Chereads / Istoria De Eclaite / Chapter 4 - Diserang

Chapter 4 - Diserang

Ini aneh. Ini sangat aneh.

Pertama, pemberitahuan Tutorial Quest berhasil diselesaikan tidak muncul. Aku juga tidak mendapat hadiah Tutorial Quest.

Kedua, aku sudah berjalan cukup lama, namun aku belum sampai di gedung Adventure Guild yang menjadi tujuanku.

Terakhir dan yang paling aneh. Kota Rishtonbell yang aku kenal berubah drastis. Kota Rishtonbell ini puluhan kali lebih besar dari kota Rishtonbell yang aku tahu.

Perubahan kota ini membuat aku tersesat dan membuat aku terpaksa bertanya pada beberapa NPC untuk mendapat petunjuk jalan, dimana gedung Adventure Guild berada.

Sekali lagi, aku bisa mengucapkan jika bertanya untuk mendapat petunjuk jalan dari NPC adalah hal yang sangat aneh. Terlebih saat para NPC itu bersikap seperti manusia dan benar benar memberiku petunjuk dimana gedung Adventure Guild berada. Mereka tidak lagi membalas pertanyaan yang aku ajukan dengan pola kalimat yang sama. Aku terkejut saat mengetahui respon yang mereka berikan selalu berbeda.

Saat ini, saat memikirkan keanehan itu, aku berjalan diantara kerumunan NPC. Meski sedikit berdesakan. Aku harus mengikuti jalan ini agar sampai di gedung Adventure Guild.

Kenapa sekarang ada banyak sekali NPC di kota ini?. Pikirku, saat berjalan diantara mereka.

Jika jalanan kota dipenuhi NPC seperti ini. Aku yakin, cepat atau lambat, para Player akan mengirim ratusan E-mail protes pada GM. Aku juga bisa membayangkan ratusan posting berisi kalimat proses memenuni Chat Page di Website resmi Ark Fantasy Online.

Beberapa perubahan aneh di kota ini benar-benar membuatku kebingungan. Aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi dan kenapa semua begitu berbeda.

"Apa ini update terbaru?, Kenapa tidak ada pemberitahuan"

Tentu, tidak ada satu orangpun disini yang bisa menjawab pertanyaan itu. Aku bahkan belum melihat Player lain sejak masuk ke kota ini. Semua yang aku lihat hanya para NPC. Mungkin sudah saatnya ak-ah...

Aku merasa mual.

Berjalan di tengah keramaian dan terpapar panas mentari secara langsung membuat tubuhku menjadi tidak nyaman.

Aku merupakan tipe orang yang tidak suka melakukan kegiatan di luar ruangan. Karena itu, saat aku terjebak di situasi ini, stamina yang aku miliki akan terkuras habis dalam waktu singkat.

Kelelahan dan kepanasan mungkin adalah sebab utama kenapa aku merasa mual.

"Huh!!. Tunggu sebentar!!!"

Menyadari hal yang sangat penting, aku langsung berhenti.

Mual, Panas, Lelah.

Ini tidak mungkin. VRMMORPG Ark Fantasy Online tidak memiliki fitur seperti ini. Fitur yang bisa menduplikasi sensasi lima indra perasa di dunia nyata kedalam VR-World.

Kenapa aku tidak menyadari hal penting seperti ini lebih awal.

Bruk!!

"Hei jangan berhenti di tengah jalan"

Ucap seorang NPC pria dengan suara nyaring diwarnai amarah setelah dia menabarakku dari belakang. Selesai memberi sebagai amarahnya padaku, dia kembali melangkah.

Melihat NPC itu pergi, aku terdiam. Aku masih merasakan rasa sakit akibat tabrakan tadi. Tidak hanya itu. Aku rasa, dia juga menyentuh pantatku saat kami bertabrakan.

Merasakan sakit dan sentuhan!!.

Ark Fantasy Online dan Dream Device tidak memiliki fitur untuk merasakan rasa sakit dan sentuhan. Mereka tidak memiliki fitur tersebut, teknologi belum berkembang sejauh itu.

Me-?>_(%#@.

Ini gawat. Aku tidak bisa berfikir dengan jelas. Aku harus segera mencari tempat teduh yang sepi untuk menenangkan pikiranku.

Menyingkir dari trotoar, aku berjalan menuju salah satu gang teduh. Aku melangkah lebih jauh kedalam gang untuk menjauh dari keramaian dan berlindung dari panasnya sinar matahari.

