•
•
•
"Emmhhh," Lenguhan tertahan terdengar dari bibir jimin. Saat ini jimin dan jungkook sudah berada di atas sofa ruang tamu. Dengan jungkook yang saat ini mengukung tubuh jimin sambil bibir mereka bertautan.
Sudah 5 menit mereka seperti itu sampai jimin kehabisan pasokan oksigennya dengan perlahan mendorong dada jungkook agar melepas pagutan mereka.
"Hah.. Hah.. Hah.." Nafas jimin memburu dan menatap sayu jungkook yang masih menatapnya lekat.
"Kook, ada apa dengan mu?" Ucap jimin saat nafasnya kembali teratur.
"Jimin, jadilah kekasihku."
"A-apa?.. Emmph" Jimin membelalakkan matanya saat jungkook menciumnya kembali. Jimin bingung ada apa dengan jungkook? Apa yang sebenarnya terjadi? Pikiran itu terus berputar di kepala jimin. Meski ada rasa senang yang muncul dihatinya.
"Emmmhh.. kookkh..eunghh.." Desahan tertahan saat kembali terdengar di telinga jungkook membuat jungkook semakin menginginkan jimin. Tangannya jungkook pun tak tinggal diam. Jungkook pun mulai memasukkan tangannya ke dalam kaos putih milik jimin. Mulai dari mengusap perut jimin dan mulai naik ke arah dada jimin yang putingnya tengah mencuat. Jungkook mencubit, memilin dan menariknya membuat jimin mendesah semakin keras.
"Ahhhh... Emmhh... Kookkh..." Ciuman mereka terlepas saat jimin mendesah keras akibat merasakan sengatan dari kenikmatan yang jungkook berikan padanya. Dan jungkook pun menurunkan tangannya ke arah boxer ketat milik jimin perlahan memasukkan tangannya namun jimin yang sadar karena jungkook akan melakukan hal yang belum saatnya, jimin memberontak agar jungkook tak melakukan sesuatu hal yang lebih dari ini.
"K-kook tidak! Tolong jangan lakukan itu!" Ucap jimin sambil menarik tangan jungkook yang hampir menyentuh miliknya.
"Jimin, kenapa?" Ucap jungkook kecewa atas penolakan jimin.
"Maaf jungkook, tapi tolong jangan melakukan hal lebih." Ucap jimin dengan lembut.
"Kenapa?"
"Belum saatnya kita melakukannya." Jungkook pun menghela nafasnya dan melepas kungkungan nya pada jimin dan duduk di sofa.
"Maaf jungkook." Ucap jimin sambil membenarkan penampilannya yang berantakan akibat aktivitas mereka beberapa menit yang lalu.
"Ne kau tidak salah, aku saja yang terlalu terbawa suasana. Jadi jimin —jungkook pun merubah posisinya menghadap jimin dan menggenggam tangannya— apa kau mau menjadi kekasihku?" Ucap jungkook dengan menatap jimin dengan penuh harap.
Kini jimin mulai gugup setelah pertanyaan jungkook kembali terlontar dari bibir tipisnya. "Em.. Kook, sebenarnya a-aku juga menyukaimu." Ucap jimin yang kini semakin menunduk dan pipi jimin kini memperlihatkan semburat merahnya.
"Benarkah?" Jimin pun mengangguk dan tersenyum pada jungkook.
"Jadi?"
"Ne jungkook aku mau." Setelah itu jungkook pun menarik jimin ke dalam pelukannya.
.
.
.
.
"Hiks.. Maaf kook, maafkan aku.. Hiks.." Saat ini taehyung menangis. Merutuki keputusannya sendiri demi kebahagiaan orang lain.
"Tolong.. Hiks.. jangan membenci ku... Hiks.." Taeyung pun menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya dan menangis keras.
𝙁𝙡𝙖𝙨𝙝𝙗𝙖𝙘𝙠
"𝘒𝘰𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘳𝘶𝘵𝘮𝘶 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘢𝘱𝘢?" 𝘜𝘤𝘢𝘱 𝘵𝘢𝘦𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘪𝘯𝘪 𝘵𝘦𝘯𝘨𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘵𝘢𝘱 𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘬𝘢𝘤𝘢 𝘮𝘰𝘣𝘪𝘭 𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘪𝘯𝘨𝘯𝘺𝘢. 𝘚𝘢𝘢𝘵 𝘪𝘯𝘪 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘫𝘢𝘭𝘢𝘯𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘫𝘶 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘦𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘥𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘵𝘢𝘳 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘥𝘢𝘩𝘶𝘭𝘶.
