Chereads / the Pain love you / Chapter 21 - part 20

Chapter 21 - part 20

Pukul 06.30pm jimin berada di balkon sambil menikmati cokelat panas di tangannya meski udara malam itu sangat dingin namun jimin tak mau berpindah dari tempatnya. Sesekali menyesap minuman itu dengan tenang merasakan hangatnya yang menenangkan.

Jimin menatap ke arah langit yang cerah hingga ribuan bintang tampak sinarnya yang berkerlip-kerlip. Jimin dapat melihat di sana ada dua bintang yang begitu terang membuatnya tersenyum dan beranjak berdiri ke arah pembatas balkon. Tanpa sadar ia menitikkan air matanya saat terbesit bayangan kedua orang tuanya.

"Eomma, Appa apakah itu kalian? Aku sangat merindukan kalian. Kenapa kalian meninggalkan ku? Eomma, Appa aku lelah. Aku lelah dengan semua ini. Andaikan aku bisa berkumpul bersama kalian di sana. Bolehkah? Bolehkah aku menyusul kalian?"

***

𝙒𝙖𝙧𝙣𝙞𝙣𝙜🔞

𝙎𝙖𝙙𝙞𝙨𝙢𝙚 𝙘𝙤𝙣𝙩𝙚𝙣𝙩

𝙋𝙩.1

Saat ini jimin berada di ruang tv sambil duduk dengan kepala yang berada di atas kedua lututnya yang ia tekuk di depan dadanya sambil melihat tayangan di layar televisi yang menayangkan sebuah film action. Setelah setengah jam yang lalu ia merasa bosan di balkon kamar ia memutuskan untuk keluar dari kamarnya.

𝙋𝙞𝙥 𝙥𝙞𝙥 𝙥𝙞𝙥

Terdengar tombol password ditekan dan tak berapa lama pintu pun terbuka.

𝘾𝙚𝙠𝙡𝙚𝙠

"Sedang apa baby?" Jungkook bertanya pada jimin untuk berbasa basi karena ia yang baru masuk ia dapat melihat jimin yang berada di ruang tamu dan menatap ke arah tv.

"Hanya menonton tv. Karena aku bosan." Ucap jimin tanpa menatap ke arah jungkook.

"Kau sudah makan malam?"

"Belum. Apa kau lapar? Aku akan buatkan makan malam."

"Boleh, aku akan mandi dulu." Ucap jungkook yang kini berlalu untuk masuk kearah kamarnya dengan jimin. Jimin pun beranjak dari duduknya dan berjalan ke arah dapur untuk memasak makan malam untuk jungkook.

Setelah 15 menit berlalu jimin selesai memasak Dakgangjeong dan nasi goreng kimchi bertepatan pula dengan jungkook yang baru selesai mandi dan sekarang sudah berada di meja makan.

"Makanlah." Ucap jimin seraya mendudukkan diri di hadapan jungkook.

"Kau juga makanlah." Ucap jungkook seraya mengambil makanannya dan Jimin pun menurut, ia mulai mengambil nasi goreng dan lauknya dan mereka pun makan dengan hening hanya suara dentingan alat makan

"Bagaimana harimu?" Tanya jungkook memecah keheningan.

"Biasa saja." Dan kembali hening.

Setelah sepuluh menit jimin dan jungkook pun menyelesaikan acara makan malam mereka. Kini jimin sedang mencuci piring bekas masak dan makan malam mereka. Saat jimin tengah asik mencuci piring sepasang tangan dengan kurang ajarnya meremas kedua bongkahan sintal jimin yang tertutup celana training hitam. Jimin terkesiap dan hampir saja menjatuhkan piring yang sedang ia cuci.

"K-kook..." Ucap jimin gugup dan menghentikan aktivitasnya mencuci piring.

"Sssttt... Lanjutkan mencuci piringnya." Ucap jungkook yang berbicara di dekat cuping telinga jimin dengan sedikit gigitan di sana. Jimin pun melanjutkan kegiatannya mencuci piring dengan menggigit bibir bawahnya menahan desahan karena tangan jungkook yang masih mengusap sensual pantatnya sambil mengecupi leher jenjangnya.

"Eunghh.." Desahan pun akhirnya keluar saat jungkook memasukkan kedua tangan yang mengusap pantat jimin ke dalam celana training itu hingga celana itu mulai merosot turun hingga setengah paha jimin dan terpampang lah bongkahan sintal nan mulus itu membuat jungkook semakin bernafsu.

Kini jungkook sudah mensejajarkan wajahnya di hadapan pantat jimin dengan posisi berlutut kemudian perlahan wajahnya mendekat untuk mengecup pipi pantat jimin dan menggigiti nya gemas.

