Chereads / Istoria De Eclaite / Chapter 19 - Pertemuan dengan Ranger Woman

Chapter 19 - Pertemuan dengan Ranger Woman

Pertarungan melawan Dye Snake berakhir.

Aku juga sudah menyantap daging dan Magic Stone miliknya. Berkatnya, Status STR milikku bertambah satu poin dan aku mendapat Skill - Poison Bite.

Aku senang mendapat peningkatan kekuatan ini namun itu bukan berarti aku ingin melawan Dye Snake lagi. Satu pengalaman berbahaya lebih dari cukup untukku.

Saat ini, aku melangkah, aku menelusuri jalan setapak sambil melihat pemandangan disepanjang jalan. Pemandangan yang aku lihat merupakan sebuah lukisan perpaduan antara pepohonan dan bebatuan.

Aku berjalan ditepi hutan. Jadi, hanya pemandangan seperti itu yang aku lihat. Benar, hanya pohon dan bebatuan tidak ada hal lain, tidak ada yang menarik.

Tunggu!. Tunggu sebentar...

Coret kalimat tadi. Aku melihat sesuatu yang menarik, aku melihat batu besar setinggi manusia dihiasi ukiran lingkaran didalam bulan sabit yang terbuat dari cahaya.

Penasaran, aku mendekati batu itu dan... Sepertinya... aku pernah melihat batu ini sebelumnya. Namun, dimana aku pernah melihatnya?.

Hmm...

Ah!, Benar!, Aku ingat. Di dalam game Ark Fantasy Online, batu ini adalah penanda jalan pintas menuju Little Side.

Jalan pintas yang aku maksud bisa dilalui saat seseorang berdiri disisi kiri batu ini kemudian melangkah lurus ketengah hutan. Setelah melewati jalan ini dan menuruni sebuah tebing, seseorang akan sampai di bagian luar hutan Little Side.

Melewati jalan pintas ini tentu saja akan membuat aku sampai di Little Side lebih cepat. Namun aku sedikit ragu untuk melewatinya. Aku ragu, aki bisa melangkah lurus didalam hutan meski memiliki kompas. Aku juga tidak yakin bisa menuruni tebing setinggi dua puluh meter yang ada diujung jalan pintas ini.

Didalam game, aku bisa mengandalkan Mini Map saat melewati hutan ini. Sedangkan untuk melewati tebing, aku hanya perlu melompat karena aku tahu, aku ada di dalam game. Spesifikasi tubuh Aztaroth juga sangat tinggi saat aku menggunakan dia. Namu sekarang...

"..."

Setelah diam dan berfikir untuk beberapa lama, pada akhirnya aku memutuskan untuk mengambil jalan pintas ini. Alasanku, aku ingin segera sampai di Littel Side. Aku juga ingin segera membuat kemah di Safe Area tersembunyi sebelum malam tiba.

Angin sejuk berhembus membelai aku disaat aku melangkah dibawah bayang-bayang pepohonan. Terkadang, cahaya hangat matahari yang menembus langit-langit hutan menerpaku. Dan suara dedaunan yang tertiup angin menjadi musik yang melengkapi keindahan ini. Untuk pertama kalinya, aku melangkah ditengah hutan, merasakan bagaimana suasana hutan yang sesungguhnya.

Aku terlena dala keindahan hutan ini. Dan tanpa terasa, aku sudah sampai di tepi tebing.

"Ini cukup mengejutkan, tebing ini tidak sedalam dan securam seperti yang aku bayangkan" Ucapku saat melihat kebawah tebing dari tempat aku berdiri.

Secara ajaib, tebing ini menjadi tebing dangkal tanpa memiliki tampilan yang mengerikan. Jika seperti ini, aku yakin, aku bisa turun dengan melompat dari satu batu kebatu lainnya. Sama seperti yang dulu aku lakukan saat menjadi Aztaroth.

Dengan secuil rasa takut, aku mulai menuruni tebing dengan melompat ke batu pertama. Kemudian, aku melompat ke batu lain dan ke batu lainya. Hal itu terus aku ulangi untuk beberapa lama. Dan...

"Hal ini cukup menyenangkan, hahaha…" Ucapku penuh dengan tawa. Tidak perlu diucapkan, ekor dan telinga rubah-ku bergerak-gerak penuh energi. Aku terus melompat dari satu batu ke batu lain untuk menuruni tebing, dan... AH!"

Terlalu senang membuat aku terpeleset. Kaki kananku kehilangan pijakan sesaat dia menginjak sebuah batu. Aku kehilangan keseimbangan dan tubuhku langsung ditarik oleh gravitasi.

