Chereads / the Pain love you / Chapter 17 - part 16

Chapter 17 - part 16

Sudah 1 minggu sejak kejadian saat itu jimin juga sudah mulai pulih dan sudah di perbolehkan pulang.namun, yoongi yang kini menjadi kekasihnya membujuknya untuk tinggal di apartemennya. Luka-luka jimin sudah membaik. Memar pada wajah dan tubuhnya sudah berangsur memudar. Meski kondisinya membaik jimin masih tetap saja murung.

"Jimin-ah ada pesan untukmu dari jihyun." Ucap seokjin yang kini mengulurkan tangannya yang menggenggam ponsel jimin untuk di berikan pada pemiliknya. Jimin pun menerimanya dengan lemah jimin pun membuka aplikasi pesan dan membukanya di sana terlihat notifikasi pesan dari jihyun dan taehyung? Jimin pun membuka pesan itu satu persatu.

๐™๐™ง๐™ค๐™ข: ๐™๐™–๐™š๐™๐™ฎ๐™ช๐™ฃ๐™œ

๐™๐™ค: ๐™”๐™ค๐™ช

๐™น๐š’๐š–๐š’๐š— ๐š–๐š’๐šŠ๐š—๐š‘๐šŠ๐šŽ๐šข๐š˜

๐š–๐š’๐šŠ๐š—๐š‘๐šŽ ๐š๐šŽ๐š•๐šŠ๐š‘ ๐š–๐šŽ๐š—๐šข๐šŠ๐š”๐š’๐š๐š’๐š–๐šž

๐šŠ๐š”๐šž ๐š–๐šŽ๐š›๐šŠ๐šœ๐šŠ ๐š‹๐šž๐š›๐šž๐š” ๐šœ๐šœ๐š‹๐šŠ๐š๐šŠ๐š’ ๐šœ๐šŽ๐š˜๐š›๐šŠ๐š—๐š ๐š๐šŽ๐š–๐šŠ๐š— ๐š‹๐šŠ๐š๐š’๐š–๐šž

๐™ผ๐š’๐šŠ๐š—๐š‘๐šŽ.. ๐š‘๐šŠ๐š—๐šข๐šŠ ๐š’๐š๐šž ๐šข๐šŠ๐š—๐š ๐š‹๐š’๐šœ๐šŠ ๐š”๐šž ๐š”๐šŠ๐š๐šŠ๐š”๐šŠ๐š—

๐šŠ๐š”๐šž ๐š™๐šŽ๐š›๐š๐š’ ๐š“๐š’

Setelah membaca pesan dari taehyung namun entah mengapa jimin tak menghiraukan pesan itu seakan rasa sakit yang ia terima selama ini membuatnya membenci temannya itu. Kemudian jimin pun membuka pesan dari jihyun yang entah mengapa membuat perasaannya tak enak.

๐™๐™ง๐™ค๐™ข: ๐™…๐™ž๐™๐™ฎ๐™ช๐™ฃ

๐™๐™ค: ๐™”๐™ค๐™ช

๐™ท๐šข๐šž๐š—๐š

๐šŠ๐šœ๐š๐šŠ๐š๐šŠ ๐š‘๐šข๐šž๐š—๐š ๐š”๐šŠ๐šž ๐š๐š’๐š–๐šŠ๐š—๐šŠ?!

_____________________________

๐™๐™ง๐™ค๐™ข: ๐™”๐™ค๐™ช

๐™๐™ค: ๐™…๐™ž๐™๐™ฎ๐™ช๐™ฃ

๐™น๐š’๐š‘๐šข๐šž๐š—? ๐šŠ๐š๐šŠ ๐šŠ๐š™๐šŠ?

๐™๐™ง๐™ค๐™ข: ๐™…๐™ž๐™๐™ฎ๐™ช๐™ฃ

๐™๐™ค: ๐™”๐™ค๐™ช

๐™บ๐šŠ๐šž ๐šข๐šŠ๐š—๐š ๐š”๐šŽ๐š–๐šŠ๐š—๐šŠ ๐šœ๐šŠ๐š“๐šŠ ๐šœ๐šŠ๐š๐šž ๐š–๐š’๐š—๐š๐š๐šž ๐š’๐š—๐š’?!

