"Uwaaa!!"
Aku langsung berteriak saat sadarkan diri. Dengan spontan, tubuhku bangkit dan duduk di kasur.
Aku melihat mimpi buruk. Mimpi dimana aku menjadi seorang wanita dan di hajar oleh seorang pria. Mimpi itu begitu nyata hingga membuat seluruh tubuhku gemetar karena rasa takut.
"Semua baik-baik saja. Saya baik-baik saja. Semua itu hanya mimpi. Saya tidak perlu takut dengan sebuah mimpi buruk kecil" Ucapku mencoba untuk menenangkan diri.
Aku tidak terluka karena di tusuk dan ak-tunggu dulu!.
Ruangan ini bukanlah kamarku. Sekarang aku berada di kamar yang tidak aku kenal. Semua barang di ruangan ini begitu asing dan terlihat sangat kuno.
Kemudian, aku menyadari kondisi tubuhku. Mereka sangat berbeda dari tubuh yang aku kenal. Tubuh ini lebih kecil, lembut, kenyal dan harum. Ini adalah tubuh seorang wanita, bukan tubuh seorang pria yang seharusnya aku miliki.
Aku mencubit tangan ditubuh wanita asing ini. Dan ya, cubitan itu terasa sakit.
Selanjutnya, aku mulai mengingat berbagai peristiwa yang terjadi didalam mimpi burukku.
Menempati tubuh wanita dan terjebak di dalam game. Saat beristirahat aku didatangi oleh kelompok pria, lalu berakhir dihajar oleh salah satu dari mereka.
Aku sadar, semua itu bukan mimpi dan semua itu benar-benar kenyataan.
Mengingat kenyataan itu membuat aku langsung membuka selimut yang menutupi kakiku dan memeriksa keadaan tubuhku.
Aku masih mengenakan pakaian. Semua masih rapi kecuali celana panjang yang kini robek dan kotor karena darah. Selain itu tidak ada tanda jika pakaianku pernah di buka. Merasakan dan menyentuh tubuhku, sepertinya tidak ada yang aneh atau sakit.
Ini sangat mengejutkan. Seharusnya beberapa bagian tubuhku terasa sakit dan terluka. Kenapa sekarang aku baik-baik saja?.
Aku ingat kedua pahaku memiliki luka tusuk. Namun sekarang, apa yang aku lihat dari celah celana yang sobek adalah paha mulus, tidak ada satupun bekas luka. Aku menggerakkan kedua kakiku kemudian berdiri. Mengetahui tidak ada yang salah dengan mereka membuat aku bingung.
Sekali lagi, aku mengingat mimpi buruk itu. Didalamnya lengan kiriku seharusnya patah. Aku langsung melihat lengan itu. Apa yang aku lihat adalah lengan sehat tanpa luka sedikitpun. Itu membuat aku semakin kebingungan.
Melupakan lengan, aku memeriksa bagian tubuh lainnya. Dan pada akhirnya, aku tidak menemukan satupun luka atau bekasnya. Kondisi tubuhku sehat sempurna dan hanya sedikit lelah.
Tubuh sehat ini membuat aku merasa semua yang terjadi adalah mimpi. Namun aku tahu betul semua peristiwa yang aku alami bukanlah mimpi, semua itu adalah kenyataan.
Lalu, bagaimana semua luka yang aku miliki hilang begitu saja?.
Saat memikirkan bagaimana aku bisa sembuh dalam waktu singkat, aku kembali ingat jika saat ini aku terjebak didalam game. Ingatan itu menuntunku pada satu kesimpulan. Lukaku mungkin disembuhkan oleh Potion atau Magic.
Setelah tahu bagaimana luka tubuhku disembuhkan, beberapa pertanyaan muncul di kepalaku.
Dimana ini?.
Kenapa aku bisa ada disini?.
Apa yang terjadi pada lima NPC pria itu?.
Haruskah aku menyebut mereka NPC?
Aku merasa begitu resah. Dan saat aku merasakan perasaan negatif itu, aku merasakan sentakan diatas pantatku. Menoleh, aku bisa melihat ekorku mengambil sebuah pose aneh. Dia berpose seperti sebuah kail pancing. Parahnya, ekor itu tersentak setiap beberapa saat berlalu.
