Chereads / Istoria De Eclaite / Chapter 12 - Latihan Spartan

Chapter 12 - Latihan Spartan

"Uu~ saya tidak menyangka memberi keterangan bisa sangat melelahkan"

Keluar dari Knight Headquarters, aku langsung mengucapkan keluhan yang terpendam.

Proses memberi keterangan berlangsung saaaaangat lama. Kami masuk kedalam Patrol Knight Headquarters saat hari masih bisa di bilang pagi. Namun, saat kami keluar, langit sudah menjadi orange.

"Kita hanya duduk dan berbicara. Hal apa yang membuat kamu menjadi kelelahan?"

"Semuanya" Aku mengucapkan kata itu dengan lemah dan Aztaroth melihatku sambil mengangkat salah satu alisnya.

"Dengan ini, urusan kita disini sudah selesai. Kita bisa kembali kepenginapan untuk beristirahat"

Itu saran yang bagus, aku setuju dengan keputusan itu. Berbaring di kasur adalah hal yang aku inginkan saat ini. Bermalas-malasan sambil tiduran adalah hal yang nyaman. Namun...

"Sebelum kembali, bisakah kita mampir ke area pertokoan?. Saya ingin membeli beberapa pakaian dan kebutuhan sehari-hari"

"Setelah mendengar perkataanmu barusan, aku jadi ingat. Saat menolong kamu kemarin, aku sama sekali tidak melihat tas atau barang bawaan-mu tergeletak disana. Apa sebelumnya kamu sudah meletakkan barang bawaan di penginapan lain?"

"Saya baru sampai di Rishtonbell kemarin. Saya tidak sempat mencari penginapan berkat penyerangan itu. Saya juga tidak mungkin meletakkan barang bawaan di penginapan lain karena dari awal, saya tidak membawa apa-apa?"

"Huh?, tunggu sebentar. Apa kamu baru saja mengatakan. Kamu datang kekota ini hanya dengan membawa tas kecil itu dan sebuah pedang?"

"Ya... saya rasa mengucapkan kalimat seperti itu?'

"Entah kenapa kepalaku jadi sakit" Ucap Aztaroth yang mulai memijat keningnya.

"Apa aztaroth mendapat migren?"

"Sebagai catatan, kepalaku sakit bukan karena migren. Ada banyak hal yang ingin aku katakan padamu. Tapi, sebelum itu, lebih baik kita segera pergi ke toko baju. Sore sudah tiba, jika tidak cepat, aku cemas toko baju yang ada sudah tutup"

Aztaroth melangkah tanpa peringatan, dia meninggalkan kalimat itu di belakang bersamaku. Kebiasaan miliknya membuat aku terdiam untuk sesaat. Kemudian, setelah kembali sadar, aku melangkah untuk mengikuti dia.

Beberapa menit kemudian, kami sampai di toko baju khusus wanita. Aku ragu untuk masuk kedalam toko itu. Namun, setelah mengingat malam segera datang dan aku tidak memiliki pakaian lain, aku akhirnya masuk ke toko.

Keberadaan beberapa pelanggan wanita membuat aku enggan. Namun, pada akhirnya, aku bisa memilih pakaian yang aku inginkan termasuk pakaian dalam. Dan saat aku memilih pakaian, satu peristiwa yang sangat memalukan terjadi.

Sulit di percaya. Sambil melihat keluar jendela, Aztaroth memarahiku karena aku tidak membawa apa-apa saat melakukan perjalanan ke kota itu. Dengan suara sedikit nyaring, dia menasehati aku betapa pentingnya membawa perlangkapan saat melakukan perjalanan. Aku tahu apa yang dia maksud. Dan sayangnya, aku tidak bisa membalas atau menghentikan omelannya mengingat aku tiba-tiba berpindah ke dunia ini.

Aku juga tahu Aztaroth memarahiku demi kebaikanku. Namun, bisakah kau memarahiku di tempat lain!!.

Tidakkah kau tahu betapa besar rasa malu yang harus aku rasakan saat kau memarahi aku di toko baju ini. Berkatmu, semua perhatian para pelanggan wanita di toko ini tertuju padaku. Pandangan hangat yang mereka berikan sangat menyakitkan. Itu juga membuat wajahku menjadi sangat panas.

Tidak tahan dengan situasi itu. Aku memilih beberapa pasang baju dan pakaian dalam dengan cepat lalu membelinya. Kemudian, aku menarik Aztaroth untuk pergi meninggalkan toko baju itu dengan cepat. Tidak lupa, aku melayangkan protes sambil memukul tubuhnya dengan ekorku saat kami menelusuri jalan.

