.
.
.
.
Saat ini yoongi berada di rumah sahabatnya Namjoon. Di sana juga terdapat beberapa sahabatnya yang lain seperti Seokjin dan Hoseok. Yoongi sudah mengatakan semuanya pada mereka dan Seokjin pun sudah mengobati luka-luka yoongi yang di hasilkan nya dari perkelahiannya dengan jungkook beberapa jam yang lalu.
"Apa yang harus kita lakukan? Kita tidak mungkin diam saja bukan? Jungkook semakin keterlaluan." Ucap Hoseok memecah keheningan yang di timbulkan dari ke terdiaman mereka yang entah apa yang mereka fikirkan.
"Yang paling penting kita harus menolong jimin dari jungkook. Kita tau seperti apa jungkook aku tidak ingin jimin terus disakiti olehnya." Seokjin menimpali ucapan Hoseok sambil memijit pelipisnya.
"Benar jin-ah. Tapi, sebelum itu kita harus bisa menemukan mereka terlebih dulu. Mungkin kah jungkook membawanya ke apartemennya?" Ucap Namjoon sambil melipat tangannya ke dada.
Seokjin yang kini tengah bersandar di sofanya sambil mendengarkan pembicaraan temannya, mengalihkan pandangannya pada yoongi yang sedari tadi mondar mandir kini tengah menghubungi seseorang.
"Kau sedang apa yoon?" Tanya seokjin pada yoongi yang masih berdiri sambil meletakkan ponsel ke telinga kirinya.
"Aku sedang menghubungi jimin... Ayo angkatlah -gumam yoongi saat jimin tak kunjung mengangkat teleponnya- ahh.. SIAL!" Umpat yoongi saat sambungannya terputus dan kembali mendial kontak jimin dan berakhir kecewa karena sekarang nomor jimin tidak aktiv.
"Ada apa yoon?" Tanya namjoon saat mendengar umpatan dari sahabatnya itu.
"Nomornya sekarang malah tidak aktif. Hahh...-yoongi pun menghela nafasnya gusar-...padahal beberapa detik sebelumnya masih aktif." Yoongi mengusak rambutnya kasar.
"Apa terjadi sesuatu pada jimin, hyung?" Hoseok hanya bisa menerka kemungkinan yang terjadi membuat ke tiga sahabatnya semakin khawatir.
"Semoga saja jimin baik-baik saja." Ucap seokjin dengan menatap tiga orang di depannya sendu dan perasaan khawatir pun kembali menyelimuti hati mereka.
"Aku tak akan diam saja seperti ini." Ucap yoongi yang mulai mengambil langkah tergesa-gesa keluar dari ruangan itu dan membuat ketiga orang yang masih diam di tempat kini beranjak berdiri dengan tatapan terkejut mereka.
"Yoon! Hei, tunggu! Kau mau kemana?" Ucap namjoon menahan lengan yoongi.
"Aku akan mencari jimin, joon. Aku tak bisa berdiam diri seperti ini terus dan menunggu sesuatu terjadi pada kekasih ku!" Ucap yoongi dengan nada frustasi membuat ketiganya terkejut dengan ucapan yang baru saja terlontar dari mulut yoongi.
"Kekasih? Apa maksudmu yoon?" Tanya seokjin meminta penjelasan.
"Nanti ku jelaskan. Kita harus menemukan jimin secepatnya."
"Kami akan ikut." Ucap namjoon dan menatap pada seokjin dan hoseok. Mereka pun mengangguk menyetujui.
"Baiklah kita pergi sekarang." Ucap yoongi mengakhiri pembicaraan dan mereka pun segera keluar dari rumah Namjoon untuk segera mencari jimin dan membawa jimin menjauh dari jungkook.
β’β’β’
"Lihat baby lubang mu sangat indah." Ucap jungkook sambil memainkan lubang jimin dengan mengusap usap lubang jimin. Posisi jimin masih menungging dengan tangan yang terikat kebelakang. Jungkook masih terus memandang kagum pada lubang jimin yang terlihat berkedut akibat sentuhannya sesekali jungkook mengecup dan menjilat lubang jimin dengan gemas.
πΎπͺπ₯
πΎπͺπ₯
πΎπͺπ₯
"Eunghh.. K-kook b-berhenti.." Jimin terus memohon pada jungkook yang terus memainkan lubangnya. Air mata jimin terus mengalir karena pelecehan yang jungkook lakukan padanya.
Kini jungkook menjilat lubang jimin dengan gencar dan menusuk-nusukkan lidahnya pada lubang jimin. Karena tak puas jungkook menusukkan jari telunjuk kanan dan kiri tangannya untuk membuka lubang jimin membuat jimin memekik sakit karena apa yang di lakukan jungkook. Jimin merasa lubangnya akan robek jika jungkook terus melakukannya.
"Akhhhh.. Itu s-sakit kook.. Hiks.. Hentikan.. Hiks.."
Jungkook tak menghiraukan rintihan jimin dan terus melakukan sesuatu pada lubang jimin. Setelah lubang jimin terbuka sedikit dengan bantuan kedua jari telunjuknya jungkook melesakkan lidahnya masuk ke dalam lubang jimin mencoba menyentuh dinding rektum nya membuat jimin merasakan aneh pada lubangnya dan membuatnya mengeluarkan desahan dari bibir plumnya.
"Ahhh.. Kookhh.. B-berhentihh.. Ahh.."
Jungkook menyeringai mendengar jimin yang mulai mengeluarkan desah nya. Jungkook makin gencar memainkan lidahnya. Membuat lubang jimin berkedut dan basah. Jungkook kini mencabut lidahnya dari lubang sempit itu. Ia mengusap lubang jimin yang sudah basah dengan jarinya dan langsung memasukkan ketiga jarinya.
