Aku sendirian setelah Aztaroth keluar dari kamar ini. Aku berhasil melupakan kejadian memalukan tadi saat aku berganti baju.
Aku tidak akan menyembunyikan fakta, aku melihat hal yang begitu indah saat ganti baju. Aku tidak akan menyembunyikan fakta, jika ekorku menari dengan penuh semangat saat hal itu terjadi.
Aku ingin mengagumi keindahan itu lebih lama, namun. Aku segera keluar dari kamar setelah selesai bersiap.
Aku tidak ingin membuat Aztaroth menunggu dan mengejutkan, aku mendapati pemuda itu menungguku diujung koridor. Bersama, kami melangkah ke lantai satu. Aztaroth memandu aku ke restoran milik penginapan.
Menginjakkan kaki di restoran, aku melihat puluhan pelanggan menikmati makanan mereka sambil berbincang atau tertawa. Para Waitress yang merupakan gadis muda, berjalan kesana-kemari membawa pesanan atau mengambil pesanan para pelanggan.
Restoran ini cukup ramai karena ada pelanggan yang bernyanyi saat dia mabuk. Berdiri di meja, dia dikelilingi beberapa orang yang memberikan sorakan. Bisa diucapkan, restorant ini penuh dengan kehidupan.
"Itu tempat kita" Ucap Aztaroth yang menunjuk ke arah satu meja kosong di ujung ruangan.
Melangkah diantara para pelanggan, kami mendekati meja kosong itu kemudian menempatinya. Duduk di kursi, Aztaroth mengangkat tangan kanan sebelum mengucapkan.
"Shelna kami ingin memesan makanan"
"Segera datang" Balas seorang Waitress berambut cokelat yang meletakkan gelas minuman ditangannya ke meja pelanggan.
Selesai meletakkan minuman, dia melangkah mendekat. Sesaat kemudian, dia berdiri disamping meja kami.
"Boleh aku tahu menu makan malam hari ini?"
"Tentu tuan Aztaroth, mereka adalah.."
Dan si Waitress, Shelna. Mengucapkan nama makanan yang mereka sajikan.
"Makanan apa yang ingin nona pesan?"
"Saya menginginkan Meat and Vegetable Stew, dua potong roti, dan untuk minuman. Jus buah apa yang manis?"
"Aku rasa jus Rebry yang paling manis"
"Kalau begitu, saya memesan jus buah itu"
"Baiklah. Satu meat vegetable Stew, Dua roti, dan satu jus Rebry. Benar?"
"Ya"
"Bagaimana dengan anda tuan Aztaroth?"
"Seperti biasa"
"Baiklah, tolong tunggu sebentar. Aku akan segera mengantar pesanan kalian"
Aku melihat Waitress pergi dan aku keheranan. Kenapa Aztaroth meminta si Waitress mengucapakan menu jika dia mengucapkan kalimat 'seperti biasa' untuk memesan makanan?.
Aku berfikir sejenak dan mendapat jawaban, Aztaroth mengajukan pertanyaan itu karena aku ada disini.
Saat menunggu makanan datang, aku beberapa kali melirik Aztaroth. Telinga rubah-ku beberapa kali berkedut karena tidak percaya saat melihat character yang aku gunakan di dalam game Ark Fantasy Online menjadi nyata dan kini duduk di depanku.
Dan ... bisa aku ucapkan, ini benar-benar sulit dipercaya, sulit untuk diterima oleh akal sehatku. Bagaimana bisa, karakter gane yang aku gunakan menjadi nyata?. Dan mengapa, aku makan malam dengannya sekarang?.
Bagiku ini saaaaangat aneh.
Aku kembali melirik Aztaroth. Disaat yang sama, aku mencubit lenganku yang tersembunyi di bawah meja.
Sakit!.
Yup!. Ini adalah kenyataan.
"Ada yang salah?"
