Chereads / the Pain love you / Chapter 26 - Epilog

Chapter 26 - Epilog

β€’

β€’

β€’

Happy readingπŸ’œβ˜Ί

8 tahun telah berlalu, kini jungkook telah di bebaskan dari penjara sebab perkara penculikan, penyekapan dan penganiayaan yang ia lakukan pada park jimin 8 tahun yang lalu. Masa tahanan jungkook seharusnya 10 tahun dikarenakan perilaku jungkook di dalam penjara sangat baik maka pengadilan memutuskan untuk memberikan keringan selama 2 tahun pada hukumannya.

Dan di sinilah jungkook sekarang, di sebuah makam seseorang yang sangat ia cintai. Ia duduk bersimpuh di hadapan sebuah foto orang terkasihnya yang tengah tersenyum yang memperlihatkan eye smile yang selama ini ia rindukan.

"Baby bagaimana kabarmu? Aku sudah bebas sekarang. Mungkin kata maaf tak bisa menggantikan rasa bersalah ini. Tapi, aku tetap akan mengucapkan kata maaf itu."

"Maaf karena telah menyakitimu semasa kau hidup dan berada di sisiku. Maaf karena telah menyia-nyiakan keberadaan mu baby. Aku sangat menyesal. Maaf karena dulu aku tak pernah menganggap cinta tulus yang selalu kau tunjukkan padaku dan aku malah membalas dengan rasa sakit di hatimu namun kau selalu bersabar untuk ku. Dan kau tahu baby aku kau telah berhasil. Kau telah berhasil mengubah obsesi ku menjadi rasa cinta yang tulus untuk mu tapi sayangnya sudah terlambat." Jungkook kini mulai menitikkan air matanya kemudian menangis terisak. Rasa penyesalan di hatinya begitu besar karena apa yang ia lakukan 8 tahun yang lalu.

"Baiklah baby aku pamit. lain waktu aku pasti akan datang lagi menemui mu." Ucap jungkook seraya mendekat ke arah foto jimin dan mengecupnya lama untuk menyalurkan rasa rindu dan cintanya dengan air mata yang tak ingin berhenti. Jungkook pun beranjak berdiri dan membenarkan letak tas ranselnya yang ada di bahu kirinya kemudian menghapus air matanya.

"Baiklah baby, aku pergi." Ucap jungkook seraya berlalu meninggalkan area pemakaman itu.

**"

Saat ini jungkook berada di apartemen yang sudah 8 tahun ia tinggalkan. Jungkook berada di dalam kamarnya, ia menatap ke sekeliling ruangan itu. Begitu banyak kenangan yang tertinggal di sana dan bahkan terdapat koper milik jimin yang masih rapi di samping lemarinya.

Jungkook menarik koper itu kemudian ia membukanya perlahan. Didalam nya berisi pakaian jimin yang masih tertata rapi. Ia pun mengambil satu buah sweater favorit jimin berwarna baby blue. Jungkook memeluk sweater itu bahkan ia dapat menghirup bau jimin di sana. Harum floral dan fruity yang begitu manis dan menenangkan hingga jungkook menitikkan air matanya saat mulai teringat sosok jimin yang tersakiti karena obsesinya.

"Jungkook boleh kah aku memanggilmu kookie?"

"M-maaf kook... Hiks.. Aku tak akan mengulanginya.. Hiks.. Hiks.."

"Kook, aku mencintaimu..."

Dan jungkook masih ingat persis saat pertama kali ia menyakiti jimin. Menyakiti pemuda mungil itu semakin dalam.

"SIALAN!!"

"K-kook? K-kenapa kau m-memukulku?"

"Kenapa kau bilang! Berani-beraninya kau bermain di belakang ku sialan!"

"T-tidak jungkook, a-aku tak pernah m-melakukannya.. Hiks.. A-aku bersumpah.. Hiks..."

"Kau lihat ini sialan! Kau pasti menggodanya kan sampai membuatnya menyukaimu dan tadi saat disekolah kau juga menggoda gadis di kelompok mu kan. Bahkan ketua Osis pun kau dekati hum?!"

"T-tidak! Semuanya tidak benar jungkook!"

"Kau membentak ku?"

"M-maaf."

"KAU BERANI MEMBENTAK KU!Terima hukuman mu sayang.."

"Tidak! Jungkook apa yang kau lakukan! Tidak! Lepas! Lepaaas! AKHHHH... Jungkook!"

Jungkook menangis terisak saat ingatan itu tergambar jelas di kepalanya. Bagaimana saat ia membentak, memukul dan menyetubuhi pemuda mungil itu dengan keji.

"Maaf jimin.. Hiks.. M-maaf.. Hiks.. Hiks.." Jungkook semakin sesenggukan rasa bersalahnya benar-benar membuatnya frustasi. hingga saat ia beranjak berdiri ingin ke kamar mandi, jungkook tersandung koper jimin hingga ia tersungkur ke lantai.

