Chereads / the Pain love you / Chapter 7 - part 6

Chapter 7 - part 6

Malam itu hujan turun sangat deras membasahi kota Seoul. Dengan suara petir yang silih berganti terdengar menggelegar meredam suara teriakan kesakitan dari dalam sebuah kamar bernuansa baby blue.

Seakan mengerti betapa hancurnya hati dan perasaan si pemuda mungil di malam itu.

.

.

.

Jimin begitu hancur dengan apa yang dilakukan kekasihnya beberapa waktu yang lalu. Di tubuhnya penuh dengan luka lebam dan bercak merah tanda pergumulan mereka dan juga lubangnya yang kini terasa perih. Jimin duduk di sudut ranjangnya menekuk lututnya dan menutupi tubuh polosnya dengan selimut tebal berwarna kuning miliknya. Suara tangisnya masih terdengar pilu tapi, meski jungkook berada di dekatnya dia menulikan telinganya dan lebih asik memainkan ponsel jimin karena ponselnya sendiri telah ia hancurkan dan tanpa memperdulikan keadaan jimin yang mengenaskan.

𝙁𝙡𝙖𝙨𝙝𝙗𝙖𝙘𝙠

"𝘚𝘐𝘈𝘓𝘈𝘕!!"

𝘋𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘨𝘦𝘳𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘤𝘦𝘱𝘢𝘵 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘶𝘬𝘶𝘭𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘱𝘢𝘵 𝘥𝘪 𝘸𝘢𝘫𝘢𝘩 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯. 𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘱𝘶𝘯 𝘫𝘢𝘵𝘶𝘩 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘶𝘯𝘨𝘬𝘶𝘳 𝘬𝘦 𝘭𝘢𝘯𝘵𝘢𝘪 𝘬𝘢𝘮𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘴𝘶𝘥𝘶𝘵 𝘣𝘪𝘣𝘪𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘢𝘳𝘢𝘩.

𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘪𝘯𝘨𝘪𝘴 𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘦𝘨𝘢𝘯𝘨 𝘸𝘢𝘫𝘢𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘬𝘦𝘯𝘢 𝘱𝘶𝘬𝘶𝘭𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬.

𝘽𝙪𝙜𝙝𝙝

"𝘒-𝘬𝘰𝘰𝘬? 𝘒-𝘬𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘮-𝘮𝘦𝘮𝘶𝘬𝘶𝘭𝘬𝘶?" 𝘜𝘤𝘢𝘱 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘶𝘢𝘳𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘨𝘦𝘵𝘢𝘳.

"𝘒𝘦𝘯𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘣𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨! 𝘉𝘦𝘳𝘢𝘯𝘪-𝘣𝘦𝘳𝘢𝘯𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘮𝘢𝘪𝘯 𝘥𝘪 𝘣𝘦𝘭𝘢𝘬𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘶 𝘴𝘪𝘢𝘭𝘢𝘯!" 𝘉𝘦𝘯𝘵𝘢𝘬 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘮𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘱𝘪-𝘢𝘱𝘪.

"𝘛-𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬, 𝘢-𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘮-𝘮𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢.. 𝘏𝘪𝘬𝘴.. 𝘈-𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘶𝘮𝘱𝘢𝘩.. 𝘏𝘪𝘬𝘴..." 

𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘳𝘪𝘬 𝘳𝘢𝘮𝘣𝘶𝘵 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘳𝘢𝘴. 𝘔𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘭𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘰𝘯𝘨𝘢𝘬 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘯𝘫𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘺𝘢𝘳 𝘱𝘰𝘯𝘴𝘦𝘭 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘥𝘢𝘱𝘢𝘵 𝘱𝘦𝘴𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘚𝘰𝘰𝘣𝘪𝘯.

"𝘒𝘢𝘶 𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘪𝘢𝘭𝘢𝘯! 𝘒𝘢𝘶 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘰𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘶𝘬𝘢𝘪𝘮𝘶. —𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘦𝘭𝘦𝘯𝘨 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘵𝘶𝘥𝘶𝘩𝘢𝘯 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢— 𝘥𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘥𝘪𝘴𝘦𝘬𝘰𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘶 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘰𝘥𝘢 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘥𝘪 𝘬𝘦𝘭𝘰𝘮𝘱𝘰𝘬 𝘮𝘶 𝘬𝘢𝘯. 𝘉𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘵𝘶𝘢 𝘖𝘴𝘪𝘴 𝘱𝘶𝘯 𝘬𝘢𝘶 𝘥𝘦𝘬𝘢𝘵𝘪 𝘩𝘶𝘮?!" 𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘨𝘦𝘭𝘦𝘯𝘨.

"𝘛-𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬! 𝘚𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬!"