Tidak dipungkiri, aku terjatuh dari teping.

"Ouch!!" Aku meraung cukup nyaring saat menghantam tanah.

Beruntung. Batu dimana aku terpeleset hanya setinggi dua meter dari permukaan tanah. Ketinggian itu membuat aku tidak mendapat luka serius. Hanya saja, aku hanya mendarat dengan posisi aneh. Dimana aku bersujud dengan wajah menempel di tanah dan pantat terangkat tinggi ke udara.

"Apa kau baik baik saja?"

Dengan spontan, aku langsung bangkit kemudian menoleh kearah sumber suara asing yang aku dengar.

Disana, tempat didepan sebuah gua, terdapat lima orang wanita yang sedang beristirahat mengelilingi api unggun. Dan tidak perlu ditanya lagi, mereka adalah Adventure.

Apa yang langsung menarik perhatianku saat melihat kelima wanita itu adalah warna rambut mereka. Kelima wanita memiliki warna rambut yang berbeda.

Wanita yang sedang mengengam Great Sword didepanku memiliki rambut berwarna merah.

Wanita lain yang sedang membaca buku memiliki rambut berwarna biru.

Gadis yang sedang duduk dan mengaduk kuali kecil berisi sup sayuran memiliki rambut hijau.

Wanita yang sedang menyantap sup memiliki rambut kuning keemasan.

Terakhir, gadis yang mengenakan baju penyihir dan membawa mangkuk didepan kuali kecil memiliki rambut berwarna pink.

Melihat mereka membuat aku jadi teringat dengan kelompok pahlawan luar negeri yang suka mengkroyok musuh mereka.

(Aku rasa aku bisa memanggil mereka ~Ranger Woman~, meski mereka tidak menggunakan senjata yang berfokus pada serangan jarak jauh) Pikirku saat aku mengamati mereka.

Kemudian, aku menoleh dan membersihkan debu yang menempel di baju pelindung milikku. Aku menyadari tatapanku yang tertuju pada mereka merupakan perilaku yang tidak sopan.

Sepertinya, secara kebetulan, jalan pintas yang aku lalui berakhir di Safe Area yang mereka gunakan untuk beristirahat. By the way, suara yang aku dengar tadi berasal dari Adventure wanita berambut merah. Melihatku, dia menurunkan pedang yang dia genggam dengan perlahan.

"Ya, saya baik. Maaf sudah mengganggu. Permisi" Jawabku yang tidak ingin mengganggu waktu istirahat makan siang mereka. Tidak membuang waktu, aku langsung berbalik dan mulai melangkah.

"Tunggu, jangan pergi"

Dan aku berhenti. Aku berbalik dan kembali melihat wanita berambut merah si pemilik suara itu.

Berdiri disana. Seorang wanita bertubuh atletis memasang raut wajah berfikir. Matanya yang memiliki pupil merah melihatku dari ujung kepala sampai ujung kaki. Bibirnya yang merah dan sexy sedikit bergetar ingin mengucapkan sesuatu.

Singkat kata, gadis cantik yang menatapku sedang kebingungan ingin mengucapkan apa padaku.

"Ya?, Ada yang bisa saya bantu?"

"jika kamu tidak terburu-buru, bagaimana jika kamu ikut makan siang bersama kami?"

Menarik, itu sangat menarik. Menyantap makanan siang ditemani oleh lima perempuan cantik bukanlah situasi yang buruk. Malahan, itu adalah situasi yang sangat menyenangkan. Namun sayangnya, aku harus menolak ajakan tersebut.

Aztaroth mengucapkan aku tidak boleh sembarangan menerima dan memakan sesuatu yang ditawarkan oleh Adventure lain saat aku berada didalam Dungeon. Dia bilang, hal itu merupakan sebuah praktek yang dilakukan untuk menjarah harta milik para Newbie Adventure. Karenanya…

"Saya menghargai ajakan anda. Namun sayangnya, saya sudah menyantap makanan siang" Balasku dengan senyuman.

Dan saat aku selesai memberi balasan, aku tidak lupa untuk mengamati reaksi empat wanita lainnya.

Si biru melirikku untuk sesaat sebelum kembali membaca bukunya. Hijau dan kuning tidak memperhatikan aku. Sedangkan si pink, dia sedang menambahkan sesuatu pada sup miliknya.

"Apakah ada yang lain?. Jika tidak, saya ingin segera pergi ke tempat tujuan saya"

"Tunggu, ada satu hal lagi. Boleh aku bertanya sesuatu padamu?"

Aku ragu untuk menerima pertanyaan wanita berambut merah dan ingin segera pergi. Namun, disisi lain, aku penasaran dengan pertanyaan macam apa yang akan dia ucapkan. Jadi..

