Lindsay masih di helikopter dan masih mendengar kan lagu dari smartphone saat Lindsay mendengar ada notifikasi WA masuk ke smartphone. Lindsay pun langsung membuka aplikasi WA nya.
"Ohya. Saya lupa bilang kalau di tempat pendaratan hely nanti, ada anggota team lainnya yang sudah menunggu di sana. namanya Kosasih, teman keluarga. tolong diangkut juga ya?"ternyata itu adalah pesan WA dari Rando.
Lindsay pun mengiyakan dalam pesan balasan. sebelum Lindsay kembali mendengar lagu-lagu favorit nya, Lindsay dikejutkan dengan pesan WA kedua. Lindsay pun kaget karena pengirim pesan ini bukan Rando tetapi Phoenix.
"Please Lindsay. Jangan ke pulau sunyi. apalagi jangan malam ini. akan terjadi peristiwa besar malam ini. terlalu berbahaya kalau kamu ke sana."Lindsay tercenung sesaat, Lindsay heran kenapa Phoenix
Bisa tahu kalau dia akan ke pulau sunyi malam ini.
"Kenapa kamu bisa tahu kalau aku mau ke pulau sunyi malam ini?"tanya Lindsay di pesan WA.
"Aku bisa menduga nya. Aku akan menjelaskan semuanya. saat kita bertemu,"balas Phoenix.
Setelah pesan WA itu, tidak ada lagi pesan dari Phoenix. Lindsay mulai memikirkan semua nya. headset masih ada di telinganya. tapi Lindsay tidak lagi dalam posisi mendengar lagu-lagu di smartphone nya.
Lindsay sedang berpikir keras. tapi tetap saja
semuanya buntu. akhirnya Lindsay kembali mencoba mendengar kan lagu-lagu favorit nya.
Beberapa saat kemudian, helikopter pun sampai di tempat tujuan. team pencari langsung turun dari Helikopter. Lindsay baru sadar kalau sekarang mereka ada di sebuah pulau yang pernah didatangi nya seminggu yang lalu, saat Lindsay sedang mencari
info tentang Pulau Sunyi, yang menjadi tempat hilangnya Rayna.
Seorang bapak yang berumur kira-kira 40 tahunan, datang mendekati Lindsay.
"Hallo. Lindsay kan? Saya Kosasih." Kata bapak bernama Kosasih itu sambil mengulurkan tangannya untuk menjabat
tangan Lindsay.
"Oh iya. Rando sudah kirim pesan soal terlibatnya Pak Kosasih dalam misi pencarian Rayna." Kata Lindsay yang baru teringat dengan pesan WA dari Rando.
"Siap! Saya siap bertugas!" Kata Kosasih sambil melakukan gerakan bersiap di tempat. Lindsay pun tertawa melihat sikap resmi dari Kosasih.
"Ngomong-ngomong, kapan kita berangkat ke Pulau Sunyi?" Tanya Lindsay kepada Kosasih.
"Ada kapal yang akan membawa kita ke Pulau Sunyi, tepat jam enam sore." Jawab Kosasih sambil menunjuk ke arah pantai. dari tempat nya berdiri. Lindsay bisa melihat adanya kapal-kapal kecil di pinggir pantai.
"Berarti masih sekitar satu jam lagi. Kalau gitu aku akan belanja dulu." Kata Lindsay sambil melihat ke arah jam di tangannya.
"Silahkan Miss." Kata Kosasih sambil memberi hormat seakan kepada atasannya.
Lindsay pun berjalan keluar dari pangkalan helikopter itu, dia cuma melambai kan tangan saat dia lihat team nya sedang duduk-duduk di dekat helikopter.
Lindsay berjalan ke arah sebuah mini market, rencananya Lindsay akan membeli minuman dan pulsa. saat sedang memilih minuman, tiba-tiba Lindsay merasa ada seseorang yang mendekati nya dan berbisik ke telinganya," Lindsay. Ikut aku cepat."
Lindsay langsung berbalik agar dapat melihat siapa yang berbisik di telinga nya itu. Lindsay kaget saat menyadari kalau orang yang berbisik di telinganya adalah seorang gadis cantik yang mungkin seumur atau lebih muda sedikit darinya. dan yang pasti Lindsay tak pernah mengenal gadis ini. Lindsay heran
karena dia mendengar jelas, gadis ini memanggil namanya dalam bisikan nya tadi.
"SIAPA KAU?" Tanya Lindsay sambil mundur selangkah ke belakang.
"Namaku Mora. Phoenix yang mengutus ku untuk menjemputmu." Jawab Mora sambil mengulurkan tangannya kepada Lindsay.