Aku ingin menjawab "ya" kemudian mengucapkan betapa anehnya semua ini, namun. Aku tidak akan mengucapkan kata itu. Sebagai gantinya, aku mengucapkan.
"Saya penasaran dan saya ingin tahu, bagaimana Aztaroth menemukan dan kemudian menyelamatkan saya"
"Nona ingin mengetahuinya?"
"Ya, sangat"
"Kalau begitu, semua dimulai dari.." Dan dengan suara lirih, Aztaroth menceritakan apa yang terjadi.
Ditengah cerita, hidangan yang kami pesan datang. Shelna menaruh makanan yang dia bawa ke meja satu-persatu.
"Silakan dinikmati" Ucap Shelna, sebelum dia melangkah pergi meninggalkan kami.
"Aku akan meneruskan cerita ini setelah kita selesai makan"
"Baik"
Mengambil sendok kayu, aku mulai menyantap makanan malam yang tersaji didepanku. Aku terkejut setelah menyantap satu gigitan. Aku tidak mengira makanan ini begitu nikmat tidak sesuai dengan tampilan yang dia miliki. Dalam waktu singkat, makan malam kami habis.
Aku menikmati jus Rebry saat Aztaroth melanjutkan ceritanya. Ini adalah cerita yang aku dengar dari pemuda itu.
Tadi siang, sebelum menyelamatkan aku, Aztaroth sedang dalam perjalanan menuju sebuah Magic Shop. Dia mendengar teriakkan minta tolong dari dalam gang yang dia lewati dan memutuskan untuk mencari sumber suara tersebut. Tidak lama kemudian, dia menemukan aku yang pingsan sedang dibawa seorang pria dari kelompok lima pria yang menyerangku. Aztaroth bertanya, apa yang terjadi?. Dan ke-lima pria itu mulai mengucapkan cerita mereka. Menganggap cerita ke-lima pria itu aneh. Aztaroth memutuskan untuk bertarung melawan mereka. Selesai berurusan dengan mereka, dia langsung menyembuhkan aku yang dalam dikondisi cukup buruk. Aztaroth baru memanggil Patrol Knight setelah dia selesai mengobati aku dan memastikan ke-lima pria tetap tidak sadarkan diri saat mereka terikat dengan kuat. Dia menjelaskan apa yang terjadi pada Patrol Knight sebelum membawaku ke penginapan tempat dia tinggal.
Setelah mendengar cerita itu. Aku...
"Tolong terima uang ini sebagai tanda terimakasih saya"
Aku nenyodorkan uang pada Aztaroth. Aku baru sadar jika aku belum mengucapkan terimakasih padanya.
"Aku menolong nona bukan karena aku menginginkan uang"
"Tapi, saya tidak bisa memikirkan cara lain untuk mengungkapkan rasa terimakasih pada anda selain memberikan uang ini. Apa yang harus saya lakukan untuk membalas pertolongan anda?"
"Aku juga tidak tahu jawaban pertanyaan itu. Bukankah mengatakan terimakasih sudah cukup?"
"Saya tidak bisa melakukannya. Orang tua saya mengucapkan, saya harus membalas pertolongan orang lain dengan nilai yang sama atau lebih banyak. Karena itu, saya tidak bisa hanya mengucapkan terimakasih setelah mendapat pertolongan anda"
"Kalau begitu, bagaimana kalau makan malam hari ini nona yang membayarnya"
"Saya tidak bisa melakukan itu"
"Apa nona memiliki ide yang lebih baik?. Jika tidak, nona membayar makan malam kali ini sudah cukup untukku. Bukankah manusia bisa mati tanpa makan?. Nona memberiku makan sama dengan nona menyelamatkan aku"
"Tapi sa-"
"Oh ya aku baru ingat. Steak di penginapan ini sangat enak, apa nona ingin mencobanya, saya ingin mencobanya"
"Baik saya mengerti!. saya akan membayar makan malam kali ini sebagai ucapan terimakasih" Aku mengucapkan kekalahan-ku sambil mengambek.
