Selesai menyantap sarapan, kami segera bersiap kemudian pergi meninggalkan penginapan.
Sekarang, kami sedang menelusuri salah satu jalan utama di kota Rishtonbell. Tempat yang menjadi tujuan kami adalah gedung Adventure Guild. Disana, aku akan mendaftar sebagai seorang Adventure.
Aku berada dibelakang Aztaroth, mengikuti dia layaknya seekor anak itik. Hal itu aku lakukan setelah aku mendapat saran darinya.
Pertama kali aku mendengar saran untuk berjalan dibelakang Aztaroth, aku berfikir, itu adalah saran yang aneh. Namun sekarang, saat aku melihat orang-orang di trotoar membuka jalan untuk Aztaroth seperti layaknya laut merah yang terbelah saat M*ses ingin menyeberang, aku biasa mengucapkan ini adalah saran yang begitu brilian.
Kejadian aneh itu membuat perjalanan kami menuju Adventure Guild menjadi lebih mudah.
Telinga rubah-ku berputar ke kanan-kiri, mendengarkan berbagai macam suara yang berbunyi di kota ini. Suara kereta kuda yang melaju. Suara aneh seekor monster mirip Raptor yang menjadi pengganti kuda. Suara merdu penyanyi jalanan sang Minstrel. Dan suara-suara unik lainya benar-benar menarik perhatian telinga rubah-ku.
Menoleh kesana-kemari, aku melihat berbagai jenis bangunan berarsitektur abad pertengahan. Beberapa dari mereka terbuat dari batu berwarna abu-abu, sedangkan sebagian besar lainnya terbuat dari kayu coklat gelap dan dinding putih. Kebanyakan atap bangunan di kota Rishtonbell ini berwarna merah gelap. Di dunia asalku, bangunan seperti itu biasanya ditemukan di negara Inggris dan Belanda.
Selain memiliki berbagai macam bangunan yang indah, kota ini bisa dibilang bersih. Sejauh mata memandang, tidak ada sampah atau kotoran yang berceceran. Jalanan kota juga tidak ada yang masih berupa tanah terbuka. Trotoar, jalan, dan lantai gang. Semuanya dilapisi oleh batu bergradasi dari warna biru tua sampai hitam. Batu-batu itu dipotong menjadi berbagai jenis bentuk, ada yang dipotong persegi panjang, ada yang segi lima, dan bentuk ketupat. Hanya bebatuan pelapis jalan utama kota yang memiliki bentuk berbeda. Batu-batu itu masih mempertahankan bentuk asli mereka. Namun, bebatuan itu dipotong pipih seperti DVD.
Trotoar tempat kami melangkah dipisahkan dari jalan utama oleh deretan tiang lampu berhias bolam permata biru. Selain dihiasi oleh bolam unik, puluhan tiang lampu itu juga dihiasi oleh banner kecil berwarna merah dengan simbol tameng dan naga. Banner itu merupakan bendera Heingarz Kingdom. Sebuah kerajaan dimana Dungeon City Rishtonbell berada.
Setelah melangkah cukup lama, melewati sebuah Plaza berhiaskan air mancur indah dan dipenuhi oleh orang-orang, kami akhirnya sampai disebuah tempat yang bisa disebut pasar.
Puluhan Stan berbagai warna menghiasi sisi kiri dan kanan jalan ini. Setiap Stan menjual berbagai jenis produk seperti kain, baju, keramik, daging, sayur, jajanan, baju pelindung, pedang, perisai, dan lain-lain. Ini hanya dugaanku, namun. Aku rasa, aku bisa menemukan barang yang aku inginkan di pasar ini.
Semua pemandangan yang aku lihat di kota ini meneriakkan kalimat "dunia fantasi" dengan sangat nyaring.
Kota indah nan menakjubkan ini juga di penuhi oleh hal-hal fantasi lain. Apa yang aku maksud disini adalah para penduduk kota. Berbagai jenis ras manusia hidup dan tinggal di kota ini. Elf, Beastkin, Dwarf, Human, dan beberapa ras lainnya hidup bersama dengan damai. Setidaknya itu yang terlihat dipermukaan.
