•
•
•
𝙁𝙧𝙤𝙢; 𝙅𝙞𝙝𝙮𝙪𝙣𝙞𝙚
10.13𝙖𝙢
𝙷𝚢𝚞𝚗𝚐, 𝚊𝚔𝚞 𝚍𝚒 𝚛𝚞𝚖𝚊𝚑 𝚝𝚎𝚖𝚊𝚗𝚔𝚞.
𝙰𝚔𝚞 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚙𝚞𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚗𝚊𝚗𝚝𝚒 𝚜𝚘𝚛𝚎.
𝙼𝚊𝚊𝚏 𝚋𝚊𝚛𝚞 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚎𝚛𝚒 𝚝𝚊𝚞 𝚖𝚞
𝙺𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊 𝚔𝚊𝚞 𝚝𝚊𝚍𝚒 𝚖𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚝𝚒𝚍𝚞𝚛 𝚓𝚊𝚍𝚒,
𝙰𝚔𝚞 𝚕𝚊𝚗𝚐𝚜𝚞𝚗𝚐 𝚙𝚎𝚛𝚐𝚒.
"Hahh.. Sendirian lagi.. " Jimin baru saja bangun dari tidur nya. Kini ia berada di ruang keluarga setelah membersihkan diri sambil memeriksa notifikasi ponselnya dan ternyata ada pesan dari jihyun yang mengatakan bahwa dia berada di rumah temannya.
Jimin pun menikmati kesendiriannya di ruangan itu sambil menonton tv di temani cokelat panas dan sepotong cake yang di bawa jihyun kemarin dari rumah temannya.
𝙏𝙞𝙣𝙜 𝙏𝙤𝙣𝙜
"Aish.. Siapa sih.." Jimin menggerutu karena seseorang mengganggunya di saat ia sedang santai.
𝘾𝙚𝙠𝙡𝙚𝙠
"Eh? Yoongi hyung?" Jimin heran saat ini ada angin apa yang membawa pria ini datang? Ah.. Jimin mengingatnya sekarang. Yoongi menaikkan sebelah alisnya saat melihat jimin yang bergeming di tempat.
"Kau tak menyuruhku masuk?" Ucap yoongi menyadarkan jimin yang sedang bergelut dengan pikirannya.
"Oh.. Ah.. Y-ya masuklah hyung.." Jimin menggaruk pipinya yang tak gatal sambil tersenyum kikuk pada yoongi.
Jimin pun membuka pintunya lebar agar yoongi bisa masuk kedalam. Setelah yoongi masuk jimin pun menutup pintu rumahnya.
"Hyung, duduklah. Aku akan ambilkan minuman untukmu."
"Em, baiklah." Jawab yoongi sambil melepas coatnya.
Yoongi pun duduk di sofa itu sambil melihat-lihat suasana rumah jimin yang begitu rapi dan sangat nyaman. Kemudian netra yoongi berhenti di atas meja di depannya ada sepotong cake yang hanya berkurang sedikit.
Jimin kembali dari dapur dengan nampan ditangannya berisi segelas cokelat panas dan sepotong cake.
𝙏𝙖𝙠𝙠
"Silahkan hyung, hanya ada ini di dapurku." Ucap jimin sambil meletakkan segelas cokelat panas dan sepotong cake ke meja.
"Terima kasih, seharusnya tak perlu repot seperti ini" Ucap yoongi sambil menyamankan duduknya.
"Tidak apa-apa hyung, aku suka di repot kan kok." Yoongi pun tertawa mendengar ucapan jimin.
Setelah jimin mengembalikan nampan ke dapur, jimin kembali ke ruang keluarga. Dia sudah duduk di samping yoongi kembali menikmati cake yang ia abaikan tadi saat menyambut kedatangan yoongi.
"Jimin.."
"Nde?"
