Chereads / KUNGFU KUNO / Chapter 4 - Pulau Sunyi

Chapter 4 - Pulau Sunyi

Kapal berukuran kecil itu, segera berangkat menuju ke pulau sunyi pada jam enam sore tepat. Lindsay duduk di antara Kosasih dan Burhan. Lindsay masih bertanya-tanya di dalam hatinya, tentang perkataan gadis bernama Mora itu,"Andaikan kau tahu tentang betapa istimewanya kau di hatinya. andaikan kau tahu betapa banyak gadis yang merindukan perhatian Phoenix. tapi sejak empat tahun yang lalu, hanya kau yang ada

dihatinya. tidak ada yang bisa merebut hatinya dari mu. tidak juga Vayla, gadis yang memiliki segalanya."

Kata-kata gadis misterius itu, terus bermain-main di benak Lindsay. sehingga Lindsay tak pernah memberi respon saat Rafael tampan mencoba berbicara kepada nya. akhirnya Rafael tampan hanya bisa mengangkat bahu nya.

Lindsay baru sadar dari lamunannya, saat ada

pemberitahuan dari nahkoda kapal bahwa kapal sudah tiba di pulau sunyi. team pencari langsung bergerak turun. terjadi pertengkaran karena Nahkoda Kapal menolak untuk menunggu di pulau. Nahkoda berkeras untuk menunggu di tengah Laut dengan jarak sekitar lima kilometer dari Pantai Pulau Sunyi. rupanya ada sesuatu yang membuat mereka takut.

Lindsay terpaksa menuruti keinginan Nahkoda kapal ituu. team pun mulai bergerak ke pantai. Richard si ahli geologi, langsung menurunkan alat-alat nya dan mulai melakukan deteksi ke bagian pasir. Karena tidak menemukan sinyal apa-apa. Richard berjalan masuk ke bagian dalam dari pulau sunyi. anggota team lainnya mengawal

Richard dengan posisi siaga. Rafael tampan memilih untuk mengawal Lindsay.

Setelah berjalan beberapa saat, team pencari

dikagetkan dengan cahaya lampu yang berasal dari pepohonan sekitar 500 meter didepan mereka. kini semua mata tertuju ke arah Lindsay. Lindsay tidak tahu mengapa rekan-rekan team nya melihat dan seperti menunggu sesuatu dari nya.

"Terlalu beresiko kalau kita semua sama-sama maju ke tempat bercahaya terang itu. harus ada yang pergi duluan untuk melihat keadaan,"bisik Kosasih di telinga Lindsay. Lindsay pun sadar mengapa semua mata memandanginya. ternyata, mereka semua sedang menunggu petunjuk dari Lindsay

sebagai pemimpin team.

" Kalau begitu, saya minta Pak Rangga dan Pak Burhan untuk melihat keadaan di depan." perintah Lindsay ke Rangga dan Burhan.

Rangga dan Burhan segera mengiyakan dan langsung bergerak ke tempat yang memiliki cahaya terang itu.

"Belum terlambat kalau kalian ingin pergi dari sini,"terdengar suara seorang gadis, diikuti dengan kemunculan seseorang didekat Lindsay. orang yang muncul itu, adalah Mora, gadis yang pernah mencoba membawa Lindsay pergi.

Kosasih langsung bergerak untuk melindungi Lindsay, sementara anggota team lainnya, bergerak untuk mengepung Mora.

"Aku datang kesini untuk melindungi Lindsay. kemampuan kalian semua disini, tidak akan cukup, kalau orang-orang di depan itu sudah mulai mengamuk,"Kata Mora dengan tenang. Mora pun tidak melakukan gerakan yang

mencurigakan sehingga anggota team pencari lainnya, tidak memiliki alasan untuk menyerang Mora.

Beberapa saat kemudian, Rangga dan Burhan datang mendekat. perhatian semua orang pun di alihkan ke Rangga dan Burhan. Mereka berdua tampak terkejut melihat keberadaan Mora yang sedang duduk dengan santai

di tanah dengan dikelilingi anggota team lainnya.

" di depan ada sekitar 30 orang yang semuanya berpakaian merah. Mengelilingi seseorang yang berpakaian merah keemasan. tampaknya mereka sedang menunggu sesuatu.