"Bisakah anda diam!" Protesku pada ekor itu.
Untungnya, dia menuruti keinginanku. Dia terbaring di kasur, tidak lagi bertingkah aneh.
Dan bicara soal hal aneh.
"Kenapa saya berbicara menggunakan tata bahasa yang sopan?. Cara bicara yang saya gunakan seharusnya tidak seperti ini!"
Itu benar. Cara bicara yang aku gunakan tidak menggunakan kata saya atau tata bahasa sopan. Aku seharusnya berbicara menggunakan tata bahasa normal seperti saat ini. Aku harus merubahnya.
"Aku harus bicara dengan tata bahasa normal. Saya dan anda bukanlah gayaku. Itu sama sekali tidak janta-uwoo…!!!!"
Kenapa tubuhku bergetar, kenapa bulu kudukku berdiri, dan kenapa aku merasa begitu jijik. Mungkinkah...
"Tak mungkin hal ini terjadi karena gue bicara dengan normal. Jika beneran, itu benar-benar kony-Kyaa…!!!"
Kenapa!?. Kenapa aku merasa geli dan tubuhku seperti dikerubungi semut. Telinga dan ekor rubah-ku bahkan berdiri tegak.
"Ini menggelikan dan sungguh tidak lucu. Tidak mungkin saya harus terus berbicara dengan sopan, benarkan?"
Tidak ada apapun yang terjadi. Tidak ada yang memberi jawaban dan tidak lagi, aku merasa geli, dikerubungi semut, dan tidak lagi bulu kudukku berdiri tegak.
"Sialan!" Ucapku penuh amarah.
Ini benar-benar konyol. Aku harus selalu berbicara dengan sopan. Ini bukan sebuah candaan yang lucu.
"Haa… untungnya, saya masih bisa menggunakan kata-kata kasar"
Tunggu dulu!. Menggunakan kata-kata kasar apakah sebuah hal yang harus disyukuri?.
…
Terserah!. Aku tidak peduli lagi. Aku tidak ingin diam dan memikirkan hal bodoh ini.
Mengerakkan badan, aku mengambil dan menggunakan sepatu boots milikku yang tergeletak di samping tempat tidur.
Kreett!!
Saat aku mengenakan sepatu boots ke dua, pintu ruangan aku berada terbuka.
Dari balik pintu, muncul seorang gadis NPC berpakaian coklat yang sedang membawa sebuah ember kayu. hal yang langsung menarik perhatianku saat melihat gadis NPC itu adalah kalung besi besar berwarna hitam yang menghiasi lehernya. Kalung besi itu mirip dengan borgol di jaman abad pertengahan.
Aku tahu, kalung besi itu merupakan tanda untuk Slave NPC. Jenis NPC yang dapat di sewa Player sebagai teman berpetualang atau sebagai pelayan untuk merawat rumah mereka.
Saat melihatku, gadis NPC memasang raut wajah terkejut.
"Tolong tunggu disini sebentar" Ucap gadis NPC dengan terburu-buru sebelum kembali menutup pintu dan menghilang.
Apa dia ingin memanggil lima pria itu!?.
Sebelum pingsan. Aku ingat NPC Pria mengucapkan jika dia ingin membawaku ke markas mereka.
Apa saat ini aku ada di markas mereka!?.
Gawat!. Aku harus segera pergi dari sini. Aku tidak ingin bertemu dengan mereka lagi.
Bergerak, aku segera mencari Iron Short Sword serta tas milikku. Aku tidak menemukan pedang itu, namun aku menemukan tas milikku. Dia tergeletak di meja kecil disamping tempat tidur. Tanpa ragu aku mengambil dan mengenakan tas itu, menggantungnya di pinggang sebelah kiri.
Dengan cepat aku melangkah menuju pintu. Namun aku langsung berhenti setelah mengambil beberapa langkah.
"Saya bisa bertemu dengan mereka jika saya keluar dari pintu depan. Ini bukan game"
Aku berbalik dan melangkah menuju jendela. Aku langsung membuka jendela itu setelah sampai didepannya.
Melihat keluar, aku disambut oleh pemandangan langit orange, menandakan hari sudah sore. Sebentar lagi, malam akan tiba. Dan cukup mengejutkan. Saat ini aku berada di lantai tiga.
