Chereads / the Pain love you / Chapter 2 - Part 1

Chapter 2 - Part 1

.

.

.

.

Langit malam yang gelap tanpa adanya bintang dengan udara dingin yang menusuk, seorang pemuda cantik yang kini berjalan tak tentu arah tangannya memeluk tubuhnya yang menggigil. Air matanya terus mengalir membasahi pipi chubby nya.

Pemuda bernama Park jimin itu tengah merasakan kesakitan di relung hatinya. Ia sekarang benar-benar menyerah akan hidupnya juga cintanya mungkin saat ini adalah akhirnya. Akhir dari semua penderitaannya.

"Aku lelah..." Gumamnya.

Kini ia sudah berada di sebuah jembatan yang dibawahnya terdapat sungai dengan aliran air yang deras. Jimin membawa tangannya berpegangan pada besi sandaran jembatan itu dengan matanya menatap kosong ke bawah ke arah aliran sungai yang deras.

Kini jimin sudah duduk di atas besi sandaran jembatan itu matanya menatap lurus ke langit dengan air matanya yang kembali menetes.

"Maaf, aku sangat mencintaimu.."

๐˜ฝ๐™ฎ๐™ช๐™ช๐™ช๐™ง๐™ง

Jimin menjatuhkan tubuhnya ke dalam sungai yang airnya terasa sangat dingin membekukan. Tubuhnya perlahan semakin jatuh ke dasar dengan matanya masih terbuka melihat ke atas. Pandangannya memburam dadanya mulai sesak samar- samar ia melihat air yang terpantul cahaya begitu berkilauanย  'Indah' ucapnya dalam hati dan perlahan pandangannya berubah gelap dan matanya mulai terpejam.

.

.

.

.

7 ๐™ฉ๐™–๐™๐™ช๐™ฃ ๐™ฎ๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ก๐™–๐™ก๐™ช.

"Jimin-ah!"

Pemuda cantik yang merasa namanya disebut menolehkan kepalanya pada sosok tampan yang sedang berlari ke arahnya.

"Taetae? Kenapa kau berlari? Ada apa?" Ucap jimin pada sahabatnya kim taehyung.

"Kemana kau kemarin? Aku mencari ke asrama mu tapi kau tak ada."

"Aku pulang ke busan karena adikku masuk ke rumah sakit."

"Eh, jihyun? Sakit apa dia? Kenapa tak mengabari ku? Aku kan bisa mengantar mu."

"Hey, tak perlu berlebihan, asma nya kambuh mungkin karena suhu yang berubah dingin membuat pernapasannya terganggu."

"Kita ke kelas sekarang. Sebentar lagi lee saem akan datang."

"Ne, kajja!" Jimin dan taehyung pun masuk ke kelasnya dan segera duduk di tempat mereka masing-masing.

Tak berapa lama kelas pun di mulai. Para murid saat ini sedang mengikuti pelajaran dengan baik dengan Lee saem yang masih menjelaskan pelajaran pada murid-muridnya.

๐™๐™ž๐™ฃ๐™œ.. ๐™๐™ž๐™ฃ๐™œ..

Bel istirahat pun berbunyi kini jimin dan taehyung berjalan di lorong kelas menuju kantin. Namun saat melewati kelas 11/3, jimin dan taehyung di kejutkan oleh beberapa orang di depannya.

"Haiiii..." Teriak pemuda itu pada jimin dan taehyung yang akan melewati kelasnya.

"Astaga hobbi-ah! Kau membuat kami terkejut." Ucap taehyung yang mengusap dadanya.

"Eh.. Taehyung siapa dia? Aku baru melihatnya." Tanya jung hoseok aka hobbi pada taehyung saat melihat jimin.

"Ah ya.. Dia murid baru di kelas ku sudah satu minggu yang lalu Namanya jimin. Dan jimin kenalkan dia jung hoseok Biasa di panggil hobbi"

"Annyeong, park jimin imnida!" Jimin pun memperkenalkan dirinya pada pemuda itu

"Wahh! Cute!" Pekik hobbi sambil mencubit pipi jimin gemas.

"Hobbi jangan seperti itu dia sangat pemalu. Lihat kau sudah membuatnya merona." Taehyung menepis tangan hobbi yang mencubit pipi jimin. Jimin pun tersenyum malu sambil mengusap ke dua tangannya di pipinya.

Mereka pun berjalan bersama menuju kantin dan segera memesan makanan. Setelah mendapatkan makanan taehyung mengedarkan pandangannya dengan tangan yang membawa nampan makanannya. Taehyung pun tersenyum saat melihat teman-temannya yang lain berada di meja paling ujung.