Untuk Aztaroth si pemenang, dia tersenyum saat melihatku. Kenapa dia tidak mau mengalah?. Dan Apa dia tidak tahu, kalau seseorang bisa tersinggung saat dia merubah topik pembicaraan yang penting dengan cara terang terangan seperti itu.
Tidak memiliki keinginan untuk berbicara, aku kembali meminum jus Rebry yang belum aku habiskan. Setelah kami berdua diam untuk beberapa lama, Aztaroth kembali membuka mulutnya.
"Aku lupa menanyakan hal ini. Apa nona tinggal di kota ini?"
"Tidak. Saya bukan penduduk kota ini. Saya berasal dari tempat yang sangat jauh, dan hari ini adalah hari pertama saya di kota ini"
Mendengar jawabanku Aztaroth memasang raut wajah terkejut. Melihat ini, aku ingin tahu raut wajah apa yang akan dia buat saat aku menceritakan jika aku berasal dari dunia lain....
Tidak!. Aku rasa, aku tidak bisa menceritakan rahasia itu.
Aku akan sangat beruntung jika Aztaroth mempercayai cerita aku berasal dari dunia lain. Dan jika dia tidak mempercayai cerita tersebut, itu berarti aku tidak beruntung. Kemungkinan terburuk, Aztaroth mungkin akan menganggap aku gila.
"Hari ini adalah hari pertama nona tiba di Rishtonbell?"
"He'emm~"
"Apakah keinginan untuk menjelajahi Dungeon adalah alasan nona datang ke kota ini?"
Astaroth mengucapkan pertanyaan itu dengan suara yang diwarnai rasa kuatir.
"He'em~ anda bisa menganggapnya seperti itu. Namun, saya tidak memiliki keinginan untuk menjelajahi Dungeon dalam waktu dekat. Saya masih Level satu. Menjelajahi Dungeon masih terlalu din-"
"Tunggu, tunggu sebentar!" Ucap Aztaroth yang menyela ucapan-ku dengan memberi isyarat tangan. "Selain baru datang ke Rishtonbell hari ini, apa nona baru saja bilang, nona masih ber-Level satu?"
"Ya saya memang mengucapkannya" Jawabku dengan anggukan kepala.
"Baik, aku mengerti. Aku tidak ingin mendengar jawaban pertanyaan ini, tapi. Apa nona datang ke Rishtonbell sendirian?"
"Ya"
Mendengar jawabanku, Aztaroth memijat keningnya dengan tangan kanan. Dia kemudian menghela nafas panjang.
"Aztaroth?"
"Aku mengerti sekarang"
"Apa maksud anda dengan 'aku mengerti sekarang?'"
"Aku mengerti nona sedikit tidak waras"
"Kenapa Aztaroth mengucapkan itu!?" Tanyaku dengan suara agak nyaring dan sedikit kesal.
Kenapa dengan tiba-tiba dia mengataiku seperti itu?.
"Tidakkah nona sadar, jika seorang gadis ber-Level satu melakukan perjalanan sendirian itu sangat berbahaya?" Tanya Aztaroth dengan serius. Dia juga memberiku tatapan yang cukup tajam.
Perubahan ekspresi yang dia tunjukkan membuat telinga rubah-ku menjadi lemas. Aku juga menelan ludah tanpa sadar.
"...Tentu saya menyadarinya. Karena itu saya membawa Iron Short Sword untuk membela diri" Jawabku dengan suara bergetar untuk membelah diri.
"Dan nona tidak bisa menggunakan pedang tersebut. Selain itu, aku yakin nona juga tidak memiliki Skill - Short Sword Mastery, bukan begitu?"
"...Saya bisa mendapatkan Skill itu dengan mudah setelah menjadi Adventure"
Aku mengucapkan itu dengan kesal untuk memprotes tuduhan Aztaroth. Namun, dia kembali memasang raut wajah terkejut setelah mendengar ucapaku.