By The Way. Soal lima Adventure yang menyerangku. Mereka mendapat hukuman dengan menjadi Crime Slave. Mereka akan dikirim ke salah satu tambang milik kerajaan dan bekerja di sana tanpa dibayar selama empat puluh tahun. Waktu hukuman mereka menjadi cukup panjang karena mereka juga melakukan kejahatan lain, selain menyerangku.

Waktu berlalu dengan cepat. Kejadian memalukan di toko baju bisa aku lupakan dengan melewati hari-hari baru di dunia ini.

Dan enam hari kemudian.

Setelah menangkis ayunan sebuah pedang kayu dengan bagian galah tombak kayu yang aku genggam, aku jatuh ke lantai. Menoleh keatas, aku melihat Aztaroth mengarahkan ujung pedang kayu yang dia genggam kedepan wajahku.

"Kerja bagus Eclaite. Latihan yang kita lakukan selama enam hari akhirnya membuahkan hasil yang memuaskan" Ucap Aztaroth yang membuat anggukan puas dan kemudian menarik pedang kayu itu menjauh dari wajahku.

Saat ini, kami berada di ruang latihan milik Adventure Guild. Kami berada disini untuk melakukan latihan dasar cara bertarung dan untuk menjadi seorang Adventure. Dibawah bimbingan Aztaroth, aku belajar bertarung menggunakan tombak dan pedang pendek. Dia juga melatihku bertarung dengan tangan kosong. Terakhir, dia menyuruhku untuk bertarung melawannya dengan alasan, agar aku terbiasa dengan sebuah pertarungan.

Saat Aztaroth mengucapkan akan melatihku, dengan senang dan penuh semangat, aku bilang aku akan menantikannya. Namun sekarang. Aku membenci diriku yang masih polos di masa lalu. Aku benci pada diriku yang menganggap latihan yang akan diberikan Aztaroth pasti sangat mendebarkan dan berkesan.

Meski Aztaroth biasanya bersikap baik. Namun, saat dia menjadi sorang pelatih, dia berubah menjadi Leonidas. Dia seorang Spartan yang tidak mengenal bagaimana menahan diri atau merasa kasihan.

Menggunakan pedang kayu, dia terus menyerangku dengan ratusan ayunan pedang yang kuat dan cepat. Meski aku terluka, berkali-kali jatuh, kehabisan tenaga, dan tidak dapat bergerak dengan baik. Dia tidak akan berhenti menyerangku sebelum waktu latih tanding kami habis.

Berkat latihan Sparta itu, aku menjadi sedikit takut padanya. Terkadang, aku bahkan tidak bisa melihat matanya secara langsung, seperti saat ini. Setelah kami bertatap mata untuk sesaat, aku langsung memalingkan wajah.

"Eclaite, ulurkan tangan kananmu yang terluka, aku akan menyembuhkan luka itu"

"...." Aku diam tidak membalas ucapaan Aztaroth.

Bukannya aku tidak ingin membalas. Aku hanya tidak bisa membalasnya. Bagiku, beeinteraksi dengan Aztaroth sekarang adalah masalah yang sangat rumit.

Aku tidak menggerakkan tangaku bukan karena aku takut dengannya. Aku tidak mengerakkan mereka karena tubuhku sudah sangat lemas setelah kehabisan stamina.

Aztaroth berjongkok di depanku. Dia menggerakkan tangannya untuk meraih tanganku yang terluka. Dan saat kedua tangan kami bersentuhan, tubuh tersentak dan ekorku berdiri tegak sebelum kembali berayun-ayun dengan lemah.

"Haa..." Aztaroth menghela nafas panjang setelah melihat apa yang terjadi padaku. Dia kemudian menunjukkan raut wajah sedih.

"Apa aku begitu menakutkan?" Tanyanya dengan suara lirih. Disaat yang sama, dia menyembuhkan luka sobek di tangan kananku menggunakan Spell - Cure.

"...Aztaroth tidak menakutkan, apa yang menakutkan adalah ayunan pedang Aztaroth. Selain itu, terluka juga sangat menakutkan"

Aku berbohong. Aku tidak mengakui, aku takut padanya karena dicegah oleh harga diriku sebagai seorang pria. Dan aku tahu, ini adalah alasan yang sangat bodoh.

"Kamu tidak akan bisa menjadi seorang Adventure jika takut dengan pertarungan"

"Apa yang bisa saya lakukan. Apa yang menakutkan tetaplah menakutkan"

"...Aku tidak menahan diri selama latihan karena aku ingin kamu terbiasa menghadapi sebuah serangan. Aku juga ingin rasa takut kamu terhadap ayunan pedang menghilang. Jika kamu takut terluka, kamu hanya perlu menjadi lebih kuat agar tidak lagi terluka. Sekarang berdiri. Waktu latihan kita belum selesai" Ucap Aztaroth tanpa ragu setelah selesai mengobati lukaku.