"𝘒𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘯𝘵𝘢𝘬 𝘬𝘶?" " 𝘔-𝘮𝘢𝘢𝘧." "𝘒𝘈𝘜 𝘉𝘌𝘙𝘈𝘕𝘐 𝘔𝘌𝘔𝘉𝘌𝘕𝘛𝘈𝘒 𝘒𝘜!"  𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘳𝘪𝘬 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘮𝘱𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘦 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘳𝘢𝘯𝘫𝘢𝘯𝘨.

"𝘛𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢 𝘩𝘶𝘬𝘶𝘮𝘢𝘯 𝘮𝘶 𝘴𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨.."  𝘚𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘳𝘪𝘬 𝘱𝘢𝘬𝘴𝘢 𝘵𝘢𝘭𝘪 𝘣𝘢𝘵𝘩 𝘳𝘰𝘱𝘦 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘭𝘪𝘵 𝘱𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘬𝘢 𝘣𝘢𝘵𝘩 𝘳𝘰𝘱𝘦 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘵𝘶𝘱𝘪 𝘵𝘶𝘣𝘶𝘩 𝘱𝘰𝘭𝘰𝘴 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘴𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘢𝘬𝘢𝘪𝘢𝘯.

"𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬! 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘢𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘶 𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯! 𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬! 𝘓𝘦𝘱𝘢𝘴! 𝘓𝘦𝘱𝘢𝘢𝘢𝘴!" 𝘛𝘦𝘳𝘪𝘢𝘬 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘯𝘨𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘳𝘰𝘯𝘵𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘰𝘣𝘢 𝘮𝘦𝘭𝘶𝘤𝘶𝘵𝘪 𝘣𝘢𝘵𝘩 𝘳𝘰𝘱𝘦 𝘯𝘺𝘢.

𝘗𝘶𝘬𝘶𝘭𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘥𝘪 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘸𝘢𝘫𝘢𝘩 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯. "𝘈𝘒𝘒𝘏𝘏𝘏.. 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬.." 𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘬𝘦𝘴𝘶𝘭𝘪𝘵𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘳𝘰𝘯𝘵𝘢𝘢𝘯 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘨𝘦𝘳𝘢𝘮 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘳𝘪𝘬 𝘵𝘶𝘣𝘶𝘩 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘮𝘱𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘦𝘭𝘢𝘯𝘵𝘢𝘪.

𝘽𝙧𝙪𝙠𝙠𝙠

𝘛𝘶𝘣𝘶𝘩 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘢𝘯𝘵𝘪𝘯𝘨 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘥𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘣𝘦𝘯𝘵𝘶𝘳 𝘴𝘶𝘥𝘶𝘵 𝘮𝘦𝘫𝘢 𝘥𝘪 𝘥𝘦𝘬𝘢𝘵 𝘴𝘰𝘧𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘢𝘳 𝘪𝘵𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘭𝘶𝘬𝘢 𝘭𝘦𝘣𝘢𝘮 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢. 𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘳𝘪𝘯𝘵𝘪𝘩 𝘬𝘦𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘯𝘵𝘶𝘩 𝘥𝘢𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘯𝘺𝘦𝘳𝘪.

𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘮𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘬𝘶𝘯𝘨 𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪 𝘢𝘵𝘢𝘴 𝘭𝘢𝘯𝘵𝘢𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘪𝘵𝘶. 𝘋𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘦𝘳𝘬𝘰𝘴𝘢 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘪𝘢𝘬𝘢𝘯-𝘵𝘦𝘳𝘪𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘴𝘢𝘬𝘪𝘵𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘣𝘪𝘣𝘪𝘳 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘦𝘴𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘯𝘪𝘬𝘮𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘶𝘮𝘶𝘭𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘥𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢.

𝙁𝙡𝙖𝙨𝙝𝙗𝙖𝙘𝙠 𝙤𝙛𝙛

"Apa kau tak bisa diam?!" Ucap jungkook tanpa mengalihkan pandangannya pada ponselnya. Jimin masih menangis dengan tatapan kosongnya menatap lurus ke depan tak menghiraukan ucapan jungkook. Jimin masih terguncang karena apa yang telah terjadi padanya.

Jungkook pun mengusap wajahnya kasar dan mulai naik ke atas ranjang mendekati jimin dengan telanjang dada.

"Kau tak mau diam, hum? Kau ingin aku memukulmu lagi?" Jimin yang mendengar kata-kata dari jungkook pun semakin beringsut mundur dan menenggelamkan kepalanya pada lipatan tangan yang berada di atas lututnya.

"Kau berani membangkang!" Jungkook menarik lengan jimin membuatnya menatap jungkook yang tengah menahan amarahnya.

"M-maaf" Lirih jimin sambil menunduk.