"Kenapa bukan dia sendiri yang datang. Dia hutang penjelasan kepada ku." Kata Lindsay yang bersikukuh untuk tidak mengikuti keinginan Mora yang ingin membawa Lindsay pergi.
"Awalnya dia memang yang akan datang sendiri. tapi..... dia bertemu seseorang. sehingga aku lah yang diutus nya menemui mu." Jawab Mora.
"Kenapa? Apa dia bertemu cewek cantik lain?
sehingga dia batal menemui ku." Tanya Lindsay Marah-marah.
"Huh. andaikan kau tahu, betapa istimewanya kau dihatinya. andaikan kau tahu betapa banyak gadis yang Merindukan perhatian Phoenix. tapi, sejak empat tahun lalu, hanya kau yang ada di hatinya. tidak ada yang bisa merebut hatinya darimu. tidak juga Vayla, gadis yang memiliki segalanya itu," Kata Mora ikut-ikutan marah.
Lindsay tercenung sesaat setelah mendengar kata-kata Mora. ada beberapa yang tidak di mengerti Lindsay. tentang betapa istimewanya seorang gadis di mata
Phoenix. tapi, menurut Lindsay, pastinya gadis itu bukanlah Lindsay karena Lindsay baru mengenal Phoenix selama delapan bulan. sementara yang disinggung Mora adalah gadis yang dikenal Phoenix selama
empat tahun. Lindsay juga tidak mengenal
Yang namanya Vayla, gadis yang memiliki segalanya itu.
"Kamu pasti heran mendengar kata-kata ku. tapi yang ku maksud memang adalah kamu. bukan orang lain. aku dan Vayla adalah sebagian dari gadis-gadis yang iri kepada mu. bedanya aku akan selalu membantu Phoenix untuk melindungi mu. Sementara kalau Vayla
yang menemukan mu. naka kepala cantikmu itu, pasti akan terlepas dari tempat nya."lanjut Mora lagi.
Lindsay langsung bergidik ngeri mendengar ucapan Mora tadi,"Tapi aku masih tidak mengerti. mengapa kau bilang tadi, Phoenix telah mengenalku selama empat tahun? padahal aku baru mengenalnya sejak delapan bulan yang lalu. apa maksudmu?"kata Lindsay dengan mata bertanya-tanya.
"Ikut aku. Nanti Phoenix yang akan menjelaskan semuanya padamu,"kata Mora sambil menarik tangan Lindsay. Lindsay pasrah. sebagian dari dirinya ingin berontak
tapi sebagian lagi membiarkan saja, karena penasaran dan ingin bertemu Phoenix.
"Lepaskan dia!" Kata seseorang yang kini muncul dari belakang Mora dan Lindsay yang saat itu sudah berada di luar mini market dan sedang berjalan menuju ke arah sebuah mobil yang sempat ditunjuk Mora tadi. kini Mora bisa melihat jelas kalau orang yang menegur itu adalah : Rafael tampan. Disebelahnya
Tampak Cuplis dan Rangga.
"Lindsay adalah teman ku. Aku cuma ingin meminjam nya sebentar." Jawab Mora dingin dengan sikap siap bertarung.
"Lindsay adalah pemimpin team kami, sebentar lagi kami akan melakukan perjalanan dengan Lindsay."kata seorang yang baru muncul dan langsung mendekati Lindsay. ternyata dia adalah Kosasih. Mora langsung mengepalkan tangannya dan mulai
melangkah maju untuk menyambut kedatangan Kosasih. tapi sebuah panggilan telepon menghentikan langkahnya. Mora kemudian mengangkat telepon itu dan berbicara sejenak. setelah itu Mora memandang Lindsay sesaat kemudian langsung pergi.
Setelah Mora pergi, Burhan dan Rafael tampan maju mendekati Lindsay dan bertanya-tanya,"Lin, kamu gak apa-apa kan?" tanya Rafael tampan.
Sementara Kosasih tampak mendekat sambil
memperhatikan Lindsay dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Tidak aku tak apa-apa." Jawab Lindsay.
"Mungkin cewek tadi dari gerombolan penculik yang juga menculik Nona Rayna,"kata Burhan.
"Tidak. Sebenarnya dia membawa pesan dari teman ku,"kata Lindsay mencoba menjelaskan.
"Jangan percaya! Ingat di jaman canggih seperti sekarang ini, data-data kita bisa diakses orang jahat agar supaya kita bisa percaya dan terperdaya." Kata Kosasih.
Lindsay pun manggut-manggut,"Iya. Mungkin kamu benar."
Beberapa saat kemudian, Lindsay langsung memimpin team nya untuk naik kapal kecil ke pulau sunyi.