"No#a"
Huh, suara siapa itu?.
"Non^ ap* kau me!den&%#ku"
Tidak lama setelah aku mendengar suara itu untuk kedua kalinya, aku merasa seseorang memegang pundakku kemudian menggoncang pundak itu. Goncangan kuat yang aku terima membuat aku membuka mata.
Apa yang aku lihat setelah membuka mata adalah wajah seorang pria paruh baya. Dia menggerakkan bibirnya, mencoba mengucapkan sesuatu.
"Hei!. Apa kamu mendengarku nona?. Buka matamu, jangan tertidur"
"Huh!?"
"Kamu ingin masuk kedalam kota atau tidak?"
"Kedalam kota?" Mengucapkan pertanyaan itu dan masih kebingungan, aku melihat keadaan di sekitar.
Aku berdiri didepan beberapa NPC. Di depanku berdiri dua NPC prajurit berbaju besi. Salah satu dari mereka adalah NPC yang berbicara denganku. Di belakang mereka, berdiri kokoh pintu gerbang besar yang memiliki pintu kayu dan pagar besi. Menoleh kekanan, aku melihat dinding batu berwarna coklat yang terbentang sejauh mata memandang. Menoleh kekiri, aku melihat deretan kereta kuda yang mengantri didepan gerbang.
"Hei nona, bisakah kau lebih cepat?. Aku tidak ingin berdiri disini sepanjang hari"
Menoleh ke belakang dimana suara itu berasal, aku melihat wajah marah NPC pria berkumis.
Melihat semua itu, aku sadar jika sekarang aku sedang mengantri untuk masuk kedalam kota. Aku berada di dalam salah satu Skenario Tutorial Quest - Ark Fantasy Online. Skenario dimana seorang Adventrue memulai petualangannya.
Ingin mendapat poin tinggi saat menyelesaikan Tutorial Quest ini. Aku meminta maaf pada NPC berkumis itu dengan kalimat.
"Tolong maafkan saya"
"Jika kamu sudah sadar, bisakah kita memulai pemeriksaannya"
Mendengar suara si NPC prajurit, aku kembali menoleh dan melihat dia.
"Ah ya, tentu saja. Maaf sudah melamun"
"Baiklah kalau begitu. Boleh aku lihat Id Card milikmu?"
Mengingat skenario Tutorial Quest. Aku merogoh tas di pinggang kiriku untuk mengambil satu koin perak. Aku tidak memiliki ID Card yang dia maksud. Karena itu, aku akan menggunakan koin perak ini sebagai biaya masuk.
"Maaf saya tidak memiliki Id Card. Namun, saya dengar biaya masuk kekota adalah satu koin perak"
Aku mengucapkan itu sambil menyodorkan satu koin perak pada si NPC prajurit penjaga gerbang.
"Itu benar. Kamu bisa masuk kedalam kota dengan membayar satu koin perak. Tapi, sebelum masuk kau harus melewati beberapa pemeriksaan. Kamu tidak harus membayar satu koin perak sekarang, kau harus memberikan koin perak itu pada petugas pemeriksa sebelum masuk ke kota. Mengantrilah disana untuk menunggu giliran pemeriksaan"
Mengucapkan itu, si NPC prajurit penjaga gerbang menunjuk kearah beberapa NPC yang sedang mengantri di depan sebuah bangunan kecil di samping pintu gerbang. Dia tidak mengambil koin perak seperti yang seharusnya.
"Huh?"
Situasi ini berbeda dari Skenario Tutorial Quest yang pernah aku lakukan sebelumnya. Ini membuat aku kebingungan. Apa mungkin, ini adalah Skenario Khusus untuk Special Race?.
"Nona, bisakah kau bergerak dengan cepat?"
NPC pria berkumis yang berdiri di belakangku kembali mengucapkan protesnya. Kali ini dengan suara sedikit agak kesal.
"Ah maafkan saya"
Selesai meminta maaf, aku segera melangkah ke ujung belakang antrian para NPC yang menunggu pemeriksaan mereka.
Berada di antrian itu, aku memikirkan apa yang baru saja terjadi. Skenario Tutorial Quest kali ini cukup unik dan terasa sangat nyata?.
Ini benar-benar berbeda, aku merasa percakapanku dengan para NPC tadi, sama seperti saat aku berbicara dengan seorang manusia. Tidak lupa, raut wajah mereka. Raut wajah yang mereka tunjukkan begitu detail dan terlihat sangat nyata. Sebelumnya, aku tidak pernah melihat NPC membuat raut wajah seperti itu.
Aku menoleh, kembali melihat dinding raksasa kota Rishtonbell. Dinding kokoh dengan tinggi lebih dari lima belas meter, terbuat dari tumpukan batu-batu besar. Dinding ini mengingatkan aku pada The Great Wall of China.
Aku kembali menoleh. Kali ini, aku melihat para NPC di sekitarku. Mereka begitu unik dan begitu fantasi.
