Chereads / Istoria De Eclaite / Chapter 8 - Satu kejadian sebelum mandi

Chapter 8 - Satu kejadian sebelum mandi

"Uh.. lengket, tubuh saya sangat lengket dan terasa begitu tidak nyaman"

Aku tidak tahu malam hari di dunia ini begitu panas. Aku tidak siap menghadapi panas itu, dan karenanya, saat pagi datang. Tubuhku dibasahi oleh keringat. Saat keringat itu bercampur dengan debu, tubuhku menjadi sangat lengket, atau lebih tepatnya, kulitku menjadi sangat lengket.

Aku ingin mandi dengan segera. Namun, kamar di penginapan ini tidak memiliki kamar mandi.

Di dunia Ark Fantasy Online, bagaimana cara seseorang untuk mandi?.

Tidak menemukan jawaban dari pertanyaan ini, aku melangkah keluar dari kamar. Tempat yang aku tuju adalah lantai satu bangunan ini, dimana si pemilik penginapan dan pegawainya berada.

Aku yang tidak menemukan seseorang di Lobby memutuskan untuk mengunjungi restoran milik penginapan. Disana, aku akhirnya bertemu dengan pasangan pemilik penginapan. Mereka sedang bekerja di dapur, menyiapkan sarapan para tamu penginapan.

Aku memanggil istri pemilik penginapan dan mengucapkan sebuah pertanyaan dengan lirih padanya.

"Bagaimana cara mandi di sini?"

Pada awalnya, istri pemilik penginapan kebingungan. Namun, beberapa saat kemudian dia tahu apa yang aku maksud.

"Bukankah nona bisa memesan seember air hangat?. Nona bisa menggunakan air hangat itu untuk membilas tubuh. Nona juga bisa menggunakan sumur yang ada di belakang dengan gratis, jika nona tidak keberatan mandi menggunakan air dingin"

"Dengan 'sumur di belakang' apa yang anda maksud adalah sumur terbuka dihalaman belakang?"

"Ya tentu saja, kami tidak memiliki sumur lain"

"Saya tidak keberatan mandi menggunakan air dingin. Namun, saya tidak ingin mandi di tempat terbuka seperti itu. Apa anda tidak memiliki kamar mandi tertutup?"

"Kebanyakan pelanggan kami adalah Adventure pria. Membasuh tubuh dengan air hangat merupakan sebuah kemewahan bagi mereka. Karena itu, penginapan kami tidak membangun kamar mandi. Ngomong-ngomong, selain menyediakan air hangat, kami juga menjual handuk baru"

Aku tidak percaya dengan apa yang aku dengar. Ini adalah dunia Ark Fantasy Online. Teknologi di dunia ini bisa dibilang cukup maju. Sebuah kamar mandi seharusnya tidak menjadi sebuah masalah, kenapa penginapan ini tidak membangunnya.

Haa… tidak ada gunanya protes didalam hati.

"...Saya pesan satu ember air hangat dan dua buah handuk"

"Baiklah, tolong tunggu sebentar. Aku akan segera menyiapkan air hangat dan handuk yang nona pesan. Nona bisa membayar setelah semua sudah siap" Ucap istri pemilik penginapan sebelum dia kembali ke dapur. 

beberapa menit kemudian, dia kembali sambil membawa satu ember kayu berisi air hangat dan dua buah handuk. Aku menukar delapan koin perunggu untuk dua barang itu. Dua koin perunggu untuk air hangat dan sisanya untuk dua handuk baru.

Sebelum aku kembali ke kamarku, istri pemilik penginapan mengucapkan, aku bisa mengembalikan ember ke dapur setelah aku selesai membilas tubuhku.

Aku memberi balasan berupa anggukan. Kemudian, aku melangkah menuju kamar.

Aku merasa tersesat dan resah saat menaiki tangga.

Aku seorang pria. Itu benar, aku seorang pria didalam tubuh wanita. Dengan latar belakang seperti itu. Sebuah tindakan yang disebut -membasuh tubuh untuk membersihkan diri- membuat jantungku berdetak kencang.

"Apa yang akan aku lihat di balik baju ini?" Tanyaku dalam hati saat melihat baju yang aku pakai. 

Kemarin, aku hanya mengganti pakaian. Namun sekarang, aku akan membilas tubuhku untuk membersihkan diri. Menyadari hal itu dan menyadari aku akab menyentuh bagian-bagian tubuhku untuk membersihkan diri, pikiran jernih yang aku miliki berubah jadi keruh dengan perlahan.

Aku akan berbohong jika aku mengucapkan atau tidak menantikannya. Tubuh seorang wanita merupakan salah satu dari beberapa hal yang aku puja. Aku ingin melihatnya dengan seksama. Namun, disaat yang sama, aku merasa bersalah. Aku merasa aku akan melakukan hal yang seharusnya tidak aku lakukan. Aku seharusnya tidak memanfaatkan tubuh ini dengan cara seperti itu.