"Ahhh.. K-kook.." Jimin telah selesai mencuci piring kini tangannya tengah menahan tubuhnya dengan berpegangan pada sisi wastafel.

Jimin kini menitikkan air matanya saat jungkook mulai melecehkan tubuhnya seperti ini. Ia sangat ingin memberontak, ia ingin lari namun apa daya jika ia lari dan bersembunyi dari jungkook, pria itu tetap bisa menemukannya dan berakhir pasrah.

Jungkook kini mulai membuka belahan pantat jimin hingga terlihat hole jimin yang berkedut dan sedikit basah karena cairan lubricant yang keluar akibat rangsangan yang ia berikan, "kau sudah basah baby." Ucap jungkook sambil mengusap lembut lubang pink itu.

"Akhh.. Emphh.." Jimin kembali mendesah saat jungkook mulai memainkan lidahnya pada lubangnya dan sesekali menusuk-nusuk kan lidahnya ke lubangnya. Kini jimin memejamkan matanya dengan kaki yang bergetar merasakan sengatan-sengatan pada perutnya yang seakan menggelitik dan membuat penisnya mulai menegang.

Jungkook pun berhenti dan beranjak berdiri setelah menurunkan celana training jimin hingga terlepas, "baby naiklah ke atas meja makan dan berbaring." Jimin pun menoleh ke arah jungkook. "U-untuk apa jungkook?" Jungkook menatapnya tajam. "Jangan banyak bertanya! Lakukan sekarang!!" Bentak jungkook yang membuat jimin berjalan cepat dan melakukan apa yang di suruh oleh jungkook.

Kini jimin sudah berbaring di atas meja itu sambil menunggu jungkook yang entah apa yang akan ia perbuat padanya. Terdengar lemari es yang di buka dan kemudian di tutup dan suara tapak kaki mendekat membuat jimin seketika gugup. Jungkook menarik kaki jimin hingga pantat jimin berada di tepi meja kemudian jungkook menekuk kaki jimin dan membukanya lebar. Kini tampaklah lubang jimin di hadapan jungkook.

Jimin merasakan sesuatu yang licin dan dingin menyentuh lubangnya dan beberapa kali sesuatu yang panjang menusuk lubangnya. Jimin meringis merasakan benda yang ternyata adalah jari panjang jungkook tengah mengobrak abrik lubangnya membuatnya menggelinjang dan mendesah.

"Ahhh.. Emphh.. Kookhh... Sshhh..." Jimin kembali meringis dan terpekik saat merasakan 3 jari milik jungkook menerobos dengan kasar pada lubangnya.

"Akhh.. S-sakithh kookhh.. Ahh.. Hiks.." Sebelah bibir jungkook tertarik keatas membentuk seringai. Entah mengapa mendengar jimin yang kesakitan begitu menyenangkan. Kemudian jungkook mencabut jarinya dari lubang jimin.

𝙋𝙡𝙤𝙥

"Hah.. Kau begitu menggairahkan baby. Entah kenapa saat melihatmu kesakitan rasanya menyenangkan." Jimin menitikkan air matanya deras saat jungkook mengatakannya. Begitu sukanya jungkook melihat dirinya kesakitan. "Apa saat aku mati kau akan sangat senang, kook?" Ucap jimin dalam hati.

Sedangkan Jungkook kini terkekeh saat melihat jimin yang mengeluarkan air matanya dan kini ia beralih mengambil sebuah mangkuk berisi bongkahan es batu yang berbentuk kubus yang tadi ia ambil dari freezer nya. Kembali mendekat ke arah jimin dan menyeringai kemudian jungkook yang mungkin sudah tak waras memasukkan kasar sebuah bongkahan es batu itu kedalam lubang jimin.

"Akhhh... Kookhh.. sshh.. K-keluarkan!! Ahh.. D-dingin.. eunghh.." Kemudian jungkook memasukkan sebuah dildo berbentuk penis yang berukuran besar dan panjang kedalam lubang jimin dan menghentak nya kasar hingga es batu yang berada di ujung menyentuh prostatnya.

"Akhhhh... S-sakithh... Keluarkanhhh.. Akhhh.." Jimin menggeliat gelisah akan rasa sakit akibat es batu yang terasa membekukan sekaligus dildo yang menusuk-nusuk kasar pada lubangnya hingga tanpa sengaja kakinya bergerak mendorong jungkook hingga tersungkur ke lantai.

Jungkook yang terkejut akibat jimin yang mendorong tubuhnya hingga tersungkur kelantai, seketika menggeram kesal menatap tajam pada jimin yang masih terlihat meronta di atas meja akibat apa yang ia lakukan.

"Sialan!"

𝘽𝙧𝙪𝙠𝙠

𝙏𝘽𝘾