Pada akhirnya, aku memutuskan untuk tetap berburu di Dusn Hill tidak kembali ke kota. Disaat yang sama, aku juga melakukan eksperimen sederhana.
Dua hari kemudian, perburuan dan eksperimen yang aku lakukan di Dusn Hill selesai.
Aku memutuskan untuk berburu ditempat lain setelah mencapai Level tiga. Para Little Green Slime yang ada di Dusn Hill tidak lagi memberiku Exp. Aku tidak bisa lagi menaikkan Level dengan cepat. Hal itu membuat aku tidak bisa mencapai Level empat.
Sedangkan untuk eksperimen sederhana yang aku lakukan. Aku hanya ingin mengetahui apakah aku bisa menahan diri agar tidak menyantap daging monster mentah-mentah. Aku juga ingin mengetahui, kenapa pola pikir milikku berubah. Kenapa aku menghiraukan ketidakwajaran menyantap daging monster mentah-mentah.
Sekarang, setelah peneliti itu selesai, aku tahu aku bisa menahan diri. Aku juga bisa memasukan akal sehat saat pola pikir milikku berubah. Tentu, semua ini membuat aku merasa sangat lega. Aku tidak akan berubah menjadi sesuatu yang tidak bisa aku bayangkan.
Aku melangkah kearah barat laut lantai satu Foltian Great Dungeon. Ekorku berayun penuh semangat saat tahu aku akan melakukan petualangan baru. Tidak lupa, aku juga menantikan pertarungan melawan berbagai jenis monster baru.
Tempat yang menjadi tujuanku selanjutnya adalah sebuah hutan kecil tidak jauh dari Dusn Hill. Aku ingin pergi kesana karena sama seperti Dusn Hill, hutan kecil itu juga dihuni oleh monster ber-Level rendah. Tempat berburu bagi Newbie Player.
Di dalam game Ark Fantasy Online, hutan kecil yang aku tuju memiliki nama "Little Side". Hutan kecil ini menjadi tujuan utama kenapa aku ingin menginap didalam Dungeon. Didalam game AFO, Little Side di kenal sebagai Exp Farm. Karena itu, aku akan berburu disana selama enam hari kedepannya.
Aku ingin menaikkan Level-ku dengan cepat.
Rencana menginap di Little Side aku buat setelah secara tidak sengaja aku melihat nama itu di peta lantai satu Foltian Great Dungeon yang Ellis tunjukkan.
Peta itu memberitahu aku bahwa geografi lantai satu Foltian Great Dungeon tidak jauh berbeda dengan geografi lantai satu Foltian Great Dungeon yang ada didalam game Ark Fantasy Online.
Informasi itu membuat aku begitu senang. Dan karena terlalu senang, ekorku berayun-ayun sangat kuat hingga membuat berantakan tumpukan kertas yang ada disana. Merapikan dan menata ulang ratusan lembar kertas itu sangat melelahkan.
Aku merasa begitu gembira karena aku mengetahui puluhan Hidden Room yang penuh harta dilantai satu Foltian Great Dungeon belum banyak ditemukan.
Membayangkan aku menemukan semua harta terpendam itu membuat aku merasa sangat, sangat senang.
I can be very rich!!. Something like that.
Mari lupakan soal menjadi orang kaya. Saat ini, aku masih sangat lemah. Karenanya, aku tidak bisa menjelajahi Hidden Room itu untuk mengambil kekayaan yang tersembunyi. Monster yang ada didalam sana ber-Level cukup tinggi. Jika aku memaksakan diri untuk menjelahi-nya apa yang bisa aku bayangkan hanya kematian.
Karena itu, apa yang lebih penting sekarang adalah untuk menjadi lebih kuat. Aku harus menaikkan Level-ku secepatnya di-
"Shaaa!!"
"Kyaa!!" Kaget karena mendengar suara yang tiba-tiba muncul dari sisi kiri, secara spontan aku melompat jauh kesisi kanan.
Setelah menoleh dan mengetahui pembuat suara itu, tanpa ragu aku langsung menjatuhkan Leather Bag di punggungku. Tidak lupa, aku juga langsung menghunus Bleed Fair dan memasang sikap bertarung.
Saat ini, didepanku, seekor monster bernama Due Snake sedang menatapku.
"Kenapa kau ada disini!?"
Tentu, aku tahu Dye Snake tidak akan menjawab. Namun tetap saja aku harus mengucapkan pertanyaan itu.
Alasan aku bersikap tidak normal seperti ini adalah fakta jika Dye Snake terkenal dengan julukan Newbie Killer.
Monster ular yang memiliki panjang sekitar tiga meter, tubuh dibalut sisik berwarna hijau daun dengan belang berwarna hitam, dan memiliki lingkar tubuh sebesar ukuran kaki pria dewasa ini sangatlah beracun.
Meski memiliki Level rendah dan cukup lemah, monster ini memiliki tingkat bahaya yang sama dengan seekor Rare Monster. Jarang muncul dan memiliki tingkat bahaya yang tinggi.
