Chereads / Manere / Chapter 4 - Bab 4 Inisial A

Chapter 4 - Bab 4 Inisial A

Matahari yang kini sudah mencapai puncaknya tidak membuat seorang gadis yang masih bergelung dengan selimut putih itu terbangun.

08:50 WIB

Itulah angka yang tertera disebuah jam digital dinangkas namun sepertinya gadis yang sibuk bergelung dibalik selimutnya tidak memikirkan pukul berapa sekarang.

Hingga tepat pukul 9 pagi gadis itu membuka matanya karna ia rasa tidur nyamannya sudah cukup untuk membuat tubuhnya kembali fit.

"Jam berapa sih?" ujar Kira menengok kearah nangkas menatap jam yang berbeda dari jam weker miliknya. Jam tersebut didominasi dengan warna hitam dan berbentuk digital tidak seperti jam miliknya yang berwarna putih.

"Sejak kapan gue ngerubah jam itu?" gumam Kira dan menegakkan tubuhnya merenggangkan tubuhnya seolah tidak terjadi apa-apa.

"Mandi dulu lah!" gumam Kira membuka selimut yang menutup tubuhnya.

"Ssshh sakit!" rintih Kira saat ingin turun dari ranjangnya karena merasakan sakit yang luar bisa dibagian intimnya membuatnya akhirnya menyerah dan bersandar diranjang.

"Ini kenapa bisa sakit sih!" umpat Kira kesal. Bagaimana bisa dirinya merasakan sakit yang luar biasa didaerah intimnya sedangkan tadi malam dirinya tidak melakukan apapun.

Tunggu tadi malam? Tadi malam Kira berjalan menuju apartemennya namun didepan pintu apartemennya berdiri seorang laki-laki dan terjadilah pertengkaran diantara mereka hingga berakhir dengan Kira yang berlari kearah kamar mandi setelah itu meminum minuman seperti air putih dan tiba-tiba dirinya merasa panas lalu...

Ingatan Kira kembali dengan cepat membuat gadis itu menegakkan tubuhnya lalu mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru kamar.

Dan ini bukan kamarnya.

Kira terperanjat kaget dan turun dari ranjang berlari kearah cermin yang bertengger dipojok kamar. Mengamati tubuhnya yang hanya menggunakan sebuah kemeja putih panjang.

Tubuh Kira bergetar melihat beberapa tanda kemerahan dilehernya. Tangannya bergerak membuka kancing kemeja dengan ragu.

Cukup 1 kancing yang terbuka dan benar dugaan Kira dibagian tubuh bagian atasnya terdapat banyak kissmark.

Tubuhnya bergetar tapi dia tidak menangis. Toh apa gunanya menangis hal yang sudah terjadi bukan? Walau Kira tidak menangis namun, batinnya yang bersedih tapi Kira menutupinya.

"Dimana cowok nggak tahu diri itu!" umpat Kira sebal saat mengetahui seseorang yang berani menyentuh tubuhnya tidak ada dikamar seolah-olah menganggap Kira adalah seorang jalang disini.

"Mandi dulu akh! Nggak ada gunanya juga menyesal toh udah terjadi dan nggak akan ada yang peduli sama gue!" gumam Kira tersirat kesedihan disetiap perkataannya.

Walau Kira berkata dirinya tidak menyesali namun, siapa yang tahu hatinya berkata apa bukan?

"ASHHH SHIT! BEGO! ANJING! SAKIT INI NJIR!" teriak Kira saat hendak melangkahkan kakinya menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya setelah melakukan errr tidak usah dilanjutkan.

Tangan Kira menyentuh tembok untuk menyangga tubuhnya saat melangkah. Mungkin tadi saat dirinya berlari dirinya tidak merasakan sakit karena terlalu panik akan pikirannya.

"ANJING! BANGSAT! NGGAK TAHU DIRI!" umpatan Kira akhirnya keluar disaat dirinya melangkah menahan rasa sakit.

"COWOK NGGAK TAHU DIRI!"

"ANJING!"

"BANGSAT!"

BRAK

Kira membanting pintu kamar mandi dengan keras setelah mengumpat berbagai kata-kata kasar untuk laki-laki yang ternyata orang yang sama dengan orang yang menumpahkan jus alpukat dibajunya dan orang yang meminta uang 25.000 untuk tumpangan ya walau atas paksaan Kira sendiri.

