•
•
•
16 𝙟𝙪𝙡𝙞 2014
Sudah 10 bulan jimin dan jungkook menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih. Jimin dan jungkook semakin mesra setiap harinya namun jimin selalu menolak jika jungkook ingin melakukan sesuatu yang lebih seperti Sex. Jimin selalu mengatakan pada jungkook 'belum saatnya kita melakukannya.' atau 'maaf aku tak ingin melakukan hal itu sebelum menikah.' dan jungkook hanya menghela nafas meski harus menahan rasa kesalnya bukan berarti jungkook akan memaksa jimin untuk melakukannya.
Sifat protektif jungkook pun semakin menjadi setiap hari. Contohnya saja hari ini saat sifat manja jimin keluar begitu saja tanpa di buat-buat jungkook terlihat marah dan menatap jimin jijik serta mulutnya yang mengeluarkan makian pada jimin membuat pemuda manis itu menangis.
"M-maaf kook... Hiks.. Aku tak akan mengulanginya.. Hiks.. Hiks.."
"Sudah ku katakan berapa kali hah! Jangan pernah terlihat menjijikan seperti itu!" Bentak jungkook sambil mencengkram dagu jimin erat.
"I-iya k-kook maaf." Jimin masih menangis sesenggukan dan jungkook pun melepas tangannya dari dagu jimin dan setelahnya jungkook menghapus air mata jimin dan membawa tubuh jimin ke dalam pelukannya.
"Sssttt.. Sudah sayang, maaf membuatmu menangis." Ucap jungkook sambil mengusap belakang kepala jimin.
"Em.. Hiks.. Aku juga minta m-maaf." Ucap jimin yang kini memeluk jungkook semakin erat.
"Baiklah kita tidur sekarang ne, besok kita harus datang pagi karena harus datang ke sekolah karena kita harus mengurus MOS siswa baru besok." Ucap jungkook sambil menarik tubuh jimin agar berdiri dari sofa dan membawa jimin masuk ke dalam kamar.
"Ne." Ucap jimin dengan mengulas senyum manisnya.
Jimin dan jungkook sebenarnya tidak tinggal bersama hanya saja jungkook sering datang ke apartemen jimin dan kadang jungkook juga menginap seperti hari ini.
"Baiklah sekarang tidurlah, sayang." Ucap jungkook yang kini sudah berbaring dengan jimin di sampingnya. Saat ini posisi mereka di atas ranjang dengan berpelukan dengan kepala jimin yang berada di dada jungkook.
Jimin sebenarnya menyadari bahwa jungkook semakin protektif juga kasar padanya. Seakan buta karena rasa cintanya pada jungkook, jimin hanya menganggap nya sebagai rasa sayang jungkook padanya. Mungkin memang jimin bodoh karena menerima semua perlakuan buruk dari jungkook.
"Kook, aku mencintaimu." Ucap jimin sambil mengecup pipi jungkook sekilas dan kembali menenggelamkan kepalanya di dada jungkook
"Hm" Hanya gumaman sebagai jawaban pernyataan jimin setiap harinya. Dan bagi jimin itu sudah menyatakan bahwa jungkook juga punya perasaan yang sama padanya. Mereka pun akhirnya terlelap dengan posisi berpelukan di ranjang king size jimin.
.
.
.
.
Pukul 8 pagi, jimin dan jungkook sudah berada di sekolah mereka yang kini sedang mengawasi kegiatan MOS di sekolahnya.
Sebagai anggota OSIS jimin dan jungkook juga anggota lain mendapat tugas mengawasi siswa/siswi baru yang melaksanakan kegiatan MOS.
Seperti saat ini jimin sedang mengawasi dan membantu salah satu kelompok yang di tugaskan untuk membuat kerajinan tangan dari beberapa botol kaleng bekas. Masing-masing kelompok mendapatkan bahan yang berbeda dan karya mereka akan di nilai pada saat hari terakhir MOS.
Kelompok yang bersama jimin beranggotakan 6 orang. Terdiri dari Jackson, Mark, Lisa, Hyuningkai, Soobin dan Jennie. Saat ini mereka masih bingung apa yang akan mereka buat dari botol kaleng bekas itu.