"Dengar jimin! jika kau tak ingin aku berbuat kasar, kau harus menurut tanpa bantahan dan jangan pernah berbuat macam-macam di belakang ku. Kau mengerti?!" Ucap jungkook dengan suara berat dan penuh penekanan membuat jimin ciut dan kembali menunduk.

"N-ne, t-tapi jungkook a-aku tak pernah m-melakukannya." Ucap jimin lirih dengan suara bergetar. Jungkook menghela nafasnya menetralkan nafasnya yang memburu akibat amarahnya masih ada. Setelah mereda jungkook membawa jimin ke dalam pelukannya. Mengusap punggung jimin yang bergetar dan sesekali mengecup kening.

"Maaf jimin aku sudah kasar padamu. Kau tau bukan kalau aku menyayangimu, jadi jangan pernah melakukan hal yang aku tak suka."

"Em, m-maaf."

"Sekarang istirahatlah besok kita akan sekolah dan aku akan melakukan sesuatu untuk lebam di wajahmu." Jimin pun mengangguk di depan dada jungkook dan tak berapa lama keduanya pun terlelap dengan jungkook mendekap tubuh polos jimin yang terbungkus selimut kuning milik jimin.

.

.

.

.

05.20𝙖𝙢

Jimin terbangun dari tidurnya. Dia tak bisa tidur dengan tenang karena perasaannya yang telah hancur. Begitu sakit dan sesak yang saat ini ia rasakan.

Jimin beranjak dari ranjangnya meninggalkan jungkook yang masih terlelap menuju kamar mandinya berniat membersihkan tubuhnya.

Jimin membiarkan tubuhnya basah dengan air dingin dari shower dengan air mata yang keluar dari matanya dan membiarkannya terhapus oleh aliran air itu.

Setelah 10 menit membiarkan tubuhnya kedinginan di bawah shower jimin pun menghentikan aliran air dari shower dan segera keluar dari kamar mandinya kemudian memakai seragam sekolahnya kemudian menuju kearah dapur untuk memasak menyiapkan sarapan untuknya dan jungkook.

Sebut saja jimin gila karena rasa cintanya pada jungkook yang melebihi dari rasa sakit hatinya saat ini, sehingga dia masih menginginkan jungkook menjadi kekasihnya dan berharap jungkook bisa mencintainya dengan tulus.

Saat jimin masih sibuk memasak, sepasang tangan kekar melingkar di pinggang rampingnya. Jimin pun tersenyum dia sangat bahagia saat jungkook memeluknya

Seperti ini.

"Kau sudah bangun?" Ucap jimin dengan lembut pada jungkook seakan melupakan kejadian semalam yang membuatnya hancur dan sakit hati.

"Hum, ku kira kau sudah berangkat. Karena saat aku bangun kau tidak ada di samping ku namun saat kulihat jam ternyata masih sangat pagi." Ucap jungkook yang kini meletakkan dagunya di bahu jimin.

"Sekarang duduklah di meja makan, sebentar lagi akan siap."

"Biarkan seperti ini dulu." Jimin pun tak menjawab dan kembali berkutat dengan masakannya yang hampir matang.

.

.

.

.

𝙎𝙠𝙞𝙥

08.15𝙖𝙢

Jimin sudah berada di sekolah dan menuju ke aula untuk melanjutkan tugas sebagai anggota Osis.

"Jimin hyung!" Terlihat dari jauh Soobin berlari kearah jimin yang tengah berbicara dengan taehyung.

"Hyung!" Jimin pun menoleh ke arah Soobin yang sudah berada di sampingnya.

"Ada apa Soobin?" Soobin berdecak kesal karena jimin melupakan pesannya semalam.

"Kenapa masih bertanya? Malahan Jimin hyung yang harus memberikan jawaban pada ku."

"Maaf Soobin-ah aku tidak bisa."

"Kenapa hyung?"

"Aku sudah punya kekasih Soobin."

"Jadi hyung menolak ku?" Dan jimin pun mengangguk membenarkan.

"Hyung tau, aku sangat sayang padamu."

"Maaf Soobin aku harus pergi." Jimin pun meninggalkan Soobin begitu saja karena jimin tadi sempat beradu pandang dengan jungkook dan jungkook pun telah menatapnya tajam dengan melipat ke dua tangannya di dada.

.

.

.

.12.16𝙥𝙢

Kini jimin berada di kantin ia duduk sendiri memikirkan suatu hal yang membuatnya sakit hati lagi mengingat kembali yang ia dengar 2 jam yang lalu.

