Chereads / Manere / Chapter 15 - Bab 15 Demam

Chapter 15 - Bab 15 Demam

Manere

-15-

"ASHHH KEPALA GUE PUSING HUWE!!" teriak Zefan mengusak-usak rambutnya pertanda dirinya kesal sekarang.

Kini laki-laki itu tengah berada diapartemen Atha menyuruh Atha membantunya mengerjakan tugas kelompoknya karena jika Zefan sendiri dia tidak kuat menanggungnya.

Mengapa Zefan tidak bersama dengan teman satu kelompoknya saja untuk membantunya? Tentu kalian tau pepatah 'yang ngerjain satu yang lain cuma nitip nama' dan itu kini berlaku bagi Zefan sekarang. Bisa saja laki-laki itu tidak mengerjakan tugasnya namun, dirinya masih ingat ancaman kakaknya yang membuatnya dengan amat terpaksa mengerjakan tugas lucknutnya ini.

"Lo bisa nggak nggak teriak teriak." Atha datang membawa 2 kaleng minuman bersoda yang langsung ditenggak habis oleh Zefan.

"Ahhh lega." ucap Zefan menghela nafasnya setidaknya 1 kaleng sprite membuat pikirannya tenang.

"Emang disini ada siapa? Cuma ada lo sama gue juga." Zefan menatap Atha yang tengah meminum minumannya dengan tenang.

Ceklek.

Pintu kamar Atha tiba-tiba saja terbuka dan keluarlah Kira dari bilik pintu itu dengan wajah pucatnya. Atha segera berdiri dan menghampiri Kira yang sedang mengusak-usak rambutnya.

"Jangan keluar, istirahat." Atha menatap Kira tajam yang justru dihadiahi Kira dengan wajah pucatnya.

"Bosen Tha tidur melulu nggak ada gairahnya." terang Kira dan berjalan menuju sofa yang ada dibelakang tubuh Zefan dan menyenderkan tubuhnya dengan rileks.

"Suruh siapa demam." ucap Atha pedas berjalan menghampiri Kira dan duduk menghadap Kira yang kini tengah memejamkan matanya. Hingga sekarang Atha dan Kira duduk berhadap-hadapan bersender disenderan sofa.

Tadi pagi saat Atha hendak menjemput Kira diapartemennya justru Atha menemukan Kira dengan tubuh menggigil dibalik selimut membuat Atha sedikit kalang kabut melihatnya.

Lalu bagaimana Kira berada dikamar Atha? Tentu Atha membawanya keapartemennya sebelum ia tinggal berangkat sekolah.

Alasannyapun cukup simple.

Atha hanya khawatir itu saja.

Padahal bisa saja Atha meninggalkan Kira diapartemen gadis itu namun, Atha tidak melakukannya karena Atha merasa khawatir jika Kira diapartemen gadis itu entah mengapa.

Dan benar saja sesaat setelah menutup pintu apartemennya hendak berangkat sekolah Atha melihat apartemen Kira terbuka dan didepan apartemen tersebut ada 2 orang berpakaian hitam berdiri dengan tegap.

Atha menjulurkan tangannya menyingkirkan rambut Kira yang menutupi wajahnya menatap wajah tenang gadis itu dengan tenang.

'Gue nggak tau siapa orang itu tapi yang pasti gue bakal ngelindungi lo karena lo sekarang tanggung jawab gue.' batin Atha dan mengusap pipi Kira dengan penuh kasih sayang. Kira hanya menggerakan kepalanya mencari posisi yang nyaman.

"Tha lo nginep berdua sama Kira semalem?" Zefan menatap Atha horor membuat Atha yang tengah sibuk menatap Kira kini teralihkan kesahabatnya.

"Menurut lo?" ujar Atha beranjak dari sofa yang ia duduki dan memasuki kamarnya meninggalkan Zefan yang sedang syok ditempat.

"Kalo mereka berdua semalem tidur berdua apalagi habis ngedate jangan-jangan.." gumaman Zefan terhenti da  memelototkan wajahnya hendak berteriak memanggil Atha jika saja tidak ada kaleng yang kini menyentuh kepalanya dengan cantik.

"Teriak lagi gue usir lo." ujar Atha menatap Zefan yang tengah meringis kesakitan namun sayanganya Atha tak peduli laki-laki itu lebih memilih menyelimuti kekasihnya dengan selimut yang ia bawa dari kamar tadi.