"𝘈𝘱𝘢 𝘮𝘢𝘬𝘴𝘶𝘥𝘮𝘶 𝘴𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨?"
"𝘔𝘢𝘬𝘴𝘶𝘥𝘬𝘶 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘱𝘳𝘪𝘣𝘢𝘥𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘢𝘱𝘢?
" 𝘋𝘪𝘢 𝘭𝘢𝘬𝘪-𝘭𝘢𝘬𝘪 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘪𝘬." 𝘜𝘤𝘢𝘱 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘴𝘪𝘯𝘨𝘬𝘢𝘵.
"𝘏𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘵𝘶?"
"𝘌𝘮.. 𝘔𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘱𝘢 𝘭𝘢𝘨𝘪?"
" 𝘒𝘰𝘬, 𝘢𝘬𝘶 𝘱𝘶𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘦𝘳𝘮𝘪𝘯𝘵𝘢𝘢𝘯."
"𝘈𝘱𝘢 𝘪𝘵𝘶?"
"𝘌𝘮 𝘬𝘰𝘰𝘬, 𝘢𝘬𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘬𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘬𝘦𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯."
"𝘈-𝘢𝘱𝘢? 𝘈𝘱𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘶 𝘬𝘢𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘦? 𝘈𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘴𝘢𝘥𝘢𝘳 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘵𝘢-𝘬𝘢𝘵𝘢𝘮𝘶 𝘣𝘢𝘳𝘶𝘴𝘢𝘯?"
"𝘌𝘮.. 𝘈𝘬𝘶 𝘴𝘢𝘥𝘢𝘳 𝘬𝘰𝘰𝘬. 𝘋𝘢𝘯 𝘵𝘰𝘭𝘰𝘯𝘨 𝘳𝘢𝘩𝘢𝘴𝘪𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘪𝘵𝘢"
"𝘛𝘢𝘦, 𝘢𝘱𝘢 𝘬𝘢𝘶 𝘨𝘪𝘭𝘢 𝘩𝘶𝘮? 𝘒𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘳𝘢𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩𝘮𝘶 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘵𝘦𝘮𝘢𝘯𝘮𝘶?" 𝘜𝘤𝘢𝘱 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘯𝘢𝘥𝘢 𝘴𝘶𝘢𝘳𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘪𝘯𝘨𝘨𝘪.
"𝘒𝘰𝘰𝘬 𝘬𝘶 𝘮𝘰𝘩𝘰𝘯, 𝘥𝘪𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘩𝘢𝘬 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢. 𝘋𝘪𝘢 𝘥𝘪 𝘴𝘪𝘯𝘪 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪 𝘬𝘰𝘰𝘬, 𝘥𝘪𝘢 𝘬𝘦𝘴𝘦𝘱𝘪𝘢𝘯. 𝘈𝘬𝘶 𝘪𝘯𝘨𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘢𝘩𝘢𝘨𝘪𝘢."
"𝘑𝘢𝘥𝘪, 𝘪𝘯𝘵𝘪𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘬𝘦𝘬𝘢𝘴𝘪𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘢𝘨𝘢𝘳 𝘫𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘵𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘴𝘢 𝘬𝘦𝘴𝘦𝘱𝘪𝘢𝘯 𝘭𝘢𝘨𝘪?! —𝘬𝘦𝘱𝘢𝘭𝘢 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯𝘨𝘨𝘶𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘬𝘢𝘭𝘪-𝘬𝘢𝘭𝘪— 𝘒𝘢𝘶 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳-𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳 𝘨𝘪𝘭𝘢 𝘵𝘢𝘦!"
"𝘒𝘶𝘮𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘬𝘰𝘰𝘬.." 𝘜𝘤𝘢𝘱 𝘵𝘢𝘦𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘰𝘩𝘰𝘯 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘪𝘯𝘪 𝘥𝘪𝘢𝘮.
𝘛𝘢𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘮𝘦𝘳𝘦𝘬𝘢 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘥𝘪 𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯 𝘳𝘶𝘮𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘦𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨. 𝘋𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘦𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘱𝘢𝘴 𝘴𝘦𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘭𝘵 𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘬𝘢 𝘱𝘪𝘯𝘵𝘶 𝘮𝘰𝘣𝘪𝘭 𝘪𝘵𝘶 𝘯𝘢𝘮𝘶𝘯 𝘴𝘶𝘢𝘳𝘢 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘵𝘢𝘦𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘦𝘯𝘵𝘪𝘬𝘢𝘯 𝘨𝘦𝘳𝘢𝘬𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢.