"Tidak adakah tanda-tanda Rayna disana?"tanya Lindsay.

"Tidak ada. Tapi aku bisa saja menangkap salah satu dari mereka untuk kubawa kesini, untuk dimintai keterangan,"jawab Rangga.

"Huh. Coba aja kalau mampu." Kata Mora sambil mencibir.

"Dari tadi kau terlalu menganggap rendah kemampuan kami. kalau saja kamu lelaki sudah kupukul dari tadi,"kata cuplis dalam kemarahan memuncak.

" simpan saja kekuatanmu. Untuk menghadapi mereka. salah satu diantara mereka sedang menuju kesini,"kata mora santai sambil menunjuk ke depan. Dan benar saja, beberapa saat kemudian, seorang pemuda berpakaian merah tampak sedang berjalan menuju ke arah Lindsay dan kawan-kawan.

Rafael tampan langsung menyalakan flashlight besar untuk membantu menerangi tempat yang semula agak redup sinarnya.

Cuplis yang ingin menunjukkan kemampuan nya, langsung maju menyongsong orang berpakaian merah itu. awalnya Cuplis masih ingin bertanya, tapi, orang berpakaian merah

Itu sudah melakukan gerakan mendorong. Cuplis yang merupakan seorang ahli berkelahi one on one, langsung melakukan pukulan straight yang langsung mengenai wajah si orang berpakaian merah. Disusul dengan

beberapa pukulan cepat ke sekujur tubuh si orang berbaju merah.

Tapi semuanya mental tanpa ada hasil sedikit pun. seolah pukulan itu tidak berarti apa-apa buat si orang berbaju merah.

Dengan satu sentakan,si orang berbaju merah telah membuat Cuplis yang berbadan besar itu terlempar ke udara sekitar lima meter dari tanah dan jatuh ke tanah dengan bunyi

berdebum yang nyaring. anggota team lainnya saling berpandangan. sekarang mereka

menyadari ketangguhan lawan di depan mereka ini. tanpa ada perintah, mereka langsung mengepung si orang berbaju merah yang berhasil menumbangkan Cuplis, hanya

dengan satu sentakan itu.

Burhan melakukan pukulan dari kiri, sementara dari kanan, Sam melakukan tendangan taekwondo nya. si orang berpakaian merah seakan membiarkan dirinya dipukul dan ditendang beberapa kali oleh Burhan dan Sam. tidak kelihatan sama sekali ada perlawanan dari orang berbaju merah. bahkan orang berbaju merah itu sama sekali tidak pernah menghindar dari pukulan mereka berdua.

Tapi si orang berbaju merah, masih tetap berdiri gagah di tempatnya sementara Sam dan Burhan kini kelihatan kepayahan setelah

masing-masing membuat sekitar lima belas pukulan dan tendangan dengan kekuatan penuh yang akhirnya cukup menguras energi mereka berdua.

Si orang berbaju merah, kemudian maju dan memukul dengan dua pukulan yang kelihatan tidak memakai tenaga penuh tapi hasilnya membuat Burhan dan Sam sama-sama terpental dan muntah darah. melihat hal itu, tanpa sadar Rangga mundur selangkah

kebelakang. demikian pula dengan Rafael tampan. Kosasih tampak merogoh ke dalam bajunya namun langsung dicegah Mora.

"Jangan memakai senjata api. teman-teman nya akan datang kemari kalau mendengar suara tembakan, lagipula, senjata api seringan Deser Eagle milikmu itu tidak akan mampu membuat dia terluka. biar aku yang

menghadapi nya."

Setelah berkata seperti itu, Mora pun segera bergerak maju untuk berhadapan dengan si orang berbaju merah itu, Lindsay langsung

terpekik ngeri membayangkan apa jadinya dengan Mora kalau Mora dipukul orang berbaju merah itu. Mora langsung melakukan pukulan terarah ke orang berbaju merah, orang berbaju merah itu, masih mencoba melakukan demonstrasi seperti ketika

menerima pukulan dan tendangan dari Burhan dan Sam. tapi akibatnya, tubuh orang berbaju merah langsung tumbang seperti layang-layang yang putus talinya. ada jerit tertahan yang mengiringi nya saat melepas nyawanya.

Si orang berbaju merah langsung putus nyawanya di tangan gadis kecil bernama Mora.