"Gila lo tahu nggak itu cowok nyebelinnya minta ampun bitch! Sebel gila!" ujar Kira.
Gadis itu kini sedang menatap kearah cermin bundar didalam kamarnya dengan sedikit merapikan rambutnya yang ia gerai.
"Lah lo kenapa asal nebeng sama dia bitch?"
"Kalau bukan karna gue kejar sama orang suruhan mereka gue bakalan ogah nebeng sama dia!" jawab Kira sebal.
Kini dirinya sedang menggunakan high heels setinggi 12 cm berwarna putih gading. Rambut yang biasanya ia cepol asal saat didalam apartemennya kini sudah tergerai indah dengan ombrean berwarna pink.
"Udahlah nggak usah dipikirin! Gue yakin dia cuma mau caper sama lo jadi gitu! Yang penting kita pesta aja dulu, gue denger si Clara bakal ngasih hadiah terbaik buat siapa yang dance floornya paling bagus!"
"Gue otw bitch!" ujar Kira dan segera menutup sambungan secara sepihak dan kini menatap penampilannya didepan cermin.
"Lo emang ratunya Rainata Syakira!" gumam Kira dan segera melangkah pergi untuk menuju club yang ia tuju untuk malam ini.
-0-
Gedebuk.
Tubuh Zefan terjatuh kebawah saat Atha dengan sengaja mendorong tubuh kecil itu keluar apartemennya.
"Yak Tha jangan gini dong! Gue tahu gue salah bego tapi jangan gini! Cuma gara-gara game lo mau ngusir gue?!" ujar Zefan tak terima.
Saat tadi tepat pukul 8 malam Zefan datang hanya dengan tubuhnya saja dan 2 botol minuman tidak membawa persyaratan yang diucapkan Atha membuat laki-laki menutup telinganya saat Zefan merengek agar tetap mengadakan pesta mendorongnya keluar dari apartemennya.
"Gue mau tidur." ujar Atha datar.
"Athaaa ni ini gue ada game baru paling hits sejagad raya yakin! Bahkan gamers sedunia pada main ini Tha!" ujar Zefan menunjukan layar hpnya.
'WELCOME TO MOBILE LEGEND!'
Suara itu terdengar saat Zefan mengklik game yang dikatakannya baru itu. Atha menatap Zefan datar saat mendengar bunyi handphone milik Zefan dan sang empunya hanya menyengir tanpa dosa.
Brakkkk.
Pintu apartemen Atha tertutup dengan keras membuat Zefan mendengus kesal. Atha memang tidak berperasaan.
"DASAR TITISAN DEMON!" teriak Zefan kesal.
"Orang gila!" ujar seseorang membuat Zefan berbalik dan menemukan Kira dengan pakaian yang cukup seksi baginya.
'Anjir itu gede banget!'
"Apa lo lihat-lihat huh! Orang gila dasar!" ujar Kira dan melangkah pergi meninggalkan Zefan yang masih terbengong.
"Nikmat mana Tuhan yang kau dustakan!" gumam Zefan masih menatap Kira yang berjalan menjauh menuju lift gedung apartemen.
-0-
Tepat pukul 2 malam Kira berjalan sempoyongan dikoridor apartemennya. Setelah beberapa jam yang lalu dirinya dan temannya asyik berpesta vodka disalah satu club malam.
"Apartemen gue mana sih jauh amat!" gumam Kira setengah sadar. Dirinya kini sedang sempoyongan karena terlalu banyak meminum alkohol karena tantangan yang diberikan Clara untuk meminum 3 botol alkohol berkadar tinggi itu membuat dirinya semakin mabuk.
Pandangannya matanya kini buram membuat Kira ingin segera sampai dikamar apartemennya karna mungkin sebentar lagi dirinya akan terjatuh karena tidak mampu berdiri.
"Ini letak kuncinya mana sih!" ujar Kira menunduk agar bisa lebih jelas menemukan letak untuk menggesekan kartunya.
Tangan Kira tak sengaja mendorong pintunya.
Klek.
Pintu terdorong kedalam membuat Kira sedikit terdorong kedepan. Namun untung saja tidak sampai jatuh karna badannya tertahan oleh benda keras didepan.
"Kok ada tembok disini!" gumam Kira menatap benda yang ia kira tembok dengan pandangan yang mulao buram.
"Ngapain lo disini!" ujar seseorang membuat Kira mendongkak dan menemukan sosok yang menatapnya datar namun, Kira tidak bisa melihatnya dengan jelas karna pengaruh alkohol.
"Lo!" tunjuk Kira dengan tubuh yang masih sempoyongan.
"Seharusnya gue yang tanya ngapain lo diapartemen gue! Lo mau nyolongkan!" ujar Kira.
"Gadis bodoh!"
"Apa lo bilang! Dasar maling nggak guna!" teriak Kira memukul laki-laki didepannya dengan tas kecil miliknya.
Namun sayang tubuhnya yang sudah tidak mampu berdiri itu kini malah terjatuh memeluk laki-laki didepannya.
"Lo ngapain hah!"
Tiba-tiba Kira merasakan perutnya yang merasa mual dan ingin sekali muntah. Dengan cepat Kira menjauhkan tubuhnya dari laki-laki tadi dan masuk keapartemen entah itu milik siapa sebenarnya.
"Hei hei! Apa yang lo lakuin! Keluar dari apartemen gue!" teriak seseorang dari luar kamar mandi.
"Huek huek!"