"Um?.. jika melompat keluar, apa saya bisa selamat?"
Seolah menjawab pertanyaan-ku, ekor rubah-ku berganti-ganti pose. Dia begitu kacau seperti pikiranku.
Saat ini, aku masih ber-Level satu. Aku yakin, HP milikku sangat rendah. Jika aku melompat, aku mungkin akan kehilangan lebih dari setengah max HP yang aku miliki. Itu bukan hal yang buruk dan aku tidak akan mati. Selain itu, aku bisa langsung menyembuhkan Hp yang hilang dengan Potion yang aku miliki.
Aku ingin melompat dengan pemikiran itu, namun kemudian aku ingat. Aku berada di dalam game, dan disaat yang sama, game ini adalah dunia nyata. Melompat dari lantai tiga di dunia nyata sangatlah berbahaya.
Sial! Aku benar-benar tidak beruntung.
Kreek!!
Saat aku bimbang untuk melompat atau tidak, pintu ruangan ini kembali membuat suara, menandakan seseorang ingin masuk.
(Argg... jangan ragu, lompat saja. Aku bisa meminta pertolongan pada orang-orang yang sedang berlalu lalang jika aku mendapat luka serius)
Menetapkan keputusan itu, aku menggerakkan tubuhku untuk menaikki kerangka jendela.
"Tunggu nona!. Apa yang ingin nona lakukan?"
"Tentu saja saya ingin pergi dari sini. Saya tidak ingin diculik" Jawabku secara spontan pada pertanyaan konyol itu.
Situasi ini benar-benar konyol. Kenapa penculikku mengucapkan pertanyaan itu, kenapa aku menjawabnya, dan kenapa aku masih ragu untuk melompat meski aku tahu aku berada dalam bahaya sekarang. Semua ini benar-benar konyol.
"Nona tenanglah, nona tidak diculik, nona sudah aman sekarang"
Mendengar kalimat itu membuat aku jadi marah, membuat ekorku berayun dengan kencang.
Aku berbalik dan membuka mulut. Dengan suara sedikit nyaring, aku mengucapkan.
"Hentikan omong kosong kamu. Saya tida-"
Dan sebelum aku selesai berbicara, aku diam. Amarahku juga menghilang. Telinga dan ekor rubah-ku menggantung lemas. Penyebab kenapa semua itu bisa terjadi adalah sosok yang aku lihat saat ini. Sosok yang berbicara denganku sekarang adalah sosok yang sangat aku kenal.
"Apa nona sudah tenang?" Tanya sosok itu yang melangkah mendekat. "Seperti yang sudah aku katakan, nona sudah aman, nona tidak diculik. Tolong duduklah, ada yang ingin aku bicarakan dengan nona" Lanjut sosok itu, memberi aku sebuah senyuman.
Sosok yang aku lihat adalah seorang pemuda di akhir masa remajanya. Dia memiliki tinggi yang sama denganku, 175 cm. Tubuhnya yang kekar terlihat dengan jelas, karena saat ini dia mengenakan kaos sederhana berwarna coklat, tidak mengenakan Holy Knight Armor yang dia banggakan. Dia, memiliki rambut pendek berwarna emas dan sepasang mata dengan pupil biru bagaikan lautan yang tenang. Bisa di bilang, pemuda ini cukup tampan karena aku membuat dia seperti itu. Sungguh disayangkan, saat ini dia tidak membawa Azure Sword. Sebuah Two Handed Sword yang menjadi partnernya.
Melihat semua itu. Aku tahu, pemuda yang berdiri di depanku adalah...
"Aztaroth the Blue Flame"
Karakter game yang aku gunakan selama delapan tahun terakhir saat bermain Ark Fantasy Online.
Mendengar ucapanku Aztaroth mengangkat salah satu alisnya.
"Ini cukup mengejutkan nona bisa tahu namaku?"
Ah sial!. Tanpa pikir panjang, aku langsung mengucapkan namanya. Sekarang, dia melihatku dengan tatapan curiga. Apa yang harus aku ucapkan sekarang.
Ah! Aku tahu!.