Beberapa menit kemudian, aku duduk disebuah kotak kayu dan bersandar di dinding.

Aku mengangkat kedua tanganku dan menempatkan mereka didepan tubuhku. Menggunakan tangan kiri, aku mencubit tangan kananku.

"Ouch!"

Sakit!. Dan ini sangat aneh. Apa yang sebenarnya terjadi?. Rasa sakit seperti ini tidak seharusnya muncul didalam VR-World. Saat ini, teknologi VR-Gear belum begitu canggih hingga bisa membuat seseorang merasakan indra perasa di dalam game.

"Saya harus menghubungi GM dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi"

Aku mengangkat tangan kananku, membuat ayunan lembut kekiri. Aku ingin membuka Game Menu. Namun...

"Tidak muncul?, Kenapa saya tidak bisa membuka Game Menu?"

Menyadari hal itu membuat aku menjadi panik. Aku berkali-kali mencoba membuka Game Menu namun usahaku sama sekali tidak membuahkan hasil.

Jika aku tidak bisa membuka Game Menu. Itu berarti aku tidak bisa Log Out.

"Apa saya terjebak didalam game?" Tanyaku pada tak seorangpun saat aku teringat sebuah rumor.

Aku melihat tanganku yang gemetar.

"Ini bohong benarkan?"

Sudah berkali-kali aku mendengar rumor terjebak di dalam game. Aku mempercayai rumor itu adalah sebuah rumor, mereka tidak pernah terjadi.

Namun saat ini. Aku merasa takut, aku takut rumor itu berasal dari kejadian nyata.

Aku tidak ingin mempercayainya. Namun, aku merasa tidak ada penjelasan lain tentang apa yang aku alami sekarang selain penjelasan yang ada di dalam rumor itu.

Aku terjebak di dalam game. Itulah yang aku alami sekarang.

Tidak menerima kenyataan, aku kembali menggerakkan tangan kiriku untuk mencubit tangan kananku. Dan ya, tangan kananku kembali merasakan rasa sakit saat di cubit.

"Hahaha ini hanya sebuah mimpi"

"Apa yang kau maksud dengan sebuah mimpi nona?"

Suara asing yang aku dengar membuat telinga rubah-ku berkedut. Menoleh ke kiri, aku melihat lima NPC pria berbagai jenis ras datang dari jalan utama. Kemunculan mereka membuat aku terkejut

Lima NPC pria yang berhenti tidak jauh dariku mengenakan Leather Armor yang di dominasi warna hijau. Mereka juga membawa berbagai jenis senjata.

NPC pria yang berdiri di depan dan yang barusan berbicara adalah seorang human. Dua NPC pria disebelah kiri NPC pertama adalah pria dari ras Beastkin - Cat Tribe dan Dog Tribe. Sedangkan dua NPC pria yang berdiri di sebelah kanan adalah Human dan Elf.

Lima NPC yang berdiri disana melihatku dengan tatapan serakah sambil tersenyum lebar.

"Ada yang bisa saya bantu?"

"Oh! Aku terkejut nona bisa tahu jika kami membutuhkan bantuan?. Itu benar, seperti kata nona kami memang membutuhkan bantuan, kami sekarang dilanda masalah serius. Apa nona tahu, anak kami sekarang sangat kaku dan keras, anak kami kesakitan. Jadi, kami berharap nona bisa membantu anak kami menjadi lemas dengan kehangatan tubuh nona"

"Hahahahahaha"

Dan tiba-tiba mereka tertawa lepas dengan suara nyaring.

Hei!!.

Anak yang keras dan kaku, tubuhku membuatnya lemas. F**k...! berkat ucapan mereka, aku jadi teringat harta tersembunyiku.

Mengingat aku berada dalam tubuh wanita. Aku tahu, aku berada dalam situasi yang berbahaya. Aku bisa membayangkan pertemuan ini akan menjadi peristiwa yang sangat buruk.

Menyadari apa yang mungkin akan terjadi. Aku langsung berdiri dan menghunus Iron Short Sword di pinggangku. Aku mengarahkan ujung pedang itu ke lima NPC pria yang ada di depanku.

"Jangan mendekat!!" Teriakku dengan nyaring menggunakan nada mengancam.