๐š”๐šŠ๐šž ๐š‘๐šข๐šž๐š—๐š, ๐š‹๐šŽ๐š—๐šŠ๐š›-๐š‹๐šŽ๐š—๐šŠ๐š›

๐™๐™ง๐™ค๐™ข: ๐™”๐™ค๐™ช

๐™๐™ค: ๐™…๐™ž๐™๐™ฎ๐™ช๐™ฃ

๐™ฐ๐š๐šŠ ๐šŠ๐š™๐šŠ ๐š”๐šŠ๐š๐šŠ๐š”๐šŠ๐š— ๐š“๐š’

๐™๐™ง๐™ค๐™ข: ๐™…๐™ž๐™๐™ฎ๐™ช๐™ฃ

๐™๐™ค: ๐™”๐™ค๐™ช

๐š‚๐šž๐š๐šŠ๐š‘๐š•๐šŠ๐š‘ ๐š‘๐šข๐šž๐š—๐š ๐š”๐šŠ๐šž ๐š—๐š’๐š”๐š–๐šŠ๐š๐š’ ๐šœ๐šŠ๐š“๐šŠ ๐š‘๐šŠ๐š›๐š’๐š–๐šž ๐š๐šŽ๐š—๐š๐šŠ๐š— ๐š”๐šŽ๐š”๐šŠ๐šœ๐š’๐š‘ ๐š‹๐š›๐šŽ๐š—๐š๐šœ๐šŽ๐š” ๐š–๐šž ๐š’๐š๐šž

๐™๐™ง๐™ค๐™ข: ๐™”๐™ค๐™ช

๐™๐™ค: ๐™…๐™ž๐™๐™ฎ๐™ช๐™ฃ

๐™น๐š’ ๐š๐š˜๐š•๐š˜๐š—๐š ๐š”๐šŠ๐š๐šŠ๐š”๐šŠ๐š— ๐šŠ๐š๐šŠ ๐šŠ๐š™๐šŠ?

๐™บ๐šŠ๐šž ๐š๐š’๐š–๐šŠ๐š—๐šŠ ๐šœ๐šŽ๐š”๐šŠ๐š›๐šŠ๐š—๐š?

๐™ท๐šข๐šž๐š—๐š ๐šŠ๐š”๐šŠ๐š— ๐š–๐šŽ๐š—๐šŽ๐š–๐šž๐š’๐š–๐šž

๐™๐™ง๐™ค๐™ข: ๐™…๐™ž๐™๐™ฎ๐™ช๐™ฃ

๐™๐™ค: ๐™”๐™ค๐™ช

๐™ฐ๐š”๐šž ๐š๐š’๐š๐šŠ๐š” ๐š๐š’ ๐š›๐šž๐š–๐šŠ๐š‘

๐™๐™ง๐™ค๐™ข: ๐™”๐™ค๐™ช

๐™๐™ค: ๐™…๐™ž๐™๐™ฎ๐™ช๐™ฃ

๐š•๐šŠ๐š•๐šž ๐š”๐šŠ๐šž ๐š๐š’๐š–๐šŠ๐š—๐šŠ ๐šœ๐šŽ๐š”๐šŠ๐š›๐šŠ๐š—๐š? ๐š”๐š’๐š๐šŠ ๐š‘๐šŠ๐š›๐šž๐šœ ๐š‹๐šŽ๐š›๐š๐šŽ๐š–๐šž ๐š“๐š’๐š‘๐šข๐šž๐š—-๐šŠ๐š‘

๐™๐™ง๐™ค๐™ข: ๐™…๐™ž๐™๐™ฎ๐™ช๐™ฃ

๐™๐™ค: ๐™”๐™ค๐™ช

๐™น๐šŽ๐š™๐šŠ๐š—๐š

๐™๐™ง๐™ค๐™ข: ๐™”๐™ค๐™ช

๐™๐™ค: ๐™…๐™ž๐™๐™ฎ๐™ช๐™ฃ

๐™น๐šŽ๐š™๐šŠ๐š—๐š?

