Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Istoria De Eclaite

๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉHakayoshi
--
chs / week
--
NOT RATINGS
155.1k
Views
Synopsis
Seorang pria tergila gila bermain game VR-MMORPG Ark Fantasy Online. Dia bermain game itu selama delapan tahun. Kini dia menjadi salah satu pemain yang terkenal dan kuat. Untuk mengetes kekuatannya, si pria mengikuti Class Nine - Wold PvP Tournament. Dia berusaha keras dan akhirnya berhasil memenangkan Tournament itu. Menjadi pemenang, dia mendapat kemuliandan hadiah. Tapi, si pria tidak tahu jika hadiah yang dia peroleh sebagai juara akan merubah kehidupannya untuk selamanya. [Hakayoshi]
VIEW MORE

Chapter 1 - Pertandingan Final

Coloseum raksasa di penuhi ribuan orang. Para penonton itu begitu heboh dan gembira saat menyaksikan sebuah pertandingan. Sorakan nyaring mereka yang penuh dengan semangat membara menggetarkan Colosseum.

Sebagian para penonton ini meneriakkan nama karakter game milikku.

"""Aztaroth!. Aztaroth!. Aztaroth!"""

Aku senang mendapat banyak pendukung. Tapi, disaat yang sama, aku tahu mereka mendukungku bukan karena mereka mengidolakan aku. Mereka mendukungku karena mereka ingin memenangkan hadiah mereka.

Setiap kali Event - PvP Tournament berlangsung, Game Master (GM) akan membuat Event kecil dimana setiap player bisa memilih seseorang peserta PvP Tournament dan kemudian akan mendapat hadiah jika peserta yang mereka pilih berada di peringkat tertentu. Semakin tinggi peringkat peserta yang mereka pilih, semakin besar hadiah yang akan mereka terima.

Tidak hanya bersorak untukku. Para penonton itu juga bersorak untuk mendukung lawan yang aku hadapi. Dengan semangat yang tidak kalah tinggi, mereka meneriakkan nama satu karakter game yang kini berdiri di depanku.

"""Herman!. Herman!. Herman!"""

Pahit untuk diucapkan. Karakter pria binaragawan paruh baya dengan tinggi badan dua meter itu mendapat sorakan yang lebih meriah dari sorakan yang aku dapat.

Herman the Fortress benar-benar berada di tingkat yang berbeda. Pemain ternama di game Ark Fantasy Online ini begitu mengintimidasi saat mengenakan Armor of Giant Defence berwarna hitam. Dia begitu berbahaya. Golden Hammer yang dia genggam berkali-kali hampir menghancurkan karakterku. Perlu aku ucapkan, satu pukulan palu itu dapat memberi kerusakan yang besar padaku. Terakhir, perisai raksasa berbentuk bulat yang dia gunakan membuat pertahanannya sulit untuk ditembus. Aku yakin, perisai yang namanya tidak aku ketahui itu merupakan Legendary Grade Shield.

Saat para penonton bersorak, aku dan Herman saling bertatap muka. Masing-masing dari kami mengamati gerak-gerik yang dibuat.

Grade Nine - World Class PvP Tournament yang aku ikuti begitu berharga. Aku tahu, tidak ada satupun dari kami yang berniat menyerahkan gelar Champion di turnamen ini. Jika kami menyerahkannya begitu saja, apa arti perjuangan yang kami lakukan untuk sampai dibabak final ini?.

Siapa aku?. Benar..

Namaku asliku Gale, Gale Gibson. Seorang pria sederhana berusia dua puluh delapan tahun. Aku bekerja sebagai pegawai kantoran biasa, aku menyukai game, dan aku singel. Itu benar, aku belum menikah. Bahkan untuk beberapa tahun terakhir, aku tidak pernah berhubungan dengan lawan jenis. Aku begitu menyedi... Ehem!. Aku hanyalah pria normal yang suka bermain game.

Hari ini, seperti kemarin, aku bermain game Ark Fantasy Online. Sebuah game VR-MMORPG paling populer jaman ini. Kau tidak akan percaya jika aku mengucapkan game ini dimainkan oleh lebih dari sepertiga jumlah total penduduk bumi. Namun, percaya atau tidak, apa yang barusan aku ucapkan tadi adalah fakta.

Di dalam game ini, aku menggunakan karakter bersosok pemuda tampan dengan tubuh yang gagah. Dia memiliki rambut pendek berwarna emas dan mata dengan pupil biru. Karakter ini aku beri nama Aztaroth.

