'Dasar pria tua menyebalkan!" Begitulah yang tampak dari sorot mata Hae Won terhadap Seo Jun yang kini tengah berpura-pura prihatin atas kejadian yang menimpa Hae Won di perburuan.
" Bagaiamana aku bisa begitu teledor membiarkanmu terluka dalam pengawasan pasukanku."
Hae Won mencoba menahan emosinya agar tidak mengamuk. Dalam pikiran Hae Won 'Dasar iblis jahat gila! Tua bangka munafik! Pria sepertimu seharusnya sudah punah sejak jaman dinasaurus saat itu!'
" Ayah, tidak perlu khawatir kau lihat sendiri kan aku baik-baik saja. Lagipula, bagaimana bisa pasukanmu yang kuat bisa dikalahkan semudah itu?"
" Syukurlah kau baik-baik saja. Aku ceroboh, hingga pasukanku tidak menyadari adanya bahaya."
" Ayah, ini bukan salah satu siasatmu kan? Ehem, maksudku, kita ini satu rekan bukan? Siapa tahu kalau kau yang merencanakan ini semua."
" Tentu saja bukan. Bagaimana bisa aku mengorbankan puteriku untuk rencana semacam ini."
" Baguslah, ternyata kau begitu mencintaiku. Benarkan, Ayah?"
" Tentu saja. Kau puteriku satu-satunya, dan kau adalah Ratu aku tidak akan mungkin berani menyentuhmu."
Hae Won tersenyum palsu, 'berpura-puralah sampai kau muak. Dasar bermuka dua.'
"Ayah aku lelah, bisa kau meninggalkan aku sendiri?"
" Tentu saja. Kau istirahat-lah sampai benar-benar pulih. Aku akan menjengukmu lagi nanti."
Seo Jun pun pergi meninggalkan Hae Won sendirian di kamarnya, dia sudah kembali dari kemah perburuan sejak 2 hari yang lalu. Dan selama itu pula dia tidak melihat kaisar mengunjunginya, maupun menanyakan kabar tentangnya, dan kaisar juga tidak berniat mengucapkan apapun atau sekedar memanggilnya ke istana kaisar.
" Dasar tidak tau terima kasih, jika aku tidak mengatakan rencana itu, dia pasti sudah terhunus pedang seperti yang ada di drama, dia dan Ratu sama-sama terhunus. Malahan disana hanya aku yang terluka, di kehidupan nyata jantungku saja sudah sakit, di sini aku malah terkena busur panah. Sial banget sih."
***
" Kasim Yang, apa kau mendengar kabar dari istana Ratu?" Kaisar bertanya seraya membaca dokumen-dokumen yang tergeletak di meja kecil di hadapannya.
" Yang Mulia- sebenarnya Hamba merasa ada yang aneh dengan Yang Mulia Ratu."
" Apa maksudmu?"
" Biasanya di istana Ratu hanya akan terdengar jeritan pelayan yang di hokum cambuk, atau gossip betapa kejamnya Ratu terhadap pelayannya yang berbuat kesalahan. Tapi kali ini, tidak ada Yang Mulia- bahkan keadaan berbanding terbalik, Yang Mulia Ratu bahkan sering dipuji oleh pelayan-pelayannya."
" Dan Yang Mulia." Kasim Yang menjeda ucapannya.
" Lanjutkan."
" Yang Mulia Ratu bahkan memberikan sebuah perhiasan kepada pelayannya yang berulang tahun. Dan dari yang Hamba dengar, Yang Mulia Ratu suka bersenandung, dia juga melakukan gerakan-gerakan aneh sambil bernyanyi."
" Yang Mulia, apakah Hamba perlu memanggil tabib untuk memeriksa kejiwaannya?"
" Tidak perlu."
Kaisar terdiam sejenak, dia berpikir, " Aku harus memastikan apakah ucapannya benar, atau dia hanya berpura-pura."
" Panggil cenayang terbaik ke sini."
" Yang Mulia, sejak kapan Anda percaya pada cenayang?"
" Panggilkan saja."
" Baiklah Yang Mulia."
" Dan satu lagi, besok, perintahkan Ratu hadir di pertemuan istana."
" Yang Mulia, bukankah Anda paling benci jika Ratu mencampuri urusan politik kerajaan?"
" Lakukan Saja."
" Baik Yang Mulia."
*Aku harus mengujinya, hanya dengan begitu aku akan tahu, siapa dia yang sebenarnya.*
***
Hae Won menatap pantulan dirinya di dalam cermin kamar, dia tersenyum mengamati setiap keindahan yang ada di cermin itu. " Wajah ini, benar-benar cantik, mirip sekali dengan diriku di kehidupan sebelumnya. Hanya saja tampak lebih dewasa dari wajahku sebelumnya. Bagaimana bisa ada dua aku di dua kehidupan? Aku yang di jaman modern adalah sosok protagonist, dan aku yang di jaman sekarang adalah sosok antagonis. Ya, karena ini tubuhku, maka aku akan menjaganya dengan baik."
" Tapi aku masih penasaran, kemana jiwa Seo Hwa pergi ya? Atau dewa naga menguncinya di suatu tempat?"
"Yang Mulia Ratu, bolehkah Hamba masuk?"
" Dayang Hae, masuklah."
" Yang Mulia Ratu, Yang Mulia kaisar memerintahkan Yang Mulia Ratu untuk datang ke kediamannnya malam ini."
" Malam ini?"