Apa yang dia ucapkan membuat aku hanya bisa membuat suara aneh. "Wa…", sambil menatapnya dengan mata terbuka lebar.

Demonic Sparta!!. Pria ini benar-benar Demonic Sparta!!. Dia sama sekali tidak menunjukkan rasa kasihan saat melatihku.

Teori macam apa yang menyatakan, 'semakin banyak kau menghadapi serangan akan semakin terbiasa kau menghadapinya', dan. 'jika kau takut karena lemah kau hanya perlu menjadi kuat'. Itu semua adalah teori yang sangat tidak masuk akal.

"Grrr.!" Karena rasa marah dan benci. Tanpa sadar, aku menggeram pada Aztaroth. Ekorku juga berayun-ayun dengan kuat mencoba untuk mengancamnya.

"Jangan melihatku dengan wajah seperti itu. Seperti yang aku katakan. Semua ini demi kebaikan Eclaite. Ayo berdiri!, atau aku yang akan membuat kamu berdiri"

Tidak memiliki pilihan lain, aku memaksakan tubuhku untuk berdiri. Aku kembali menggenggam tombak kayu dan aku kembali bertarung melawan Aztaroth.

Beberapa puluh menit kemudian, aku kembali terbaring di lantai ruang berlatih. Nafasku terengah-engah, tubuhku begitu sakit, dan begitu lemas untuk digerakkan. Aku merasa seperti sebuah mayat sekarang.

Sedangkan Aztaroth. Dia duduk bersila disampingku sambil mengobati luka-luka yang aku dapat dari latihan hari ini. Berbeda denganku, dia sama sekali tidak kelelahan meski kami sudah melakukan latihan dalam jangka waktu yang sama.

"Oh ya setelah ini apa yang akan ecalite lakukan?"

Arggh!! Kau sudah tahu jawabannya kenapa kau bertanya.

"Seperti yang mulia Aztaroth perintahkan. Setelah ini saya akan mengerjakan Quest mengantar barang di area pertokoan. Lalu, saya akan mengerjakan Quest bersih-bersih di sekitar gedung official office. Saya akan mendedikasikan tubuh ini untuk memenuhi harapan anda" Jawabku dengan mendramatisir.

Dan, Aztaroth yang mendengar jawabanku mengangkat salah satu alisnya.

"Aku senang kamu bersemangat untuk mengerjakan Quest, Eclaite. Jika terus seperti ini, aku yakin kamu akan menjadi Adventure Rank F dengan cepat"

"Ooh.. pujian anda terlalu berharga untuk saya. Saya merasa tidak pantas untuk mendapatkannya. Usaha yang saya lakukan terlalu sedikit, setelah saya menjadi Adventure Rank F dan bisa memburu beberapa monster. Barulah, saya akan merasa pantas saat mendapat pujian tersebut"

Melirik, apa yang kali ini aku ucapkan membuat salah satu ujung mulut Aztaroth bergetar.

"...Untuk memburu monster. Sebaiknya kamu bekerja sama dengan Adventure lain atau lebih tepatnya membentuk sebuah Party. Bagi Adventure pemula, bergabung dengan Party merupakan langkah yang sangatlah penting. Selain bisa menambah tingkat keberhasilan mengerjakan Quest, sebuah Party juga dapat meningkatkan persentase tingkat bertahan hidup Adventure pemula. Belum lagi, adanya kesempatan bagi Adventure pemula untuk belajar dari Adventure senior secara gratis. Itupun jika kamu bisa bergabung kedalam Party Adventure veteran"

"Oh~ secuil kebijakan yang anda katakan sungguh sangat berharga. Saya yang tidak berha-ow!!" Belum sempat aku selesai berbicara, Aztaroth menjentik jidatku dengan jari tengahnya. Dia juga memberiku tatapan tajam dan raut wajah marah.

"Hentikan berbicara menggunakan kalimat aneh itu, aku serius memberi tahu kamu bagaimana cara menjadi Adventure, -"

Okay! okay! maaf, hentikan. Karena marah yang sesaat, aku lupa betapa menakutkannya kau. Jadi. Berhenti marah okay. Aku bahkan jadi terlalu takut untuk melihatmu sekarang. Suaramu yang nyaring membuat telingaku menggantung lemah. Dan lihat ekorku, dia berusaha untuk sembunyi dibelakang tubuhku.