Berdiri di arena utama Colloseum, aku menantang Herman the Fortress dengan pedang biru bernama Azure Sword. Sebagai pelengkap, aku mengenakan baju besi berwarna perak bernama Holy Knight Armor. Kedua benda ini merupakan Legendary Grade Item yang cukup langka. Tanpa adanya mereka, aku tidak akan bisa memberi sebuah perlawanan pada Herman.

Di pertandingan ini, kami bertarung mati-matian. Hal itu kami lakukan untuk memperebutkan gelar Champion. Masing-masing dari kami tidak ingin menyerah. Karena itu, aku akan mengalahkan Herman.

Semangat yang membakar jiwaku tidak menerima kata kekalahan. Dan aku tahu, mengalahkan Herman tidaklah mudah untuk dilakukan.

Kami sudah bertarung selama dua puluh empat menit, dan enam menit lagi, pertandingan final kami akan berakhir.

HP (Health Poin) yang kami miliki berada di kondisi kritis. HP Herman hanya tersisa 20% dari jumlah total HP yang dia miliki. Sedangkan untukku, aku hanya memiliki 23% HP dari seluruh HP yang aku miliki.

Di pertandingan ini kami putus asa.

Jika Herman tidak menyerangku sekarang. Dia akan kalah karena perbedaan HP kami. Itu adalah keputusasaan Herman.

Untuk keputusasaan milikku. Aku harus menghidari serangan Herman dan menjaga HP-ku agar tidak berkurang.

"UOOO...!"

Herman berteriak dengan sebuah semangat saat dia berlari dengan sangat cepat mendekati aku. Setiap kali dia melangkah, lantai arena yang dia injak retak.

Herman bagaikan sebuah tank kokoh saat dia menggunakan perisai raksasa untuk menutupi tubuhnya ketika berlari. Aku tidak perlu bertanya seberapa besar kerusakan yang akan aku terima jika aku ditabrak pria binaragawan raksasa itu.

"[Flash Step]"

Technique yang baru saja aku gunakan bisa membuat aku berpindah tempat sejauh lima meter dari tempat aku berdiri. Karenanya, aku bisa menghindari terjangan Herman dengan mudah. Aku ingin bermain aman dengan menghindari serangan Herman dan menjaga jarak agar HP-ku tidak berkurang, namun.

"Aku tidak akan membiarkan kau lolos" Herman yang baru saja berhenti langsung berbalik dan berteriak. Tidak membuang waktu, dia mengangkat Golden Hammer tinggi ke udara. "[Ground Shaker]"

DUAGHH!!

Herman menghantam lantai arena dengan ayunan kuat Golden Hammer. Sebuah kawah besar dan retakan bagaikan jaring laba-laba menghiasi lantai arena dalam waktu beberapa detik.

Technique - Ground Shaker yang digunakan Herman memiliki efek yang dapat membuat lawan si pengguna berhenti melangkah selama lima detik.

Dan lima detik, lebih dari cukup bagi Herman agar dapat berpindah ke belakang tubuhku.

"Rasakan ini. [BREMER]"

Teriak Herman yang mengayunkan Golden Hammer berselimut cahaya merah untuk menghancurkan aku. Tidak ingin menerima serangan mematikan itu secara langsung, aku mengangkat Azure Sword. Aku menggunakan sisi datar pedang itu untuk dijadikan perisai.

KLANGG!!

"Gah!"

Aku berteriak kesakitan saat terlempar bagaikan bola baseball. Ark Fantasy Online tidak memiliki fitur yang dapat menduplikasi lima indra perasa di dunia virtual, namun. Game ini memiliki efek yang bisa menggoyangkan pandangan saat seorang player menerima serangan. Efek ini sama seperti saat mabuk ketika menaiki kendaraan. Semakin banyak kerusakan yang diterima, semakin parah goyangan pandangan yang didapat. Hal itu cukup untuk membuat aku berteriak kesakitan.

Memutar tubuhku layaknya seekor kucing, aku mencoba mengatur keseimbanganku di udara. Berhasil melakukannya membuat aku mendarat dilantai arena dengan aman.

Menangkis serangan Herman membuat aku kehilangan 3% HP. Keputusan untuk melarikan diri membuat aku lengah. Sekarang, jika aku tidak menyerang Herman, akulah yang kalah.

"[Flash Step]"

Aku berpindah ke belakang Herman dan langsung menyerangnya dengan Azure Sword.

KLANG!!

Aku tidak menduga dia bisa menangkis seranganku. Tersenyum kemudian memukul mundur aku, Herman mulai menghujani aku dengan ayunan Golden Hammer.

