Chereads / Manere / Chapter 12 - Bab 12 Pojok Kelas

Chapter 12 - Bab 12 Pojok Kelas

Manere

*12*

Apapun yang jadi milik gue bakal tetep jadi milik gue.

-Atha-

"ATHAAAAAA" teriak Zefan membuat Atha mendecih kesal. Sahabatnya itu tidak bisa sekali saja tidak mengganggu ketenangannya.

"Sahabat gue, temen gue semenjak kita jadi embrio gue denger-denger lo tawuran ya?" cerocos Zefan yang berhasil mendapat lemparan bolpoin hitam yang tadi dipegang Atha.

"Jaga ucapan lo." ujar Atha mengangkat kepalanya menatap Zefan. Mata Zefan langsung melotot melihat luka lebam dipipi laki-laki tersebut. Tangan Zefan terulur dan memegang kedua pipi Atha.

"Lebam apaan ini woy! Wajah lo ternodaikan." ujar Zefan histeris bahkan kini menggoyang-goyangkan  kepala Atha membuat laki-laki itu jengah dan menghempaskan kedua tangan Zefan.

"Nggak usah lebay." ujar Atha datar. Baginya hanya sebuah lebam itu sudah hal biasa bagi Atha.

"Tapikan kalo muka lo cacat lo nggak bisa cari pacar dan nggak bakal ada yang naksir sama lo cowok penggilesan!" ujar Zefan yang sepertinya melupakan fakta Atha dana Kira berpacaran.

Atha dibuat heran mengapa Zefan yang heboh hanya sebuah lebam dipipi yang Zefan sendiri sering melihat lebam atau bahkan lebih parah dari itu dahulu.

"Lo pikun? Gue udah punya pacar bego!" ujar Atha hendak berdiri meninggalkan Zefan jika saja ada seorang gadis atau lebih tepatnya 2 orang gadis sedang berjalan kearahnya.

"Ada apa?" tanya Zefan ketika Kira sudah berdiri tepat didepannya membuat gadis itu kesal. Bukan disambut dengan wajah gembira dan kata-kata sayang ini malah disambut dengan wajah datar dan ucapan on point dari Zefan.

"Nat balik aja yuk sia-sia kita kesini buang tenaga." ujar Kira hendak berbalik dan mengajak Natasha yang sedang duduk anteng diatas meja membuat Natasha heran.

"Bukannya lo mau ngecek kondisi Atha? Tadi aja udah kayak cacing kepanasan dikelas lah sekarang malah pengen balik." ujar Natasha heran masih ingat dibenaknya bagaimana Kira menjadi cabe gila dikelas tadi.

Brakkk

Kira melempar tas sekolahnya dengan keras hingga membuat penghuni kelas terkejut termasuk Natasha yang sedang asyik dengan lipstick dan kaca ditangannya.

"Heh bitch lo kenapa bangsat gue kaget!" ujar Natasha namun tidak dihiraukan oleh Kira.

Gadis itu kini mondar-mandir nggak jelas didepan kelas bahkab mengguman seperti orang tidak waras. Natasha hanya menatap bosan melihat Kira yang kini justru melompat-lompat kecil kebiasaannya sejak kecil ketika dia sedang gangguan otak.

"Lo.."

"NATASHAA GUE KUDU GIMANA???" teriak Kira tiba-tiba membuat Natasha kaget dan tidak jadi melanjutkan kalimatnya.

"Kenapa? Tadi malem ada yang merkosa lo? Atau lo nonton vidio bokep terus kegep sama tetangga apartemen lo huh?" ujar Natasha asal menyilangkan kakinya menatap Kira datar.

Brak

Kira menggebrak meja yang ada didepan Natasha dan menatap Natasaha tajam.

"Pacar gue abis gelut." ujar Kira pelan.

"Terus? Cowok udah biasa berantem bego!" ujar Natasha namun setelah mencerna ucapan Kira matanya melotot.

"LO UDAH PUNYA PACAR? SIAPA OM OM YANG MAU SAMA BITCH KAYAK LO?" teriak Natasha heboh dan sebuah timpukan buku mendarat tepat dikepala Natasha.

"Jaga ucapan lo gini-gini gue bitch berkelas ya! Pacar gue harus berkelas juga dong." ujar Kira dengan wajah sombongnya membuat Natasha mendengus.

"Seberkelas apa pacar lo? Biasanya juga cuma anak berandalan yang hobbynya mabuk-mabukan atau nggak tukang balap liar." ujar Natasha meremehkan membuat Kira geram.

"Atha nama pacar gue Atha." ujar Kira singkat padat jelas.

"Atha? Gue nggak kenal namanya Atha kecuali Atha anak jenius sekolah kita tapi nggak mungkin lo jadian sama Atha pangeran es batu itu mana mau Atha sama lo." ujar Natasha santai namun wajah santainya berubah ketika Kira menatapnya datar dan itu pertanda Kira serius.

"LO BERCANDA KAN?????" teriak Natasha yang hanya dibalas dengan wajah mengejek Kira.

"Nggak usah kaget! Sekarang temenin gue ketemu sama Atha tadi gue nggak sempet ngobatin pipinya yang lebam gara-gara kelakuan Mantan Edan itu." ujar Kira dan segera menggeret Natasha yang masih terdiam dan memikirkan sesuatu.