𝙁𝙡𝙖𝙨𝙝𝙗𝙖𝙘𝙠

𝘚𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘫𝘶 𝘬𝘦𝘭𝘢𝘴𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘪𝘢 𝘵𝘢𝘥𝘪 𝘪𝘫𝘪𝘯 𝘬𝘦 𝘬𝘦𝘵𝘶𝘢 𝘖𝘴𝘪𝘴 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘴𝘵𝘪𝘳𝘢𝘩𝘢𝘵 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘦𝘨𝘪𝘢𝘵𝘢𝘯 𝘰𝘴𝘪𝘴 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘢𝘭𝘢𝘴𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘦𝘯𝘢𝘬 𝘣𝘢𝘥𝘢𝘯. 𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘱𝘶𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘭𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘸𝘢𝘵𝘪 𝘣𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘳𝘶𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘰𝘴𝘰𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘣𝘢𝘳𝘶 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘵𝘢𝘮𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘭𝘢𝘬𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘬𝘰𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘴𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘵𝘶𝘢 𝘖𝘴𝘪𝘴 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘯𝘢.

𝘕𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘸𝘢𝘵𝘪 𝘳𝘶𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘰𝘴𝘰𝘯𝘨 𝘬𝘦 𝘥𝘶𝘢, 𝘴𝘢𝘺𝘶𝘱-𝘴𝘢𝘺𝘶𝘱 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳 𝘴𝘶𝘢𝘳𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘬𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘴𝘢𝘯𝘢. 𝘚𝘦𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘨𝘪 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘴𝘢𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘵𝘢𝘬 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘱𝘪𝘯𝘨 𝘱𝘦𝘮𝘣𝘪𝘤𝘢𝘳𝘢𝘢𝘯 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘪𝘯 𝘯𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘯𝘢𝘮𝘢 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘥𝘪 𝘴𝘦𝘣𝘶𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘢𝘯𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘬𝘢𝘵 𝘬𝘦 𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘱𝘪𝘯𝘵𝘶 𝘳𝘶𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶.

"𝘑𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬, 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘮𝘢𝘢𝘧 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘵𝘶 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘢𝘬 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘬𝘪𝘵𝘪 𝘩𝘢𝘵𝘪 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢𝘩𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢. 𝘒𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘱𝘶𝘯 𝘵𝘢𝘶 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘣𝘢𝘪𝘬 𝘥𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘭𝘶 𝘢𝘥𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬𝘬𝘶. 𝘋𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘥𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘶𝘬𝘢𝘪𝘮𝘶 𝘢𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘦𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢𝘢𝘯 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬𝘯𝘺𝘢."

"𝘚𝘶𝘥𝘢𝘩𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘦, 𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘣𝘦𝘳𝘭𝘢𝘭𝘶. 𝘋𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘢𝘧𝘬𝘢𝘯𝘮𝘶."

𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘥𝘢 𝘥𝘪 𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘱𝘪𝘯𝘵𝘶 𝘪𝘵𝘶 𝘬𝘪𝘯𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘦𝘵𝘦𝘴𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘪𝘳 𝘮𝘢𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘩𝘢𝘯 𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘴𝘦𝘴𝘢𝘬 𝘥𝘪 𝘥𝘢𝘥𝘢𝘯𝘺𝘢.

"𝘒𝘰𝘰𝘬, 𝘢𝘬𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘬𝘦𝘮𝘣𝘢𝘭𝘪 𝘭𝘢𝘨𝘪 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘥𝘶𝘭𝘶. 𝘒𝘢𝘶 𝘮𝘢𝘶 𝘬𝘢𝘯?"

"𝘛𝘢𝘱𝘪, 𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯?"

"𝘑𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘪𝘢𝘳𝘬𝘢𝘯 𝘥𝘪𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘦𝘵𝘢𝘩𝘶𝘪𝘯𝘺𝘢. 𝘈𝘬𝘶 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘴𝘢𝘯𝘨𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪𝘮𝘶 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬."

"𝘉𝘦𝘨𝘪𝘵𝘶𝘱𝘶𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘢𝘦, 𝘢𝘬𝘶 𝘫𝘶𝘨𝘢 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪𝘮𝘶. 𝘔𝘦𝘴𝘬𝘪 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢𝘬𝘶 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬𝘮𝘶 𝘵𝘢𝘦."

𝘚𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘳 𝘬𝘢𝘵𝘢-𝘬𝘢𝘵𝘢 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘢𝘬𝘪𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘪𝘵𝘶 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘭𝘦𝘭𝘦𝘩𝘢𝘯 𝘢𝘪𝘳 𝘮𝘢𝘵𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘮𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘥𝘦𝘳𝘢𝘴 𝘵𝘶𝘳𝘶𝘯 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘮𝘢𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢.

𝙁𝙡𝙖𝙨𝙝𝙗𝙖𝙘𝙠 𝙤𝙛𝙛

𝙏𝘽𝘾