"...Tentu"

"Apa kau berburu di dungeon ini sendirian?"

Kenapa dia menanyakan hal itu.

"...Ya saya sendirian"

"Kalau begitu bagaimana jika bergabung dengan Party kami!. Aku bisa memberimu sepuluh persen hasil perburuan hari ini"

Oh!!, Undangan bergabung kedalam Party. Aku sama sekali tidak menduga hal ini. Undangan ini juga sangat menggiurkan karena semua anggota mereka adalah wanita. Jika aku menerima undangan ini, aku akan berakhir di situasi yang disebut "Harem", Namun...

Sangat di sayangkan, saat ini aku terjebak di situasi yang tidak memungkinkan untuk bergabung dengan sebuah Party.

Aku ingin menaikkan level dengan cepat. Aku juga tidak ingin orang lain melihatku menyantap daging monster mentah-mentah. Aku takut melihat reaksi dan apa yang akan mereka lakukan saat aku melakukan itu. Jadi, dengan berat hati, aku akan menolak undangan ini. Disaat yang sama, aku akan mencoba untuk berkenalan dengan mereka.

"Tunggu sebentar capt, kau tidak bisa membuat keputusan seperti itu sesuka hati tanpa persetujuan kami"

Belum sempat aku memberi jawaban, wanita berambut biru memprotes ucapan wanita berambut merah. Sementara tiga wanita lainnya mengangguk mendukung wanita berambut biru.

"Aku captain kalian, karena itu aku bebas membuat berbagai jenis keputusan"

"Itu benar. Tapi, sebelum membuat sebuah keputusan, seorang captain harus meminta persetujuan anggota party yang dia pimpin. Hal ini dilakukan agar setiap keputusan yang dibuat captain adil untuk kedua belah pihak"

"Ini keputusan sepele, aku hanya ingin mengajak seseorang untuk bergabung dengan Party kita"

"Capt, kamu tidak berhak mengatakan keputusan itu sepele, upah yang di terima anggota baru itu dua kali lebih banyak dari upah yang diterima anggota saat ini, ap-"

Ah!. Perdebatan mereka mengingatkan aku pada salah satu kenangan buruk saat bermain game Ark Fantasy Online. Kenangan buruk saat aku bergabung dengan sebuah Party kemudian membuat Party tersebut bubar tidak lama setelah aku bergabung.

"...Saya tidak ingin merepotkan atau menyebabkan masalah untuk kalian, permisi"

"Tunggu!, ini bukan masalah. Kami hanya memiliki perbedaan pendapat untuk memutuskan upah yang akan kau dapat"

(Itu terlihat seperti masalah untukku) Aku ingin mengucapkan kalimat itu namun aku menahannya.

Aku tidak ingin memperpanjang masalah yang terjadi dengan mengucapkan hal yang tidak perlu. Aku tidak ingin mengulangi kenangan buruk itu lagi. Sayangnya, dengan kejadian ini, aku tidak memiliki kesempatan untuk berkenalan dengan mereka.

"Saya menghargai ajakan anda namun saya menolaknya. Saya memiliki alasan tersendiri yang membuat saya tidak ingin bergabung dengan sebuah Party"

"Ak-"

"Capt cukup, dia sudah menolak ajakan bergabung yang kamu erikan. Dia juga mengatakan jika dia memiliki alasan kenapa dia tidak ingin bergabung. Aku ingin kamu menyerah Capt"

"Tapi aku-"

"Tidak ada tapi!" Ucap wanita berambut biru dengan suara agak keras untuk memotong ucapan wanita berambut merah. Sesaat kemudian, dia menoleh untuk melihatku. "Maaf karena sudah mengganggumu, aku akan menahan orang ini supaya tidak mengganggumu lagi"

"Tidak masalah dan terimakasih, sampai jumpa"

"Sampai jumpa"

Dengan kalimat perpisahan itu, aku berbalik dan mulai melangkah. Sebuah perdebatan yang cukup buruk. Aku harap, keputusanku untuk tidak bergabung dengan mereka adalah keputusan yang tepat. Bagaimanapun juga, aku tidak ingin memperburuk pertengkaran itu.

"Jika kau berubah pikiran kami siap menerimamu kapan saja. Kami akan berkemah di sini untuk beberapa hari kedepan. Jadi kembalilah jika kau berubah pikiran"

Teriak wanita berambut merah padaku. Untuk membalasanya, aku berbalik memberikan sebuah senyuman dan melambaikan tangan. Beberapa saat kemudian, aku kembali melangkah tanpa menoleh kebelakang.