Apa yang membuat monster ini sangat berbahaya adalah racun yang dia miliki. Seperti yang sudah aku sebutkan, monster ini sangatlah beracun. Jika tergigit dan tidak segera meminum Antidote, seorang Player dengan Level dibawah sepuluh bisa mati dalam waktu lima menit. Lebih parah, fakta yang ada didalam game itu juga berlaku di dunia ini.
Di dalam game AFO, Dye Snake sering disebut dengan nama Not Rare Newbie Killer. Julukan itu dia dapatkan karena reputasinya yang membunuh Player ber-Level rendah lebih banyak dari pada Mid Boss di lantai ini.
Sedangkan di dunia ini, Dye Snake memiliki julukan Green Death. Dia telah memanen ratusan nyawa Newbie Adventure dalam waktu satu tahun terakhir. Dia merupakan pembawa kematian yang harus dijauhi.
Mengetahui bahaya Dye Snake membuat wajahku menjadi pucat. Aku baru ingat, aku tidak membeli dan membawa Antidote.
Jika tergigit, aku akan tejebak dalam situasi yang berbahaya, aku bisa mati. Karenanya, setelah menghunus Bleed Fair, aku terus memperhatikan gerak-gerik yang dibuat Dye Snake.
Dye Snake akan memberi warna kematian pada lawan yang di gigitnya.
Disituasi yang sangat berbahaya ini, ekorku berayun penuh kewaspadaan.
Setelah saling menatap selama beberapa belas detik, monster itu memutuskan untuk menerjang. Membuka mulut saat melompat, dia ingin menggigit tubuhku dengan sepasang taring beracun.
Dye Snake cukup cepat namun begitu juga aku. Kecepatan yang hampir sama membuat aku bisa menghindar dengan mengambil dua langkah ke kanan.
Setelah menghindar dan saat Dye Snake mendarat, menggenggam erat Bleed Fair, aku membuat sebuah ayunan vertikal dari atas ketubuh Dye Snake. Aku berharap serangan itu dapat melukai monster itu. Namun sayangnya, dia dapat menghindar.
Membengkokkan tubuh sang merayap pergi dengan cepat menjauhkan monster itu dari tajamnya Bleed Fair.
Sekali lagi, kami saling menatap sebelum kembali mengulangi apa yang terjadi tadi.
Aku menghindari gigitan Dye Snake dan Dye Snake menghindari seranganku. Pertukaran itu berulang untuk beberapa kali sebelum akhirnya selesai saat aku memutuskan untuk merubah pola seranganku.
Saat Dye Snake mendarat ke tanah setelah melompat untuk menggigitku, aku langsung melancarkan sebuah tusukan ketubuhnya. Sayangnya, dia terlalu lihai, dia kembali menghindari seranganku dengan mudah.
Dye Snake menjauh kemudian mendekat dengan merayap secara zig-zag, dia mencoba untuk mengecoh aku sebelum kembali melompat untuk menggigitku. Aku melompat ke belakang untuk menghindari serangan itu.
Kemudian, kami bermain kejar-kejaran untuk beberapa menit sebelum akhirnya Dye Snake melilit Bleed Fair saat aku mencoba untuk menusuknya. Dengan cepat, dia merayap di Bleed Fair untuk menggigit tanganku.
"Kya!!" Aku berteriak dengan spontan saat menyadari bahaya yang mendekat. Disaat yang bersamaan, aku melempar Bleed Fair.
Untuk menghindari bahaya lebih lanjut, aku melompat ke belakang sejauh beberapa langkah.
Setelah menjaga jarak, aku langsung menghunus pisau yang ada di paha kiriku. Aku menggunakan pisau itu sebagai senjata utama menggantikan Bleed Fair.
Meninggalkan Bleed Fair, Dye Snake merayap kearahku dengan cepat. Cara merayapnya yang berzig-zag membuat aku kesulitan untuk menduga kapan dan dari arah mana dia akan menyerang.
Due Snake yang mencoba untuk mengecoh aku akhinya melompat untuk menyerang.
Dari posisi tubuhnya yang melayang di udara, aku menduga dia ingin mengigit tangan kananku. Berhasil memprediksi serangan monster itu membuat aku bisa menghindar dan menyerangnya dengan mudah.
Untuk pertama kalinya dalam pertarungan ini, aku berhasil menebas tubuh Dye Snake.
Dye Snake yang terjatuh ke tanah tidak memperdulikan lukanya. Dengan cepat, dia berbalik dan merayap untuk menyerang aku.
Aku yang lengah mencoba menghindar. Namun sayangnya, aku terlambat, Dye Snake berhasil menggigit kaki kananku.
"Arh!"
Gigi tajam miliknya menembus bagian belakang sepatu boots yang aku pakai. Rasa sakit yang muncul membuat aku panik. Tanpa berfikir, aku berkali-kali mengayunkan Dagger di tanganku untuk memotong leher Dye Snake.
Serangan panik yang aku lakukan berhasil memotong leher ular itu setengah putus. Tidak lama kemudian, monster itu berhenti bergerak. Ingin memastikan monster itu benar-benar mati, aku memenggal kepalanya.