"Bagaimana jawabanmu? Sudah satu bulan aku menunggu." Ucapan yoongi membuat berhenti mengunyah dan membuatnya menelan cake yang belum terkunyah dengan benar itu masuk ke kerongkongannya. Jimin tau, pasti suatu saat yoongi akan mempertanyakan kembali jawabannya namun saat ini jimin masih merasa bingung dengan perasaannya dan ragu untuk memberikan keputusan karena ia tau hubungannya dengan jungkook belum berakhir. Namun sudah satu bulan lamanya jungkook pun tak ada kabar bahkan waktu dia masih di rumah sakit pun jungkook tak menampakkan batang hidungnya. Jimin sudah lelah sebenarnya dengan hubungan yang tak jelas itu menunggu jungkook datang pun juga percuma karena dari awal jimin tau jungkook tak pernah mencintainya namun rasa cintanya pada jungkook lah yang menghalanginya untuk menerima kebenaran bahwa jungkook tak pernah mencintainya.
Dan saat ini, saat seseorang yang benar-benar tulus mencintainya hadir mengapa jimin merasa sulit untuk membuka hatinya untuk orang itu?.
"Hyung, a-aku...
"Aku tau ini sulit untukmu menerima dan membuka hatimu untuk cinta yang lain. Tapi, apa kau akan terus bertahan untuk seseorang yang selalu menyakitimu? Cobalah menerima ku. Aku akan membahagiakanmu jimin. Aku akan membuatmu merasa bahwa kau lah satu-satunya orang yang paling bahagia di dunia. Aku janji." Ucap yoongi sambil menggenggam ke dua tangan mungil jimin.
"Jangan hanya berjanji hyung buktikanlah."
"Bagaimana aku membuktikannya kau saja bel... Ucapan yoongi terpotong kala jimin mengatakan kalimat yang membuat yoongi tertegun dengan binar bahagia.
"Aku menerimamu, hyung." Ujar jimin dengan senyum tulus yang begitu cantik dimata yoongi.
Seketika yoongi merengkuh tubuh jimin untuk dipeluknya. Yoongi masih tak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh jimin. Setelah memeluknya yoongi menangkup kedua sisi wajah jimin.
"Benarkah kah kau menerima ku?" Jimin tersenyum geli melihat yoongi yang menanyakan jawabannya sekali lagi seakan tak percaya atas apa yang ia dengar.
"Ne hyung, aku menerimamu. Kau kekasihku sekarang." Yoongi mengecup bibir jimin sekilas setelah mendengar kembali jawaban dari jimin.
"Aku sangat senang sayang. Benar-benar senang." Yoongi merengkuh bahu sempit jimin dengan jimin menyandarkan kepalanya pada dada yoongi. Jimin pun tersenyum lebar di depan dada yoongi saat mendengar detak jantung yoongi yang cepat dan kencang, ia merasa yoongi benar-benar bahagia saat ini. Namun kebahagiaan mereka terhenti saat suara bel pintu rumah jimin berbunyi.
𝙏𝙞𝙣𝙜 𝙏𝙤𝙣𝙜 𝙏𝙞𝙣𝙜 𝙏𝙤𝙣𝙜
"Tunggu sebentar hyung, aku akan melihat siapa yang datang." Ucap jimin yang kini beranjak dari duduknya dan mulai melangkah keluar dari ruang keluarga menuju pintu utama rumahnya.
Jimin sampai di depan pintunya dan memegang gagang pintunya untuk membuka pintunya. Setelah pintu terbuka jimin terkesiap saat melihat seorang pria yang tak ia inginkan kedatangannya saat ini.
"Jimin!" Pria itu langsung merengkuh tubuh jimin dan memeluknya erat sambil menggumamkan kata maaf berkali kali. Jimin hanya bisa mematung tak membalas pelukan pria itu. Karena bagaimana pun dia datang di saat yang tak tepat dan di waktu yang salah.
Jimin pun tersadar dari segala pemikirannya saat suara seseorang terdengar dari arah belakangnya.
"Sayang, siapa yang datang?" Terdengar suara yoongi dari ruangan keluarga dan segera jimin mendorong tubuh pria itu agar melepas pelukannya.
"Jimin kenapa...
"Pergi jungkook kumohon.." Pria itu adalah jungkook dan saat ini dia mengernyit heran atas penolakan yang jimin lakukan padanya.
"Kenapa? Kau menolak kedatangan ku? Apa harus ku ingatkan bahwa aku masih kekasihmu!" Ucap jungkook dengan nada yang meninggi.
"Kook ku mohon pergi...