π˜½π™§π™ͺ𝙠𝙠

"Aw! Shh.." Jungkook meringis kesakitan saat merasakan kakinya terbentur lantai kamar itu dan saat akan bangkit tanpa sengaja mata jungkook menangkap sesuatu yang berkilau di bawah meja yang ada di hadapannya.

"Eoh? Apa itu?" Tangan jungkook pun terulur untuk menggapainya.

"Gotcha!" Jungkook pun berhasil menggapainya dan menariknya keluar. Dan betapa terkejutnya jungkook karena ia menemukan gelang jimin yang hilang 13 tahun yang lalu saat semasa di Senior High School.

"Aish... Kemana dia? Padahal aku selalu memakainya"

"Kau mencari apa?"

"Eoh? Jungkook?! Ah..itu.. Em..

" Jangan bilang kau menghilangkan nya lagi."

"N-nde maaf kook. A-ku tak tahu kalau gelang itu hilang bahkan aku baru sadar setelah 4 hari berlalu."

"Dasar ceroboh"

"M-maaf"

Jungkook terkekeh mengingatnya saat itu jimin benar-benar seperti orang tak waras mengobrak abrik isi kamarnya hingga berantakan. Alhasil jungkook yang membereskan kamarnya meski dengan mulut yang tak henti nya mengoceh pada jimin.

"Hah... Baby aku jadi mengingatmu seakan-akan semuanya baru terjadi kemarin." Ucap jungkook dengan menatap sendu gelang yang ada di tangannya.

***

"

Terima kasih atas kedatangannya tuan!" Ucap gadis penjaga kasir.

"Nde." Jungkook pun keluar dari supermarket itu. Saat ini jungkook berada di luar rumah untuk ke supermarket membeli kebutuhan dapur yang sudah habis. Setelah selesai belanja di supermarket, jungkook berjalan santai sambil membawa dua kantong plastik penuh belanjaan ke arah apartemen nya.

π˜½π™§π™ͺ𝙠𝙠

π™Žπ™§π™šπ™ π™ 

Jungkook terjatuh terduduk dan kantong belanjaannya pun robek akibat terjatuh dan orang yang menabrak jungkook pun ikut jatuh terduduk di depan jungkook.

"Aw!"

"Akh! Ah.. Maafkan aku tuan! Maaf aku tak melihatmu tadi." Ucap seorang pemuda berusia 23 tahun itu yang kini tengah merasa bersalah pada pria di depannya.

"Kalau jalan lihat-lihat! Yak! Kantong plastiknya robek! Ck!" Ucap jungkook kesal tanpa melihat orang yang menabraknya.

"M-maaf tuan. Aku akan menggantinya tunggu sebentar ne.." Ucap pemuda itu setelahnya ia berlari ke arah salah satu mobil berwarna merah yang terparkir tak jauh di sisi jalan.

"Ah.. Ini tuan pakai kantong kain saja agar tak mudah robek." Ucap pemuda itu kemudian ia pun membantu memasukkan barang belanjaan pria di depannya ke kantong kain itu.

"Sudah beres, lain kali kalau kau berjalan hati-hati lah." Ucap jungkook mengingatkan dan masih menatap ke arah kantung belanjaannya kemudian ia pun berdiri sambil membersihkan debu yang menempel pada pakaiannya.

"Sekali lagi, saya minta maaf tuan!"

"Ne, baiklah- j-jimin?" Jungkook membelalakkan matanya saat melihat wajah seseorang yang sangat ia cintai.

"Eoh? Maaf tuan saya Jinan bukan jimin. Sudah ke dua kalinya aku mendapat panggilan itu." Gerutu jinan.

"Ah.. M-maaf. Karena kau benar-benar mirip dengan nya."

"Eoh benarkah?"

"Nde, ah.. Ini jika kau penasaran siapa jimin itu."

***

Mata jinan pun membola terkejut dengan apa yang ia lihat. Begitu mirip bahkan seperti saudara kembar. bahkan jinan yakin bahwa di tak punya saudara kembar yang dia punya hanya seorang kakak yang menjengkelkan.

"Woah tuan bagaimana dia sangat mirip dengan ku, eoh?" Ucap jinan terkagum-kagum melihatnya.

"Entahlah. Em.. Bisa kita mengobrol sebentar? Aku masih merindukan sosok dengan wajah yang sama seperti mu. Sebentar saja.."

"Baiklah tuan, aku akan mengirim pesan pada hyung ku dulu."

"Nde."

.

.

.

.

Di sini lah jungkook dan jinan berada. Di sebuah cafe dan resto yang berada di seberang jalan dari supermarket tadi.

"Jadi tuan..

"Hyung panggil saja hyung dan namaku Jeon jungkook."