Semua itu pemikiran itu membuat aku tersiksa dalam rasa bersalah, resah, dan kebingungan. Hal ini memperkeruh pikiranku yang sudah keruh.

Saat menaiki tangga, bayangan-bayangan indah tubuh seorang wanita menghantuiku. Pikiranku berputar. Dua jawaban saling kejar mengejar. Lihat, tidak melihat, lihat, tidak melihat, lihat, tidak melihat. Kedua kata itu saling berganti dan aku samase-.

"Pagi nona eclaite"

"Kya!" Teriakku dengan nyaring serta imut saat mendengar suara yang tiba-tiba terdengar didepanku.

Aku yang sangat terkejut kehilangan pijakan saat menaiki tangga. Kejadian itu membuat aku terpeleset. Tubuhku yang ditarik gravitasi terjatuh dengan cepat menuju lantai satu.

"Nona!!" Teriak Aztaroth yang juga terkejut.

Pemuda itu kemudian bergerak dengan cepat untuk menangkap dan memelukku.

Saat kami terjatuh, aku menyadari jika tubuh Aztaroth beberapa kali menghantam anak tangga untuk melindungi tubuhku.

BRUK!! BRUK!! BRUK! BANG!!!

Tindakan Aztaroth yang melindungi aku saat aku terjatuh membuat aku terkejut. Peristiwa ini membuat aku merasakan perasaan terkejut untuk yang kedua kalinya dihari ini.

Dari dua rasa terkejut yang aku dapat hari ini, rasa terkejut terbesar yang aku rasakan adalah rasa terkejut ketiga. 

Bagaimana bisa ada rasa terkejut ketiga saat aku hanya terkejut sebanyak dua kali?. Itu karena perasaan terkejut ketiga muncul setelah kami mendarat di lantai satu penginapan ini!.

Entah mengapa, posisi kami terbalik. Aztaroth yang tadi berada di bawah untuk melindungku saat kami terjatuh kini berada di atas. Sekarang, saat ini, detik ini, dia menindih tubuhku dengan berat tubuhnya.

Berada di dalam posisi itu, saat menindih aku, Aztaroth melihatku dengan mata terbuka lebar.

Dan alasan kenapa mata Aztaroth terbuka lebar seperti itu, adalah. Selain mendarat dengan posisi terbalik, bibir kami juga saling bersentuhan.

Singkat kata kami berciuman.

Kami diam dalam posisi itu. Mungkin karena rasa terkejut, shock, atau yang lainnya, kami sama sekali tidak bergerak.

Posisi aneh ini membuat aku mengetahui jika bibir Aztaroth ternyata cukup lembut. Selain itu, karena kami cukup dekat, aku bisa mencium aroma coklat dari tubuhnya. Entah mengapa, tubuhku mulai memanas.

"Hmuf" Mengucapkan suara aneh, Aztaroth dengan cepat menyingkir dariku. 

Tiga detik adalah waktu yang dia butuhkan untuk berpindah sejauh lima meter dariku. Kini, dia menatapku dengan punggung menempel di tembok.

Menggerakkan tubuhku untuk duduk di lantai, aku menyentuh bibirku yang tadi mencium bibir Aztaroth menggunakan jari telunjuk tangan kiriku. 

Berciuman dengan seorang pria membuatku tidak bisa mengucap apa-apa. Kemudian, entah mengapa, secara tiba-tiba, wajahku menjadi panas dan mataku menjadi berair.

Suara nyaring yang muncul saat kami terjatuh akhirnya mendatangkan orang-orang. Pasangan pemilik penginapan dan beberapa tamu yang kebetulan ada disekitar tangga berdatangan. Tidak lama setelah kami berpisah, mereka berdiri mengelilingi kami.

"Apa yang terjadi?" Tanya istri pemilik penginapan mencoba mencari tahu apa yang terjadi pada kami. 

Dia melihat aku yang duduk di lantai, kemudian melihat ember yang tergeletak menumpahkan isinya, dan terakhir. Dia melihat Aztaroth. Dia menatap si pemuda cukup lama sebagai tanda meminta jawaban dari pertanyaan yang dia ucapkan.

"Sebenarnya-" Dan Aztaroth mulai menceritakan bagaimana kami terjatuh bersama.

Aku berdiri saat Aztaroth sibuk bercerita. Melangkah, aku mengambil ember yang terjatuh. Kembali melangkah, aku berniat mengambil handuk yang juga tergeletak di lantai. Namun, belum sempat aku mengambilnya, seorang gadis Cat - Beastkin sudah mengambil handuk itu terlebih dahulu dan kemudian memberikan dua handuk itu padaku.

"Terimakasih"

"Sama sama nya~" Balas gadis Cat Beastkin itu dengan senyuman.

"Kenapa anda tidak menolongnya!"

Suara keras istri pemilik penginapan menarik perhatianku. Menoleh, aku melihat istri pemilik penginapan memarahi Aztaroth.

