkin Sedang keluar? Kita tunggu saja." Ucapan kyuhyun di angguki oleh jihyun dan takuya.
"Kalau begitu aku akan menghubungi yoongi hyung." Ucap jihyun yang mulai beranjak dari sana untuk menghubungi yoongi.
***
Sore hari pun tiba saat ini pukul 04.30pm jungkook tengah memarkirkan mobilnya ke area parkir apartemen. Setelahnya jungkook turun dari mobil dan melangkah masuk ke gedung apartemennya.
Tak lama jungkook pun tiba di lantai 7 dan segera melangkah ke arah pintu apartemennya.
𝙋𝙞𝙥 𝙥𝙞𝙥 𝙥𝙞𝙥
Setelah memasukkan kunci password pada pintu, jungkook segera membuka pintu itu untuk segera masuk ke dalam.
"Baby?" Ucapnya dengan senyum mengembang.
"Baby? Apa kau tidur?" Jungkook masih memanggil jimin sambil melangkah ke arah dapur untuk mengambil minum. Setelahnya jungkook bergegas ke arah kamarnya.
𝘾𝙚𝙠𝙡𝙚𝙠
"Baby?" Panggil jungkook setelah masuk ke dalam kamarnya. Ia mengernyit heran karena kamarnya tampak sunyi seperti tak ada siapa pun di kamar itu.
"Baby kau di dalam?" Jungkook mengetuk pintu kamar mandinya namun, nihil tak ada jawaban sama sekali. Akhirnya jungkook pun membuka pintu kamar mandinya. Kosong, tidak ada siapa pun di dalam. Rahang jungkook mengeras, "berani sekali kau kabur dari ku jimin! BRENGSEK!" Jungkook pun berlari keluar dan segera turun dari gedung apartemennya menuju ke tempat parkir mengambil mobilnya dan segera menyalakan mobil dan menjalankannya menuju jalan raya untuk mencari jimin.
Di sisi lain yoongi yang baru tiba di area parkir gedung apartemen yang di maksud jihyun pun terkejut saat melihat jungkook yang berlari terburu-buru untuk masuk ke sebuah mobil berwarna hitam dan segera melesat keluar dari area parkir itu.
"Bukankah yang tadi itu jungkook? Jangan-jangan.... " Yoongi pun meraih ponselnya dan segera menghubungi jihyun.
"Jihyun-ah!"
"𝘕𝘥𝘦 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨?"
"Bagaimana keadaan kamar apartemen itu saat ini?"
"𝘛𝘦𝘳𝘵𝘶𝘵𝘶𝘱 𝘳𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘨𝘦𝘭𝘢𝘱 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘵𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨. 𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨?"
"Aku mencurigai seseorang atas hilangnya jimin. Kau tenang saja aku akan meminta bantuan seseorang."
"𝘉𝘢𝘪𝘬𝘭𝘢𝘩 𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨."
Sambungan pun terputus, yoongi pun kembali menghubungi seseorang.
"Yoboseo."
"𝘕𝘥𝘦, 𝘢𝘥𝘢 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘰𝘰𝘯𝘨𝘪-𝘺𝘢?"
"Taemin-ah, tolong kau lacak sebuah nomor yang akan ku kirimkan sebentar lagi. Pantau terus keberadaannya jangan sampai kau kehilangan dia."
"𝘚𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘬𝘶 𝘭𝘢𝘤𝘢𝘬?"
"Jeon jungkook."
"𝘔𝘞𝘖?! 𝘈𝘴𝘵𝘢𝘨𝘢... 𝘔𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘵𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘶𝘣𝘢𝘩. 𝘉𝘢𝘪𝘬𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘤𝘢𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪 𝘬𝘢𝘣𝘢𝘳 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘮𝘶 𝘯𝘢𝘯𝘵𝘪."
"Nde, terima kasih." Setelah mematikan ponselnya, yoongi segera memutar arah untuk kembali keluar dari area parkir dan kembali kejalan raya untuk mengejar jungkook.
𝙏𝘽𝘾