"𝘉𝘢𝘪𝘬𝘭𝘢𝘩, 𝘢𝘬𝘶 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘳𝘶𝘵𝘪 𝘶𝘤𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘮𝘶." 𝘜𝘤𝘢𝘱 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘢𝘴𝘪𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘵𝘢𝘱 𝘭𝘶𝘳𝘶𝘴 𝘬𝘦 𝘥𝘦𝘱𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘪𝘯𝘪 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘭𝘪𝘩𝘬𝘢𝘯 𝘵𝘢𝘵𝘢𝘱𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘦 𝘢𝘳𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘦𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘵𝘢𝘱𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘢𝘫𝘢𝘮. "𝘋𝘢𝘯 𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘪𝘵𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳 𝘥𝘦𝘵𝘪𝘬 𝘪𝘯𝘪." 𝘜𝘤𝘢𝘱𝘢𝘯 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘢𝘵 𝘵𝘢𝘦𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘵𝘢𝘱𝘯𝘺𝘢 𝘵𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘤𝘢𝘺𝘢.
"𝘒𝘰𝘰𝘬, 𝘵𝘢𝘱𝘪.... "𝘐𝘵𝘶 𝘬𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘶 𝘮𝘢𝘶? 𝘚𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳!" "𝘒𝘰𝘰𝘬... " 𝘒𝘌𝘓𝘜𝘈𝘙!" 𝘛𝘢𝘦𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘱𝘶𝘯 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘮𝘰𝘣𝘪𝘭 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘵𝘶𝘱 𝘱𝘪𝘯𝘵𝘶𝘯𝘺𝘢. 𝘚𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘢𝘦𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘮𝘰𝘣𝘪𝘭𝘯𝘺𝘢, 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘳𝘪𝘬 𝘳𝘦𝘮 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘵𝘶𝘢𝘴 𝘱𝘦𝘳𝘴𝘯𝘦𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘦𝘮𝘶𝘥𝘪𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘪𝘯𝘫𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘥𝘢𝘭 𝘨𝘢𝘴 𝘥𝘢𝘯 𝘮𝘰𝘣𝘪𝘭 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘱𝘶𝘯 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘴𝘢𝘵 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯 𝘛𝘢𝘦𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘵𝘶𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘵𝘢𝘱 𝘮𝘰𝘣𝘪𝘭 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘮𝘢𝘬𝘪𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘶𝘩 𝘥𝘢𝘯 𝘢𝘪𝘳 𝘮𝘢𝘵𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘶𝘯 𝘫𝘢𝘵𝘶𝘩 𝘴𝘦𝘵𝘦𝘭𝘢𝘩 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘱𝘢𝘯𝘥𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢.
"𝘒𝘰𝘰𝘬...." 𝘓𝘪𝘳𝘪𝘩 𝘛𝘢𝘦𝘩𝘺𝘶𝘯𝘨 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘴𝘶𝘢𝘳𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘦𝘳𝘨𝘦𝘵𝘢𝘳 𝘥𝘢𝘯 𝘬𝘪𝘯𝘪 𝘪𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘦𝘴𝘢𝘭𝘪 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘶𝘤𝘢𝘱𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘢𝘬𝘪𝘣𝘢𝘵𝘬𝘢𝘯 𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘫𝘶𝘯𝘨𝘬𝘰𝘰𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘢𝘬𝘩𝘪𝘳.
𝙁𝙡𝙖𝙨𝙝𝙗𝙖𝙘𝙠 𝙤𝙛𝙛
.
.
.
.
Saat ini jimin dan jungkook berada di kamar. Keduanya berada di ranjang king size jimin dengan jungkook yang memeluk tubuh jimin yang sedang terlelap. Malam ini jungkook memutuskan untuk menginap karena hari semakin larut dan berakhirlah jungkook menemani jimin tidur.
Jungkook masih terjaga saat ini. Ia memikirkan keputusannya yang mengakhiri hubungannya dengan Taehyung. Sebenarnya jungkook sangat mencintai Taehyung namun semuanya telah berakhir dan kini ia sudah menjadikan jimin sebagai kekasihnya. Jungkook pun terkekeh dengan apa yang terjadi beberapa waktu yang lalu.
"Setelah berakhir 2 jam yang lalu, kini aku sudah menjalin hubungan dengan orang lain. Benar-benar gila.." Jungkook kembali terkekeh sambil menatap wajah terlelap jimin dan mengusap pipi pria yang kini menyandang status kekasih nya itu.
Kini jungkook tengah memandang langit-langit kamar jimin yang bernuansa baby blue itu. Jungkook memikirkan sesuatu yang entah apa itu karena wajah datarnya dan berselang beberapa lama sudut bibirnya tertarik menampilkan sebuah smirk yang tampak mengerikan jika ada yang melihatnya.