Setiap serangan yang dilancarkan pemain ternama itu begitu akurat hingga membuat aku kesulitan untuk menangkisnya. Tidak hanya itu, setiap serangannya juga begitu kuat hingga membuat reaksi gerak lengan karakterku berkurang. Hal ini bisa terjadi karena Game - Ark Fantasy Online mencoba meniru efek tangan yang kesemutan dengan menurunkan reaksi perintah otak untuk menggerakkan karakter setelah sebuah karakter menerima jumlah kerusakan tertentu.

Merasakan bahaya jika reaksi tanganku terus berkurang, aku mundur satu langkah untuk menggunakan sebuah Technique.

"Rasakan ini. [SIFLASLA]"

Grand Technique keempat Skill Swordmanship yang aku gunakan berhasil mengurangi HP Herman, dan.

"[Shield of Valor]"

Herman menangkis Technique-ku denganku menggunakan Shield Technique. Keputusan Herman yang tepat membuat empat dari enam ayunan pedangku tidak bisa mengurangi HP miliknya.

Sisa HP kami sama sekarang.

"Sialan. [Hol-'

"[Comet Hammer]"

"!!!. [Knight Evasion]"

WOSHH!!

Aku membungkukkan badan untuk menghindari palu yang melesat bagaikan komet. Sekali lagi, dia membuat aku terkejut dengan pengaktifan Technique yang begitu cepat.

Jika aku terlambat sedikit saja saat menggunakan Technique - Knight Evasion, aku akan mendapat kerusakan yang begitu besar. Aku akan langsung kalah, dan aku tidak menginginkannya.

Aku kembali mengayunkan Azure Sword untuk menyerang Herman. Aku ingin mengalahkan dia namun aku tidak bisa melakukannya dengan mudah.

Herman begitu lihai menggunakan perisai besar miliknya. Dia menangkis setiap ayunan pedang yang aku lancarkan.

"[Holy Cutter]""[FALLEN CASTLE]"

KLANG!!. BLASH!!.

"Gah!!"

Dan aku kembali terlempar. Technique - Holy Cutter yang aku gunakan tidak dapat memotong kastil cahaya berwarna emas yang tiba-tiba muncul.

Aku kembali berdiri setelah berguling beberapa kali. Aku kembali melihat Herman yang sekarang berada di dalam kastil cahaya.

"Hari ini adalah hari kekalahanmu Aztaroth!" Teriakannya sebelum tersenyum.

Itu benar. Fallen Castel. Sebuah Skill yang hampir tidak bisa ditangkis dan juga memiliki area serang luas yang dapat menutupi seluruh arena ini.

Mendapat serangan dari Skill itu sekali dan aku akan kalah.

"Sialan!"

Aku tidak memiliki Technique yang cukup kuat untuk menembus, menghentikan, atau menghancurkan kastil cahaya itu. Aku tidak memiliki kemampuan untuk menghentikan Herman, namun Azure Sword di tanganku memilikinya.

Azure Sword memiliki Skill - Fang of Blue Flame Dragon. Skill ini seimbang denga-tidak!. Skill ini kini lebih kuat dari Skill - Fallen Castle karena Herman sudah melempar Golden Hammer miliknya. Saat ini Herman tidak lagi mendapat Status tambahan dari Golden Hammer.

Aku bisa memenangkan pertandingan ini dengan menggunakan Skill - Fang of Blue Flame Dragon, namun. Jika aku menggunakan Skill ini sekali lagi, Azure Sword akan hancur.

Ini pilihan yang berat. Tetap memiliki Azure Sword dan kalah atau menang dan kehilangan Azure Sword.

Ini adalah pilihan yang berat, dan jika aku tidak membuat pilihan sekarang. Aku akan kalah.

"....."

Aku sudah memutuskan. Aku tidak menginginkan kekalahan. Aku harus memenangkan pertandingan ini meski itu berarti aku harus kehilangan Azure Sword. Kehilangan patner yang telah menemaniku berpetualang selama dua tahun terakhir.

Menetapkan keputusanku, aku mengangkat Azure Sword keatas kepala dengan dua tangan. Meski tahu kami akan berpisah. Aku harus mengaktifkan Skill - Fang of Blue Flame Dragon untuk menang.

"Selamat tinggal patner, [Fang of Blue Flame Dragon]!!"

Setelah aku mengucapkan nama Technique itu, Azure Sword memancarkan cahaya biru. Dia berubah menjadi api biru yang kemudian membakar tubuhku. Tidak lama kemudian aku berubah menjadi api biru untuk membentuk sosok naga perkasa.