๐š”๐šŽ๐š—๐šŠ๐š™๐šŠ ๐š”๐šŠ๐šž ๐š”๐šŽ๐š–๐š‹๐šŠ๐š•๐š’ ๐š”๐šŽ ๐šœ๐šŠ๐š—๐šŠ?

๐šŠ๐š™๐šŠ ๐š“๐š’, ๐š”๐šŠ๐š๐šŠ๐š”๐šŠ๐š— ๐š™๐šŠ๐š๐šŠ ๐š‘๐šข๐šž๐š—๐š

๐™น๐š’๐š‘๐šข๐šž๐š—

๐™น๐š’

๐š‹๐šŠ๐š•๐šŠ๐šœ ๐š™๐šŽ๐šœ๐šŠ๐š— ๐š‘๐šข๐šž๐š—๐š!

๐™น๐š‘๐šข๐šž๐š—!

Jimin mulai menangis ia ingin tau lebih banyak lagi pada adiknya. Namun jihyun tak membalas lagi pesan itu.

"Sayang, kau kenapa?" Ucap yoongi yang sempat mendengar jimin menangis saat ia keluar dari kamarnya. Berniat untuk turun keruang tengah bergabung dengan teman-temannya namun langkahnya terhenti saat mendengar suara isakan dari kamar jimin.

"A-aku.. Hiks.. A-aku ingin bertemu j-jihyun.. Hiks.. Hiks.. A-aku harus... P-pulang ke jepang h-hyung.. Hiks.."

"Jihyun kembali ke jepang? Untuk apa dia pulang ke sana?"

"A-aku tak t-tahu hyung.. Hiks.. Hiks... Hyung.. Hiks.. B-besok t-tolong antar.. Hiks... Hiks... A-aku ke b-bandara hyung... Hiks aku h-harus pulang.."

"Tidak sayang, Kau baru pulih. Kau harus istirahat!"

"Hyung k-ku mohon... Hiks.. Hiks.."

Yoongi pun di buat bingung. Karena bagaimana pun jihyun adalah adik kandung jimin yang sangat ingin jimin temui namun, yoongi juga mengkhawatirkan keadaan jimin yang baru pulih. Yoongi tak setega itu membiarkan jimin yang baru sembuh untuk bepergian sendiri

"Baiklah hyung akan mengantarmu sampai ke Jepang. Ne.." Jimin pun mengangguk sambil menghapus air matanya kemudian tersenyum manis. Yoongi yang melihat jimin kini tersenyum segera memeluknya. Membawanya ke dalam dekapan hangatnya yang membuat jimin nya nyaman.

โ€ขโ€ขโ€ข

23 ๐™๐™š๐™—๐™ง๐™ช๐™–๐™ง๐™ž 2018

08.35๐™–๐™ข

Pagi ini jimin bangun lebih awal karena jam penerbangannya pukul 10 siang. Kemarin malam jimin telah membeli tiket secara Online. Kini ia tengah mengemasi pakaian dan beberapa barang penting lainnya.

"Sayang, kau sudah siap?" Ucap yoongi yang baru saja masuk ke dalam kamar jimin di samping kamarnya.

"Ne hyung, aku baru saja selesai." Jimin menoleh ke arah yoongi yang kini duduk di sampingnya.

"Apa kau yakin akan pergi? Aku sangat khawatir jim karena tak bisa menemanimu."

"Aku yakin hyung. Aku merasa bersalah pada jihyun karena satu minggu ini tak memberikan kabar padanya hingga ia harus kembali ke Jepangย  sendiri dan entah mengapa perasaan ku tak enak hyung. Aku takut terjadi sesuatu saat aku menghilang satu minggu yang lalu."

"Baiklah, aku hanya akan selalu ada untukmu bila sesuatu terjadi. Hubungi aku bila terjadi sesuatu di sana."

"Um."

"Kalau begitu kita berangkat sekarang. Satu jam lagi pesawat mu take off." Yoongi pun membantu jimin membawa kopernya dan segera memasukkan koper jimin ke dalam mobilnya. Mereka pun segera masuk ke dalam mobil dan segera berangkat ke bandara untuk mengejar jadwal penerbangannya.