Atha dan Kira adalah 2 elemen yang berbeda dan sangat sulit disatukan lalu bagaimana mereka bisa jadian?

Kira-kira itulah yang terjadi yang membuat Natasha dan Kira berakhir dikelas Atha sekarang.

"Ayo Nat balik!" ujar Kira yang sudah terlanjur kesal dan meraih Natasha untuk beranjak pergi meninggalkan kelas Atha jika saja Atha tidak menahan tangan kanannya.

Kira menunduk menatap tangan Atha yang menahannya dan hendak menghempaskannya jika saja tiba-tiba Atha menarik tangannya dan membuat dirinya kini tepat didepan dada Atha bahkan jika saja Kira tidak menahan langkahnya dia akab menubruk Atha.

Natasha mengangkat alisnya melihat pemandangan didepannya lalu melirik kearah Zefan yang masih diam cengo menatap Atha dan Kira.

"Jambul onta mereka beneran pacaran?" ujar Natasha lirik membuat Zefan tersadar dan menoleh kearah Natasha yang menatapnya dengan wajah penasaran.

"Cabe berkelas ada disini juga ternyata." batin Zefan menatap Natasha.

"Hm." jawab Zefan sok cool membuat Natasha mendengus tak suka.

"Ada apa?" ujar Atha sekali lagi dengan suara sedikit lembut membuat Kira menahan ludahnya.

'Sial sial kalo gini nggak jadi kesel kan gue!'

Kira hanya terdiam membuat Natasha gereget sendiri dibuatnya tidak ingat apa sahabatanya ini dibuat kaget karena kelakuan Kira yang misuh-misuh dikelas tadi dan kini malah terdiam kayak anak ayam.

"Dia mau ngecek keadaan lo katanya lo abis berantem sama mantannya." ujar Natasha santai membuat Kira melotot menyuruh gadis itu diem.

Atha terdiam dan segera menarik Kira kearah bangkunya yang berada dipaling pojok kelas membuat Kira panik dan menoleh kearah Natasha yang menatapnya mengejek.

Atha meraih tangan Kira dan meletakan telapak kekasihnya itu tepat diluka lebamnya membuat Kira yang tadi masih fokus kearah Natasha kini menatap Atha yang masih mempertahankan wajah datarnya.

"Itu sakit?" gumam Kira menatap tangannya yang masih bertengger dipipi lebam Atha dan dengan reflek mengelus luka itu dengan sangat pelan.

Atha melepaskan genggaman tangannya dan menatap Kira yang masih menatap lebamnya. Atha memejamkan matanya sejenak merasakan tangan halus Kira yang mengelus luka lebamnya ada kenyamanan tersendiri saat Kira mengelus pipinya.

Sedangkan Kira masih mengamati lebam Atha dan dalam hati marah-marah sendiri.

'Dasar bajingan brengsek mantan aja banyak gegayaan!'

'Awas aja kalo ketemu gue lempar high heels baru tau lo!'

'Atha kesakitan nggak ya?'

Setidaknya itu yang ada dipikiran Kira sekarang.

Atha membuka matanya dan meraih tangan Kira yang berada dipipinya dan menggenggamnya.

"Jangan khawatir." ujar Atha singkat membuat Kira terkejut mendengarnya.

"Lo nggak perlu khawatir sama gue karena harusnya gue yang khawatir sama lo." ujar Atha membuat Kira bingung.

"Kok khawatir sama gue?" jawab Kira dengan wajah bingungnya.

"Karena sepertinya akan ada seseorang yang bakal ngerebut lo dari sisi gue dan gue nggak suka itu." jawab Atha gamblang membuat Kira terdiam.

"Kenapa?" hanya kata itu yang ada diotak Kira sekarang.

"Karena lo milik gue." ujar Atha singkat  lalu meletakkan kepalanya dibahu Kira dan memejamkan matanya.

Sedangkan Kira? Gadis itu terdiam sesaat dan setelah itu mengukir senyum tipis yang sangat tulus berbeda dari biasanya.

Dan melupakan bahwa kini mereka sedang menjadi pusat perhatian dan bahan gosip.

...

Sedangkan disisi lain Natasha dan Zefan hanya terdiam dengan wajah kosongnya melihat interaksi sepasang kekasih itu dari kejauhan.

Zefan menelan ludahnya "sejak kapan Atha seromantis itu anjir!" ujar Zefan heboh membuat Natasha hanya menoleh kearahnya.

"Emang dia nggak romantis?" tanya Natasha.

"Atha bukan cowok romantis bahkan diulang taun kakaknya aja dia cuma ngirim ucapan 'selamat ulang tahun' udah selesai." terang Zefan membuat Natasha terdiam.

Dua manusia bertolak belakang kini sepertinya sudah menerima satu sama lain dan Natasha melihat itu.

Natasha hanya ingin satu hal jika Atha menjadi orang yang dicintai Kira.

Kebahagiaan Kira hanya itu yang Natasha inginkan.

Dan semoga Atha mengabulkannya.

Jimbe 🐣

Nillaarf.