"Anda adalah seorang Adventure yang terkenal. Jadi, sudah wajar jika saya mengenal anda"
Mendengar perkataanku Aztaroth kembali menganggat salah satu alisnya. Sesaat kemudian, pandangan curiga Aztaroth menghilang.
"Jika nona sudah mengenalku, semua akan menjadi lebih mudah. Aku ingin berbicara dengan nona. Karena itu, bisakah nona duduk di kursi dan menjauh dari jendela itu"
Aku mengangguk kemudian duduk di kursi mengikuti ucapan Aztaroth. Dia juga melakukan hal yang sama setelah menarik kursi lainnya. Kini kami duduk berhadapan.
"Bagaimana kondisi tubuh nona?. Apa masih ada yang aneh atau terasa sakit?" Tanya Aztaroth, membuka percakapan kami.
"Semua baik-baik saja, tidak ada yang aneh atau sakit. Saya dalam kondisi sempurna"
"Aku senang mendengarnya"
"Apa tuan Aztaroth yang menyembuhkan semua luka saya?"
"Ya. Aku menggunakan Spell Med Cure untuk mengobati luka nona"
"Menggunakan Spell benarkah?"
"Ya itu benar. Aku menggunakan Spell Tier dua"
....
Setelah pertukaran kecil itu selesai, kami terdiam. Ekorku berayun pelan ditengah kecanggungan ini.
Aku memiliki puluhan pertanyaan, namun aku tidak bisa mengucapkannya. Sekarang aku tahu, dunia ini adalah dunia didalam sebuah game. Dan yang menggelikan, aku juga tahu jika dunia game ini adalah dunia nyata. karena itu, pertanyaan yang berhubungan dengan GM, Game, atau VR-World tidak bisa aku ucapkan.
Bisa jadi, dia akan menggangapku orang gila jika aku mengucapkan pertanyaan semacam itu. Aku diam, berfikir dan memilih pertanyaan yang akan aku ucapkan.
Situasi diam ini juga mulai membuatku merasa tidak nyaman. Selain itu, kenapa dia tidak mengucapkan sesuatu?, apa dia ingin aku yang memulai percakapan ini?. Kalau begitu, mungkin aku akan memulai percakapan ini dengan menanyakan nasib lima NPC-tidak!.
Para NPC itu, interaksiku dengan mereka sangat nyata. Sudah saatnya aku menganggap para NPC itu sebagai seorang manusia.
"Tuan Aztaroth, soal kelima pria itu. Apa yang terjadi pada mereka?"
"Mereka berada ditangan Patrol Knight. Aku yakin, saat ini mereka berada didalam tahanan. Jika tidak keberatan, bisakah nona menceritakan apa yang terjadi?"
Tanpa merasa senggan, dia langsung bertanya inti percakapan kami. Ini membuat telinga rubah-ku berkedut.
Well… Aku tidak keberatan. Aku mengangguk, sebelum menceritakan apa yang terjadi.
Aku memberitahu dia, dimulai dari saat aku kelelahan dan beristirahat di gang. Dilanjutkan dengan percakapanku dan lima pria itu. Usahaku untuk melarikan diri, kemudian kekerasan yang mereka lakukan padaku. Aku memberitahu dia alasan kenapa mereka melakukan kekerasan itu. Dan aku, mengakhiri cerita ini dengan mengucapkan saat aku kehilangan kesadaran.
Saat aku menceritakan kejadian itu, Aztaroth mendengarkan dengan serius. Terkadang, dia mengangguk, dia juga memberiku beberapa pertanyaan untuk mengetahui rincian peristiwa yang aku ceritakan.
"Jadi itu yang terjadi. Maaf nona, aku membuat kesalahan. Aku menyerahkan mereka pada Patrol Knight dengan tuduhan kejahatan perkelahian antara para Adventure menggunakan senjata. Setelah mendengar cerita nona, aku harus pergi ke kantor Patrol Knight untuk merubah tuduhan kejahatan mereka. Saat itu terjadi, aku harap nona mau ikut denganku untuk ikut memberi penjelasan pada Patrol Knight"
"Saya akan melakukannya"
"Saat itu tiba, aku mohon bantuannya nona.."