Kata fantasi juga mewarnai jenis pekerjaan para penduduk kota. Disini, aku bisa menemukan beberapa Patrol Knight dan Town Soldier sedang berpatroli. Para Maid yang sedang berbelanja. Puluhan Adventure yang berlalu lalang. Terakhir, aku melihat Slave dalam jumlah yang cukup banyak sedang mengerjakan pekerjaan kasar mereka. Perlu aku ucapkan, aku juga melihat seorang Aristokrat wanita turun dari kereta kuda yang baru saja dia naikki.
Di mataku, semua pemandangan ini begitu asing dan menakjubkan. Semua hal berbau fantasi ini membuat aku tidak bisa berjalan dengan lurus. Aku selalu mendekati hal-hal yang menarik perhatianku, aku tidak bisa menahan diri, terutama saat aku mencium aroma makanan yang menggoda selera. Secara otomatis, dua kakiku melangkah mendekati aroma sedap itu.
"E Eclaite, jangan mondar-mandir ditengah keramaian. Akan sangat merepotkan jika kita terpisah. Kamu juga berfikir seperti itu, iyakan?" Tanya Aztaroth yang menangkap lengan kananku, dia mencegah aku melangkah lebih jauh dari sisinya.
Aku yang berhenti, menoleh dan melihatnya. Pipi pemuda itu sedikit merah. Mendengar cara dia mengucapkan namaku, aku rasa, dia masih merasa malu saat memanggilku dengan menggunakan namaku.
"Melihat kamu mondar-mandir karena tertarik dengan jajanan dan tanpa memperhatikan keadaan sekitar mengingatkan aku pada kelakuan seorang anak kecil"
"Saya bukan anak kecil!"
Aku melayangkan protes untuk menyangkal ucapan Aztaroth. Dan, saat mengingat kembali kelakuan yang tadi aku lakukan. Kelakuan seperti anak desa yang baru pertama kali datang ke kota dan tertarik dengan apa saja yang dia lihat. Benar… itu memang memalukan. Namun itu bukan berarti aku adalah seorang anak kecil.
Wajahku memanas karena rasa malu. Untuk menyembunyikan-nya, aku memalingkan wajah.
"Maaf Aztaroth" Ucapku menggunakan suara lirih.
"Kamu tidak perlu minta maaf" Balasnya dengan segera. "Ada yang menarik perhatianmu?"
Untuk menjawab pertanyaan itu, aku mengangguk.
"Baiklah, ayo berhenti sejenak dan lihat apa yang menarik perhatianmu. Setelah rasa penasaran kamu terpenuhi, berjanjilah kamu tidak akan mondar-mandir lagi, kamu harus berada di dekatku sampai kita tiba di Adventure Guild. Aku harap kamu mau mengerti"
Cara bicara Aztaroth yang seperti seorang ayah menasehati anaknya membuat aku ingin melayangkan protes lagi. Namun, aku memilih untuk diam. Aku akan benar-benar terlihat seperti anak kecil jika terus mengucapkan kalimat-kalimat protes. Sebagai gantinya, aku mengucapkan.
"Okay"
"Bagus. Jadi, apa yang menarik perhatianmu?"
"Lewat sini!" Perintahku yang menarik Aztaroth disaat dia masih memegang lenganku.
Tidak lama kemudian, saat bergandengan tangan, aku memandu Aztaroth saat mengikuti aroma menggugah selera yang mengusik hidungku.
Kami melewati beberapa Stan beraneka warna dan orang-orang yang berkerumun untuk sampai disumber aroma menggugah selera itu. Kemudian, kami sampai di depan dua Stan yang menyebarkan aroma identik itu.
Satu Stan menjual Fry Meat (daging goreng). Sedangkan Stan lainya menjual Meat Skewer (daging tusuk). Makan berbau fantasi yang berada di depanku membuat aku merasa senang. Aku ingin segera mencoba jajanan itu. Namun, jajanan mana yang harus aku pilih?.
Beberapa saat kemudian, aku berdiri di depan Stan penjual Meat Skewer. Hidungku lebih menyukai aroma sedap jajanan itu.
Lima potong daging segar berwarna merah sebesar kepala sendok ditusuk sebuah tusuk sate menjadi satu. Mereka dibakar diatas bara api. Asap yang mengepul dari daging terbakar itu menggelitik hidungku.
Meat Skewer a.k.a sate akan menjadi jajanan pertama yang aku santap di dunia fantasi ini.