"Aku sudah menyelamatkan nona Eclaite saat dia terjatuh. Lihat, dia baik-baik saja" Ucap Aztaroth yang menunjukku dengan tangan kanannya.

Apa yang dilakukan Aztaroth membuat istri penginapan melihatku dengan raut wajah kuatir.

"Apa benar kau baik-baik saja nona?" 

"Ya, saya baik, Aztaroth sudah melindungi saya saat kami terjatuh"

"Mendengar nona mengatakan itu membuat aku merasa lega" Istri pemilik penginapan menaruh tangan kanannya di dada saat dia mengucapkan kalimat itu.

Sementara itu, aku melihat ember kayu kosong kemudian melihat lantai yang basah. Telinga dan ekor rubah-ku yang menggantung lemah mengucapkan rasa bersalah yang aku rasakan.

"Nona tidak perlu resah. Salah satu Slave kami akan membersihkan lantai basah itu. Kemarilah, aku akan mengganti air hangat dan handuk anda"

"Apa anda yakin?"

"Tentu, kami harus bertanggung jawab saat sebuah kecelakan terjadi di penginapan kami"

Istri pemilik penginapan mengajak aku kembali ke dapur. Aztaroth, dia memalingkan wajah saat tatapan mata kami bertemu. Aku bisa melihat sedikit warna merah mewarnai pipinya.

Satu ember air hangat dan dua handuk baru kembali aku dapat. 

Sebelum kami berpisah, istri pemilik penginapan kembali menunjukkan kekuatirannya dengan bertanya lagi tentang keadaanku. Dan aku, mencoba menenangkan rasa kuatir miliknya dengan menjawab, aku baik-baik saja. Aku baru melangkah pergi setelah wanita itu memberiku senyuman.

Dengan sember air hangat dan dua handuk baru di tangan, aku melangkah menuju kamarku. Sebuah keanehan terjadi saat aku melangkah. Entah mengapa, Aztaroth mengikuti aku sampai didepan kamar sambil memalingkan wajahnya. Kemudian, dia mengucapkan akan menungguku di ujung koridor. Membingungkan, dia juga memalingkan wajah saat berbicara denganku.

Apa yang terjadi dengan pemuda ini?. Apa lehernya jadi terkilir setelah kami jatuh bersama?. Aku tidak mengerti.

Aku mengunci pintu kamar. Melangkah, aku mendekati meja kecil disamping tempat tidur, kemudian meletakkan ember berisi air hangat ke meja kecil itu. 

Untuk beberapa lama, aku memandang pantulan sosokku dipermukaan air. 

"Wajah yang dimiliki tubuh ini begitu cantik, dan…"

Aku bisa mengucapkan kalimat yang sama untuk mengdiskripsikan tubuh ini. Benar, tubuh ini begitu cantik. 

Lihat saja tonjolan di dada ini. Mereka besar. Aku tidak bisa mengenyam satu tonjolan itu dengan satu tangan. Mereka besar. Karena hal itu begitu penting, aku mengucapkannya dua kali.

Dan, sebaiknya aku berhenti disini. Aku tidak ingin melakukan hal-hal aneh yang akan membuat aku menyesal nantinya.

Meski aku memiliki niat seperti itu. Aku tidak bisa menghentikan tanganku yang bergetar saat mereka membuka baju yang aku pakai. Aku tidak bisa menghentikan ekorku yang berayun-ayun penuh semangat. Yang terparah, aku tidak bisa menghentikan senyuman lebar yang terbentuk saat aku melihat apa yang tersembunyi dibalik bajuku.

Mereka sangat *censored*. Bagian bawah tubuh ini juga tidak kalah *censored*. Saat disentuh mereka sangat *censored*. Dan aku mulai membasuh diri sambil menikmati tubuh itu.

Selesai menyegarkan diri, aku langsung mengenakan pakaian. Toleransi milikku terhadap ketelanjangan tubuh ini sudah meningkat saat aku membasuh tubuh. Karena itu, aku bisa mengenakan pakaian dengan normal.

Selesai berurusan dengan baju, aku mulai merapikan diri. Menyisir rambut, telinga, dan ekor. Memastikan baju yang aku pakai rapi. Dan diakhiri dengan mengenakan tas kecil dan Blue Collar milikku.

"One beautiful Fox Girl ready to be served. Te He~"

Aku langsung berjongkok dan memegang kepalaku dengan kedua tangan setelah berpose dan mengucapkan kata imut.

(Apa yang aku lakukan!!!)

Teriakku sekuat tenaga didalam hati sambil merasakan sebuah siksaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Kenapa aku menikmati sensasi tubuh ini saat aku sudah mengucapkan aku tidak akan melakukannya. Kemudian, kenapa aku membuat pose seperti itu sambil mengucapkan kalimat yang meragukan.

"Kenapa saya melakukan hal-hal itu"

Merasa begitu depresi, aku melangkah mendekati pintu kamar.