Hae Won memutar bola matanya malas, *dia mencariku setelah aku sembuh, dari kemaren dia bahkan tidak peduli pada Lukaku, bagaimana bisa ada orang setega itu?!*
" Baiklah aku akan menemuinya nanti malam." Tiba-tiba terbesit ide nakal di kepala Hae Won.
Malam Harinya-
" Yang Mulia Ratu telah tiba…"
" Persilahkan dia masuk."
Hae Won berjalan dengan anggunnya sejak dari istana Ratu hingga pintu masuk, namun begitu pintu kamar Kaisar terbuka, langkahnya berubah drastis, serratus persen sembrono. Dia bahkan tampak tidak niat memberi salam pada Kaisar.
" Salam Yang Mulia Kaisar, ada apa Anda memanggil Hamba yang rendahan ini?"
" Apa kau sedang menyindirku?"
" Tidak. Sama sekali tidak."
'terserahlah, aku sudah tidak punya rasa takut lagi pada pria ini. Toh aku memang bukan Ratu yang sebenarnya.'
" Bagaimana lukamu?"
" Kau bisa lihat. Perbannya masih tertempel."
" Oh. Setidaknya kau sudah bisa banyak bicara artinya kau sudah sembuh."
"Ck."
" Apa aku boleh duduk, kau bahkan membiarkan Ratu yang terluka ini berdiri." Hae Won merengut kesal.
Kaisar diam saja. Artinya boleh. Dia pun duduk, dan menatap hidangan yang ada di depannya. Dan arak. Yapp. Dia akan pura-pura mabuk, dengan begitu dia bisa membuat kekacauan di kamar kaisar. Kaisar itu tentu tidak akan menghukum orang mabuk kan?
"Ahh aku haus sekali. Boleh aku minum?"
" Tidak. Kenapa kau menyentuh gelas arak? Kau mau mengacaukan kamarku?"
Glekk. Bagaimana dia bisa tahu rencananya.
" Astaga. Kau negative thinking sekali."
" Neg- neg apa yang kau katakana?"
" Negative thingking. Kau tidak tahu kan? Artinya kau berpikiran buruk."
" Oh. Apa kau menemukan istilah itu dari negeri utara?"
" Negeri utara? Ini Bahasa barat tahu."
" Terserahlah. Aku tidak mengerti yang kau bicarakan. Mari bicarakan inti masalahnya."
" Apa? Kau mau aku membuktikan lagi apa aku benar bukan Hwa Young?" Hae Won mengambil manisan tanpa pikir Panjang, dia mengunyah itu seperti orang kelaparan.
" Kau- bisa saja menyusun rencana untuk memperdayaku. Kau tahu dirimu sangat licik." Kaisar menatap Hae Won lekat seolah tengah mengamati reaksinya. Tapi dia memang bukan Hwa Young jadi dia nyaman saja dengan makanannya. Dasar tidak sopan, dia bahkan tidak menghormati kaisarnya.
'untuk apa aku menghormati seorang kaisar yang hanya bisa memanfaatkanku saja,'
" Kau benar-benar tidak punya sopan santun ya." Kaisar tampak geram.
" Dikehidupanku tidak ada yang Namanya Kaisar, jadi mana mungkin aku tahu bagaimana cara menghadap kaisar."
" Ahh, kau benar-benar pandai menghayal rupanya."
" Ehem. Tunggu dulu. Sebelum mengataiku pandai menghayal aku ingin tahu, kau memanggilku kesini pasti karena penasaran bukan? Kau mulai mempercayaiku?"
" Mana mungkin. Aku tidak percaya pada hal yang tidak tampak dan tidak ada bukti."
" Baiklah. Akan kubuktikan."
Hae Won tampak berpikir. " Kau mau aku bagaimana?" ahhh, tiba-tiba Hae Won mengingat sesuatu. Kemudian dia menghitung tanggal dalam hatinya. Benar, dia ingat sesuatu. " Kau tahu, kerajaan selatan? Bukankah Kaisarnya memiliki 2 putera?"
" Apa hubungannya dengan pembuktian?"
" Dengarkan dulu. Begini, putera pertamanya, Chun Yi Suh, dia pria bijak tapi sedikit longgar, mudah percaya pada orang lain, kau menjalin persahabatan dengannya bukan? Eitss, tapi tunggu dulu, karena putera bungsunya, Chun Yi San. Pria yang diluar tampak lemah, namun berhati bringas dan kejam. Beberapa hari lagi, kau akan mendengar kabar kudeta dari negeri selatan."
" Apa yang kau katakan?! Jika kau menyebar berita bohong akan kupenggal."
" Kalau begitu buktikan saja, karena beberapa hari setelah kudeta itu, pasuka selatan yang dipimpin Chun Yi San akan menyerang perbatasan. Kau- akan bertarung, ya, bisa dibilang kau menang. Tapi setidaknya aku kan sudah tahu alurnya."
" Bagaimana kau bisa tahu?"
" Kan sudah kubilang, aku melihat semuanya."
" Aku benar-benar akan-"
" Ya, ya, kau akan menghukumku benar? Lakukan saja, tapi jika itu tidak terjadi. Kita tunggu saja."
Kali ini Hae Won tampil percaya diri, ini adalah alur yang pasti, karena alur ceritanya tidak bisa di ubah oleh Hae Won, kecuali jika dia campur tangan untuk menghentikan kudeta itu. tapi, kerajaan selatan tidak ada hubungan dengannya? Untuk apa dia ikut campur?
***