"Jimin, hobbi kita duduk di sana." Taehyung pun menunjuk ke arah meja yang berada di ujung. Jimin dan hobbi pun mengikuti arah tangan taehyung dan mereka pun melihat ada empat orang yang tengah duduk di sana.

"Oh.. Mereka sudah di sini ternyata. Kajja!" Hobbi pun berjalan mendahului kemudian di susul jimin dan taehyung di belakangnya.

"Hey.. Kalian sudah di sini?" Ucap hobbi pada ke empat orang yang sedang menikmati makanan di depan mereka.

"Kenapa lama sekali!" Ucap pria tampan berbahu lebar.

"Maaf ne," Ucap hobbi meminta maaf.

"Kalian duduklah, eh.. Dia siapa? Kenapa aku baru melihatnya?" Ucap salah satu teman taehyung yang berwajah tampan berbahu lebar.

"Dia murid baru di kelasku hyung, sudah satu minggu dia di sini." Ucap taehyung sambil meletakkan nampan yang berisi makanan di atas meja.

"Oh annyeong! Kenalkan kim seok jin imnida. Panggil saja jin hyung aku kelas 12/1, dia kim Namjoon dia di kelas yang sama dengan ku, kalau dia min yoongi dia di kelas 12/3 dan dia Jeon Jungkook dia satu kelas dengan hobbi." Ucap seok jin sambil menunjuk ke arah orang yang di sebutkan namanya.

"Ne salam kenal, Park jimin imnida." Ucapnya sambil tersenyum bulan sabit khasnya.

"Ne salam kenal juga jimin" Mereka semua tersenyum pada jimin, namun entah kenapa pandangannya hanya terkunci pada satu orang yang kini kembali memainkan ponselnya. Jimin sangat mengagumi akan visualnya, wajahnya yang tampan dengan rahang tegas hidung yang mancung dan bibir tipis berwarna merah dan jika tersenyum gigi kelincinya terlihat menggemaskan. Pria itu Jeon jungkook. Entah mengapa saat itu juga detik itu juga jimin seakan hatinya tengah terkunci hanya pada pria itu.

Setelah makan siang itu jimin dan taehyung kembali ke dalam kelasnya. Jimin masih mengingat jelas bagaimana jungkook tertawa bersama teman yang lain saat di kantin dan jimin terus memandangi wajah tampan yang sedang tertawa dan kadang bertingkah konyol.

Jimin masih melamun kan sosok tampan yang sampai sekarang wajahnya terus berputar di dalam kepalanya dan membuat wajah jimin merona. Taehyung yang melihat temannya sedang menunduk dan terlihat jelas semburat merah pada pipi temannya itu di buat heran.

"Jimin-ah apa kau sakit?" Tanya taehyung khawatir.

"Eh? Tidak. Memangnya kenapa tae?" Ucap jimin yang kini menoleh pada taehyung yang duduk di sebelahnya.

"Wajah mu memerah, apa benar kau tidak apa-apa?" Ucap taehyung sambil meletakkan punggung tangannya pada kening jimin untuk memeriksa suhu tubuh jimin.

"Aku tidak apa-apa, tak perlu khawatir ne.." Jimin pun meyakinkan taehyung bahwa benar dirinya baik-baik saja.

"Baiklah.." Tak berapa lama jung ssaem pun masuk ke dalam kelas dan memulai pelajarannya.

๐™†๐™ง๐™ž๐™ฃ๐™œ.. ๐™†๐™ง๐™ž๐™ฃ๐™œ..

Tak terasa bel waktu pulang pun berbunyi. Semua murid pun bersiap untuk pulang ke rumah masing- masing.

"Jim, kau akan langsung pulang?" Tanya taehyung pada jimin yang selesai mengemasi barangnya.

"Hum. Kenapa tae?" Ucap jimin yang kini tengah berjalan beriringan bersama taehyung keluar dari kelas.

"Aku hanya ingin mengajakmu ke bukit belakang sekolah."

"Eh? Di belakang sekolah ada bukit? Benarkah?"

"Em.. Di sana pemandangannya sangat indah. Setiap pulang sekolah aku selalu menghabiskan waktu di sana. Kau ikut?"

"Tentu aku ingin melihatnya." Ucap jimin dengan antusias.

Taehyung pun menarik tangan jimin dan membawanya berlari ke arah belakang sekolah yang sedikitnya memakan waktu 5 menit untuk sampai ke tempat yang di maksud taehyung. karena bukit itu tertutup pepohonan yang rindang seperti hutan kecil dan juga ada tanaman rambat yang menutupinya seolah menjadi batas antara bukit dan hutan kecil itu.