"Paman saya beli delapan tusuk"
"Aiyo"
"Delapan!. Bukankah itu terlalu banyak?. Kita juga baru saja sarapan"
Aztaroth mengucapkan kalimat itu dengan warna terkejut dan kuatir. Aku tahu, dia bermaksud baik. Namun, dia tidak bisa menghentikan perutku yang lapar, rasa penasaran yang aku miliki, dan ekorku yang berayun-ayun gembira.
"Tidak masalah, saya memiliki perut yang dikhususkan untuk jajanan"
"Kamu mengatakannya. Sebagai catatan, jika kamu tidak bisa menghabiskan semua jajanan itu, aku tidak akan membantu kamu menghabiskannya. Kamu harus bertanggungjawab atas keputusan yang kamu ambil"
Dan ini lagi. Aztaroth kembali bertingkah seperti seorang ayah. Hal ini membuat tubuhku sedikit, seperti dicubit.
"Iya daddy, Eclaite pasti akan menghabiskan semuanya"
"Aku bukan ayahmu"
"Anda benar!"
Percakapan kecil kami selesai. Aku yang bersemangat dan Aztaroth yang sedang memijat keningnya melihat Meat Skewer yang aku pesan sedang dibakar.
Beberapa menit kemudian, delapan Meat Skewer akhirnya matang. Si penjual mengangkat mereka. Selanjutnya, dia mengolesi delapan Meat Skewer itu dengan sebuah saus berwarna merah, satu persatu. Terakhir, dia menaruh delapan Meat Skewer ke pembungkus yang sepertinya terbuat dari daun.
Paman penjual menyodorkan jajanan itu padaku dan aku menerimanya dengan dua tangan.
"Semua jadi dua belas koin perunggu nona"
"Ah ya!, Tolong tunggu sebentar"
Ucapan si penjual membuat aku sadar, aku belum mengeluarkan koin. Sedikit tergesa-gesa aku bermaksud mengambil koin dari dalam tas. Namun aku sadar, kedua tanganku menggenggam bungkusan delapan buah Meat Skewer yang cukup besar. Karena dia terbuat dari daun, aku kuatir. Saat aku memegang dia menggunakan satu tangan, bungkusan itu akan terurai menumpahkan seluruh isinya.
"Ini paman" Ucap Aztaroth yang memberi si penjual dua belas koin perunggu.
Untuk si penjual yang menerima koin itu, dia tersenyum sebelum mengucapkan. "Terimakasih sudah membeli"
"Sama-sama"
"Saya bisa membayar jajanan ini sendiri!"
"Kedua tanganmu penuh. Aku membayar jajanan itu akan mempercepat semuanya. Sekarang, kamu tidak boleh mondar-mandir lagi. Kita akan lurus ke Adventure Guild, ayo berangkat"
Aztaroth yang selesai mengucapkan semua itu langsung melangkah. Dia tidak memperdulikan protesku.
Tidak memiliki pilihan lain, aku juga mulai melangkah. Mengikuti jejak Aztaroth sambil menyantap setusuk Meat Skewer yang susah payah aku ambil dari dalam bungkusan daun ini.
Tidak lama kemudian, aku melangkah di sampingnya.
"Aztaroth ini" Ucapku, sambil menyodorkan empat Meat Skewer padanya.
"Aku sudah bila aku tidak akan membantumu memakannya, ingat?"
"Tentu saya mengingatnya. Namun, Aztaroth-lah yang membayar jajanan ini. Jadi, Aztaroth berhak untuk menyantapnya"
Aztaroth yang tidak juga menerima jajanan saat beberapa belas langkah sudah berlalu membuat aku sedikit kesal.
"Apa anda tidak menyukai jajanan seperti ini?, Ataukah anda terlalu yakin jika saya tidak bisa menghabiskan semua jajanan ini sendirian" Ucapku dengan kesal setelah menarik kembali Meat Skewer yang aku tawarkan.
"Ini tidak seperti yang kamu pikirkan"
"Benar… kalau begitu Aztaroth harus menerima dua belas koin perunggu yang akan saya berikan nanti"
"Aku membayar jajanan itu untuk mentraktir kamu"
"Dan saya menginginkan jajanan itu bukan karena saya ingin anda mentraktir saya"
"Kenapa kamu jadi kesal?, Dan tolong, berhenti memukuli aku dengan ekor-mu"
Itu hal yang baru!. Menoleh, aku bisa melihat ekorku beberapa kali memukul punggung Aztaroth. Aku… benar-benar tidak menyadarinya.
