Rintik air hujan telah membasahi kota seoul pagi ini.
Sebuah kesialan bagi pemuda manis bernama Park jimin yang tengah berada di halte untuk menunggu bus yang datang menuju ke sekolahnya.
Jimin pun menghela nafas pasrah. Karena bagaimana pun ia pasti akan terlambat untuk tiba di sekolahnya. Namun tanpa di duga sebuah mobil Ferrari berwarna merah berhenti di depannya. Setelah mobil itu berhenti kaca pintu mobil yang tepat di depan jimin pun terbuka menampakkan wajah seorang pemuda berkulit pucat dengan gummy smile khasnya.
"Jimin? Sedang apa di sini?" Ucap pemuda berkulit pucat yang berada di dalam mobil itu.
"Eoh? Yoongi hyung? Aku sedang menunggu bus tapi, tak kunjung datang." Jawab jimin pada pemuda yang bernama Min Yoongi.
"Kalau begitu masuklah, kita akan berangkat bersama."
"Apa tidak merepotkan hyung?"
"Hey, kau akan merepotkan bila aku menggendong mu untuk sampai ke sekolah." Yoongi pun terkekeh dan jimin hanya tersenyum lebar. Dan obrolan kecil mereka berakhir dengan jimin yang masuk ke dalam mobil yoongi.
Setelah 10 menit berlalu, yoongi dan jimin pun sampai di sekolah mereka. Setelah memarkirkan mobilnya yoongi segera turun di susul jimin di belakangnya. kemudian jimin pun bergegas ke kelasnya sebelumnya dia berterima kasih pada yoongi karena mengijinkannya untuk menumpang mobilnya.
Jimin pun kini sudah berada di kelasnya dan mendudukkan pantatnya di kursi sebelah taehyung.
"Jimin-ah, kenapa terlambat? Biasanya kau datang lebih awal." Ucap taehyung yang terlihat khawatir.
"Aku tadi menunggu bus tapi, tak ada satu pun bus yang lewat dan sialnya pagi sudah turun hujan. Untung saja aku bertemu yoongi hyung, dia yang memberiku tumpangan."Β
"Yoongi hyung ya..? Dia memang baik meski terkesan cuek dan dingin."
"Umh.." Aku pun mengangguk mengerti.
"Oh ya jimin nanti malam seok jin hyung mengadakan party di rumahnya. Apa kau akan datang?" Ucap taehyung pada jimin yang tengah membaca sebuah buku mengisi waktu luang sebelum sang guru datang ke kelasnya.
"Party? Memangnya aku juga di undang?" Tanya jimin tanpa mengalihkan tatapannya pada buku yang berada di tangannya.
"Tentu saja kau sudah jadi teman kami dan tentu saja seok jin akan senang jika teman-temannya datang."
"Baiklah." Ucap jimin sambil membalik halaman buku yang ia baca.
Tak berapa lama kim ssaem pun masuk ke kelas untuk memulai pelajaran.
ππ ππ₯ π₯πͺπ‘ππ£π π¨ππ π€π‘ππ
14.21π₯π’
Setelah jimin sampai di rumah, ia langsung membersihkan dirinya dan segera mengistirahatkan tubuhnya yang lelah. Jimin pun merebahkan tubuhnya di sofa sambilΒ menonton tv. namun saat asik menonton, bel pintu rumahnya berbunyi jimin pun beranjak dari sofa dan keluar dari ruangan keluarga dan berjalan menuju pintu rumahnya.
πππ£π ππ€π£π πππ£π ππ€π£π
"Tunggu sebentar!" Teriak jimin saat orang yang ada di depan rumahnya menekan bel tidak sabaran.
πΎππ π‘ππ
"Hai Jim," Taehyung menyapa jimin saat setelah jimin membuka pintu.
"Eoh taehyung, masuklah." Ucap jimin mempersilahkan taehyung masuk dengan membuka lebar pintunya.
Taehyung kini masuk ke dalam rumah jimin. Baru kali ini taehyung datang ke rumah jimin setelah satu minggu ke pindahan jimin di seoul.