"Hyung, kita sebaiknya kita membuat apa?" Tanya soobin pada jimin.
"Hum? belum ada ide kita akan membuat apa. Hyung juga bingung soobin-ah." Ucap jimin sekilas menepuk bahu soobin dan mengalihkan pandangannya ke anggota lainnya. Jimin sepertinya tidak tahu efek dari sentuhannya pada soobin tadi karena tanpa jimin tau soobin telah menaruh hati padanya saat pertama kali bertemu.
"Jimin Oppa, apa boleh kita lihat di internet apa saja yang bisa di buat dari botol kaleng ini?" Bisik Lisa yang kini duduk di samping jimin sambil mendekatkan bibirnya ke telinga jimin sambil membisikkan ucapannya barusan. Namun interaksi ke duanya membuat seseorang salah mengartikannya. Jungkook melihat dari jauh interaksi jimin dan salah satu siswi baru itu membuat jungkook geram menahan emosinya.
'Berani sekali dia menggoda murid baru itu. Tunggu hukuman mu di rumah nanti' batin jungkook sambil memicingkan matanya menatap jimin dari jauh.
"Kook, kau kenapa?" Ucap hoseok pada jungkook yang masih menatap geram pada jimin dan hoseok yang melihatnya hanya terkekeh.
"Hei, kau cemburu?"
"Tidak. tapi lihat dia, bisa-bisa dia menggoda siswi baru itu." Ucapnya sambil kembali menatap jimin dari jauh.
"Hei kook, apa matamu sudah rabun? Jimin tidak sedang menggoda murid baru itu. Mereka hanya sedang berdiskusi. Kau ini!" Ucap hoseok sambil menepuk bahu jungkook kemudian ia pun pergi meninggalkan jungkook yang masih menatap jimin dan kelompoknya dengan tatapan yang sulit di artikan. "Cih!" Setelah itu jungkook pun pergi dari sana dengan perasaan berkecamuk di hatinya.
Saat ini Jimin bersama Soobin akan menemui Daniel sang ketua Osis untuk menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan tugas kelompok mereka. Mereka mencari dan sesekali bertanya keberadaan sang ketua Osis.
"Daniel sunbae, salah satu anggota kelompok ku ingin bertanya padamu." Ucap Jimin pada Daniel yang sedang duduk di kantin sendiri sambil mengerjakan sesuatu di meja itu.
"Eoh? Jimin? -setelah Daniel menatap ke arah jimin kini ia mengalihkan tatapannya pada Soobin- ah.. Ya ingin bertanya apa?"
"Begini sunbae, apa boleh mencari ide dari internet karena kami masih bingung apa yang akan kami buat dengan bahan yang sudah di berikan."
"Boleh saja. Kalian boleh melihat di internet." Ucap Daniel sambil tersenyum.
"Wah terima kasih sunbae!" Ucap Soobin senang.
"Ada lagi?"
"Tidak Sunbae, hanya itu dan terima kasih." Soobin pun membungkuk dan menarik jimin untuk kembali namun baru akan melangkah pergi, lengan jimin di tahan oleh Daniel.
"Jimin, bisa membantuku? Aku di buat pusing mengurus kertas-kertas ini." Ucap Daniel.
"Ne sunbae. Soobin-ah kau kembalilah sendiri aku akan di sini membantu Daniel Sunbae dulu."
"Oke hyung. Baiklah aku pergi hyung! Mari sunbae!" Soobin pun membungkuk dan segera pergi dari sana.
Kini Jimin dan Daniel duduk bersisian berkutat dengan kertas-kertas yang ada di depan mereka.
"Daniel sunbae... "Jangan memanggilku begitu, panggil Daniel hyung saja." Ucap Daniel menyela ucapan jimin.
"Ne sun- Maksud hyung. Em.. Hyung bukankah ini laporan harian kegiatan MOS?"
"Hum? Iya hari ini harus segera di serahkan karena kemarin aku lupa mengumpulkannya." Ucap Daniel sambil menggaruk belakang lehernya yang tak gatal.
"Aish, kau ini hyung. Sekarang cepat selesaikan! Bagaiman ketua osis seperti itu kalau aku kepala sekolahnya aku akan menendang mu dan menghapus jabatan ketua osis mu."