"-dalah masalah hidup dan mati kamu tidak boleh bermain ma.."

"..."

Penasaran kenapa Aztaroth menjadi diam. Aku menoleh sedikit untuk meliriknya. Disana, aku melihat Aztaroth memandangku dengan raut wajah menyesal. Disana, aku juga melihat Ellis yang membeku berdiri di belakang Aztaroth.

"Maaf. Sepertinya aku terlalu berlebihan"

"Tidak, Aztaroth tidak perlu minta maaf. Sayalah yang seharusnya minta maaf karena sudah menggoda Anda"

"Haa.. kamu tahu. Kamu sungguh susah untuk dimengerti, terkadang aku bahkan tidak tahu harus bagaimana saat berinteraksi denganmu"

"Sedangkan saya sendiri berfikir saya adalah manusia biasa"

"Kamu benar"

...

...

Okay?,Kenapa kita berdua jadi diam?. Apa tidak ada yang ingin kau katakan lagi?. Jangan buat raut berfikir!, Katakan sesuatu!.

....

Tidak ada?, Kau harus segera mengatakan sesuatu dan cepat, karena Ellis sudah cukup lama berdiri di belakangmu. Sekarang, wanita cantik itu jadi salah tingkah dan sedikit pucat setelah kami bertatap mata untuk sesaat.

...

Okay!! Fine!!, aku duluan yang akan bicara.

"Aztaroth!"

"Ya!?"

"Terimakasih sudah membimbing saya selama beberapa hari terakhir. Saya pasti akan membalas kebaikan ini secepatnya"

"Tidak masalah dan kamu tidak perlu membalasku. Aku serius, jangan, mengerti!"

"Ta-"

"Mengerti!"

"Okay"

"Bagus. Dan, ada satu hal penting yang ingin aku katakan padamu"

Okay, aku merasa penasaran dengan apa yang ingin kau katakan dan aku merasa kasihan pada Ellis yang sudah menjadi sangat pucat disana. Wanita cantik itu juga jadi sempoyongan. Aku harap dia tidak pingsan dan terjatuh.

"Saya mendengarkan"

"Mulai besok aku akan mengikuti ekspedisi penjelajahan Foltian Great Dungeon. Kami akan mencoba membuka gerbang menuju lantai yang belum pernah di jelajahi. Aku tidak tahu kapan aku akan kembali dan aku tidak tahu apa aku bisa kembali. Karena itu, ada satu hal yang ingin aku katakan padamu.."

Aku mendapat firasat buruk setelah mendengar kalimat itu. Susunan kalimat dengan latar belakang suram yang dia ucapkan disituasi ini, seolah. Seolah seperti saat seorang ingin...

Aku tidak ingin mengucapkannya. Aku benar-benar tidak ingin mengucapkannya. Dan ah... wajah Ellis kini jadi putih sepenuhnya.

Why?. Well… maybe I know why?. But...

Jika Aztaroth benar akan mengucapkan kalimat yang aku duga, aku akan mengatakan tidak. Ini adalah tubuh seorang wanita namun didalamnya ada jiwa seorang pria.

"..satu hal yang ingin aku katakan pada kamu adalah.. jangan buat masalah, mengerti"

....

Aku pikir dia aka-

Sudahlah. Sepertinya aku salah sangka. Dan mungkin, aku terlalu percaya diri. Jika hanya kalimat itu yang ingin dia ucapkan, maka semuanya okay.

"Haa… Saya bukan tukang onar, Aztaroth tidak perlu kuatir"

"Aku senang mendengarnya" Ucap Aztaroth yang kemudian tersenyum. Dia berdiri kemudian mengulurkan tangan padaku. "Biar aku bantu kamu berdiri" lanjutnya.

"Jika ingin berdiri, saya lebih suka di bantu oleh nona Ellis yang berdiri di belakang anda"

"Ellis?"

Aztaroth berbalik dan melihat kondisi Ellis yang pucat. Dia menjadi panik dan langsung mendekati gadis itu.

"Nona Ellis apa yang terjadi?, Anda baik-baik saja?"

Pertanyaan itu menyadarkan Ellis dari kondisi setengah sadar. Wajahnya yang putih pucat kembali terisi oleh warna kehidupan.

"Saya baik… Guild Master... Memanggil anda tuan Aztaroth"

"Benar anda baik-baik saja?"

"Ya. Tolong segera temui Guild Master"

"Baik" Jawab Aztaroth agak enggan. Namun, pada akhirnya, dia pergi.

Aztaroth menghilang dari tempat latihan ini, meninggalkan aku yang belum bisa bergerak dengan baik dan Ellis yang kembali berada dikondisi setengah sadar.