Chereads / KUNGFU KUNO / Chapter 6 - Huntelaar

Chapter 6 - Huntelaar

Saat ini orang-orang berbaju merah, bersama pemimpin mereka yang berbaju merah keemasan, berlari dengan ketakutan menuju

ke arah tanah rata dalam pulau untuk masuk semakin ke arah dalam dari pulau sunyi.

Mora sendiri menyuruh team pencari untuk berlari ke arah bukit yang dipenuhi pohon-pohon besar. setelah berada di atas bukit tinggi. Mora menyuruh team pencari untuk diam di tempat dan tidak bersuara sama sekali. Mora langsung melakukan chatting di smartphone nya. entah dia sedang chatting dengan siapa, beberapa saat kemudian, dia baru bersuara.

"Temanku bilang, kita tidak diikuti kaum Huntelar. mereka sedang mengejar orang-orang berbaju merah itu."

"Apa itu kaum huntelar?" tanya Lindsay.

"Kaum huntelar itu, misi nya, adalah mencari

dan membunuh semua orang yang mempelajari kitab kuno, karena menurut keyakinan mereka, kungfu kuno bisa membuat banyak malapetaka terjadi di dunia ini." jawab Mora sambil sesekali memperhatikan smartphone nya.

"Berarti kita-kita yang tidak mempelajari kungfu kuno, tidak diburu mereka dong?" tanya Rafael tampan.

"Ya benar. Kalian memang tidak diburu kaum

Huntelar. tapi kalau aku tidak bersama kalian,

maka kalian akan jatuh ke tangan orang-orang

berbaju merah itu." Jawab Mora lagi

"Sebenarnya siapa orang-orang berbaju merah itu?"tanya Burhan.

"Mereka berasal dari sebuah perusahaan. salah satu dari tiga perusahaan yang kini

sedang menguasai dunia. nama perusahaan itu adalah, 'Scotsonian institut'. petinggi perusahaan ini adalah pihak yang

bertanggung jawab yang membuat kitab

kungfu kuno ditemukan. mereka lah yang memimpin dan membiayai penemuan sebuah situs kuno, tempat ditemukannya kitab-kitab kuno yang berisi kungfu kuno.di sekitar tahun 80-an."cerita Mora sambil kembali memperhatikan smartphone nya.

"Lalu, mengapa mereka hendak mencelakakan kami?"tanya Burhan.

"Mereka tidak mengenal kalian. dan tidak ada

kepentingan dengan kalian. tapi mereka cuma sedang ada keperluan di pulau ini. mereka datang ke pulau ini, dengan perintah untuk

membunuh siapapun yang ada di pulau ini. yang pasti nya, yang berdiam di pulau ini adalah kaum Legendar. tapi, kalau ada orang yang biasa disini yang melihat sepak terjang mereka, maka, mereka juga akan di bunuh supaya tidak banyak orang yang tahu tentang kungfu kuno itu. karena itulah dari awal aku sudah mencegah Lindsay untuk datang ke pulau ini malam ini, kalau Lindsay batal datang, pasti yang lain juga batal kesini. sehingga tidak perlu ada korban sia-sia. iya kan?" tanya Mora balik ke seluruh anggota team pencari. sebagian team pencari cuma

bisa manggut-manggut.

"HEY! LIHAT! pasukan baju merah itu dibuat keok oleh orang itu." kata Richard yang sedang melihat dari binokular infra red khusus untuk melihat di kegelapan malam milik nya.

Anggota team lainnya, langsung melihat dari

Binokular masing-masing. di bawah bukit di tanah lapang, terlihat pasukan berbaju merah yang tadi bertempur dengan Mora, kini sudah tumbang satu-persatu dibunuh oleh seorang tua yang botak di tengah kepalanya yang berpakaian jubah seperti pakaian di jaman Tiongkok kuno. Pemimpin dari pasukan baju merah, yaitu, orang berbaju merah keemasan tidak terlihat di sana.

Dalam waktu yang tidak terlalu lama, orang-orang berbaju merah itu sudah dihabisi

tanpa ada sisa sama sekali. setelah itu orang tua botak itu langsung berlari ke arah dalam dari pulau sunyi.

"Kemana pemimpin orang-orang baju merah tadi."tanya Rafael tampan.

"Kemungkinan dia sudah jauh. dia menyuruh anak buahnya untuk memperlambat huntelar tadi, untuk memberi waktu bagi dia untuk lari." kata Mora sambil matanya masih berkeliling mengawasi.

"Kasihan. Jadi anak buah itu, memang tidak enak. harus siap menjadi umpan supaya Bos nya bisa lari. ckckck,"kata Sam sambil menggelengkan kepalanya.