"Kenapa kau jadi memarahiku? Aku memintamu di sini untuk membantu bukan untuk memarahiku."
"Salahkan dirimu yang berbuat seenaknya." Cibir jimin
"Yak!" Ke duanya pun tertawa terbahak-bahak tanpa mengetahui jungkook menatap dengan tangan terkepal erat.
.
.
.
04.15𝙥𝙢
Setelah kegiatan berakhir, jimin memutuskan untuk pulang ke rumah. Jimin sudah menghubungi jungkook kalau dia pulang lebih dulu karena jimin merasa sangat lelah hari ini.
Jimin pun menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjangnya dan menghela nafas lelah.
"Lelahnyaaaa." Jimin pun memejamkan matanya karena rasa kantuk mulai menyerangnya.
𝙏𝙞𝙣𝙜
Jimin membuka matanya saat mendengar notifikasi pesan pada ponselnya.
𝙁𝙧𝙤𝙢; 𝙨𝙤𝙤𝙗𝙞𝙣
𝙏𝙤; 𝙮𝙤𝙪
𝙷𝚢𝚞𝚗𝚐? 𝙰𝚙𝚊 𝚔𝚊𝚞 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚙𝚞𝚕𝚊𝚗𝚐?
𝙰𝚔𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚊𝚛𝚒𝚖𝚞 𝚝𝚊𝚍𝚒.
"Eh? Mencariku untuk apa?" Jimin bingung dengan pesan Soobin dan jimin pun membalasnya.
𝙁𝙧𝙤𝙢; 𝙮𝙤𝙪
𝙏𝙤; 𝙎𝙤𝙤𝙗𝙞𝙣
𝙰𝚍𝚊 𝚊𝚙𝚊 𝚜𝚘𝚘𝚋𝚒𝚗-𝚊𝚑?
𝙰𝚔𝚞 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚙𝚞𝚕𝚊𝚗𝚐.
𝙰𝚔𝚞 𝚜𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝 𝚕𝚎𝚕𝚊𝚑, 𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚊𝚔𝚞 𝚙𝚞𝚕𝚊𝚗𝚐 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑
𝙳𝚞𝚕𝚞.
Tak berapa lama sebuah pesan masuk namun bukan dari Soobin.
𝙁𝙧𝙤𝙢; 𝙅𝙪𝙣𝙜𝙠𝙤𝙤𝙠🐰
𝙏𝙤; 𝙮𝙤𝙪
𝙹𝚒𝚖𝚒𝚗? 𝙺𝚊𝚞 𝚍𝚒 𝚛𝚞𝚖𝚊𝚑?
𝙁𝙧𝙤𝙢; 𝙮𝙤𝙪
𝙏𝙤; 𝙅𝙪𝙣𝙜𝙠𝙤𝙤𝙠🐰
𝙽𝚎 𝙺𝚘𝚘𝚔, 𝚊𝚔𝚞 𝚜𝚞𝚍𝚊𝚑 𝚊𝚍𝚊 𝚍𝚒 𝚛𝚞𝚖𝚊𝚑.
𝚠𝚊𝚎𝚢𝚘?
𝙁𝙧𝙤𝙢; 𝙅𝙪𝙣𝙜𝙠𝙤𝙤𝙠🐰
𝙏𝙤; 𝙮𝙤𝙪
𝚂𝚎𝚋𝚎𝚗𝚝𝚊𝚛 𝚕𝚊𝚐𝚒 𝚊𝚔𝚞 𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚊𝚒.
𝙍𝙚𝙖𝙙
Setelahnya jimin meletakkan ponselnya di atas meja yang berada di samping ranjang dan bergegas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum jungkook datang.
Saat ini jungkook sudah masuk ke dalam rumah jimin dan kemudian melangkahkan kakinya ke arah kamar jimin di lantai atas.
Jungkook masuk ke dalam kamar namun ia tak menemukan jimin. Namun setelah jungkook masuk lebih dalam, jungkook mendengar dari arah kamar mandi suara shower yang menyala dan jungkook pun duduk di pinggir ranjang sambil menunggu ia memainkan ponselnya.