Aku beruntung. Dye Snake tidak menghindar atau mencoba melepaskan gigitannya saat aku menyerang lehernya. Karenanya, aku bisa membunuh monster itu dengan mudah meski aku begitu panik.
Setelah Dye Snake mati, dengan cepat, aku melepas gigitan ular itu dan membuang kepalanya. Kemudian, aku segera melepas Leg Guard serta sepatu boots untuk melihat luka gigitan Dye Snake. Aku bermaksud menyedot racun yang masuk ketubuhku dengan mulut. Aku mencoba meniru apa yang dilakukan para petualang alam liar di televisi saat mereka digigit ular.
Aku tidak ingin mati.
"Loh!" Ucapku dengan sedikit nyaring bersamaan dengan ekor dan telingaku yang berkedut.
Aku terkejut saat melihat luka di kakiku. Gigitan Dye Snake hanya menembus bagian belakang kakiku. Heran dengan luka ini, aku mencoba mencari tahu apa yang tejadi.
Beberapa saat kemudian, aku mengetahui jika Leg Guard yang aku kenakan melindungiku dari gigi atas Dye Snake. Sepasang gigi yang berfungsi untuk menyuntikkan racun ketubuh mangsa itu, kini tertancap di Leg Guard yang aku kenakan.
Tidak bisa dipungkiri, Leg Guard itu sudah menyelamatkan nyawaku.
Dan saat melihat salah satu gigi Due Snake tertancap kuat di Leg Guard ini, aku menduga, hal inilah yang membuat Due Snake tidak menghindari serangan panikku tadi.
"Fhuu~" Aku menghembuskan nafas lega saat mengetahui keberadaan ini. "Peristiwa tadi benar-benar buruk untuk kesehatan jantungku. Terlebih saat melihat seekor ular bisa melompat dan bergerak selihai itu"
Merasa puas dengan mengucapkan kalimat itu, aku kembali mengenakan sepatu Boots dan Leg Guard yang aku lepas.
Selesai, aku mengambil Bleed Fair yang terjatuh agak jauh. Kemudian, aku mendekati bangkai Dye Snake. Aroma darah monster itu menggodaku, membuat aku tidak ingin meninggalkannya.
Aku ingin membuat sate. Karena itu, aku memotong beberapa ranting dari semak belukar terdekat sebelum berjongkok di depan bangkai Dye Snake.
Dengan pisau di tangan, aku membuat tusuk sate dari ranting itu. Kemudian, aku memotong daging Dye Snake jadi potongan-potongan kecil.
"Sate nikmat untuk makan siang" Ucapku sambil menusukkan potongan kecil daging ke ranting satu persatu.
Aku adalah wanita yang bisa belajar. Karena itu, aku akan memasak sate ini sebelum menyantapnya, sate ini akan menjadi makan siangku nanti.
Ekorku yang berayun-ayun penuh semangat tidak siap untuk menyantap sate nikmat itu.
"Munch~ munch~ bite~ much~"
Namun aku juga wanita yang nakal. Aku menyantap camilan sebelum makan siang datang. Dengan senyuman, aku kembali mengambil potongan daging Due Snake dan memasukkannya kedalam mulutku.
"He~ hmp~ aku tidak mengira daging Dry Snake begitu kenyal dan juicy, rasa dagingnya yang sedikit manis memanjakan lidahku"
< Strength Status Up - STR + 1 >
Kali ini, Status STR milikku bertambah satu poin. Penambahan Status STR ini membuat sedikit bingung mengingat Dye Snake bergerak dengan cepat dan lihai. Seharusnya, aku mendapat bonus poin pada Status AGI.
Selesai dengan camilan, membuat sate, dan memotong-motong bangkai Due Snake, aku kembali melanjutkan perjalanan menuju Little Side.
Menelusuri jalan setapak, aku mengamati Magic Stone Dye Snake yang aku angkat tinggi ke udara. Cahaya matahari menembus Magic Stone itu dan membuat pancaran cahaya yang indah. Magic Stone ini seperti kelereng, dia berbentuk sedikit oval dan dia berwarna merah.
"Saya heran, kenapa Magic Stone yang sangat keras ini bisa meleleh seperti sebuah permen saat saya menyantapnya?"
Selesai mengucapkan pertanyaan pada tak seorangpun, aku memasukkan Magic Stone itu kedalam mulutku.
"Dan mengejutkan Magic Stone ini memiliki rasa seperti strawberry"
< Skill Acquired - Poison Bite [1] >
[ Poison Bite ]
[ + Memberikan Status Poison Small pada musuh melalui gigitan.
+ Status Posion Small yang dimiliki target akan menjadi lebih mematikan setiap kali target mendapat gigitan lain dari Skill Poison Bite.
- Poison Bite memerlukan 3 MP di setiap penggunaannya.
+ Setiap kali Skill ini naik satu Level, efek Poison Small akan menjadi semakin kuat.]
Hmm... aku rasa, Skill ini akan jarang aku gunakan. Aku tidak bisa membayangkan situasi dimana aku bisa menggigit monster ditengah-tengah pertarungan.