"Oh!. Itu tindakan yang sangat buruk nona. Apa nona tidak tahu, di kota ini seseorang dilarang untuk menghunus pedang atau menggunakan sihir serangan. Sungguh di sesalkan, kami hanya ingin berbincang dan bersenang senang dengan nona. Tapi nona malah berbuat kasar. Tidak ada pilihan lain. Kami harus menghukum nona, kalian berempat tangkap nona kasar itu"

Mengikuti sinyal NPC pertama, keempat NPC pria lainnya menghunus senjata mereka. Perlahan, mereka melangkah mendekatiku.

Sial!!.

Tubuh ini adalah karakter yang baru saja aku buat. Aku yakin, karakter ini masih ber-Level satu. Aku juga yakin, karakter ini juga belum memiliki Skill. Lebih parah, aku tidak mengetahui Unique Skill yang aku dapat. Mengetahui keadaan tubuhku yang seperti ini membuat aku yakin, aku tidak mungkin bisa menang melawan lima NPC itu.

Disituasi ini. Hanya ada satu hal yang bisa aku lakukan.

"Ah! boss dia kabur kaya Giant Rat"

"Jika kau tahu dia melarikan diri, cepat-"

Aku berlari sekuat tenaga meninggalkan para NPC. Disaat aku berlari, aku menyarungkan Iron Short Sword. Aku tidak ingin pedang itu menghalangi saat aku berlari di gang sempit ini.

Aku baru saja sadar jika aku terjebak didalam game. Aku juga masih tidak percaya dan menerima jika semua ini adalah kenyataan. Aku tidak memiliki waktu luang untuk berurusan dengan mereka. Dan Aku, sama sekali tidak ingin berakhir sebagai mainan para NPC pria itu.

Situasi ini membuat aku menyesali keputusan membuat karakter wanita. Jika aku membuat karakter pria, aku tidak akan terjebak di dalam situasi seperti ini. Aku menyesal namun nasi sudah menjadi bubur. Tidak ada gunanya menangisi apa yang sudah terjadi.

"Nona anda mau kemana?"

Sekarang, aku harus fokus melarikan diri. Aku harus keluar dari gang ini dan mencari keramaian. Namun…

Kemana aku harus berlari?. Jalanan di gang ini begitu membingungkan, mereka seperti labyrinth. Selain itu, kenapa aku tidak melihat sosok orang lain di gang ini. Aku bisa saja meminta pertolongan mereka.

"Jika nona tidak berlari lebih cepat kami bisa menangkap nona"

Saat berlari dan berada dalam keputusasaan, aku kembali memikirkan sebuah kemungkinan, jika aku masih berada di dalam game dan semua ini hanya sebuah Event yang ada di dalamnya. Aku akan baik-baik saja apa pun hasil akhir Event ini. Jika aku Game Over, aku bisa mengulangi event ini lagi. Dan mungkin, dengan Game Over, aku bisa Log Out.

Kemudian... aku kembali ragu. Apa ini masih di dalam game, saat aku kehabisan nafas saat berlari, saat paru-paruku terasa seperti terbakar, dan disaat otot-otot kakiku berteriak kesakitan.

Aku tidak menginginkannya, namun aku harus menerima kenyataan ini.

"Kami berada di belakamu nona, sangat dekat di belakangmu"

Kalimat itu membuat pikiranku semakin keruh. Aku tidak lagi bisa berfikir dengan baik. Satu-satunya hal yang bisa aku pikirkan sekarang adalah aku harus berlari lebih cepat untuk meninggalkan mereka.

Aku terus berlari, menghindari benda-benda yang berserakan di gang, menghidari gang gelap. Aku mencari gang yang lebih terang. Aku mencari harapan.

Aku terus berlari dan beberapa saat kemudian. Setelah berbelok di salah satu persimpangan gang.

"Ah di sana!".

Aku menemukan sebuah gang yang menuju ke jalan utama kota. Meski agak jauh, aku bisa melihat beberapa sosok NPC yang berlalu-lalang. Tanpa ragu, Aku berlari ke arah mereka.

"Arh..!!"

Rasa sakit yang menyengat muncul di paha kananku. Karenanya, aku terpeleset, menabrak tumpukan kotak kayu kemudian terjatuh.

Bruk!.

Rasa nyeri dibeberapa bagian tubuhku, aku rasakan saat aku tergeletak di tanah.

Kemudian, aku membuka lebar mataku saat aku melihat sebuah pisau belati tertancap di paha kananku. Darah merah mengalir, membasahi celana panjang yang aku kenakan.