"Lihat saja tae, aku akan membuat mu menyesalinya."
–
06.30𝙖𝙢
Matahari mulai menampakkan sinarnya. Sosok pemuda mungil yang terusik akibat sinar matahari yang menerpa wajahnya.
Jimin meregangkan tubuhnya dan mulai mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Sesaat setelah ia membuka mata, jimin terkejut dengan jungkook yang saat ini tidur di ranjang King size nya. Namun jimin segera mengingat semua yang terjadi semalam membuat jimin mengulas senyum lebar di bibirnya.
Kini jimin sedang berada di dapur membuatkan sarapan untuknya dan jungkook. Tak berapa lama jungkook terlihat menuruni tangga dengan wajah mengantuk nya.
"Selamat pagi sayang!" Ucap jungkook menyapa jimin saat ia sudah berada di dapur di samping jimin dan mengecup pipi chubby jimin.
"Selamat pagi!" Ucap jimin yang membalas memberikan kecupan di pipi jungkook.
"Membuat apa?"
"Nasi goreng kimchi, apa kau suka?"
"Hum, aku sangat menyukai nasi goreng kimchi apa lagi itu buatan t-" Jungkook merutuki mulutnya yang hampir saja menyebut nama Taehyung di depan jimin dan beruntungnya dia bisa menahan nama itu keluar dari mulutnya.
"Hum? Buatan siapa?" Jimin pun penasaran dengan ucapan jungkook yang tiba-tiba berhenti.
"Em.. Anu.. B-buatan eo-mma.. Y-ya eomma
Dia selalu membuatkan ku nasi goreng kimchi saat mengunjungi ku." Ucap jungkook gugup sambil tersenyum kaku.
"Oh.. Begitu. Nah sudah selesai! Mari sarapan kookie."
"K-kookie?" Jungkook mengernyit menatap aneh jimin.
"Hum? Aku memanggilmu kookie apa kau tak suka?"
"Maaf jimin, panggil aku jungkook saja. Rasanya itu terlalu kekanakan." Setelah mengatakan itu, jungkook berlalu kearah meja makan. Jimin pun menatap jungkook yang sudah duduk dimeja makan dengan kecewa karena jungkook menolak panggilan itu karena menurut jimin panggilan itu sangat lucu namun jimin pun tak mungkin egois dan menerima keputusan jungkook untuk tetap memanggilnya dengan nama aslinya.
Jimin pun berjalan dan mengulas senyumnya menuju meja makan dan mendudukkan diri di samping jungkook.
"Bagaimana?" Ucap jimin sambil menatap jungkook yang kini menikmati nasi goreng kimchi nya.
"Ini sangat enak sayang! Aku sangat menyukainya." Ucap jungkook yang sangat menikmati hidangan yang tengah ia nikmati. 'Ini lebih enak dan lezat dari buatan Taehyung' batin jungkook dengan mulut mengunyah makanannya.
Setelah sarapan mereka pun berada diruang keluarga menonton film dengan jimin berada di pelukan jungkook. Karena hari ini sekolah libur, jimin dan jungkook pun menghabiskan waktu untuk bermalas-malasan.
"Kook, aku bosan~" Jimin pun mengeluh bosan karena sudah berjam-jam mereka hanya menonton saja.
"Jimin bisakah kau menggunakan nada bicara biasa? Aku tak suka nada manja mu itu. Kau tau itu terdengar sangat menjijikan di telingaku." Ucap jungkook menatap tajam pada jimin.
"N-ne jungkook, m-maaf." Ucap jimin yang kini menunduk takut saat jungkook menatapnya seperti itu. Jungkook pun menghela nafasnya kesal dengan sifat jimin yang manja.
"Apa kau merasa bosan?"
"Um." Jimin pun mengangguk masih dengan menundukkan kepalanya ia masih takut memandang wajah jungkook.
Jungkook pun mengangkat wajah jimin dengan jarinya yang berada di dagu jimin.
"Bagaimana kalau ke taman?" Jimin pun tersenyum dan mengangguk.
"Bersiaplah, kita akan pergi ke taman." Jimin pun beranjak dari sana menuju kamarnya untuk segera bersiap.
Setelah jimin menghilang dari pandangannya jungkook pun mendengus kesal dan terdengar umpatan keluar dari bibirnya.
"Sialan! Bisa-bisanya Taehyung menyuruhku menjadikan jimin kekasihku. Apa dia lupa kalau aku sangat membenci orang yang manja? Tapi, yang paling menguntungkan dia sangat penurut." Gumam jungkook dengan senyum remeh nya.
𝙏𝘽𝘾