-0-

"LO NGGAK GILA KAN?" teriak Zefan mengagetkan seluruh penghuni kantin dan membuat Atha menyesali penjelasan yang baru saja ia katakan kepada Zefan.

"Lo mau mati?" ujar Atha tajam membuat Zefan meringis dan kembali tenang.

"Lo beneran minum itu minuman? Terus reaksi lo gimana? Lo pasti main pake sabun kan? Iya kan? Nggak mungkin lo manggil jalang keapartemen lo kan? Lo kan homo!" ujar Zefan yang membuat Atha memijit pelipisnya mendengar pertanyaan yang dilontarkan Zefan secara berurutan.

"Lo bisa diem dan tanya satu satu bego!" umpat Atha membuat Zefan hanya menyengir tanpa dosa. 

"Ya sorry, abis lo cerita kalau lo minum minuman penberian gue ya gue tanya reaksi lo lah!" ujar Zefan ngeles.

"Lo yang tanya bego! Gue minum minuman itu atau nggak! Gue haus yaudah gue minum! Dan soal gue nyembuhin itu reaksi obat perangsang yang lo kasih bukan urusan lo!" ujar Atha tajam dan berdiri meninggalkan Zefan yang hanya menyengir dengan wajah tanpa dosanya.

"Yakan gue kepo!" gumam Zefan pelan lalu ikut berdiri menyusul Atha yang berjalan meninggalkannya terlebih dahulu.

"Santai aja Tha! Lo pasti pake sabun kan? Wah gue nggak nyangka keperawanan temen gue hilang sama sabun!" ujar Zefan yang langsung mendapat tatapan tajam dari Atha.

Dirinya sudah dibuat pusing tadi pagi saat dirinya membuka mata dan menemukan gadis beroll pink disampingnya dan memeluk tubuhnya. Betapa terkejutnya Atha saat itu namun, saat ingatan tadi malam berkeliaran dikepalanya tadi membuat Atha mengetahui bagaimana gadis beroll pink itu berada diatas ranjangnya dengan keadaan full naked dan itu membuat Atha menyesal saat menemukan sebuah darah perawan gadis itu diranjangnya dan itu mengartikan bahwa dirinya telah merusak anak orang.

Apalagi orang itu adalah orang yang sama yang ia ragukan bahwa gadis itu masih perawan.

"Lo jangan nambah masalah gue saat ini Zefan! Lebih baik lo diem dan belajar habis istirahat ada ulangan Kimia dan jangan harap lo gue kasih contekan!" ujar Atha tajam membuat Zefan panik.

"YAH YAH ATHA JANGAN GITU NJIR!" teriak Zefan panik yang hanya dianggap angin lalu oleh Atha karena mood-nya yang sedang buruk saat ini.

Poor Zefan.

-0-

Setelah cukup lama berendam didalam bathup akhirnya Kira menyudahi acara mandi mandinya berjalan keluar kamar dengan santai dengan memakai sebuah hoodie yang cukup besar ditubuhnya tanpa menggunakan celana pendek hanya menggunakan pakaian dalam lalu ditutupi oleh hoodie coklat yang menyampai lututnya itu.

Kira berjalan keluar kamar menuju dapur untuk mengisi perutnya yang keroncongan.

"Bersih juga ini apartemen! Tumben cowok bersih!" gumam Kira menatap setiap ruang apartemen milik Atha dengan pandangan menilai. Dan yang Kira simpulkan bahwa Atha orang yang bersih dan seorang gamers akut saat melihat banyak sekali mini stand tokoh game dirak.

Kira menuju kulkas dan menemukan sebuah post-it berwarna hijau tertempel dikulkas.

Kening Kira mengernyit dan mengambil post-it tersebut lalu membacanya.

'Jika mencari makanan ada diatas meja pantry! Jangan pergi dari apartemen ada yang harus dibicarakan'

-A-

"Cuih dia siapa nyuruh gue nunggu disini! Udah ditinggal kayak pelacur ditambah suruh nunggu! Gila itu cowok!" ujar Kira sebal meremas post-it tersebut dan membuangnya ketempat sampah.

Yang Kira inginkan sekarang adalah mengisi perutnya yang lapar dan soal ingin pergi atau menunggu si inisial A itu urusan nanti.

Ya Kira menjuluki 'si inisial A' karna Kira tidak tahu nama laki-laki yang sudah bertemu dengannya beberapa kali itu walau sahabat cowok itu sempat menyebutkan nama laki-laki itu namun, Kira sepertinya lupa.