Sedikit cerita tentang jimin. Jimin sebenarnya sudah berada di korea 2 minggu yang lalu. Jimin tinggal di jepang sejak berumur 10 tahun bersama ke dua orang tuanya karena pekerjaan orang tuanya yang mengharuskan mereka tinggal di sana untuk menetap. Sebelum di seoul, jimin sudah mencari tempat untuk ia tinggali di temani kakak sepupunya bernama Kai yang tinggal di Busan. Sempat 3 hari jimin tinggal di busan untuk mencari tempat tinggal namun tidak ada yang cocok untuk jimin. Jika kalian bertanya kenapa jimin tidak tinggal dengan sepupunya? Jawabannya karena jimin ingin mandiri. Jimin tidak ingin merepotkan sepupunya itu karena sepupunya sudah berkeluarga jimin tidak ingin menambah bagi mereka meski sepupunya tidak menganggap itu merepotkan. Jadi intinya jimin ingin mandiri dan berakhirlah ia tinggal di seoul dan tinggal di sebuah rumah yang mempunyai dua lantai dengan 3 kamar. Memang besar untuk orang yang tinggal sendiri karena salah satu kamar di rumah itu di khususkan untuk orang tuanya jika mereka datang berkunjung dan kamar yang satunya untuk kamar tamu.
Kini jimin dan taehyung berada di ruang keluarga. Mereka sedang asik menonton tv dengan beberapa snack dan minuman yang menemani.
"Oh ya jim, aku baru tau kalau kau berasal dari jepang."
"Aku asli korea namun besar di jepang. Aku pindah ke jepang saat berusia 10 tahun."
"Oh, begitu.. Oh ya, kita nanti ke tempat jin hyung pukul 7 malam." Ucap taehyung dengan mata yang menatap layar tv di depannya.
"Oh ok, kalau begitu kita akan bersiap sekarang." Ucap jimin yang telah bangkit dari duduknya.
"Kenapa buru-buru?" Taehyung pun menoleh ke arah jimin dengan mengernyitkan alis bingung.
"Lihat jam dinding itu." Tangan jimin pun menunjuk ke arah jam dinding yang ada di atas tv. Taehyung pun mengikuti arah tangan jimin dan betapa terkejutnya taehyung karena jam sudah menunjukkan pukul 18.25pm.
"Astaga! Kita harus bersiap sekarang! Jimin-ah, di mana kamar mandinya." Tanya taehyung seraya bangkit dari sofa dan meraih tas yang tadi ia bawa.
"Kau pakai saja kamar mandi yang ada di kamar tamu." Setelah jimin mengatakan itu, taehyung pun berlari ke arah kamar tamu.
.
.
.
Jimin pun kini telah bersiap memakai pakaiannya setelah membersihkan diri.
Setelah selesai bersiap, jimin keluar dari kamarnya dan jimin juga melihat taehyung sudah selesai dan kini sudah berada di ruang tamu duduk di sofa sambil memainkan ponselnya.
"Tae, aku sudah siap." Ucap jimin sambil menuruni tangga. Taehyung pun menganga tak percaya karena outfit mereka hampir sama.
"Yah.. Kenapa bisa sama?" Ucap taehyung tak percaya. Jimin pun menaikkan bahunyaΒ tak perduli.
"Kita berangkat sekarang?"
"Ya, tapi kita tunggu yoongi hyung. Tadi dia menghubungiku menawarkan tumpangan jadi, ku suruh menjemput ke sini."
"Oh, oke." Ucap jimin sambil melangkah ke arah taehyung untuk duduk di sampingnya.
Tak berapa lama suara klakson mobil terdengar di luar sana. Jimin pun melihat dari jendela dan di sana terlihat mobil ferrari berwarna merah terparkir tepat di depan rumahnya.
"Ayo tae, yoongi hyung sudah datang." Jimin dan taehyung pun keluar dari rumah dan bergegas menuju mobil yoongi. Saat sudah sampai di mobil yoongi berujar pada jimin dan taehyung.
"Hey, lihatlah kalian seperti anak kembar saja." Ucap yoongi saat melihat jimin dan taehyung memakai outfit yang hampir sama.
"Benarkah hyung?" Ucap taehyung dan di ikuti tawa keras darinya. Dan jimin hanya tersenyum mendengarnya.
ππ ππ₯
Sepuluh menit pun berlalu dan kini jimin, taehyung dan yoongi sudah sampai di rumah seok jin. Dan seok jin pun menyambut mereka yang telah datang.
"Kalian baru datang rupanya. bergabunglah dengan yang lain."
"Ne hyung. Kami langsung ke sana kalau begitu." Jimin, taehyung dan yoongi pun berjalan ke arah teman-teman mereka yang lain. Di tempat itu sudah banyak yang datang, semua teman satu kelas dari seokjin dan beberapa teman yang bukan berasal dari sekolah mereka.
Suara musik terdengar memekakkan telinga jimin. Sebenarnya jimin tak menyukai kebisingan namun karena ini acara temannya mau tak mau ia harus bisa menahannya.
Kini jimin, taehyung dan yoongi sudah bergabung dengan teman mereka yang tengah duduk di bar milik seokjin di dalam rumah itu. Di bar itu tengah duduk Namjoon, hoseok dan Jungkook. Jantung jimin di buat berdebar kencang kembali saat melihat jungkook yang malam ini terlihat sangat tampan.