๐™Ž๐™ ๐™ž๐™ฅ

Jimin sudah berada di dalam pesawat beberapa menit yang lalu ia di haruskan untuk secepat mungkin untuk masuk ke pesawat karena mereka hampir saja terlambat sebab saat ia dan yoongi menuju ke bandara kemacetan kota Seoul yang sangat panjang menahan mereka sampai yoongi di buat kesal. Waktu mereka sampai di bandara pun pemberitahuan dari penerbangan jimin telah di umumkan kemudian jimin hanya bisa berpamitan dengan yoongi sebentar dan yoongi mengerti kemudian membiarkan jimin pergi sambil menatap kekasih mungilnya dengan tatapan sendu hingga sosoknya menghilang dari pandangannya.

"Semoga kau sampai di sana dengan selamat jimin-ah." Ucapnya memandang pesawat yang di tumpangi kekasihnya lepas landas meninggalkan bandara itu.

Di sisi lain jungkook yang menghilang tanpa kabar, saat ini ia tengah menahan emosinya karena perginya taehyung entah kemana.

Jungkook terlihat berantakan setelah kejadian ia yang menyakiti jimin kemudian sekarang ia kehilangan taehyung yang pergi entah kemana.

"Arrgggghhh.. Sialan! Kau pergi tanpa meninggalkan jejak hum?! Setelah semuanya yang kau lakukan padaku!" Ucap jungkook dengan menghancurkan semua benda yang ada di dekatnya. Jungkook frustasi karena kehilangan taehyung bahkan sudah hampir satu bulan ia tak menyentuh jimin karena obsesinya pada tubuh pemuda mungil itu.

"Arrrggghh.. BRENGSEK! Hah.. Hah.. J-jimin.. Aku harus bertemu.. Ya .. Aku harus bertemu dengannya dan menyentuhnya.." Jungkook seperti orang tak waras. Seakan tubuh jimin seperti narkoba yang membuatnya candu dan membuatnya ingin menyentuh tubuh pemuda mungil itu di saat dirinya frustasi dan emosi.

Katakan jungkook egois. Ia sama sekali tak perduli meski ia berkali-kali menyakiti jiminย  dan tak peduli pada perasaan pemuda mungil itu. Yang ia inginkan hanya tubuhnya dan menikmati suara desahan kesakitan dari pemuda mungil itu. Jungkook pun bergegas keluar dari kamarnya untuk pergi ke rumah jimin.

***

Saat ini jimin sudah berada di Narita airport. Baru 10 menit yang lalu ia sampa di negeri sakura itu. Dengan pikiran yang berkecamuk, jimin segera naik ke dalam taksi yang berhenti di hadapannya. Jimin pun mengatakan tujuannya pada sopir taksi itu. Setelah itu sang sopir mengantarkan jimin untuk pergi keย  tempat tujuannya.

Setelah 1 jam perjalanan jimin pun akhirnya sampai di tokyo. Jimin pun segera menuju kerumahnya.

Saat sampai, jimin di buat terkejut karena apa yang terjadi di depannya saat ini. Di rumahnya tampak banyak orang-orang memakai pakaian hitam masuk ke dalam rumahnya. Jimin yang penasaran pun segera masuk ke dalam.

Jimin menutup mulutnya dengan air mata yang berlinang di kedua matanya ia tak menyangka akan apa yang terjadi di depannya ini. Tampak foto kedua orang tuanya berada di depan sana di penuhi karangan bunga dan juga 2 peti mati yang masih ada di tempat itu. Tubuh jimin seketika lemas melihat ini semua namun seseorang tengah menahan tubuhnya.

"Jimin? Tenangkan dirimu. Sssssttt.. Tenangkan dirimu.. Sabar ya ... " Ucap seseorang yang kini berada di sampingnya.

"T-takuya, a-apa yang terjadi.. Hiks.." Ucap jimin masih dengan menatap ke depan dimana foto kedua orang tuanya.

"Kecelakaan. Orang tuamu tertabrak sebuah truck yang melaju kencang saat melakukan pencarian terhadapmu saat kau menghilang." Takuya pun menjelaskan semua membuat jimin semakin terisak dan merasakan penyesalan yang begitu besar meski bukan dirinya yang bersalah.

"Brengsek!!"

๐™๐˜ฝ๐˜พ