Merasa bersalah, aku menatap Aztaroth dan mengucapkan. "Maafkan saya"
Seperti ekorku yang kini menggantung lemah, aku tidak lagi memiliki keinginan untuk melanjutkan percakapan ini.
"Dua buah. Aku hanya akan mengambil dua buah. Jajanan yang kamu beli memiliki rasa yang terlalu berat untukku"
"Okay" Balasku yang membuat sebuah senyuman palsu.
Kemudian, aku memberi Aztaroth dua buah Meat Skewer yang dia minta.
Susana canggung yang menyelimuti kami selama beberapa menit membuat Meat Skewer yang aku santap menjadi sedikit pahit.
"Meski sudah diolesi dengan saus, rasa unik daging ini tetap tidak berubah. Apa kamu menyukai rasa unik ini?"
"Selain jajanan ini memiliki tekstur seperti permen karet, yang membuatnya sulit untuk dikunyah. Saya rasa, Meat Skewer ini bisa di bilang enak"
"Itu bagus jika kamu menyukai rasanya"
Nice try Aztaroth. Nice try.
Menghilang suasana canggung tidaklah mudah. Itupun, hanya menurutku. Dan tentu, jangan berharap aku akan mengambil inisiatif untuk merubahnya. Jujur, aku tidak pandai berkomunikasi.
Beberapa menit kemudian, saat Meat Skewer di tanganku habis.
< Strength Status Up - STR +1 > |
Sebuah layar pemberitahuan muncul. Kejadian yang tiba-tiba terjadi membuat aku mengucapkan. "Huh!?"
"Ada apa Eclaite?"
"Tidak ada apa-apa"
"Baiklah"
Tidak tahu kenapa. Status STR milikku tiba-tiba bertambah satu Point. Aku mencoba mencari tahu kenapa ini bisa terjadi. Namun, setelah beberapa saat berfikir, aku tidak menemukan jawabannya. Menyerah, aku melanjutkan perjalanan menuju gedung Adventure Guild bersama Aztaroth.
Kemudian...
"Woaa..."
Aku membuat suara terkagum saat melihat gedung Adventure Guild yang besar dan begitu megah.
Gedung empat lantai yang begitu megah terbuat tembok putih dan kayu berwarna coklat gelap. Setiap jendela kayu di gedung memiliki bingkai dan panel berbentuk unik dan indah. Genting berwarna biru gelap menghiasi atap gedung ini. Dua banner biru sepanjang lima meter dan berhias lambang dua pedang bersilang didepan siluet naga mendekorasi bagian kanan dan kiri pintu masuk Adventure Guild.
Gedung yang megah ini memiliki tiga pintu ganda yang menjadi pintu masuk, mereka berada disebelah kanan, kiri, dan tengah bagian depan gedung. Pintu ganda sebelah kanan dikerumuni puluhan kereta kuda yang memuat tubuh monster. Sedangkan pintu disebelah kiri dihiasi oleh puluhan kotak kayu berbagai ukuran, aku juga bisa melihat barang-barang lain diangkut keluar-masuk ke gedung melewati pintu itu. Terakhir, adalah pintu ganda yang ada didepanku. Puluhan Adventure masuk kedalam gedung melewati pintu ini.
Gedung ini adalah gedung Adventure Guild yang aku kenal di dalam Game - Ark Fantasy Online. Dan sekarang, gedung ini tampak asing karena ukurannya yang menjadi tiga kali lipat lebih besar. Kesan asing ini membuat aku merasa, aku baru pertama kalinya datang ke gedung ini.
Well… Thrown into this world means. This is truly the first time I have visited this building.
"Menakjubkan bukan?"
"Ya, ini sangat menajubkan"
"Aku juga pernah memasang ekspresi wajah seperti itu waktu pertama kali melihatnya. Ayo masuk!. Bagian dalam tempat ini lebih menajubkan dari pada bagian luarnya. Aku yakin kamu akan merasa lebih takjub saat melihatnya"
Mendengar Aztaroth mengucapkan kalimat itu dengan rasa bangga hanya bisa membuat aku menjawab dengan "okay".