𝙏𝙞𝙣𝙜
Sebuah notifikasi pesan masuk terdengar oleh telinga jungkook dan ia pun menolehkan kepalanya ke atas meja di samping ranjang jimin. Di atas meja itu terlihat ponsel jimin yang menyala akibat notifikasinya dan jungkook pun melihat di layar ponsel jimin tertera nama 'Soobin' di sana. Jungkook pun mengernyit bingung bertanya-tanya siapa itu Soobin.
Jungkook pun membuka kunci pola pada layar ponsel jimin yang telah ia ketahui dan membuka pesan itu.
𝙁𝙧𝙤𝙢; 𝙎𝙤𝙤𝙗𝙞𝙣
𝙏𝙤; 𝙮𝙤𝙪
𝙷𝚢𝚞𝚗𝚐 𝚊𝚔𝚞 𝚝𝚊𝚍𝚒 𝚖𝚎𝚗𝚌𝚊𝚛𝚒𝚖𝚞 𝚔𝚊𝚛𝚎𝚗𝚊
𝙸𝚗𝚐𝚒𝚗 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚊𝚝𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚜𝚞𝚊𝚝𝚞 𝚙𝚊𝚍𝚊𝚖𝚞 𝚑𝚢𝚞𝚗𝚐.
17.02
𝙹𝚒𝚖𝚒𝚗 𝚑𝚢𝚞𝚗𝚐, 𝚊𝚔𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚞𝚔𝚊𝚒𝚖𝚞.
𝚂𝚎𝚓𝚊𝚔 𝚙𝚎𝚛𝚝𝚊𝚖𝚊 𝚖𝚎𝚕𝚒𝚑𝚊𝚝𝚖𝚞 𝚊𝚔𝚞 𝚖𝚞𝚕𝚊𝚒 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚞𝚔𝚊𝚒𝚖𝚞 𝚑𝚢𝚞𝚗𝚐.
𝙼𝚊𝚞𝚔𝚊𝚑 𝚓𝚒𝚖𝚒𝚗 𝚑𝚢𝚞𝚗𝚐 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚔𝚎𝚔𝚊𝚜𝚒𝚑 𝚔𝚞?
17.11
𝙷𝚢𝚞𝚗𝚐? 𝙺𝚎𝚗𝚊𝚙𝚊 𝚝𝚊𝚔 𝚖𝚎𝚖𝚋𝚊𝚕𝚊𝚜?
𝙰𝚙𝚊 𝚊𝚔𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚐𝚐𝚊𝚗𝚐𝚐𝚞𝚖𝚞?
𝙱𝚊𝚒𝚔𝚕𝚊𝚑 𝚒𝚜𝚝𝚒𝚛𝚊𝚑𝚊𝚝𝚕𝚊𝚑 𝚑𝚢𝚞𝚗𝚐.
𝙱𝚎𝚜𝚘𝚔 𝚊𝚔𝚞 𝚝𝚞𝚗𝚐𝚐𝚞 𝚓𝚊𝚠𝚊𝚋𝚊𝚗𝚖𝚞 𝚑𝚢𝚞𝚗𝚐!
𝙰𝚔𝚞 𝚖𝚎𝚗𝚢𝚊𝚢𝚊𝚗𝚐𝚒 𝚖𝚞 𝚓𝚒𝚖𝚒𝚗 𝚑𝚢𝚞𝚗𝚐😘❤
17.18
Jungkook di buat geram dengan pesan dari Soobin. Dia mengepalkan tangannya erat menahan emosi yang kini membuncah di hatinya.
Tak berapa lama jimin pun keluar dari kamar mandi masih menggunakan bathrope putih sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
"Eh? Jungkook kau sudah datang?" Namun hening Jungkook hanya diam sambil menatap jimin tajam.
Jimin yang tadinya sibuk mengeringkan rambutnya kini mengalihkan pandangannya pada jungkook saat tak mendapat jawaban.
"K-kook kau kenapa?" Jimin pun gugup dan merasa takut saat melihat raut wajah jungkook memerah menahan amarahnya. Jimin tersentak saat melihat jungkook melempar ponselnya sendiri sampai ponsel itu hancur berkeping-keping di lantai.
"SIALAN!!"
𝙏𝘽𝘾