"Ah benar!. Maaf, saya belum memperkenalkan diri" Ucapku saat telinga rubah-ku berkedut. "Nama saya Eclaite, senang berkenalan dengan anda tuan Aztaroth"
Selesai dengan kalimat perkenalan, aku mengulurkan tanganku kearah Aztaroth untuk berjabat tangan.
"Ya, senang bisa berkenalan nona Eclaite. Seperti yang nona tahu, namaku Aztaroth" Balasnya, yang kemudian menyambut Tanganku.
Sesaat kemudian, tangan kami berpisah.
Dan kemudian... aku pikir. Ini adalah situasi yang sangat aneh, 'berkenalan dengan character game yang kau gunakan'. Aku tidak pernah membayangkan hal seperti ini bisa terjadi
Interaksi ini membuat sebuah teori tiba-tiba muncul di kepalaku.
Mungkin, aku yang sekarang adalah sebuah salinan ingatan dari tubuhku yang asli. Aku tercipta karena kerusakan sistem atau error atau sejenisnya. Akibat kerusakan itu, karakter keduaku bergerak didalam game dengan sendirinya. Dan saat ini, aku yang nyata, sedang bermain Ark Fantasy Online menggunakan Aztaroth untuk mengetahui apa yang terjadi pada Eclaite, karakter keduaku.
Jika teori aneh ini benar-benar terjadi. Apa yang harus aku lakukan sekarang adalah mencoba berkomunikasi dengan aku yang asli.
Aku harus memberitahu dia jika aku adalah dia. Dan... karena aku tidak boleh melupakan kemungkinan jika dunia ini adalah dunia nyata. Aku harus mencoba berkomunikasi dengan diriku yang nyata dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang jawabnya hanya di ketahui olehku pada Aztaroth. Dengan begini, aku yang asli akan mengetahui jika aku, si karakter kedua memiliki ingatanya. Disaat yang sama, aku bisa menghindari situasi dimana Aztaroth akan menganggap aku orang gila.
"Tuan, bolehkah saya bertanya berapa hal pada anda?"
"Tentu, dan nona bisa memanggilku Aztaroth. Jujur saja, aku merasa tidak terlalu nyaman saat seseorang memanggilku dengan kata Tuan. Terlebih saat nona lebih dewasa dariku. Karena itu, nona tidak perlu bersikap sopan saat berbicara denganku"
"Saya tidak bisa melakukannya mengingat an-"
"Aku memaksa, aku mohon"
"...Kalau begitu ...a ...Aztaroth"
Aku mengucapkan nama itu dengan rasa malu. Saat ini, aku merasa tersiksa. Ekorku bahkan tidak berayun dengan benar.
Menyebut nama karakter yang aku gunakan dengan cara seperti ini, membuat aku jadi teringat berbagai kenangan gelap saat aku masih menjadi seorang pelajar di sekolah menengah pertama, saat aku masih terkena penyakit mematikan.
Aku jadi mengingat kenangan masa lalu, dimana aku memperkenalkan diri didepan kelas sambil menutup satu mata menggunakan satu tangan dan dengan pd mengucapkan, (Namaku /?@#% namun sebenarnya, aku adalah aztaroth. Seorang fallen angel yang menyamar sebagai manusia. Jangan anggap aku seperti kalian), Wajahku menjadi panas saat mengingat kembali kejadian itu.
Sedangkan untuk Aztaroth, dia hanya mengangguk puas. Dia sama sekali tidak tahu apa dilema yang aku hadapi saat aku menyebut namanya. Sikapnya yang tidak tahu apa-apa membuat aku kesal.
Menarik nafas panjang, aku mencoba melupakan kenangan yang memalukan itu. Disaat yang sama, aku juga mempersiapkan diri untuk memberi tahu siapa aku pada diriku yang nyata secara tidak langsung.
"Pertanyaan pertama. Apa Aztaroth pernah mendengar 'Comand Red Ruby'?"
"..Maaf aku tidak pernah mendengarnya"
Hmm.. dia tidak tahu nama rahasia ZGMF – X23S custom yang aku buat. Ini berarti ..tunggu sebentar. Jangan langsung membuat kesimpulan dengan satu pertanyaan. Mari bertanya lagi.