"Sssttttttttt. semuanya diam! jangan bersuara!"kata Mora tiba-tiba, sambil berjongkok. anggota team pencari lainnya,

langsung mengambil sikap diam.

Tiba-tiba terdengar bunyi seperti pintu besar dibuka, yang berasal dari dinding bukit sekitar dua puluh meter dari posisi team pencari. anggota team pencari langsung berjongkok

lebih dalam dan bersembunyi diantara rumput lebat dan tanaman yang ada di dekat mereka. ternyata di dinding bukit itu. ada sebuah pintu besar yang sedang terbuka dan dari pintu itu,

tiga orang sedang melangkah keluar.

Lindsay dan Kosasih tampak kaget, ketika melihat seorang diantara tiga orang itu. karena seseorang itu, bukan lain daripada Rayna. gadis yang sedang dicari mereka. tanpa sadar, Lindsay dan Kosasih langsung berdiri dan berteriak bersama.

"RAYNA."

Seorang diantara tiga orang itu langsung menoleh ke arah Lindsay dan Kosasih. orang itu langsung menghampiri Lindsay dan

Kosasih.

"Lindsay? pak Kosasih? mengapa bisa ada disini?"tanya orang itu, yang ternyata adalah Rayna.

"Kami datang mencari mu. Kakak mu yang

mengutus kami." Kata Lindsay yang langsung

dibenarkan Kosasih.

"Siapa mereka?" tanya orang yang bersama

Rayna, yang merupakan seorang nenek tua.

"Mereka diutus kakakku, untuk mencari ku,"

jawab Rayna sambil membungkuk hormat

ke nenek itu.

"Kita sudah mau pergi. kamu ikut gak?"kata si nenek dengan wajah galak.

"Ikut. Aku ikut." kata Rayna sambil berjalan mengikuti nenek tua dan seorang lagi yang merupakan seorang pemuda tampan yang

hanya berdiam diri sejak tadi.

"Tunggu! Non Rayna, kita kesini untuk

membawa mu pulang. kalau non Rayna tidak ikut, bagaimana pertanggungjawaban kami

ke keluarga Non Rayna," kata Rafael tampan sambil menghadang Rayna.

"Iya Rayna. kami hampir saja mati digebuk orang. untuk menemukan mu,"tambah Lindsay.

"Bilang ke keluarga ku, aku sedang belajar disini. atau begini saja, nanti aku hubungi

Kakakku lewat video call. kalian pulang saja dulu,"kata Rayna yang mulai mengikuti

langkah nenek tua dan pemuda tampan tadi.

yang sudah meninggal kan Rayna sejak tadi.

Rafael tampan dan Kosasih, tidak terima begitu saja. mereka langsung menghadang di depan Rayna. tiba-tiba, tubuh Rafael tampan dan Kosasih, terdorong ke samping, seperti daun kering yang dihempas angin kencang.

tak ampun lagi, tubuh ke dua orang itu langsung terlempar jauh dari posisi semula.

Dari kejauhan, terlihat jelas kalau si pemuda tampan yang berjalan dengan si nenek tua,

sedang menggerakkan tangannya, team pencari jadi maklum akan apa yang terjadi.

"Pemuda itu seorang legendar."kata Lindsay yang langsung diaminkan anggota team pencari yang lain.

Semua mata team pencari, diarahkan untuk mencari Mora yang diandalkan untuk menghadapi Legendar, tapi Mora tak ditemukan seolah menghilang. Rayna kini melangkah mengikuti si cowok tampan dan

nenek tua itu.

Team pencari putus harapan mereka merasa tidak memiliki kemampuan untuk mengambil Rayna dari cowok tampan dan nenek tua itu.

"Sssttt. apa mereka sudah pergi?"Tiba-tiba terdengar suara Mora yang sebelumnya menghilang kini kembali lagi.

"Darimana saja kau ini? apa kau takut dengan

pemuda tadi?"tanya Lindsay ke Mora yang baru saja muncul.

"Huh! Untuk apa aku takut pada Frence. aku pernah mengalahkannya dua kali. dia yang mestinya takut ketemu aku,"jawab Mora pongah.

"Kalau begitu, masak kamu takut sama nenek tua itu." tanya Sam sambil tertawa.

"Semakin tua, seorang legendar, Level kemampuan nya semakin tinggi. lihat saja Huntelar tadi dan memang nenek Hansa itulah yang aku takuti,"kata Mora sambil melihat-lihat kearah perginya Rayna, Frence dan Nenek Hansa tadi.