"Ah.. Maaf jungkook hyung, aku Park Jinan. Jadi, hyung dimana jimin hyung sekarang? kau tadi sempat berkata kalau kau merindukannya." Tanya jinan pada jungkook yang sedang menatap wajahnya dengan senyum merekah di bibirnya.

"Dia sudah meninggal 8 tahun yang lalu."

"Oh! Maafkan aku."

"Tidak apa-apa. Tak perlu meminta maaf karena wajahmu sudah mengingatkan ku padanya."

"Eoh? Maaf."

"Yah... Kau meminta maaf lagi?! Kau jadi sangat mirip dengannya. Selalu meminta maaf karena hal kecil." Jungkook terkekeh melihat pemuda di depannya yang begitu manis dan mirip sekali dengan jimin nya.

"Oh ya jinan, apa aku boleh tahu siapa yang dulu pernah memanggilmu jimin?" Jinan pun memasang gestur berfikir dengan meletakkan jari telunjuknya ke arah pipinya sambil matanya menatap ke atas.

"Kalau tidak salah namanya Jihyun."

"Jihyun?"

"Nde hyung."

"Dia adik jimin. Dimana kalian bertemu?"

"Dia area pemakaman. Saat itu aku sedang mengunjungi kedua orang tuaku."

"Orang tuamu sudah meninggal?"

"Nde, kecelakaan pesawat. Mereka sedang melakukan perjalanan bisnis ke Cina dan saat itu usiaku masih 14 tahun dan sekarang aku tinggal dengan hyung ku."

"Aku turut berduka jinan."

"Nde hyung terima kasih." Setelahnya mereka diam dengan Jinan yang tengah asik menikmati minumannya strawberry milkshake. Sedang jungkook masih setia menatap wajah yang ia rindukan dengan lamat. Hingga suara dering ponsel jinan mengalihkan perhatian keduanya.

"Maaf jungkook hyung, aku harus pergi Chanie hyung sudah menunggu di depan."

"Baiklah kalau begitu." Jinan pun membungkuk untuk pamit pada jungkook. Namun saat berbalik akan melangkah pergi, jungkook menahan lengan jinan.

"Tunggu!"

"Eoh?" Jungkook memasukkan tangan kirinya ke kantong hodienya untuk mengambil sesuatu. Setelah mendapatkan sesuatu itu jungkook mengulurkan genggaman tangannya ke tangan kanan jinan.

"Eh? Gelang?"

"Hum. Gelang ini milik jimin. Aku ingin kau menjaganya untuk ku. Bolehkah?"

"Bisakah hyung memakaikannya?"

"Nde." Jungkook pun mengambil kembali gelang itu dan memakaikannya ke lengan kanan jinan.

"Wah... Ini bagus sekali hyung. Aku janji akan menjaganya dengan baik!" Ucap jinan dengan perasaan senang. Jungkook pun ikut tersenyum lebar melihat wajah jinan yang tersenyum lebar hingga menampakkan eye smile yang sangat ia rindukan.

"Bolehkah aku memelukmu untuk terakhir kalinya?"

"Nde tentu hyung!"

π™Žπ™§π™šπ™šπ™©

Jungkook pun memeluk erat tubuh jinan. Bahkan harum tubuhnya pun sama floral dan fruity begitu menenangkan dan mengobati rasa rindunya yang begitu membuncah di hatinya hingga tanpa sadar air mata jungkook mengalir membasahi pipi tirusnya. Jungkook pun melepaskan pelukannya kemudian ia menghapus air matanya.

"Eoh? Hyung kau menangis?"

"Tidak apa-apa. Aku hanya sangat merindukannya dan Terima kasih sudah mengijinkan ku untuk memelukmu." Jinan pun mengangguk.

"Baiklah hyung aku pergi sekarang. Paipai.." Jinan pun melambaikan tangannya kemudian ia pun keluar dari cafe itu. Dapat jungkook lihat di depan cafe seorang pria tampan dan tinggi menghampiri jinan dan mengusap kepala pemuda mungil itu. Kemudian merangkul bahu sempit jinan untuk masuk ke dalam mobil tak berapa lama mobil itu pun pergi meninggalkan area cafe. Jungkook pun tersenyum melihatnya.

Setelah membayar minumannya, jungkook pun segera keluar dari cafe itu dengan perasaan bahagia.

"Terima kasih baby, terima kasih telah memberikan kesempatan untuk bisa bertemu dengan mu lagi meski itu bukanlah dirimu. Rasa rinduku telah terobati sekarang aku berjanji akan berubah, menjadi pribadi yang lebih baik dan akan lebih menghargai cinta lagi. Saranghae Park Jimin."

π™€π™‰π˜Ώ π™Žπ™€π˜Όπ™Žπ™Šπ™Šπ™‰ 1...