"Tha tapi gue punya teori konspirasi diotak gue." ujar Zefan menggerakan tubuhnya menghadap Atha yang kini sedang duduk disamping Zefan lebih tepatnya didepan sofa yang Kira tiduri.

"Terus?" Atha memejamkan matanya mencoba menenangkan pikirannya yang tengah bercabang keberbagai hal.

"Jangan bilang lo merkosa Kira ya." ujar Zefan spontan membuat laki-laki mendapat tempelengan dari Atha.

"Gue nggak sehina itu goblok." ujar Atha dengan tajam membuat Zefan hanya meringis kecil. Atha sangat sensitif dengan kata-kata seperti itu dan dengan bodohnya Zefan malah memancing emosi Atha.

"Tapi ya gue masih bingung kenapa lo bisa jadian sama Kira yang jelas-jelas dulu gue inget banget lo nggak bakal mau pacaran sama dia tapi kenapa tiba-tiba lo bisa anuan sama dia." terang Zefan dengan wajah sok mikirnya.

"Apalagi lo kan homo." celetuk Zefan asal.

"Pulang gih." usir Atha.

"Yah, yah kok gue diusir tugas gue gimana?" Zefan menatap Atha melas yang hanya ditanggapi Atha dengan wajah datarnya.

"OKE FIX GUE PULANG! NGAMBEK GUE POKOKNYA!" teriak Zefan kesal dan pergi dengan cepat sebelum sang macan ngamuk.

Atha hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku sahabatnya itu. Atha berdiri menghampiri Kira yang sedang terlelap dan menggendongnya menuju kamarnya.

Atha meletakan tubuh kecil dengan tenang dan berjalan hendak meninggalkan Kira keluar kamar.

"Temenin gue." tangan Kira menahan tangan Atha membuat laki-laki itu menunduk dan menatap Kira yang juga sedang menatapnya dengan wajah pucatnya.

"Gue harus ambil handuk buat ngompres lo." terang Atha yang justru mendapat gelengan kepala oleh Kira.

"Temenin gue nggak mau tau! Nggak papa sambil ngegame atau nugas penting temenin gue! Gue nggak mau sendirian." Kira memelankan suaranya dikalimat terakhir.

Atha hanya bisa pasrah dan kini berbaring disamping Kira dengan segera gadis itu memeluk tubuh Atha yang dan memejamkan matanya. Atha mengelus kepala Kira dengan sayang hingga gadis itu terlelap.

Laki-laki itu merasa bosan dan mengambil laptopnya dan membuat posisi tengkurap dengan pelan agar Kira tak terbangun, namun baru beberapa menit Atha berpindah posisi Kira seperti Atha membuat laki-laki itu secara spontan melingkarkan tangannya memeluk punggung Kira.

"Main game?" tanya Kira membuat Atha menoleh.

"Mungkin." jawab Atha yang hanya diangguki oleh Kira dan kembali memejamkan matanya dirinya sudah diambang batasnya bergerak ataupun bertanya.

Atha kembali fokus kepada laptopnya membiarkan Kira tertidur sesekali menolah kearah Kira memastikan gadis itu terlelap dengan tenang.

Setelah beberapa menit Atha menutup laptopnya dan menoleh kearah Kira dan tersenyum.

"Gue nggak tau gue kenapa tapi yang pasti lo orang pertama yang sukses ngebuat gue panik cuma karna demam." ujar Atha mengelus rambut Kira dengan sayang.

Atha mengangkat kepalanya dan mencium kening Kira dengan sayang.

"Gue mohon jangan sakit lagi baby." bisik Atha sebelum memejamkan matanya dan terlelap dalam mimpi indahnya. Atha tidak mengetahui bahwa sebenarnya Kira belum sepenuhnya terlelap ia hanya memejamkan matanya karena lelah.

Kira membuka matanya menatap wajah tenang Atha dan menggunakan jarinya menelusuri setiap inci wajah lelaki itu dan berakhir dibibir tipis kekasihnya.

"Gue nggak tau apa yang gue rasain sekarang, intinya gue bahagia lo ada disini Tha." gumam Kira dan mengecup bibir Atha.

Hanya sebuah kecupan dan Kira kembali kedunia mimpinya.