"Dan kalimat barusan membuatku yakin nona beneran tidak waras" Ucap Aztaroth yang menghela nafas kemudian dengan lemas bersandar di bangkunya.
"Berhenti mengatai saya!. Saya ingin menjadi Adventure karena saya ingin menjadi lebih kuat. Saya memiliki tekad untuk melakukannya"
"Haa... mendengar nona ingin menjadi Adventure membuat aku cemas"
"Saya tahu cara menaikkan Level karena itu Aztaroth tidak perlu kuatir"
"Sekarang aku beneran merasa cemas"
"Saya bisa menjaga diri"
"Dan saya tidak mempercayainya" Ucap Aztaroth yang sekali lagi, dengan tiba-tiba menggunakan nada serius. Aku juga bisa mengatakan hal yang sama pada raut wajahnya.
Wajah serius yang ditunjukkan Aztaroth kali ini, selain membuat aku nervous, juga membuat tubuhku gemetar karena rasa takut. Dan tatapan tajam yang dia tunjukkan membuat aku kembali teringat dengan tatapan dingin si pria tadi siang.
"Aku ingin nona menjawab pertanyaan ini dengan sungguh-sungguh. Apa nona beneran ingin jadi seorang Adventure?"
Pertanyaan serius Aztaroth, tatapan tajam yang dia berikan, dan tekanan yang dia keluarkan membuat aku takut untuk memberi jawaban. Aku takut, namun...
"Ya saya ingin menjadi Adventure"
Aku harus mengucapkan apa yang ingin aku lakukan, mengucapkan jawaban itu dengan seluruh ketetapan dan tekad yang aku miliki.
Setelah menerima aku akan hidup di dunia ini. Aku memutuskan, menjadi seorang Adventure adalah langkah awal yang harus aku buat. Aku harus menjadi kuat agar bisa bertahan hidup. Menjadi kuat juga bisa berarti untuk menjaga diri.
Jika dunia ini meniru game Ark Fantasy Online. Itu berarti, dunia ini di penuhi oleh orang-orang ber-Level tinggi dan monster-monster ganas, mereka yang lemah tidak akan bertahan lama.
Aztaroth memandang mataku untuk beberapa saat sebelum akhirnya dia menutup mata dan kembali bersandar di kursi untuk menghela nafas.
"Haa.. kalau begitu, aku akan mengatar nona ke Adventure Guild untuk mendaftar sebagai Adventure besok. Setelah nona resmi terdaftar, aku akan melatih nona cara bertarung selama satu minggu. Nona tidak bisa menolak keputusan ini"
"Kenapa Aztaroth mengatur kehidupan saya!?"
"Karena aku bisa melakukannya dan aku tidak ingin nona mati"
Aku ingin membalas ucapan Aztaroth, namun aku memilih untuk diam setelah melihat keseriusan pemuda itu.
Aku kembali mengingat, aku tiba di dunia game ini sendirian tanpa siapapun. Aku hanya seorang gamer. Aku tidak memiliki pengalaman untuk bertarung.
Dunia mirip game ini adalah dunia nyata sekarang. Jika aku bertarung melawan monster dan kalah, aku akan mati, aku tidak akan hidup lagi ditempat Respawn. Aku harus menerima kenyataan aku begitu tidak berdaya, aku juga menjadi seorang wanita. Aku tahu menerima kenyataan itu sangatlah sulit, namun. Pada akhirnya aku harus menerima kenyataan itu meski membutuhkan waktu yang cukup lama. Dan saat mengingat kembali apa yang terjadi tadi siang, aku...
"..Saya akan menerima latihan Aztaroth"
"Bagus!. Jika nona berhasil menyelesaikan latihan yang aku berikan, rasa cemasku akan berkurang"
Kenapa hanya berkurang dan tidak hilang?.Aku ingin mengucapkan pertanyaan itu, namun mulutku tidak ingin bergerak. Sebagai gantinya, aku kembali meminum jus Rebry yang ada di depanku.