"Akhhhh.. S-sakithh.. Ahh.. K-keluarkanhh.. Ahhh.. Sshhh.. Emhhh.." Desahan jimin pun keluar karena merasakan nikmat pada area bawahnya meski jungkook melakukannya dengan kasar.
"Mulai menikmatinya hum? Bagaimana kita langsung saja." Jungkook pun mencabut jarinya dari lubang jimin kemudian jungkook melepas pakaiannya. Setelah pakaiannya terlepas, jungkook turun dari ranjang kemudian berdiri di depan jimin yang masih menungging. Jungkook menarik rambut jimin kemudian mengarahkan wajahnya pada milik jungkook yang sudah menegang.
"Kulum baby.." Ucap jungkook yang mengarahkan penisnya ke arah bibir jimin. Namun jimin merapatkan bibirnya menolak melakukannya dengan menggelengkan kepalanya ke kiri dan ke kanan. Jungkook pun geram melihat jimin yang terus menolak membuat jungkook menarik rambutnya dengan kencang hingga jimin berteriak dan membuka mulut.
"Akkhh...emmh!" Jimin membelalakkan matanya saat jungkook memasukkan penisnya ke dalam mulut jimin sampai ke pangkal tenggorokannya. Jungkook pun menghentakkan penisnya dengan cepat ke dalam mulut jimin begitu dalam hingga jimin mual dan tersedak. Ia merasakan sakit pada pangkal tenggorokannya. Jimin kembali menitikkan air matanya ia merasa seperti jalang yang hina sebab yang di lakukan jungkook padanya.
"Ahh.. Shh.. Mulut hangat mu sangat nikmat baby.. Ahh.." Desah jungkook saat merasakan jimin mengulum penisnya.
Sudah 10 menit jimin terus mengulum penis jungkook, ia merasakan sakit pada rahangnya karena terus membuka mulutnya dan ia semakin terasa sakit saat penis jungkook mulai membesar dan berkedut yang menandakan jungkook sebentar lagi mencapai pelepasannya.
"Sshh.. Ahh.. Sebentar lagi baby.. Ahh..aku..ahhhhhh.." Jungkook pun akhirnya mencapai pelepasannya dan menyemburkan cairan kentalnya ke dalam mulut jimin.
"Ahh.. Telan baby.. Hah..hah.. Sampai tak tersisa.." Ucap jungkook. Tanpa mengeluarkan penisnya dari mulut jimin dan dengan terpaksa jimin menelan sperma jungkook yang begitu banyaknya hingga membuatnya tersedak dan mual.
Di lihatnya jimin yang telah selesai menelan semua spermanya, jungkook pun mengeluarkan penisnya.
"Hah..hah..k-kook.. Hah.. S-sudah cukup.. Hiks.." Ucap jimin terputus-putus sambil menetralkan deru nafasnya yang terengah-engah.
"Belum baby. Kita belum masuk ke permainan intinya." Ucap Jungkook sambil mengusap sisi wajah jimin.
Kini jungkook naik ke atas ranjang dan kembali mendorong tubuh jimin agar kembali ke posisi menungging.
"Kook tidak! Ku mohon-akhh!" Tanpa aba-aba jungkook memasukkan penisnya ke dalam lubang jimin yang sudah kembali kering. Jimin merasakan area bawahnya seperti terbelah dua. jimin merasakan kesakitan mencoba meronta namun yang ia lakukan malah membuat jungkook semakin bergerak cepat dan lebih dalam.
"Akhhh.. S-sakithh.. Ahhh.. Hiks.. Keluarkan!" Jungkook menulikan telinganya ia terus menghujamkan penisnya meski darah keluar dari lubang jimin dan terlihat penisnya yang berlumur darah saat ia mengeluar masukan penisnya.
"K-kookhh.. Sshh.. S-sakith.. Hen-hentikan.. Ahh.. Emhh.." Jimin menggigit bibir bawahnya menahan rasa sakit yang ia rasakan. Tak berapa lama jungkook kembali sampai pada dunia putihnya dan menyemburkannya di dalam jimin hingga terasa begitu sesak karena penuhnya lubang itu. Jimin yang sudah sangat lelah menjatuhkan tubuhnya ke samping di ikuti jungkook yang berada di balik tubuh jimin.
Jimin tak sekali pun melakukan pelepasan. miliknya tegang saja tidak Karena jimin merasakan sakit pada hati dan tubuhnya sehingga otaknya menolak menikmati semua rangsangan yang jungkook berikan sampai miliknya di bawah sana seakan mati rasa dan jungkook sadar akan hal itu merasa aneh karena penis mungil jimin sama sekali tak menegang dan melakukan pelepasannya.
Jungkook yang masih berada di balik tubuh jimin kini meraih penis jimin yang terlihat lemas dan tidak sama sekali menegang saat permainan mereka tadi.
Ia pun menggerakkan penis mungil jimin memijatnya agar menegang namun sia-sia yang di lakukan oleh jungkook.
"Apa kau tak menikmati permainan kita baby? Ku lihat kau sama sekali tak melakukan pelepasan barang sekalipun.." Ucapnya pada jimin yang kini menatap kosong pada arah depan.
"Tak ada yang bisa ku nikmati jungkook. Semuanya terasa menyakitkan. Kau terus menyakiti ku, menyakiti hati dan tubuhku." Ucapan bernada datar keluar dari bibir jimin sontak membuat jungkook membatu Seolah tersadar atas apa yang ia lakukan selama ini pada jimin. Jungkook pun melepas ikatan pada tangan jimin dan merengkuh tubuh jimin memeluknya. Jimin pun mulai terisak begitu sakit yang saat ini ia rasakan sampai....
π½ππΌπΌπππ..
ππ½πΎ