Skill - Fallen Castle aktif sesaat sosok naga api biru terbentuk. Kastil cahaya itu lepaskan gelombang cahaya berbentuk kubah yang membesar keseluruh arena.

SWOOSSHH!! BLARRR!!

Gelombang cahaya emas menghantam aku yang berubah menjadi naga. Gelombang itu mengambil sebagian besar sisa HP-ku.

Tidak ingin menerima serangan kedua, aku melepaskan energi yang aku kumpulkan.

Aku atau Naga api biru membuka rahang lebar-lebar dan mulai mencabik-cabik kastil emas. Dengan cepat, belasan gigitan itu menembus kastil emas. Dia memiliki tujuan akhir untuk membelah Herman menjadi dua

"Hancurkan dia!!"

Teriakku sekuat tenaga saat taring naga api biru terus mengoyak kastil cahaya. Serangan gelombang cahaya kedua Fallen Castle menghantam naga api biru yang mengamuk. Sayangnya, serangan itu tidak bisa menghentikan gigitan naga api biru.

Dan saat mulut naga api biru itu tertutup, tubuh Herman tercabik dan terbelah menjadi dua. HP Herman berkurang dengan cepat dan sesaat kemudian dia mati.

Lalu, beberapa saat kemudian.

"MATCH OVER"

Mendengar pengumuman itu membuat jantungku langsung berdetak kencang. Aku memejamkan mata saat aku melihat perubahan sudut pandang ketika tubuhku kembali ke wujud manusia.

"THE WINNER IS AZTAROTH THE BLUE FLAME"

Pengumuman itu membuat aku membuka mata. Itu adalah sebuah pengumuman yang sangat ingin aku dengar.

"UWOOO...!"

Aku berteriak sekuat tenaga untuk memperlihatkan kebahagiyaan yang aku rasakan. Aku mengangkat Azure Sword tinggi ke arah langit.

Tinggi di udara. Azure Sword -patnerku- hancur berkeping keping menjadi butiran cahaya biru sebelum akhirnya hilang tanpa jejak.

"Terimakasih sudah menemaniku selama ini, patner. Sampai jumpa"

Melihat itu, aku meneteskan air mata kebahagiaan dan kesedihan di saat yang sama. Tentu, di dunia virtual, air mata ini tidak akan terlihat. Namun, aku yakin, wajahku di dunia nyata pasti sudah membuat raut wajah jelek berlinang air mata dan ingus.

Untungnya. Saat ini aku berada di dalam dunia VR (virtual reality). Aku tidak perlu kuatir dengan raut wajahku. Aku yakin, Aztaroth, karakter game yang aku gunakan sekarang tersenyum dengan lebar.

Saat merasakan kemenangan manis ini, aku melambaikan tangan pada para penonton yang menyorakkan nama karakter-ku.

"Aztaroth selamat"

Kalimat itu membuat aku berbalik. Disana, aku melihat Herman yang sudah dibangkitkan kembali, dia mengulurkan tanganya untuk berjabat tangan. Tanpa ragu aku menyambut tangan itu dan mengguncangnya.

"Terimakasih Herman"

"Harus aku katakan, pertandingan tadi sangat bagus, dan sangat di sayangkan. Kau kehilangan Azure Sword"

"Hahaha anda benar. Dengan hancurnya Azure Sword, untuk beberapa lama aku tidak bisa mengikuti turnamen kelas dunia lain. Namun, itu harga yang murah untuk memenangkan tournament kali ini. Bukan begitu?"

"Aku setuju denganmu. Aku bahkan melemparkan Golden Hammer di saat terakhir untuk menyergapmu dengan Fallen Castle. Aku menyesali keputusan itu dan-, Ah. Maaf Aztaroth, aku tidak bermaksud mengatakan keluhan padamu"

"Tidak masalah Herman"

"Hah... aku rasa tidak ada gunanya menyesali apa yang sudah terjadi. Sekali lagi, selamat atas kemenanganmu"

"Terimakasih"

Kami memberi selamat satu sama lain. Kemudian, event penyerahan tropy dan hadiah di mulai. Aku di peringkat pertama, Herman di peringkat kedua, dan Fusion di peringkat ketiga berdiri di podium untuk menerima piala dan hadiah masing-masing.

Seorang Game Master memberiku piala emas dan hadiah. Aku menerima kedua item itu dengan senyuman bahagia.

Dengan bangga, aku mengangkat piala tinggi-tinggi di depan para penonton dan pendukungku. Mereka kemudian memberiku sorakan gembira penuh dengan semangat.

Aku merasa sangat bahagia dan begitu bangga. Karena Hari ini, aku menjadi juara di Grade Nine - World Class PVP Turnament.