"Bangaimana dengan 'Aquamarine Singger'?"
"..Seperti tadi, aku juga tidak mengetahuinya. Maaf nona, aku tidak terlalu tertarik dengan para Minstrel"
Dia tidak mengetahui lagu original buatanku.
"Kalau 'Cristina Springfield'?"
"..Aku tidak mengenal wanita dengan nama itu"
Dia juga tidak mengetahui nama gadis yang menjadi cinta pertamaku.
"Mm.. dimana Aztaroth lahir?"
"Aku lahir dan berasal dari desa Fallvruh"
Nama tempat yang benar benar asing untukku.
Dan untuk beberapa lama, sesi tanya jawab kami terus berlangsung. Aku memberi pertanyaan sederhana seperti tempat lahir, nama adik, pekerjaan, dan sebagainya. Disaat yang sama, aku juga menyisipkan pertanyaan yang berkaitan dengan rahasia memalukan milikku. Aztaroth… dia memberi jawaban, namun. Semua jawaban yang dia ucapkan sama sekali tidak berhubungan dengan rahasiaku.
"...."
Semua jawaban yang aku dapat membuat teori aneh yang yang aku pikirkan tadi jadi hancur.
Reaksi yang Aztaroth tunjukkan membuat aku merasa lebih yakin, jika dunia game Ark Fantasy Online ini tidak lagi terhubung dengan dunia lamaku. Dunia ini bukan game Ark Fantasy Online, dunia ini memiliki kesamaan dengan game Ark Fantasy Online. Keduanya sama, namun. Disaat yang sama mereka berbeda.
Semua ini membuatku gelisah.
Apa yang harus aku lakukan setelah ini?. Apa yang harus aku lakukan di dunia asing ini?. Apa aku tidak bisa kembali?, Aku tidak kenal siapapun disini?. Aku tidak memiliki rumah, pekerjaan atau uang. Selain itu, disini tidak ada internet. Bagaimana caraku bertahan hidup?. Apa aku bisa hidup di dunia ini?.
"Apa tidak ada pertanyaan lagi?"
"Ah!. ya, tidak ada. Maaf sudah mengucapkan beberapa pertanyaan aneh?" Aku meminta maaf dengan spontan karena rasa terkejut yang muncul sesaat Aztaroth menyadarkan aku dari lamunan.
Untuk sejenak Aztaroth melihatku. Kemudian, dia beranjak dari tempat duduk. Berdiri disamping meja, Aztaroth meletakkan sebuah celana panjang dan baju yang dia ambil entah dari mana ke meja..
"Nona bisa beristirahat setelah mengganti baju. Nona tidak perlu cemas dengan keamanan penginapan ini atau biaya sewanya. Terakhir, kita akan pergi ke kantor Patrol Knight besok. Saya p-"
Kryuuukk~
A... a... aaaaaaaa... perutku, kenapa kau berbunyi disaat seperti ini?. Aztaroth baru saja akan mengucapkan salam perpisahan. Bagaimana bisa, kau dengan sangat berani berbunyi. Dan juga, kenapa kau memiliki suara imut!!. Lihatlah!!. Berkat kamu, Aztaroth menjadi membeku sambil melihatku dengan tatapan terkejut. Dan ekor, berhentilah berayun dengan cara yang aneh!!.
Ini sangat memalukan. Ini membuat wajahku memanas dengan cepat. Untuk menyembunyikan rasa malu, aku menggunakan dua telapak tangan untuk menutupi wajahku.
"Penginapan ini menyajikan makanan yang sangat enak, bagaimana jika mengambil beberapa gigitan setelah mengganti baju?"
Sikap perhatian yang kau berikan saat ini sungguh menyakitkan Aztaroth. Telinga rubah-ku yang berkali-kali berkedut tidak kuat mendengarnya.
"Itu ide yang bagus, saya tidak sabar ingin mencoba makanan di penginapan ini" Balasku saat masih menutup wajah dengan dua telapak tanganku.
Dari celah antara jari-jari, aku melihat Aztaroth meninggalkan kamar tanpa mengatakan apapun. Jika dia tertawa, aku benar-benar akan melompat keluar dari kamar ini lewat jendela. Dan hal itu akan aku lakukan tanpa ragu.