"Arh!"

Rasa perih menjalar keseluruh paha kananku. Kemudian, paha itu terasa seperti tebakar.

"Nona, saat berjalan kau harus berhati hati, kau bisa terluka jika terjatuh" Ucap NPC pertama, saat dia tiba di depanku.

Dengan senyuman vulgar, dia melangkah mendekati aku.

"Jangan mendekat, pergi dari sini" Ucapku sambil menghunus pedang kemudian mengarahkannya pada pria itu.

Dia tidak memperdulikan ucapanku. Dia sama sekali tidak terancam. Masih tersenyum vulgar, dia melangkah mendekat dengan santai.

"Saya bilang jangan mendekat" Ancamku, sekali lagi.

"Aku rasa main mainnya sudah cukup"

Setalah mengucapkan kalimat itu dengan nada dingin, NPC pertama mengambil satu langkah cepat kemudian dengan kuat menendang tangan kiriku yang menggenggam Iron Short Sword.

"Aaaaaarh!!"

Tanganku terlempar ke belakang dan aku hanya bisa berteriak kesakitan setelah menerima tendangan itu. Iron Short Sword yang aku genggam terlempar, menghantam satu sisi tembok sebuah bangunan.

Rasa sakit luar biasa yang menyelimuti lengan kiriku membuat aku menoleh. Disana, aku melihat tangan kiriku patah. Tulang merobek daging dan kulitku dari dalam. Darah segar mengalir deras dari luka sobek itu. Rasa sakit yang tidak tergambarkan membuat tubuhku gemetar.

"Apakah itu menyakitkan?, jika iya aku sarankan kau sebaiknya diam, kau tidak ingin merasa kesakitan lagi bukan?"

Aku melihat tatapan tajam yang begitu dingin saat melihat wajah NPC pertama. Rasa takut yang begitu besar mewarnai tubuhku. Membuat aku hanya memikirkan sebuah tindakan untuk segera pergi dari sini.

"Be berhenti jan jangan mendekat" Ucapku dengan spontan menggunakan suara yang bergetar.

Menghiraukan ucapanku, NPC pertama tetap mendekat kemudian berjongkok di depanku.

"Aku sudah bilang untuk diam, apa kau tidak dengar?"

Pertanyaan yang diucapkan dengan ancaman yang gelap dan dingin membuat tubuhku membeku.

"Jika kau terus berbicara kau akan merasakan rasa sakit seperti ini" Ucap NPC pertama yang kemudian mencabut pisau belati di pahaku dengan kasar.

"Aaarh!!"

Rasa sakit yang begitu kuat membuat aku berteriak lagi, membuat tubuhku kejang beberapa kali, dan membuat mataku berair.

"Boss!"

"Kita bisa menyembuhkan lukanya saat sampai di markas. Sedikit kasar tidak masalah-kan?, Hitung-hitung, kita sedang melatihnya"

"..."

NPC lainya langsung terdiam setelah mendengar perkataan NPC pertama. Sesaat kemudian, tanpa peringatan NPC pertama menusuk paha kiriku dengan pisau belati di tangannya.

"Aaargh!!"

Sekali lagi, aku berteriak. Rasa sakit yang baru saja aku rasakan membuat kesadaranku memudar.

"Dengan ini, dia tidak akan bisa lari lagi" Ucapnya saat menarik pisau belati yang menusuk pahaku.

"Hmm!!"

Menahan rasa sakit saat menangis, dengan pandangan yang samar-samar, aku melihat NPC pertama berdiri. Dia kemudian menyerahkan pisau belati di tangannya pada NPC Beatskin. Setelah itu, dia menggenggam rambutku dan menariknya dengan kasar, memaksa aku untuk berdiri.

"Hentikan!, lepaskan saya!" Teriakku dengan lemah, mencoba membuat NPC itu berhenti, namun...

"Shee!!, sebaiknya kau diam" Ucap NPC pertama yang mengangkat tubuhku dengan paksa dan kemudian memelukku dari belakang.

Aku yang mulai kehilangan kesadaran tidak bisa berbuat banyak, tubuhku terlalu lemas untuk digerakkan. Aku hanya bisa pasrah saat satu lengan miliknya merangkul perut dan menopang tubuhku dari sisi kiri, sementara lengan lainya menutup mulutku.