Di dunia nyata dan berada dalam situasi normal, kau tidak akan melihat seorang pria mengenakan baju besi, kau juga tidak akan melihat pria botak dengan tubuh berotot membawa Great Sword setinggi pria dewasa, apa lagi pemandangan dimana seorang pria membawa tas raksasa yang tiga kali lebih besar dari tubuhnya dengan mudah. Semua pemandangan ini hanya bisa di lihat di dalam game.
Menoleh dan berbalik ke belakang. Aku melihat pemandangan padang rumput luas, hamparan hutan berwarna hijau, dan pegunungan yang mirip seperti deretan taring sejauh mata memandang. Sungguh pemandangan yang sangat indah, cocok di jadikan sebagai tujuan wisata.
Keempat kalinya aku menoleh. Aku melihat langit yang begitu luas dihiasi oleh awan putih. Langit di dalam game ini penuh dengan misteri, disana terdapat puluhan pulau langit berbagai ukuran, sebuah garis kabur berwarna ungu yang terbentang dari dua sisi ujung horizon, terakhir adalah awan putih berbagai bentuk.
Langit penuh misteri itu menunggu untuk di jelajahi.
Lihat saja. Jika waktunya sudah tiba, aku akan menjelajahi lagit itu. Menemukan pulau-pulau langit yang dia sembunyikan.
Sekarang. Karena aku masih lemah dan tidak memiliki apapun, aku harus memperkuat diri dan berjuang di kota ini.
Dan... Aku mengusap keringat yang membasahi dahiku. Hari ini, langit begitu cerah dan mentari bersinar terang.
"Hari ini sangat panas. Saya tidak suka panas. Saya harap antrian kali ini tidak lama" Ucapku yang kembali melihat antrian NPC didepanku.
"Dan.. saya tidak menyangka ini benar-benar terjadi"
Kalimat itu aku ucapkan disaat aku melihat dan menggerakkan tangan lentik yang lembut.
Bergerak dan mengamati sosokku yang sekarang, aku hanya bisa mengucapkan. Aku masih belum percaya, aku berada didalam tubuh seorang wanita.
Kedua tanganku menjadi lebih kecil dan halus. Menoleh ke bawah, aku bisa melihat dua tonjolan yang menyembunyikan dua kakiku.
Aku tersenyum pahit saat merasakan sensasi aneh di dadaku saat aku bergerak.
Aku juga merasakan sensasi aneh di atas kepalaku. Karenanya, aku langsung mengangkat tangan keatas untuk menyentuh sumber sensasi aneh itu. Di sana, aku menyentuh benda kenyal yang hangat di tutupi bulu lebat yang sangat lembut. Benda ini cukup sensintif, karena saat menerima sendikit sentuhan, benda ini membuat aku merasa geli dan membuat tubuku bergetar karena rangsangan aneh yang kuat.
Semua pengalaman itu membuat aku tahu, benda itu adalah telinga rubah milikku.
Selesai dengan telinga, aku menyentuh rambut panjang berwarna emas yang menghiasi kepalaku. Mengejutkan, rambut itu begitu halus dan memiliki aroma seorang gadis.
Well… I am a girl now. Of course I smelled like a girl.
Menoleh ke belakang, kebagian bawah tubuhku, aku bisa melihat pantat montok serta sebuah ekor yang di lapisi bulu lebat berwarna emas. Ekor itu berayun kekanan dan kekiri sesuai dengan keinginanku.
Dan ini sangat aneh. Aku adalah Nine Tail Fox. Namun, kenapa saat ini aku hanya memiliki sebuah ekor?.
"Apa yang terjadi?"
Aku baru saja menyadarinya jika nada suaraku menjadi lebih tinggi dan juga jadi lebih feminim.
Selanjutnya, aku melihat apa yang aku kenakan. Menutupi tubuh bagian atas adalah baju lengan panjang sederhana berwarna putih. Celana panjang coklat menutupi bagian bawah.
Mengangkat salah satu kaki, aku mengenakan sepasang sepatu boots coklat tua yang mungkin terbuat dari kulit. Di pinggangku terdapat sebuah sabuk besar nan unik dengan sebuah tas kecil menempel di sisi kirinya dan Iron Short Sword tergantung di sisi kanannya.
Terakhir, adalah satu-satunya aksesoris yang aku pakai. Di leherku terpasang sebuah kalung seperti sabuk dengan hiasan permata biru. Aksesoris itu adalah Blue Neckla-tidak!. Dari pada Blue Necklace, aksesoris ini lebih pantas di sebut Blue Collar. Kalung yang aku pakai ini, mengingatkan aku pada kalung yang di kenakan Chihuahua kesayangan saudariku.
"Orang selanjutnya!"
Satu teriakan keras membuatku sadar jika sudah tidak ada lagi NPC yang mengantri di depanku.