"Sayang, siapa.... Kau!" Ucapan jimin terpotong saat yoongi sudah berada di belakang jimin dan menyadari siapa orang yang ada di hadapan kekasihnya. Yoongi pun menarik tubuh jimin ke belakang tubuhnya. Jungkook pun menyadari sesuatu saat yoongi memanggil jimin dengan panggilan sayang? Heol.. Jungkook merasa tak terima dengan apa yang saat ini baru ia dengar dan ketahui.
"Sayang? Kau memanggil jimin sayang? Sialan kau Min yoongi! Jimin itu kekasihku! Apa hak mu memanggilnya seperti itu!" Jungkook pun emosi mendengar panggilan yoongi pada jimin.
"Kekasih? Kekasih macam apa yang tega menyakiti pasangannya! Kau benar-benar pria brengsek Jeon jungkook!" Jungkook pun tak terima dengan nada yoongi yang meninggi dengan cepat jungkook menarik baju yoongi dan memukul wajah yoongi.
𝘽𝙪𝙜𝙝𝙝
Jimin memekik keras saat melihat yoongi jatuh tersungkur ke lantai setelah mendapat pukulan di wajahnya.
"Yoongi hyung!" Jimin pun berlari ke arah yoongi yang kini sudah terduduk di lantai sambil mengusap sudut bibirnya yang berdarah.
"Hyung, kau tidak apa-apa?" Ucap jimin sambil melihat keadaan yoongi dengan air mata yang telah membasahi pipinya.
Jungkook pun geram melihat jimin yang lebih memilih menolong yoongi dan dengan langkah cepat ia melangkah ke arah jimin dan segera menarik lengan jimin membawanya pergi dari tempat itu.
"Kau, ikut dengan ku." Ucap jungkook dingin dengan nada beratnya membuat jimin takut namun ia berusaha memberontak agar terlepas dari genggaman jungkook yang semakin erat di lengannya.
Yoongi yang melihat itu pun beranjak berdiri dan mengejar dua orang itu. Saat ia melihat jungkook dan jimin yang masih meronta di samping mobil jungkook, yoongi dengan cepat menarik jimin agar lepas dari jungkook. Namun yang dilakukan yoongi sia-sia, jungkook menendang perut yoongi saat yoongi akan meraih jimin. Yoongi pun jatuh ke aspal dengan menahan sakit di perutnya. Jungkook dengan cepat memasukkan jimin ke dalam mobil dan menguncinya dari luar agar jimin tak bisa lari.
"Min yoongi. Kau ingin merebut milik ku hum? -jungkook kini tengah merendahkan tubuhnya mensejajarkan dengan yoongi yang masih berusaha duduk di aspal sambil menyentuh perutnya yang terasa nyeri- itu tak akan pernah terjadi. Dia hanya milikku siapa pun tak akan pernah bisa memilikinya."
"K-kau tak p-pantas m-memilikinya. Kau s-selalu m-menyakitinya." Ucap yoongi terbata karena rasa sakit di perutnya.
"Tau apa kau hah? Jangan pernah mencoba untuk memilikinya karena jimin hanya milik ku. Kau mengerti!" Jungkook menepuk nepuk pipi yoongi sambil tersenyum remeh kemudian jungkook menegakkan tubuhnya namun sebelum masuk ke mobilnya, jungkook memberikan kembali tendangan ke perut yoongi membuat yoongi kembali mengerang sakit.
Jungkook pun membuka pintu pada sisi kemudi dan masuk ke dalamnya. " Kook, k-kenapa.. hiks.. kau seperti.. Hiks.. ini?" Ucap jimin sesaat jungkook masuk ke mobilnya.
"Kau milik ku jimin. Aku tak akan membiarkan siapapun memiliki mu!"
"Tapi kook, y-yoongi hyung..."
"DIAM! JANGAN PERNAH MENYEBUT NAMA PRIA LAIN DI DEPANKU!" Jungkook pun murka mendengar jimin menyebut nama yoongi dan jimin pun seketika bungkam karena melihat jungkook yang terlihat sangat marah padanya.
"Sekarang kau diam dan menurutlah." Jungkook pun menjalankan mobilnya meninggalkan halaman rumah jimin dengan kecepatan tinggi.
𝙏𝘽𝘾