Kira memuntahkan apapun yang ada didalam perutnya dan berjalan menuju pintu masih dengan tubuh yang sempoyongan.
"Gue butuh air!" gumam Kira keluar dari kamar mandi dan menemukan seseorang yang bersender ditembok walau masih dengan pandangan buramnya Kira mengenali bahwa itu seseorang yang tadi ia temui diluar apartemennya.
"Udah selesai? Dan sekerang keluar!" ujar orang tersebut menarik lengan Kira untuk keluar dari apartemen.
"Lo apaansih! Gue butuh air bego! Dan ini APARTEMEN GUE!" teriak Kira berjalan menuju sofa dan matanya tertuju pada 2 botol minuman bening dengan 1 botol yang sudah tinggal setengah.
Kira mengambil botol yang berisi penuh dan menengguknya sampai habis.
"Lega." ujar Kira dengan mata yang terpejam.
"Keluar dari apartemen gue sekarang!" hardik seseorang membuat mata Kira terbuka dan kini tertampaklah wajah jelas seseorang yang tadi pagi menumpahkan minumannya dibajunya dan orang yang meminta uang 25.000 kepadanya.
"LO! LO NGAPAIN DIAPARTEMEN GUE! KELUAR SEKARANG! DASAR COWOK MESUM!" teriak Kira berdiri walau sedikit limbung menatap Atha marah.
"Ini apartemen gue bodoh!" jawab Atha datar.
"Ini apartemen gu.." ucapan Kira terhenti karna merasakan tubuhnya yang tiba-tiba panas seperti kebakar.
"Kok panas sih!" ujar Kira mengibaskan kedua tangannya didepan lehernya yang berkeringat membuat Atha terdiam.
Sejujurnya sejak tadi dirinya juga merasakan panas yang mendera ditubuhnya walau tidak sampai berkeringat lebih tepatnya saat dirinya meminum minuman yang tadi diberikan Zefan karna dirinya haus dan dengan asal meminum botol yang diberikan Zefan tadi.
Dan pada akhirnya membuat tubuhnya merasa panas walau tidak separah Kira sekarang.
Dan alasan itu juga yang membuat Atha hendak keluar dari apartemennya tengah malam untuk membeli obat diapotek agar bisa meredakan rasa panasnya yang mendera.
Namun sekarang dirinya terhalang dengan adanya Kira yang sedang mengibaskan rambutnya dan entah mengapa membuat Atha meneguk ludahnya.
Dan fikiran liar Atha semakin memenuhi otaknya saat melihat Kira yang sedang menekuk rambutnya dengan tangannya.
"Panas!" ujar Kira yang hendak membuka bajunya karna rasa panas yang semakin mendera membuat Atha sudah tidak tahan lagi dengan gejolak panas yang juga mendera tubuhnya.
Atha melangkah mendekat kearah Kira dan merengkuh pinggang kecil Kira dan mendekatkan tubuhnya hingga menempel dengan tubuh Kira.
"HEH LO APAANSIH! GUE KEPANAS...." ucapan Kira terhenti karna sebuah benda lembab menempel dibibirnya.
Dan entah mengapa saat itu juga rasa panas yang mendera Kira semakin berkurang begitu juga yang dirasakan Atha rasa panas itu juga berkurang dari dalam tubuhnya.
-0-
Zefan House.
Zefan sedang duduk santai diruang tamu dan sibuk dengan gadgetnya. Tidak mempedulikan kakaknya yang sedang mondar-mandir entah mencari apa.
Zefan yang mulai jengahpun menatap kakaknya Zufa dengan kesal.
"Lo kenapa sih bang! Bolak-balik kayak kitiran! Ini udah jam 2 pagi bego!" ujar Zefan ya dirinya sadar bahwa ini sudah larut malam dan besok dirinya juga ada ulangan.
Namun, Zefan tetaplah Zefan orang yang sibuk dengan game didalam hpnya, sibuk menaikan ranking agar bisa mendapatkan glorious legend yang ia idam-idamkan.
"Lo lihat 2 botol minuman dikulkas nggak?" ujar Zufa panik.
"Oh itu, tadi gue bawa kerumah Atha niatnya mau party bareng eh Athanya malah ngusir gue!" ujar Zefan yang mulai curhat.
"Lo gila dek! Itu bukan minuman biasa bego!" umpat Zufa kesal dengan adiknya.
"Bukan minuman biasa apaan! Orang cuma air bening gitu!"
"ITU ADA OBAT PERANGSANGNYA GOBLOK!" teriak Zufa membuat Zevan terperanjat kaget.
"Maksud lo? Obat perangsang?" tanya Zefan entah mengapa kini jantungnya berdebar bagaimana jika Atha meminumnya.
"Iya! Itu temen gue nitipin sama gue! Ashhh lo gila!" ujar Zufa kesal.
"Cari lagi lah bang! Pengacara kok miskin! Udah gue mau kekamar bye!" ujar Zefan melangkah pergi meninggalkan kakaknya yang sudah siap ingin mengumpat kepada adiknya.
"Bodoamatlah! Itu mau diminum sama Atha atau nggak! Kalau diminum juga dia nggak bakal main sama cewek juga! Diakan homo nggak pernah tertarik sama cewek! Palingan juga sama sabun dikamar mandi!" gumam Zefan memejamkan matanya dan sibuk berkelana dialam mimpi tidak memikirkan nasib sahabatnya yang sepertinya akan mendapat masalah besar.