Jimin dan taehyung pun sampai di tempat itu dan ternyata selama ini taehyung telah membuat jalur yang memudahkannya untuk memasuki ke tempat itu seperti jalan setapak mengarah ke bukit yang sebelumnya tidak ada.

"Woah... Ini sangat indah tae." Jimin berdecak kagum atas apa yang ia lihat saat ini.

Di bukit itu jimin dan taehyung saat ini sedang duduk santai di bawah pohon maple yang besar dan rindang sambil memandangi pemandangan indah dari atas sana. Di atas bukit jimin dapat melihat luasnya lautan yang terpapar sinar matahari yang membuat seakan berkilauan dengan ombaknya yang bergulung berlomba mencapai bibir pantai.

"Aku selalu datang ke sini saat pikiranku sedang kacau dan ingin menyendiri. Di sini aku bisa menenangkan diri dari segala pemikiran yang membuatku putus asa.. Hahh... Rasanya sangat nyaman di sini." Jimin pun menatap taehyung yang kini tengah memejamkan mata menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya.

"Hum... Aku juga merasakannya.. Di sini sangat tenang dan nyaman." Ucapku sambil menatap lurus ke depan, menatap lautan luas di siang hari itu.

Jimin dan taehyung pun masih betah di sana sambil bersenda gurau dan tertawa bersama sampai suara seseorang mengalihkan perhatian mereka pada orang yang baru datang itu dan membuat jimin merona melihat orang yang tengah menghampiri mereka.

"Hey.. Kalian masih di sini!"

"Oh jungkook? Kau masih di sekolah?" Ucap taehyung pada jungkook yang kini menghampirinya dan berdiri bersandar di pohon besar di samping taehyung.

"Hum, aku masih ada latihan basket tadi karena pertandingan sudah semakin dekat."

"Eh, benarkah? Kapan tepatnya?"

"Satu minggu lagi." Jimin di sana hanya bisa mendengarkan obrolan ke dua temannya dan netra jimin pun hanya terfokus pada jungkook yang masih asik mengobrol dengan taehyung dan saat kedua mata itu bertemu, dengan cepat jimin mengalihkan pandangannya ke arah lain dengan merona malu.

Jimin pun akhirnya memutuskan untuk pulang karena bila tetap di sana akan membuat jantungnya semakin tak sehat karena keberadaan jungkook membuatnya salah tingkah dan jantungnya berdebar kencang.

Kini jimin sudah berada di rumahnya. Dia sudah membersihkan diri dan berganti pakaian. Saat ini jimin tengah berada di depan meja belajarnya menulis sesuatu di buku diary nya berwarna baby blue itu. Meski jimin adalah laki-laki namun ia sangat menyukai hal yang manis seperti menulis kesehariannya di buku diary yang mungkin terkesan feminim seperti perempuan. Namun jimin tak memusingkan hal itu karena hanya dia yang tau kesenangannya.

Jimin pun menuliskan suatu catatan kecil di buku diary nya.

12 ๐™ข๐™–๐™ง๐™š๐™ฉ 2013

Sudah satu minggu aku bersekolah SHS di kota Seoul ini. Aku tak menyangka akan ada banyak hal yang terjadi hari ini. Taehyung mengenalkan ku pada temannya yang seangkatan dan kakak kelas. Mereka sangat baik dan ramah. namun, hanya satu orang yang menarik perhatianku. Namanya Jeon jungkook dia satu kelas dengan hobbi di kelas 11/3.

Aku sangat mengaguminya dan mungkin aku menyukainya karena saat berada di dekatnya aku merasakan jantungku berdetak cepat. Ahhh... Aku jadi merindukannya dan tak sabar untuk hari esok.

Jimin pun menutup buku diary nya dan menyimpannya di antara buku-bukunya yang lain. Jimin menolehkan kepalanya ke kiri untuk melihat jam dinding di samping ranjangnya yang sudah menunjukkan pukul 09.06pm.

Jimin kini beranjak dari kursi dan berjalan ke arah ranjangnya kemudian merebahkan tubuhnya di atas ranjang king size miliknya setelah itu ia menarik selimut sebatas dadanya.

"Aku tak sabar bertemu lagi dengannya." Gumam jimin di sela matanya yang mulai menutup karena rasa kantuk yang menyerang dan berakhir jimin yang kini sudah terlelap menuju ke alam mimpi.

๐™๐˜ฝ๐˜พ