Jungkook benar-benar tampan malam ini. Jimin tak melepaskan pandangannya pada jungkook namun tanpa di duga jungkook menolehkan kepalanya dan tak sengaja netra nya bertemu pandang dengan netra jimin. Dan jimin dengan keterkejutannya dengan cepat mengalihkan pandangannya dari jungkook dan tanpa di ketahui oleh jimin, mata jungkook masih terpaku pada sosok jimin yang entah mengapa bagi jungkook malam ini terlihat sangat cantik dan sexy.
"Hey, kook apa yang sedang kau lihat hum?" Ucap Namjoon yang melihat jungkook tak bergerak saat setelah menolehkan kepalanya ke arah lain. Dan jungkook pun akhirnya tersadar dari rasa keterkagumannya pada sosok pemuda mungil itu dan menolehkan kembali kepalanya pada Namjoon yang tampak menaikkan sebelah alisnya.
"Ah tidak hyung, bukan apa-apa." Jawab jungkook santai.
"Ah, benarkah? Bukankah kau sedang menatap jimin hum," Ucap namjoon sambil menaik turun kan alisnya.
"Tidak hyung, sudahlah."
"Aku tau malam ini jimin terlihat sangat cantik dan sexy. Apa kau menyukainya."
"Tidak mungkin hyung, kau sendiri tau bukan bahwa aku sudah mencintai orang lain"
"Ya ya, terserah kau saja." Ucap namjoon pasrah dan segera meminum habis minumannya.
Saat ini jimin tengah duduk di sebuah sofa panjang yang berada di salah satu sudut ruangan itu sendirian di temani segelas strawberry milkshake di tangannya. Tadinya dia bersama taehyung namun taehyung meninggalkannya entah pergi kemana. Sampai seseorang datang menghampirinya dan menyapanya.
"Hai! Kau sendiri?" Jimin pun menoleh pada orang yang kini berada di sampingnya.
"Em, aku bersama teman tapi entah dia ada dimana sekarang."
"Oh.. Boleh aku duduk?"
"Ne, silahkan."
"Oh ya kenalkan akuΒ jaebum, im jaebum. Boleh aku tau namamu?" Jaebum tersenyum pada jimin namun tanpa jimin ketahui jaebum tengah menatap jimin dengan tatapan yang sulit di artikan. Dan saat jimin memalingkan pandangannya ke arah gelas minumannya jaebum tersenyum smirk pada jimin.
"Aku Park jimin imnida. Salam kenal jaebum-ssi." Ucap jimin dengan memberikan senyum tipisnya namun di mata jaebum terlihat sangat cantik.
"Tak perlu formal seperti itu panggil saja jaebum. Oke." Ucap jaebum yang mendekatkan tubuhnya sambil tangannya merangkul bahu sempit jimin. Dan jimin pun risih dengan apa yang di lakukan jaebum padanya. Jimin pun mencoba menggeser tubuhnya dan menepis tangan jaebum yang ada di bahunya.
"M-maaf j-jaebum bisa sedikit bergeser? A-aku sedikit tak nyaman."
"Hey, santai saja oke." Jaebum pun membawa tangan yang satunya ke atas paha jimin yang tertutup skinny jeansnya.
"T-tolong jangan seperti ini." Jimin bergerak gelisah karena tangan jaebum yang berada pada paha jimin mulai bergerak mengusap-usap perlahan. jimin sangat risih dengan apa yang jaebum lakukan. Jimin pun tak tahan dengan apa yang dilakukan jaebum segera ia menepis kasar tangan jaebum yang berada di pahanya.
ππ‘ππ
"Sudah cukup jaebum-ssi! Kau sudah melecehkan ku!" Bentak jimin pada jaebum yang kini menatapnya dengan tatapan penuh minat padanya.
"Hei manis aku semakin suka jika kau sedang marah seperti ini." Jimin menatap tak percaya pada pria itu. Bukannya pergi jaebum semakin merengkuh tubuh jimin sampai menempel ke tubuhnya dan jimin pun berusaha meronta mendorong dada jaebum agar terlepas dari rengkuhan jaebum.
"Kau tak waras jaebum-ssi! Lepas! Lepaskan aku!" Namun jaebum tak mendengar ucapan jimin dan ia pun semakin mempererat rengkuhannya dan satu tangannya menahan punggung jimin agar tak terlepas. Namun dengan cepat seseorang menarik tangan jimin dan membawa tubuh jimin ke dalam pelukannya. Jimin pun terkesiap saat wajahnya menabrak dada seseorang.
"Jangan menyentuhnya, atau aku akan menghajar mu."
ππ½πΎ