Aku menggunakan sisa tenagaku untuk menggerakkan tubuhku dan mencoba melepaskan diri dari cengkeramannya, namun usahaku sia-sia. Dia lebih kuat dari karakter-ku. Tangannya yang memelukku sama sekali tidak bergerak.

"Mari kita lihat kualitas barang yang kita dapat hari ini"

Dengan kalimat itu, NPC pertama menggerakkan lengan yang menopang tubuhku keatas. Dia mulai meraba tubuh tubuhku kemudian berakhir dengan menggenggam salah satu dadaku.

"Aaa~"

Dan aku membuat suara desahan yang menggoda.

"Hahaha kau dengar itu?. Pe***it ini mempunyai suara yang indah"

"Kau benar boss"

"Aku tidak sabar ingin bermain dengannya"

"Aku duluan"

"Oke oke jangan berisik, mari pergi dari sini sebelum seseorang melihat. Boma, buat jalan untuk kami"

Dan mereka membawaku pergi. Aku yang tidak berdaya, bagaikan sebuah kantung beras.

Beberapa puluh menit yang lalu, aku masih berfikir semua ini adalah game, aku akan baik baik saja. Sekarang, dengan terpaksa, aku menerima semua ini sebagai kenyataan.

Untuk sekilas, bayangan sebuah peristiwa buruk muncul di kepalaku. Bayangan peristiwa buruk yang akan terjadi pada seorang wanita saat dia ditangkap oleh lima pria vulgar.

Mengetahui bahaya seperti itu mendekat, aku mengigit tubuh NPC pertama yang menggendongku.

"AARGG!"

NPC pertama berteriak kemudian menjatuhkan aku ke tanah. Aku langsung merangkak mencoba melarikan diri. Namun…

"Kau tidak akan pergi kemanapun!!"

"Arrgh!!"

Pria pertama menginjak pahaku yang terluka. Aku kesakitan namun aku harus bertahan. Aku harus meloloskan diri dari cengkeraman mereka. Karena itu, menggunakan semua tenaga yang tersisa, aku berteriak.

"Seseorang tolong saya!"

"Pe***ur ini!. Berani-beraninya dia berteriak minta tolong!"

Dengan kasar, NPC pria pertama menderongku kesamping, membuat aku menghantam tembok dengan cukup keras. Sesaat kemudian, dia memukul perutku dengan tinjunya.

"Arh!!"

Pukulan kuat yang dia lemparkan langsung membuat tubuhku lumpuh. Kehilangan tenaga dan menjadi lemas, aku terjatuh ke tanah.

"Boss!, Lebih jauh lagi dia mungkin akan mati"

"Diam Loxt!, dia +-#!? akan mati setelah menerima satu atau `[! pukulan. Dia terlalu berisik. Sekarang, +#* bawa dia!"

"Haa.. aku ?!+(), Horga bantu aku"

"Oke"

Aku mendengar suara-suara aneh saat terbaring di tanah. Kemudian, aku melihat dua sosok manusia mendekati aku. Tidak lama setelahnya, aku merasa tubuhku melayang.

Samar-samar, aku mengingat apa yang terjadi padaku saat ini. Aku berada dalam bahaya. Sesuatu yang buruk akan menimpaku jika situasi ini tidak berubah. Karena itu, aku...

"Se oran to ong ku"

Berteriak meminta pertolongan orang lain.

"Cih!, bukankah +"*!? aku bilang ?!"* diam"

Hampir bersamaan dengan suara samar yang aku dengar, sesuatu menghantam pipi kiriku.

Hantaman itu membuat pandanganku menjadi berkunang-kunang dan buram. Aku tidak bisa fokus dan tidak tahu apa yang terjadi di sekitarku. Aku merasa dunia di sekitarku berputar dan hal ini membuatku mual.

Setengah sadar. Aku merasa tubuhku diseret oleh sesuatu. Beberapa lama kemudian. Aku merasa tubuhku diam, melayang di udara. Lalu, untuk beberapa lama, aku mulai mendengar suara-suara aneh. Saat semua suara aneh itu hilang, aku merasa tubuhku terjatuh ke tahan.

Aku mencoba melihat sekitarku untuk mengetahui apa yang terjadi. Namun, apa yang aku lihat hanya beberapa bayangan buram yang bergerak dengan cepat. Bayangan itu di iringi oleh suara-suara aneh yang tadi aku dengar. Sesaat kemudian, aku pingsan.