"Segera datang"
Memberi balasan, aku bergegas masuk ke dalam bangunan kecil di samping pintu gerbang. Setelah melewati pintu kayu, aku disambut oleh pemandangan dua NPC prajurit yang mengenakan baju pelindung lengkap dan membawa sebuah tombak. Mereka berdiri di belakang satu NPC prajurit paruh baya botak dan berjenggot yang duduk di belakang sebuah meja kayu coklat gelap. Puluhan lembar dokumen dan belasan alat-alat aneh menghiasi meja itu.
Menyadari keberadaan ku, NPC prajurit paruh baya melihat aku dan kemudian mengucapkan.
"Silakan duduk" Ucapnya sambil membuat isyarat tangan.
"Terimakasih" Balasku sebelum duduk di kursi kayu yang tersedia.
"Pemeriksaan yang dilakukan untuk memperbolehkan nona masuk kedalam kota tidaklah merepotkan. Selain membayar biaya masuk, seseorang yang tidak memiliki Id Card di haruskan untuk menyentuh bola Identification Crystal. Terakhir, Nona hanya perlu menjawab beberapa pertanyaan yang akan aku berikan"
"Identification Crystal, pertanyaan?"
"Ya bola Identification Crystal. Sebuah benda yang akan menunjukkan dua warna saat nona muda menyentuhnya. Jika bola Identification Crystal yang nona sentuh berwarna biru, nona muda bisa masuk kedalam kota. Namun, jika bola Identification Crystal menunjukkan warna merah saat disentuh, kami harus menahan nona. Warna biru menandakan nona bukan seorang Kriminal, sedangkan warna merah menunjukkan sebaliknya. Untuk pertanyaan, aku hanya akan bertanya mengenai latarbelakang nona"
"Saya mengerti"
NPC pria paruh baya mengangguk. Dia kemudian mulai mempersiapkan apa yang di butuhkan dalam pemeriksaan ini.
Seperti kejadian tadi. Saat aku berinteraksi dengan seorang NPC, aku menyadari cara bicara dan raut wajah NPC pria paruh baya ini terasa begitu nyata. Hal ini membuat aku merasa sedang berbicara dengan manusia bukan NPC. Hal ini membuat aku bingung. Aku tidak mengerti apa yang terjadi.
Kenapa ekspresi dan gerakan-gerik mereka jadi sangat detail. Apa ini adalah efek dari Update terbaru?. Namun, aku belum mendapat pemberitahuan Maintance. Apa yang...
Tidak menemukan jawaban, aku memutuskan untuk mengamati keanehan ini lebih lama. Aku yakin, pada akhirnya aku akan tahu apa yang sedang terjadi.
Kemudian, NPC prajurit paruh baya meletakkan Identification Crystal di depanku.
"Pertama tolong sentuh bola crystal ini"
"Baiklah"
Aku menyentuh Identification Crystal Seperti yang diperintahkan. Dan sesaat kemudian, bola itu memancarkan cahaya redup berwarna biru. Melihat itu, NPC prajurit paruh baya mengangguk.
"Ini menandakan nona bukan seorang kriminal. Sekarang, mari kita mulai dengan pertanyaan pertama, siapa nama nona?"
"Eclaite"
"Dimana temp-"
.....
Sesi tanya jawab berlangsung selama beberapa belas menit sebelum akhirnya selesai. Ingin mendapatkan skor tinggi, aku menjawab sebagian besar pertanyaan yang di ajukan dengan informasi yang aku ketahui tentang Special Race, Divine Beast - Nine Tail Fox.
Saat ini, setelah proses pemeriksaan selesai, NPC prajurit paruh baya sedang menulis beberapa kalimat di selembar kertas. Selesai, dia meletakkan pulpen bulu di atas meja. Dia kemudian melihatku dan menyodorkan kertas yang dia gunakan untuk menulis padaku.
"Ini adalah Id Card sementara milik nona. Dengan Id Card ini, nona dapat tinggal di kota selama satu minggu. Jika satu minggu sudah berlalu dan nona masih ingin tinggal, nona harus kembali kesini dan kembali membayar satu koin perak untuk memperpanjang masa berlaku Id Card sementara milik nona. Nona juga bisa mengambil satu perak yang nona bayar sebelumnya jika nona menunjukkan Id Card permanen yang nona buat saat nona tinggal didalam kota. Nona muda bisa mendapat Id Card permanen dari Adventure Guild atau berbagai jenis Guild lain, Nona muda juga bisa mendapat Id Card permanen di Public Official Office"
"Terimakasih atas informasinya"
"Tidak masalah, hal ini sudah menjadi tugasku"
Mendapat Id Card sementara, aku memberi prajurit paruh baya satu koin perak. Dia menerimanya dengan sebuah anggukan. Tersenyum, dia mengucapkan.
"Nona muda selamat datang ke Dungeon City Rishtonbell"
Setelah mendapat kalimat sambutan, aku pergi meninggalkan ruangan kecil itu. Akhirnya, aku menyelesaikan Tutorial Quest. Akhirnya, aku menginjakkan kaki di Dungeon City Rishtonbell.